Keluarga dan sekolah sebagai lembaga pendidikanCNVIP
Kelompok 3 membahas peran penting keluarga dan sekolah sebagai lembaga pendidikan. Dokumen menjelaskan fungsi keluarga dalam membentuk karakter anak, seperti pembinaan moral, sosialisasi, dan pengasuhan. Sekolah membantu dengan pengajaran bermakna, bimbingan, perpustakaan, dan pengelolaan sekolah. Kerja sama antara keluarga, sekolah, dan masyarakat diperlukan dalam pendidikan anak.
Pengaruh lingkungan keluarga terhadap perkembangan karakter peserta didik di ...Anis Ilahi
Pendidikan karakter merupakan upaya untuk membentuk dan mengembangkan potensi kemanusiaan sehingga menghasilkan generasi yang kompeten dan berwatak (berakhlak) mulia. Upaya ini dimulai pertama kali dari keluarga, karena keluarga merupakan tempat pertama bagi anak dalam memperoleh pendidikan hidup.
Usaha pendidikan karakter melalui lingkungan keluarga dapat dilakukan setidaknya melalui 4 cara yaitu:keteladanan, pembiasaan, nasehat dan hukuman serta motivasi terhadap anak. Cara-cara tersebut dilaksanakan dengan pola yang baik yang diulangi secara terus menerus dan berlangsung secara konsisten. Pendidikan karakter dalam lingkungan keluarga merupakan amanah dan tugas serta kewajiban bagi kita semua. Pemahaman dan penyelarasan serta penyesuaiantentang lingkungan pendidikan keluarga serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari merupakan wujud tanggung jawab kita.
Tercapainya proses pendidikan karakter di dalam lingkungan keluarga bergantung pada keserasian antara orang tua, anak, cara yang digunakan serta lingkungan yang mendukung terjadinya proses pendidikan. Dengan demikian pelaksanaan proses pendidikan karakter dalam keluarga merupakan keterpaduan antara keteladanan, pembiasaan, nasehat dan motivasi serta kebersamaan yang berorientasi pada terciptanya keselarasan karakter untuk semua anggota keluarga.
Dokumen tersebut membahas tentang pengasuhan positif, yang mencakup prinsip-prinsipnya seperti kasih sayang, saling menghargai, serta mendukung tumbuh kembang anak secara optimal melalui komunikasi efektif dan disiplin positif. Dokumen ini juga menjelaskan peran orang tua dalam pengasuhan dan pendidikan anak melalui pemenuhan kebutuhan, penanaman nilai, serta pemahaman tahap perkembangan anak.
PARENTING KOBER MUSTIKA KANIA 2 DESEMBER 2022.pptxDansRoland
Pengasuhan positif adalah proses interaksi antara orang tua dan anak untuk mendukung perkembangan anak secara fisik, emosi, sosial, intelektual dan spiritual agar tumbuh menjadi pribadi yang sehat, cerdas dan berakhlak mulia. Prinsip utamanya adalah cinta, penghargaan, bebas dari kekerasan dan tidak membeda-bedakan anak. Orang tua perlu memahami tahap perkembangan, berkomunikasi efektif dan mener
Orang tua efektif memahami peran dan tanggung jawabnya dalam mengasuh dan mendidik anak untuk mengoptimalkan potensi anak secara utuh secara fisik, mental, dan sosial emosional agar menjadi anak yang saleh. Strategi menjadi orang tua efektif meliputi memiliki tujuan jelas dalam pendidikan anak, memahami tahap perkembangan anak, dan memberikan contoh perilaku yang baik.
Keluarga dan sekolah sebagai lembaga pendidikanCNVIP
Kelompok 3 membahas peran penting keluarga dan sekolah sebagai lembaga pendidikan. Dokumen menjelaskan fungsi keluarga dalam membentuk karakter anak, seperti pembinaan moral, sosialisasi, dan pengasuhan. Sekolah membantu dengan pengajaran bermakna, bimbingan, perpustakaan, dan pengelolaan sekolah. Kerja sama antara keluarga, sekolah, dan masyarakat diperlukan dalam pendidikan anak.
Pengaruh lingkungan keluarga terhadap perkembangan karakter peserta didik di ...Anis Ilahi
Pendidikan karakter merupakan upaya untuk membentuk dan mengembangkan potensi kemanusiaan sehingga menghasilkan generasi yang kompeten dan berwatak (berakhlak) mulia. Upaya ini dimulai pertama kali dari keluarga, karena keluarga merupakan tempat pertama bagi anak dalam memperoleh pendidikan hidup.
Usaha pendidikan karakter melalui lingkungan keluarga dapat dilakukan setidaknya melalui 4 cara yaitu:keteladanan, pembiasaan, nasehat dan hukuman serta motivasi terhadap anak. Cara-cara tersebut dilaksanakan dengan pola yang baik yang diulangi secara terus menerus dan berlangsung secara konsisten. Pendidikan karakter dalam lingkungan keluarga merupakan amanah dan tugas serta kewajiban bagi kita semua. Pemahaman dan penyelarasan serta penyesuaiantentang lingkungan pendidikan keluarga serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari merupakan wujud tanggung jawab kita.
Tercapainya proses pendidikan karakter di dalam lingkungan keluarga bergantung pada keserasian antara orang tua, anak, cara yang digunakan serta lingkungan yang mendukung terjadinya proses pendidikan. Dengan demikian pelaksanaan proses pendidikan karakter dalam keluarga merupakan keterpaduan antara keteladanan, pembiasaan, nasehat dan motivasi serta kebersamaan yang berorientasi pada terciptanya keselarasan karakter untuk semua anggota keluarga.
Dokumen tersebut membahas tentang pengasuhan positif, yang mencakup prinsip-prinsipnya seperti kasih sayang, saling menghargai, serta mendukung tumbuh kembang anak secara optimal melalui komunikasi efektif dan disiplin positif. Dokumen ini juga menjelaskan peran orang tua dalam pengasuhan dan pendidikan anak melalui pemenuhan kebutuhan, penanaman nilai, serta pemahaman tahap perkembangan anak.
PARENTING KOBER MUSTIKA KANIA 2 DESEMBER 2022.pptxDansRoland
Pengasuhan positif adalah proses interaksi antara orang tua dan anak untuk mendukung perkembangan anak secara fisik, emosi, sosial, intelektual dan spiritual agar tumbuh menjadi pribadi yang sehat, cerdas dan berakhlak mulia. Prinsip utamanya adalah cinta, penghargaan, bebas dari kekerasan dan tidak membeda-bedakan anak. Orang tua perlu memahami tahap perkembangan, berkomunikasi efektif dan mener
Orang tua efektif memahami peran dan tanggung jawabnya dalam mengasuh dan mendidik anak untuk mengoptimalkan potensi anak secara utuh secara fisik, mental, dan sosial emosional agar menjadi anak yang saleh. Strategi menjadi orang tua efektif meliputi memiliki tujuan jelas dalam pendidikan anak, memahami tahap perkembangan anak, dan memberikan contoh perilaku yang baik.
Remaja mengalami perubahan fisik dan kognitif yang pesat pada usia 12-21 tahun. Mereka mulai menemukan identitas diri dan membangun kemandirian. Orang tua perlu memberikan pengetahuan seksualitas yang tepat dan mendukung proses perkembangan remaja. Komunikasi positif dan dukungan psikososial penting untuk membantu remaja menghadapi tantangan masa transisi menuju dewasa.
Makalah ini membahas tentang permasalahan anak usia dini dan cara penanganannya. Beberapa permasalahan yang diuraikan meliputi anak yang agresif, belum berpikir kritis, dan respons guru dalam menangani anak bermasalah. Makalah ini juga memberikan pengertian permasalahan anak, jenis permasalahan, dan saran untuk menangani permasalahan anak secara dini.
Anak usia dini dapat mengalami berbagai permasalahan perkembangan dan perilaku yang dapat ditangani dengan pendekatan yang tepat oleh guru dan orang tua.
Dokumen tersebut membahas tentang pengasuhan positif, yaitu pola asuh yang memberikan kasih sayang, menghargai hak anak, dan mendukung tumbuh kembang anak secara optimal sejak dini hingga dewasa. Dokumen ini menjelaskan prinsip utama pengasuhan positif seperti cinta, penghargaan, bebas kekerasan, serta cara menerapkannya seperti komunikasi efektif dan disiplin positif.
Dokumen tersebut membahas tentang lingkungan pendidikan yang terdiri dari tiga lingkungan utama yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Ketiga lingkungan ini memiliki peran penting dalam pembentukan pribadi dan karakter anak didik melalui fungsi masing-masing lingkungan seperti pendidikan moral, pengembangan potensi, dan pemberian keahlian. Semakin baik ketiga lingkungan tersebut berfungsi, maka kualitas pendidikan yang diterima
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang permasalahan yang dihadapi anak usia dini di TK kelas B. Terdapat beberapa kasus anak yang mengalami masalah, salah satunya adalah Reza yang mengalami masalah pada aspek sosial emosional dan bahasa karena takut dan pelafalan bahasanya kurang jelas. Untuk menangani masalah tersebut, guru melakukan beberapa teknik seperti meng
Dokumen tersebut memberikan panduan antisipasi kepada orang tua tentang perkembangan bayi pada usia 0-12 bulan dan toddler hingga usia sekolah, serta memberikan informasi mengenai pencegahan cedera pada masa bayi."
Kegiatan penguatan bagi guru-guru SMA Nurul Fikri Boarding School Lembang bertujuan untuk membantu guru memahami keragaman siswa, menyadari persepsi dan implikasi hukuman, serta mengembangkan teknik disiplin positif. Peserta diharapkan memahami keragaman siswa, menyadari tujuan perilaku salah, dan mampu menerapkan disiplin positif.
Dokumen tersebut membahas tentang pengaruh teknologi informasi terhadap anak selama pandemi, tantangan belajar daring yang dihadapi anak, serta tips dan peran orang tua dalam mendukung perkembangan anak di masa pandemi."
Dokumen tersebut merangkum tentang psikologi perkembangan anak, mulai dari masa perkembangan anak, kebutuhan dasar, aspek perkembangan, tugas perkembangan, hingga strategi guru dalam pembelajaran anak sekolah dasar.
Remaja mengalami perubahan fisik dan kognitif yang pesat pada usia 12-21 tahun. Mereka mulai menemukan identitas diri dan membangun kemandirian. Orang tua perlu memberikan pengetahuan seksualitas yang tepat dan mendukung proses perkembangan remaja. Komunikasi positif dan dukungan psikososial penting untuk membantu remaja menghadapi tantangan masa transisi menuju dewasa.
Makalah ini membahas tentang permasalahan anak usia dini dan cara penanganannya. Beberapa permasalahan yang diuraikan meliputi anak yang agresif, belum berpikir kritis, dan respons guru dalam menangani anak bermasalah. Makalah ini juga memberikan pengertian permasalahan anak, jenis permasalahan, dan saran untuk menangani permasalahan anak secara dini.
Anak usia dini dapat mengalami berbagai permasalahan perkembangan dan perilaku yang dapat ditangani dengan pendekatan yang tepat oleh guru dan orang tua.
Dokumen tersebut membahas tentang pengasuhan positif, yaitu pola asuh yang memberikan kasih sayang, menghargai hak anak, dan mendukung tumbuh kembang anak secara optimal sejak dini hingga dewasa. Dokumen ini menjelaskan prinsip utama pengasuhan positif seperti cinta, penghargaan, bebas kekerasan, serta cara menerapkannya seperti komunikasi efektif dan disiplin positif.
Dokumen tersebut membahas tentang lingkungan pendidikan yang terdiri dari tiga lingkungan utama yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Ketiga lingkungan ini memiliki peran penting dalam pembentukan pribadi dan karakter anak didik melalui fungsi masing-masing lingkungan seperti pendidikan moral, pengembangan potensi, dan pemberian keahlian. Semakin baik ketiga lingkungan tersebut berfungsi, maka kualitas pendidikan yang diterima
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang permasalahan yang dihadapi anak usia dini di TK kelas B. Terdapat beberapa kasus anak yang mengalami masalah, salah satunya adalah Reza yang mengalami masalah pada aspek sosial emosional dan bahasa karena takut dan pelafalan bahasanya kurang jelas. Untuk menangani masalah tersebut, guru melakukan beberapa teknik seperti meng
Dokumen tersebut memberikan panduan antisipasi kepada orang tua tentang perkembangan bayi pada usia 0-12 bulan dan toddler hingga usia sekolah, serta memberikan informasi mengenai pencegahan cedera pada masa bayi."
Kegiatan penguatan bagi guru-guru SMA Nurul Fikri Boarding School Lembang bertujuan untuk membantu guru memahami keragaman siswa, menyadari persepsi dan implikasi hukuman, serta mengembangkan teknik disiplin positif. Peserta diharapkan memahami keragaman siswa, menyadari tujuan perilaku salah, dan mampu menerapkan disiplin positif.
Dokumen tersebut membahas tentang pengaruh teknologi informasi terhadap anak selama pandemi, tantangan belajar daring yang dihadapi anak, serta tips dan peran orang tua dalam mendukung perkembangan anak di masa pandemi."
Dokumen tersebut merangkum tentang psikologi perkembangan anak, mulai dari masa perkembangan anak, kebutuhan dasar, aspek perkembangan, tugas perkembangan, hingga strategi guru dalam pembelajaran anak sekolah dasar.
Disampaikan pada Sharing Session BPSDM Provinsi Kalimantan Tiimur
Samarinda, 21 Juni 2024
Dr. Tri Widodo W. Utomo, SH. MA.
Deputi Bidang Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN RI
Disampaikan pada Diskusi Pendalaman Instrumen Evaluasi Pelaksanaan Penyederhanaan Birokrasi dan Penyetaraan Jabatan, Sekretarian Eksekutif KPRBN
Jakarta, 21 Juni 2024
Dr. Tri Widodo W. Utomo, SH. MA.
Deputi Bidang Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN RI
Evaluasi Penyederhanaan Birokrasi & Penyetaraan Jabatan
Peran Pemerintah dlm Pengem. AUD dlm Pemb Karakter Kel_19052016 Htl KC.pptx
1.
2. Peran Pemerintah Dalam Pengembangan
Anak Usia Dini dalam Rangka Pembinaan
Karakter Keluarga
Disampaikan Oleh:
R. Ella Yulaelawati R. M.A. Ph.D
Direktur Pembinaan Pendidikan Anak Usia Din
Kartika Chandra Hotel, Kirana Ballroom
Kamis, 19 Mei 2016
4. Padahal menurut para ahli
90 persen otak berkembang sebelum
usia 5 tahun
Puncak perkembangan pengamatan, pendengaran, dan bahasa
berkembang pada 1000 hari pertama (janin – 2 thn) hingga sebelum
usia 5 tahun
5. Kurikulum 2013
Pendidikan Anak Usia Dini
mendorong perkembangan optimal potensi
peserta didik
Pengalaman Belajar Bermakna
Memiliki kesiapan menempuh jenjang
pendidikan selanjutnya
sikap
spiritual
sikap
sosial
pengetahuan keterampilan
6. Uraian tentang kompetensi inti PAUD…
Cakupan Uraian
KI-1 Menerima ajaran agama yang dianutnya
KI-2 Memiliki perilaku hidup sehat, rasa ingin tahu, kreatif dan estetis,
percaya diri, disiplin, mandiri, peduli, mampu bekerja sama, mampu
menyesuaikan diri, jujur, rendah hati dan santun dalam berinteraksi
dengan keluarga, pendidik dan/atau pengasuh, dan teman
KI-3 Mengenali diri, keluarga, teman, pendidik dan/atau pengasuh,
lingkungan sekitar, teknologi, seni, dan budaya di rumah, tempat
bermain dan satuan PAUD dengan cara: mengamati dengan indra
(melihat, mendengar, menghidu, merasa, meraba); menanya;
mengumpulkan informasi; mengolah informasi/mengasosiasikan,dan
mengkomunikasikan melalui kegiatan bermain
KI-4 Menunjukkan yang diketahui, dirasakan, dibutuhkan,dan dipikirkan
melalui bahasa, musik, gerakan, dan karya secara produktif dan
kreatif, serta mencerminkan perilaku anak berakhlak mulia
8. Permendikbud No 23 tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti
Penumbuhan Budi Pekerti (PBP) adalah kegiatan pembiasaan sikap dan perilaku positif di sekolah
yang dimulai sejak dari hari pertama sekolah.
Tujuan PBP adalah:
1. Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan bagi siswa, guru, dan tenaga
kependidikan;
2. Menumbuhkembangkan kebiasaan yang baik sebagai bentuk pendidikan karakter sejak di
keluarga, sekolah dan masyarakat;
3. Menjadikan pendidikan sebagai gerakan yang melibatkan pemerintah, pemerintah daerah,
masyarakat dan keluarga; dan /atau
4. Menumbuhkembangkan lingkungan dan budaya belajar yang serasi antara keluarga, sekolah
dan masyarakat.
Pelaksana PBP:
1. Siswa
2. Guru
3. Tenaga Kependidikan
4. Orangtua/wali
5. Komite Sekolah
6. Alumni; dan/atau
7. Pihak-pihak yang terkait dengan kegiatan pembelajaran disekolah.
8
9. Kegiatan Gerakan Penumbuhan Budi Pekerti melalui
pembiasaan-pembiasaan:
1. Menumbuhkembangkan Nilai-nilai Moral dan
Spiritual
2. Menumbuhkembangkan Nilai-nilai Kebangsaan dan
Kebhinnekaan
3. Mengembangkan Interaksi Positif Antara Peserta
Didik dengan Guru dan Orangtua
4. Mengembangkan Interaksi Positif Antar Peserta
Didik
5. Merawat Diri dan Lingkungan Sekolah
6. Mengembangkan Potensi Diri Peserta Didik Secara
Utuh
7. Pelibatan Orangtua dan Masyarakat di Sekolah
9
15. 15
INTERVENSI
HABITUASI
Perilaku
Berkarakter
MASYA-
RAKAT
PROSES PEMBUDAYAAN DAN PEMBERDAYAAN
Agama, Pancasila,
UUD 1945,
UU No. 20/2003 ttg
Sisdiknas
Teori
Pendidikan,
Psikologi,
Nilai, Sosial
Budaya
Pengalaman terbaik
(best practices)dan
praktik nyata
Nilai-nilai
Luhur
PERANGKAT PENDUKUNG
Kebijakan, Pedoman, Sumber Daya,
Lingkungan, Sarana dan Prasarana,
Kebersamaan, Komitmen pemangku
kepentingan.
PENDIDIKAN KARAKTER
KELUARGA
SATUAN
PENDIDIKAN
19. OLAH PIKIR
FATHONAH
THINKER
KECERDASAN INTELEKTUAL
Cerdas
OLAH HATI
SIDDIQ
BELIEVER
KECERDASAN SPIRITUAL
Jujur
OLAH RAGA (KINESTETIK)
AMANAH
DOER
KECERDASAN SOSIAL
Bertanggung jawab
OLAH RASA
TABLIGH
NETWORKER
KECERDASAN EMOSIONAL
Peduli dan Kreatif
20. PILAR KELUARGA
20
KARAKTER UTAMA INTERVENSI HABITUASI
Jujur, bertanggung-
jawab
Tujuan:
• Seluruh anggota keluarga memiliki persepsi,
sikap, dan pola tindak yang sama dalam
pengembangan karakter
Strategi:
Orangtua
Penegakan tata tertib dan etiket/budi pekerti
dalam keluarga
• Penguatan perilaku berkarakter
• Pembelajaran kepada anak
PAUD :
• Pertemuan orangtua
• Kunjungan ke rumah
• Buku penghubung
• Pelibatan orang tua dalam kegiatan sekolah
Pemerintah :
• Fasilitasi pemerintah untuk keluarga
Tujuan:
• Terbiasanya perilaku
yang berkarakter
dalam kehidupan
sehari-hari
Strategi:
• Keteladanan orang tua
• Penguatan oleh
keluarga
• Komunikasi antar
anggota keluarga
Cerdas
Sehat dan bersih
Peduli dan kreatif
20
21. A. Upaya Pencegahan oleh Orangtua
Pencegahan Nilai Karakter
1. Aturan Keamanan Pribadi Anak
Ajarkan anak menamai anggota tubuh
mereka dengan benar, khususnya anggota
tubuh anak yang pribadi yang harus dijaga
dan dilindungi.
Kebersihan dan Kesehatan
2. Ajarkan pada anak bahwa merekalah
“bos/pemilik tubuh mereka sendiri”
Anak-anak boleh bahkan diharuskan
mengatakan TIDAK atau STOP ketika
mereka menerima perlakuan yang tidak
diinginkan atau perbuatan yang tidak
pantas.
Jujur, Amanah, Bertanggungjawab
22. Lanjutan…..
Pencegahan Nilai Karakter
3. Jelaskan pada anak tentang tiga jenis
sentuhan
a. Sentuhan yang aman, ditujukan pada
anak untuk menunjukkan rasa sayang
orang tua atau saudara dekat pada anak
seperti memeluk, mengelus punggung
atau rambut, atau dokter memeriksa
pasiennya.
b. Sentuhan yang tidak aman, adalah
sentuhan yang menyakiti seperti
memukul, mencubit dll.
c. Sentuhan yang tidak diinginkan,
Seperti pelukan atau sentuhan lain pada
anggota tubuh yang pribadi dari orang
lain (selain orang tua, pengasuh, dokter
atau tenaga medis) .
Ramah dan saling menghargai
23. Lanjutan…..
Pencegahan Nilai Karakter
4. Ajarkan kepada anak untuk mempercayai
perasaannya
Anak-anak dibekali oleh Tuhan dengan
perasaan yang tajam sehingga dapat
mengenali bagaimana perasaan dan
perlakuan orang lain terhadapnya.
Sportif, tangguh, andal, bersahabat
5. Kenalkan kepada anak bedanya : orang
asing, kenalan, teman, sahabat dan
kerabat.
Berempati, berani mengambil resiko
6. Ajarkan perbedaan rahasia baik dan
rahasia buruk
Salah satu strategi yang kerap kali
dilakukan oleh pelaku pelecehan seksual
adalah mengajak anak untuk bermain
rahasia-rahasiaan. Sebab, terkadang
dengan menyimpan rahasia orang lain
membuat anak bersemangat dan merasa
lebih istimewa.
Kooperatif, jujur, amanah
24. Lanjutan…..
Pencegahan Nilai Karakter
7. Yakinkan pada anak bahwa orang tua dan
keluarga selalu melindungi dan menjaga
mereka.
Pernyataan ini sangat penting diperlukan
untuk memberikan rasa aman dan
kekuatan dalam diri anak
Kooperatif, jujur, bertanggungjawab
8. Mengajarkan cara bereaksi terhadap
tindakan mencurigakan
Terdapat empat panduan yang bisa Anda
ajarkan kepada anak untuk bereaksi saat
ada orang asing yang berperilaku tidak
wajar kepada mereka.
Pantang menyerah, berjiwa patriotic
25. Lanjutan…..
Pencegahan Nilai Karakter
9. Ajarkan juga mengenai aturan keamanan
pribadi anak lainnya :
• Tidak baik menyentuh anggota tubuh
terutama yang bersifat pribadi
• Tidak baik menyentuh anggota tubuh
pribadinya sendiri atau orang lain di
depan umum
• Tidak baik meminta orang lain
menyentuh anggota tubuhnya yang
pribadi
• Tidak baik jika orang lain meminta anak
untuk membuka atau menanggalkan
bajunya
Cerdas, kritis, inovatif, ingin tahu, berfikir
terbuka.
28. A. Penanganan Kejahatan Seksual
1. Tanda-tanda yang harus diketahui oleh Pendidik dan
orang tua jika telah terjadi kejahatan seksual pada
anak
a. Tanda perubahan fisik : luka, pendarahan, memar,
perubahan cara berjalan/duduk.
b. Tanda perubahan perilaku : Tidak mau sekolah,
takut, murung, lesu, tidak bisa konsentrasi, prestasi
menurun, kemunduran perilaku (regresif),
menyakiti diri sendiri
c. Tanda perubahan social : menyendiri,
pendiam/agresif
29. 1. Langkah Penanganan Kejahatan Seksual Pada
Anak
a. Peka akan perubahan anak (fisik, perilaku, sosial)
b. Dengarkan apa yang dikatakan anak dengan penuh
perhatian, penuh kasih, dan tunjukkan sikap
mendukung
c. Percaya apa yang dikatakan anak: selalu ada sebutir
kebenaran dalam pengungkapan
d. Berikan dukungan, jangan marahi anak dan yakinkan
anak bahwa dugaan kekerasan bukanlah kesalahannya
e. Yakinkan kepada anak bahwa kita mempercayai
ucapannya dan ia telah melakukan tindakan yang tepat
dengan bercerita kepada kita
30. f. Menanyakan hal-hal yang diperlukan (melalui lisan atau
gambar) untuk pelaporan guna diproses langkah selanjutnya.
Misalnya dengan kalimat “Bagaimana dan kapan
terjadinya?”, “Siapa yang melakukan hal tersebut?”
g. Bila anak mengalami kejahatan seksual di sekolah, maka
segera dilaksanakan advokasi berupa penyelesaian secepat
mungkin permasalahan tersebut dengan memihak kepada
anak.
31. Perkembangan sosial dan emosional
• Kepekaan
• Percaya diri
• Merasa mampu
• Kemampuan untuk berinteraksi dengan baik terhadap
teman sebaya, guru dan orang dewasa lain
• Kemampuan untuk menunjukkan pemahaman,
mengidentifikasi, dan menyampaikan perasaannya
• Mengelola emosi secara konstruktif
• Mengembangkan empati
• Mengerjakan tugas dengan tepat
• Mengikuti arahan/petunjuk
32. Daftar cek keterampilan sosial
Bergaul dengan teman sebaya secara positif
Menyampaikan kemauan/kebutuhannya dengan jelas dan
tepat
Tidak mudah terpengaruh/terancam dengan “bully”
Menyampaikan kekecewaan dan kemarahan secara positif
Mudah bekerjasama dalam permaian dan pengerjaan tugas
bersama teman sebaya
Berpartisipasi dalam diskusi dan kegiatan
Kemampuan mengambil giliran/ antri
Menunjukkan perhatian terhadap teman sebaya
Dapat berkompromi dengan teman sebaya
Dapat menerima keberagaman
Dapat menggunakan komunikasi nonverbal yang tepat
33. Interaksi anak dengan lingkungan
• Gunakan prinsip pendidkan untuk pembangunan
berkelanjutan
• Kembangkan kepedulian terhadap lingkungan
• Mengelola sampah
• Menghargai budaya lokal
• Menanam dan memelihara pohon
• Menggunakan air secara hemat
• Mencuci tangan dan membiasakan hidup bersih
• Makanan bergizi dan jajanan sehat
35. Mengelola Emosi
Pembelajaran
• Mengenali bentuk-bentuk
emosi
– Nanti temanmu kecewa atau
marah bila kamu bertindak
seperti ini
• Menerima perasaan
– Tidak apa-apa kamu kecewa
bila dibiarkan oleh temanmu
• Mendorong tanggapan yang
tepat
– Bagaimana seharuska kamu
bersikap untuk mengatasi
perasaan ini?
Mengelola konflik
• Bantulah anak untuk
mengatasi perasaannya sesuai
keadaan
– Apakah menangis akan
memperbaiki mainanmu yang
rusak?
• Bantulah anak mengatakan
perasaannya
– Bagaimaan perasaanmu bila
diperlakukan tidak adil?
• Sarankan sikap alternatif
– Aapakah kamu akan merasa
lebih baik bila meminta maaf?
36. Mengelola kemarahan
Pembelajaran
• Kemarahan belum tentu memecahkan
masalah
• Mengenali kemarahan anak dalam interaksi
dengan teman sebaya
• Menenangkan anak yang marah
• Cara-cara yang tepat menyampaikan
kemarahan
37. Teknik Kura-kura
Merasa
marah.
“Berpikir ”
Stop- berhenti
marah.
Masuk ke rumah kura-
kura. Ambil nafas
dalam-dalam satu, dua,
tiga kali. Menenangkan
diri dan dengan tenang
berpikir untuk
mengatasi kemarahan
Keluar dari rumah
kura-kura setelah
tenang, berpikir
dan
melaksanakan
penyelesaian
masalah yang
menimbulkan
kemarahan
38. OPTIMASI PERKEMBANGAN SOSIAL
EMOSIONAL ANAK
Untuk mencapai perkembangan sosial emosional secara
optimal, anak usia dini membutuhkan tiga hal, yaitu:
• Kebutuhan ASUH adalah kebutuhan akan nutrisi,
perawatan kesehatan, beraktivitas, istirahat, pemberian
imunisasi dasar lengkap, perumahan, pakaian, dan
perawatan kesehatan dasar.
• Kebutuhan ASIH yaitu pemberian kasih sayang.
Pemberian kasih sayang akan memberikan rasa aman
dan percaya diri pada anak. Basic trust atau konsep
dasar percaya diri pada anak perlu dibentuk sejak dini,
terutama pada satu tahun pertama kehidupan anak.
• Kebutuhan ASAH yaitu stimulasi yang diberikan sesuai
dengan tahapan usia anak.
39. 1. Stereotipi : Pelabelan negatif
terhadap salah satu jenis
kelamin
Misal:
• Perempuan Domestik
• Laki-Laki Publik
2. Sub – ordinasi : Alokasi posisi
dimana salah satu jenis kelamin
diposisikan lebih penting jenis
kelamin lain
Misal :
• Laki-Laki Direktur,
Perempuan Sekretaris
• Laki-Laki Dokter, Perempuan
Perawat, dll.
Bentuk Ketidakadilan Gender:
3. Marginalisasi : Peminggiran
ekonomi karena jenis kelamin
Misal : Pelatihan teknologi
diprioritaskan untuk laki-laki
4. Kekerasan :
• Kekerasan Fisik
• Kekerasan Psikologis
• Kekerasan Ekonomi
• Kekerasan Seksual
5. Beban Ganda :
Kerja Domestik + kerja publik
tanpa disertai dengan
pembagian peran yang adil.