power point presentasi ahli madya bangunan perawatan gedung jenjang 8

1. UJI KOMPETENSI
FR.IA.04. PENJELASAN SINGKAT PROYEK TERKAIT /
KEGIATAN TERSTRUKTUR LAINNYA
FOTO ASESI
Skema Sertifikasi : Ahli Madya Perawatan Bangunan
Gedung
Jenjang : 8 (Delapan)
Nama Asesi : DENIES SUSANTO
NIK Asesi : 3603170812930002
Tgl. Asesmen : 19 APRIL 2024
TUK : TUK P3SM BEKASI
Nama Asesor : 1.
2.

2. PETUNJUK / INSTRUKSI
• Buatlah presentasi berdasarkan pengalaman anda dalam
melaksanakan pekerjaan di Proyek Konstruksi sebagai Ahli Madya
Perawatan Bangunan Gedung
• Materi yang disampaikan singkat dan padat
• Lampirkan foto/dokumen/gambar dalam slide presentasi ini sebagai
pendukung dalam presentasi anda
• Waktu untuk presentasi di hadapan Asesor ± 15 Menit
• Asesor akan menggali Kompetensi Asesi melalui pertanyaan untuk
Mendukung Tugas Praktik Demonstrasi

3. SUBSTANSI PRESENTASI
• Substansi yang harus disampaikan antara lain:
• Menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di bidang
kontruksi
• Melakukan Diagnosa Permasalahan Perawatan Bangunan Gedung
• Perhitungan Perkiraan Biaya pekerjaan perawatan bangunan gedung
• Menyusun dan memeriksa jadwal Kerja pelaksanaan perawatan bangunan
gedung
• Mengelola pekerjaan perawatan komponen-komponen bangunan gedung
• Pengujian kelayakan (Test dan Commissioning) hasil pekerjaan perawatan

4. Menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja di bidang kontruksi
1. Penilaian Risiko: Lakukan penilaian resiko secara menyeluruh untuk mengidentifikasi potensi bahaya di
tempat kerja konstruksi. Hal ini dapat mencakup penilaian terhadap bahan kimia, peralatan, proses kerja,
dan lingkungan kerja.
2. Penyusunan Kebijakan K3: Buat kebijakan K3 yang jelas dan terinci yang menetapkan komitmen
perusahaan terhadap keselamatan dan kesehatan kerja. Pastikan kebijakan ini mencakup tanggung jawab
manajemen, prosedur kerja yang aman, dan kewajiban pekerja.
3. Pengendalian Operasional : Pengendalian operasional berupa prosedur kerja/petunjuk kerja, yang harus
mencakup seluruh upaya pengendalian, antara lain:
• Menunjuk Penanggung Jawab Kegiatan SMK3 yang dituangkan dalam Struktur Organisasi K3
beserta Uraian Tugas;
• Upaya pengendalian berdasarkan lingkup pekerjaan;
• Prediksi dan rencana penanganan kondisi keadaan darurat tempat kerja;
• Program-program detail pelatihan sesuai pengendalian risiko;
• Sistem pertolongan pertama pada kecelakaan; dan
• Penyesuaian kebutuhan tingkat pengendalian risiko K3
4. Pelatihan dan Kesadaran: Berikan pelatihan K3 kepada semua pekerja, termasuk manajemen, supervisor,
dan pekerja lapangan. Pastikan mereka memahami bahaya potensial di tempat kerja dan tahu cara mengatasi
situasi yang berisiko.
Melaksanakan kegiatan Keselamatan Kerja
1. Semboyan-semboyan, poster-poster, tanda peringatan untuk keselamatan kerja, dipasang pada area
kerja sesuai dengan kebijakan yang berlaku.
2. Potensi bahaya yang mungkin timbul sampah, tumpahan oli, tumpahan bahan kimia dan yang sejenis,
dibersihkan dari area kerja.
APD (ALAT PELINDUNG DIRI)
APK (ALAT PELINDUNG KERJA)

5. Melakukan Diagnosa Permasalahan Perawatan Bangunan Gedung
Lakukan pemeriksaan visual
menyeluruh terhadap bangunan
gedung secara keseluruhan.
Perhatikan apakah ada retakan,
bocor, atau kerusakan lainnya
pada dinding, atap, lantai, dan
struktur bangunan lainnya.
Pemeriksaan Visual
Pemeriksaan Struktur
Bangunan
Pemeriksaan Sistem
Utilitas
Analisis Lingkungan
Periksa sistem utilitas seperti
listrik, air, dan ventilasi.
Pastikan semuanya berfungsi
dengan baik dan aman. Cek
juga sistem pemadam
kebakaran dan peralatan
keselamatan lainnya.
Perhatikan faktor lingkungan
seperti cuaca, kelembaban,
dan polusi udara. Hal-hal ini
dapat mempengaruhi kondisi
bangunan secara keseluruhan.
Periksa struktur bangunan
untuk memastikan tidak ada
kerusakan atau keausan yang
signifikan. Ini termasuk
mengevaluasi fondasi, kolom,
dan balok.
Pengukuran Kinerja
Lakukan pengukuran
kinerja bangunan terkait
dengan efisiensi energi,
kenyamanan pengguna,
dan faktor-faktor lain yang
Pemantauan dan Perawatan
Berkala
Setelah perbaikan dilakukan,
pastikan untuk melakukan
pemantauan dan perawatan
berkala secara teratur untuk
mencegah masalah serupa terjadi
di masa depan.

6. Perhitungan Perkiraan Biaya pekerjaan perawatan bangunan gedung
Perkiraan biaya untuk pekerjaan perawatan bangunan gedung
dapat bervariasi tergantung pada jenis perawatan yang
dibutuhkan, ukuran bangunan, kondisi saat ini, dan faktor-faktor
lainnya.
Perkiraan biaya perawatan bangunan
gedung meliputi evaluasi kebutuhan,
pengukuran lapangan, estimasi bahan
dan tenaga kerja, biaya material, biaya
subkontrak (jika ada), biaya overhead
dan profit, dana kontinjensi, dan
perencanaan anggaran. Komunikasi
dan koordinasi yang baik dan
pemantauan progres penting untuk
menghindari keterlambatan atau
kekurangan dana.

7. Menyusun dan memeriksa jadwal Kerja pelaksanaan perawatan bangunan gedung
Tentukan semua pekerjaan yang diperlukan untuk perawatan bangunan gedung, seperti
perbaikan struktur, pemeliharaan sistem, atau pengecatan.
Urutkan pekerjaan berdasarkan urgensi dan dampaknya terhadap keselamatan dan fungsi
bangunan.
Hitung perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masing-masing pekerjaan.
Atur pekerjaan sesuai dengan prioritas dan estimasi waktu yang telah ditentukan dalam
sebuah jadwal yang terperinci.
Lakukan pemantauan dan peninjauan berkala selama pelaksanaan proyek untuk
memastikan jadwal tetap relevan dan dapat disesuaikan jika diperlukan.

8. IDENTIFIKASI KERUSAKAN DAN PENYEBABNYA
Human
Eror
Usia
Bangunan
Lingkungan
Tidak ada
Pemeli
haraan
Bencana
Alam

9. Perbaikan dan perawatan bangunan gedung merupakan bagian
penting dalam memastikan bahwa bangunan tetap aman, fungsional,
dan nyaman bagi penghuninya
Perbaikan Struktural: Perbaiki kerusakan struktural
segera setelah terdeteksi. Ini termasuk retak pada
dinding, lantai yang rusak, atau kerusakan pada
fondasi. Jika dibiarkan tidak tertangani, kerusakan
struktural dapat mengancam keamanan bangunan
dan penghuninya.
Perawatan Sistem Listrik: Pastikan sistem listrik
bangunan berfungsi dengan baik dan mematuhi
standar keselamatan. Ganti kabel yang aus atau
rusak, periksa saklar dan stop kontak secara
Perawatan Sistem Pipa: Periksa sistem pipa
secara teratur untuk menghindari kebocoran atau
kerusakan. Pastikan bahwa pipa air bersih dan
saluran pembuangan berfungsi dengan baik.
Bersihkan saluran pembuangan dari endapan dan
cek kembali perpipaan untuk tanda-tanda korosi.

10. Perbaikan Lantai: Lantai dapat memerlukan perbaikan
karena aus, retak, atau lekukan yang terjadi akibat
penggunaan yang intensif atau proses alami penuaan.
Faktor lingkungan seperti kelembaban tinggi atau paparan
air yang berlebihan juga dapat menyebabkan kerusakan
pada lantai.
Perbaikan Atap: Periksa atap secara berkala untuk
memastikan tidak ada kerusakan atau kebocoran. Perbaiki
retak atau kerusakan pada atap segera untuk mencegah
kerusakan lebih lanjut akibat kelembaban.
Perawatan Eksterior: Lakukan perawatan pada
fasad dan eksterior bangunan untuk menjaga
penampilannya dan mencegah kerusakan lebih
lanjut. Ini termasuk cat ulang, perbaikan retak atau
kerusakan pada dinding, dan pemeliharaan pada
jendela dan pintu.

11. • Menambal retak-retak pada tembok, plesteran, dll.
• Memperbaiki pintu-pintu, jendela-jendela, mengganti kaca,
dll.
• Memperbaiki kabel-kabel listrik.
• Memperbaiki pipa-pipa air, pipa gas, saluran
pembuangan.
• Membangun kembali dinding-dinding pemisah, cerobong, pagar,
dll.
• Memplester kembali dinding-dinding
• Mengatur kembali genteng-genteng.
• Mengecat ulang, dll.
SOLUSI
KERUSAKAN
PERBAIKAN
ARSITEKTUR
Tujuannya adalah mengembalikan
bentuk arsitektur bangunan agar
semua perlengkapan/peralatan
dapat berfungsi kembali.
INTENSITAS KERUSAKAN STRUKTUR

12. Sumber-sumber Bahaya di Pekerjaan Perawatan
Bangunan
• Tempat kerja pembangunan, perbaikan, perawatan, pembersihan atau
pembongkaran bangunan termasuk bangunan pengairan, saluran, terowongan dsb.
• Dilakukan pekerjaan yang mengandung bahaya jatuh atau kejatuhan, terkena
pelantingan alat atau benda, tertimbun, terperosok, hanyut.
• Dilakukan pekerjaan dalam sumuran/lobang.
• Dilakukan pekerjaan dalam ketinggian diatas tanah atau perairan.
• Dilakukan pekerjaan dibawah tekanan, suhu yang tinggi atau rendah, cuaca yg
ekstrim.
• Dilakukan pekerjaan di dalam pengaruh radiasi atau gelombang elektromagnetik,
asap, debu.
• Dilakukan pekerjaan dalam ruangan terbatas (confined-space).

13. PENGENDALIAN RISIKO/SUMBER
BAHAYA
Pengendalian risiko atau pengendalian sumber bahaya yang dimaksud adalah
segala upaya untuk meniadakan risiko (CSP, 2018). Pengendalian risiko dapat
mengikuti Pendekatan Hirarki Pengendalian (Hierarchy of Control) risiko. Hirarki
pengendalian risiko adalah suatu urutan prioritas dalam pencegahan dan
pengendalian risiko yang mungkin timbul yang terdiri dari beberapa tingkatan secara
berurutan
1. Eliminasi
Eliminasi merupakan suatu pengendalian risiko yang bersifat permanen dan harus dicoba untuk diterapkan sebagai pilihan prioritas utama.
Eliminasi adalah cara untuk menghilangkan sumber bahaya.
Contoh: seorang pekerja harus menghindari bekerja di ketinggian namun pekerjaan tetap dilakukan dengan menggunakan alat bantu.
2. Substitusi
Substitusi adalah cara untuk mengganti metode atau alat/mesin/bahan yang lebih aman dan tingkat bahayanya lebih rendah.
Contoh: penggunaan tangga diganti dengan alat angkat mekanik kecil untuk bekerja di ketinggian.
3. Rekayasa Teknik
Rekayasa Teknik adalah cara untuk memodifikasi atau perancangan alat/mesin/tempat kerja yang lebih aman.
Contoh: menggunakan perlengkapan kerja atau peralatan lainnya untuk menghindari terjatuh pada saat bekerja di ketinggian.
4. Pengendalian Administrasi
Pengendalian administrasi adalah cara meniadakan risiko dengan membuat prosedur, aturan, pelatihan, tanda bahaya, rambu, poster, label,
atau merubah durasi kerja.
Contoh: pengaturan waktu kerja (rotasi tempat kerja) untuk mengurangi terpaparnya/ tereksposnya pekerja terhadap sumber bahaya, larangan
menggunakan telepon seluler di tempat tertentu, pemasangan rambu-rambu keselamatan.
5. Alat Pelindung Diri
Alat Pelindung Diri yang dimaksud adalah melengkapi tenaga kerja dengan alat pelindugan diri agar meniadakan risiko.
Contoh: Pemakaian kacamata las dan sarung tangan kulit pada pekerjaan pengelasan.
Pengendalian risiko juga dapat dilakukan dengan cara inspeksi. Inspeksi K3 adalah suatu upaya melakukan pemeriksaan atau mendeteksi
berbagai faktor (peralatan, proses kerja, material, area kerja, prosedur) yang berpotensi menimbulkan cedera, sehingga kecelakaan kerja
ataupun kerugian dapat dicegah atau diminimalkan. Ruang lingkup inspeksi K3 menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
05/PRT/M/2014 meliputi:
•Tempat kerja,
•Peralatan kerja,
•Cara kerja,
•Alat Pelindung Kerja,
•Alat Pelindung Diri,
•Rambu-rambu, dan
•Lingkungan kerja konstruksi sesuai dengan RK3K.
Kecelakaan merupakan risiko yang melekat pada setiap proses atau kegiatan yang berhubungan dengan pekerjaan. Pada setiap proses atau
aktifitas pekerjaan selalu ada risiko kegagalan (risk of failures). Saat kecelakaan kerja (work accident) terjadi, seberapapun kecilnya, akan
mengakibatkan kerugian (loss). Oleh karena itu, kecelakaan atau potensi kecelakaan kerja harus dicegah sedini mungkin.

14. PENGENDALIAN RISIKO/SUMBER BAHAYA
• Sepatu Kerja
Sepatu kerja (safety shoes) merupakan perlindungan terhadap kaki. Setiap pekerja konstruksi perlu memakai
sepatu dengan sol yang tebal supaya bisa bebas berjalan dimana-mana tanpa terluka oleh benda-benda tajam
atau kemasukan oleh kotoran dari bagian bawah. Bagian muka sepatu harus cukup keras supaya kaki tidak
terluka kalua tertimpa benda dari atas.
• Helm
Helm (helmet) sangat pentig digunakan sebagai pelindug kepala, dan sudah merupakan keharusan bagi setiap
pekerja konstruksi untuk mengunakannya dengar benar sesuai peraturan. Helm ini diguakan untuk
melindungi kepala dari bahaya yang berasal dari atas, misalnya saja ada barang, baik peralatan atau material
konstruksi yang jatuh dari atas

15. Mengelola pekerjaan perawatan komponen-komponen bangunan gedung

16. Lakukan pemeriksaan rutin secara
berkala untuk mengidentifikasi
tanda-tanda kerusakan atau
keausan pada balok, kolom, dan
lantai. Perhatikan retakan,
pergeseran, atau deformasi yang
mencurigakan.
Lakukan pemeliharaan preventif
seperti pengecatan, perawatan
pelindung permukaan, dan
perbaikan retak kecil untuk
mencegah kerusakan lebih lanjut.
Pemeliharaan Preventif
Pemeriksaan Rutin
Perhatikan kondisi permukaan
lantai, termasuk retakan,
kerusakan, atau keausan yang
mungkin mempengaruhi keamanan
dan kenyamanan pengguna
bangunan. Lakukan perbaikan atau
penggantian lapisan lantai yang
rusak atau aus.
Perawatan Lantai
Evaluasi kebutuhan untuk
penguatan struktural seperti
penambahan pelat baja, penguatan
beton, atau penambahan kolom
penyangga untuk meningkatkan
kekuatan dan stabilitas bangunan.
Penguatan Struktural

17. Pengujian kelayakan (Test dan Commissioning) hasil
pekerjaan perawatan
Pengujian kelayakan (test and commissioning) merupakan tahap penting dalam
mengevaluasi hasil pekerjaan perawatan bangunan gedung.
Perencanaan Pengujian: Tentukan jenis pengujian yang diperlukan untuk memverifikasi
bahwa pekerjaan perawatan telah dilaksanakan dengan benar. Ini bisa mencakup pengujian
struktural, pengujian kinerja sistem HVAC (tata udara), pengujian kebocoran air, dll.
Pengujian Fungsional: Lakukan pengujian fungsional terhadap semua sistem yang telah
direstorasi atau diperbaiki. Pastikan bahwa sistem-sistem ini berfungsi dengan benar dan sesuai
dengan spesifikasi yang ditetapkan.

18. CONTOH TEMUAN Potensi bahaya
Terjadi pelebaran keretakan yang dapat mengakibatkan
tersandung bagi yang melewati
REKOMENDASI
Perbaiki permukaan yang retak atau rusak yang
menyebabkan pelebaran keretakan. Ini dapat melibatkan
penggantian material lantai atau penambalan retakan
menggunakan bahan yang sesuai..

19. CONTOH TEMUAN
Potensi Bahaya
Kerusakan kaca gedung
yang dapat membahayakan
sekitar
rekomendasi
Mengganti kaca yang rusak dengan yang baru

20. SEKIAN & TERIMA KASIH