1. DIMENSI DAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN
RESUME INI DI TULIS UNTUK MEMENUHI TUGAS
MATA KULIAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Disusun oleh:
1.Nisa Kurnia (2130204098)
2.Resti Adelicka (2130204099)
Dosen pengampu:
Dra.,Enok Rohayati,M.Pd.I
PROGAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
TAHUN 2021
2. ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmnirrohim,
Segala puji bagi allah ﷻ yang telah memberikan nikmat kepada kita semua,sehingga kita
masih di beri kesempatan untuk berkumpul pada hari ini, di tempat yang in shaa allah
diberkahi ini, sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada junjungan nabi besar kita nabi
muhammad ﷺ yang mana syafaatnya kita tunggu tunggu di akhirat kelak, aamiin.
Alhamdulillah dengan ridho dan segala kemudahan dari allah ﷻ saya dan teman saya dapat
menyelesaikan tugas resume psikologi pendidikan dengan tema “Dimensi dan tugas-tugas
perkembangan” yang berisikan tentang bagaimana dimensi dan tugas-tugas perkembangan
Penulisan resume ini dibuat berdasarkan tugas mata kuliah psikologi yang di tugaskan oleh
DRA.,ENOK ROHAYATI M,PD.I
harapan kami semoga penulisan resume ini dapat memberikan pengetahuan serta menambah
pengalaman pembaca untuk memperbaiki resume ini dengan yang lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam resume ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang sifatnya membangun dari pembaca demi kesempurnaan resume ini.
Palembang, juni 2022
DAFTAR ISI
3. iii
KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................2
1.3 Tujuan masalah................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................3
A. Dimensi-dimensi perkembangan individu...........................................................3
B. Tugas-tugas perkembangan siswa........................................................................5
C. Problema anak usia sekolah.................................................................................7
D. Perkembangan anak dan praktik pembelajaran....................................................8
BAB III PENUTUP..............................................................................................................10
2.1 Kesimpulan ......................................................................................................................10
2.2 Saran ................................................................................................................................10
4. 1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sebuah kegiatan belajar-mengajar merupakan salah satu cara memenuhi fungsi
pendidikan nasional yang mana untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa dan martabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa dan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang cerdas,
beriman dan percaya kepada Tuhan yang Maha Esa.
Usaha yang nantinya dapat dilakukan oleh seorang pendidik yang berkualitas
adalah memahami bagaimana peserta didiknya.
Dalam kegiatan belajar mengajar, anak adalah subjek dan objek dari kegiatan
pengajaran. Kegiatan pengajaran akan tercapai bila peserta didik berusaha aktif untuk
mencapainya.
Belajar-mengajar adalah sebuah proses interaksi antara peserta didik dan guru.
Peranan guru sebagai pembimbing mengacu pada banyaknya peserta didik yang
bermasalah (Hamiyah dan Jauhar, 2014:14).
Masing-masing peserta didik memiliki karakter yang berbeda antara satu
dengan yang lain. Peserta didik dapat dilihat dari perbedaan kemampuan masing-
masing anak.
Oleh sebab itu, secara spesifik pendidik harus mengetahui bagaimana anak
didiknya secara mendalam. Perlu dilakukannya evaluasi terpusat dari bagaimana
memahami dimensi, tugas-tugas, tahapan perkembangan bahkan sampai pada
problema peserta didik yang sering terjadi. Sebagai pedoman dalam pencapaian setiap
kegiatan belajar-mengajar, pengajar diwajibkan mampu merumuskan tujuan
pembelajarannya serta memahami karakteristik perilaku dan kemampuan peserta
didiknya.
5. 2
B. Rumusan Masalah
Sebagaimana yang telah jelas dari latar belakang yang telah tercantum di atas
,penulis dapat menyimpulkan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa dimensi – dimensi perkembangan individu ?
2. Apa saja tugas – tugas perkembangan siswa ?
3. Bagaimana problem anak usia sekolah ?
4. Bagaimana Perkembangan Anak dan Praktik Pembelajaran ?
C. Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan yang ingin di capai dalam
pembuatan resume ini adalah untuk :
1. Untuk mengetahui apa saja dimensi-dimensi perkembangan individu !
2. Untuk mengetahui Apa saja tugas – tugas perkembangan siswa !
3. Untuk mengetahui problem anak usia sekolah !
4. Untuk mengetahui Bagaimana Perkembangan Anak dan Praktik Pembelajaran !
6. 3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Dimensi-Dimensi Perkembangan Individu
Perkembangan manusia dapat dilihat dari multidimensi, baik fisik maupun
nonfisik. Perkembangan itu umumnya berlangsung secara sistematis, progresif, dan
berkelanjutan. Dan untuk hal-hal yang bersifat nonfisik, bisa saja sifat
perkembangannya berlangsung secara acak. Dimensi-dimensi perkembangan
individu, termasuk peserta didik dapat digolongkan menjadi :
1. Perkembangan fisik. Perkembangan fisik individu mencakup aspek-aspek anatomis
dan fisiologis. Perkembangan anatomis berupa perubahan kuantiatif pada struktur
tulang, tinggi dan berat badan, dan lain-lain. Misalnya konstraksi otot-otot,
peredaran darah dan pernafasan, persyarafan sekresi kelenjar, dan pencernaan.
Perkembangan keduanya biasanya berjalan relatif seirama.
2.Perkembangan perilaku psikomotorik. Perkembangan ini menuntut koordinasi
fungsional antara sistem syaraf dan otot, serta fungsi-fungsi psikis.
3. Perkembangan bahasa. Manusia memiliki potensi dasar berbahasa, tergantung pada
dimana dia bermukim dan berinteraksi dengan masyarakat disekitarnya.
4. Perkembangan kognitif. Perkembangan kognitif sama dengan perkembangan
kapasitas nalar otak atau inteligensi. Dan perkembangan inteligensi berlangsung
sangat pesat sampai masa remaja.
Banyak versi teoritis mengenai tahap perkembangan kemampuan berpikir atau
kognitif anak. Teori tahap perkembangan kognitif dikemukakan oleh psikolog
Swiss, Jean Piaget (1896-1980). Menurut Piaget ada empat tahap perkembangan
kognitif manusia :
a.Tahap sensorimotorik (sensorymotor stage), yang berlangsung sejak manusia
dilahirkan sampai kira-kira berusia 2 tahun.
b. Tahap praoperasional (praoperational stage), yang berlangsung sejak kira-kira
anak berusia 2-7 tahun.
c.Tahap operasional kongkrit (cuncrete operational stage), yang berlangsung kira-
kira pada usia 7-11 tahun.
7. 4
d.Tahap operasional formal (formal operational stage), yang terjadi antara usia 11-
15 tahun atau seusia sekolah menengah pertama hingga kelas bawah sekolah
menengah atas.
5. Perkembangan perilaku sosial. Manusia merupakan makhluk sosial, begitupula
dalam perilaku sosial tampak dalam peran yang ditampilkan, respon interpersoanal
yang berkaitan dengan kesukaan, kepercayaan terhadap individu lain ataun respon
ekspresif yaitu ciri-ciri respon interpersonal yang berkaitan dengan ekspresi diri,
kebiasaan-kebiasaan yang khas dan sebagainya.
6. Perkembangan moralitas. Dalam tahap perkembangan moral ini adalah ukuran dari
tinggi atau rendahnya moral seseorang berdasarkan penalaran moralnya.
7. Perkembangan bidang keagamaan. Manusia meyakini bahwa ada kekuatan yang
“Serba Maha” di luar dirinya. Sehingga inilah penghayatan dibidang keagamaan,
dalam apapun agama yang dianutnya.
8. Perkembangan konatif. Konatif merupakan perilaku yang berkaitan dengan
motivasi atau faktor penggerak perilaku yang berkaitan dengan motivasi atau
faktor penggerak perilaku seseorang yang bersumber dari kebutuhan-
kebutuhannya. Dan motivasi ini bisa bersumber dari dorongan internal dan
eksternal.
9. Perkembangan emosional. Dalam perkembangan emosional melibatkan banyak
variabel, seperti rangsangan yang menimbulkan emosi, perubahan fisiologis,
suasana lingkungan, kondisi kesehatan, ketersediaan kebutuhan, iklim interaksi
dengan lingkungan dan orang lain. Bridges berpendapat bahwaproses
perkembangan dan diferensiasi emosionalpada anak – anak seperti berikut ini.
No Usia Ciri – ciri
1. Pada saat dilahirkan Kepekaan umum terhadap rangsangan – rangsangan
tertentu, seperti suara, cahaya, temperature, dan
sebagainya
2. 0 – 3 bulan Suasana emosional, seperti senang dan gembira mulai
di definisikan dari emosi orang tuanya
3. 3 – 6 bulan Ketidaksenangan berdeferensiasi kedalam kemarahan,
kebencian, dan ketakutan
4. 9 – 12 bulan Diferensiasi kegembiraan ke dalam kegairahan dan
8. 5
kasih saying
5. 18 bulan Kecemburuan mulai berdeferensiasi ke dalam
kegairahan dan kasih saying
6. 2 tahun Kenikmatan dan keasyikan berdeferensiasi dari
kesenangan
7. 5 tahun Deferensiasi ketidaksenangan di dalam rasa malu,
cemas dan kecewa sedangkan kesenangan
berdeferensiasi ke dalam harapan dan kasih sayang
B. Tugas-Tugas Perkembangan Siswa
Tugas – tugas perkembangan berkenaan dengan sikap, perilaku dan keterampilan
idealnya harus di kuasai dan di selesaikan sesuai dengan fase usia perkembangannya.
Tugas – tugas perkembangan individu bersumber pada faktor – faktor kematangan fisik,
tuntutan kultural kemasyarakatan, cita – cita, dan norma – norma agama.
Berikut ini tugas – tugas perkembangan anak sejak usia prasekolah sampai dengan
sekolah menengah atas.
Periode perkembangan Tugas – tugas perkembangan
Masa usia prasekolah
Menggunakan fungsi – fungsi biologis untuk
menemukan berbagai hal dalam dunia
Masa belajar pada tahun pertama dalam
kehidupan individu atau masa orak (mulut)
Pembiasaan terhadap kebersihan
Perkembangan keindahan,dll
9. 6
Masa usia sekolah dasar
Adanya kolerasi positif yang tinggi antara
keadaan jasmani dengan prestasi
Membandingkan dirinya dengan anak yang
lain.
Pada masa ini (terutama usia 6 – 8 tahun) anak
menghendaki nilai angka rapor yang bak,
tanpa mengingat apakah prestasinya memang
pantas diberi nilai baik atau tidak.
Amat realistik, rasa ingin tahu dan ingin
belajar.
Sampai usia 11 tahun anak membutuhkan
guru atau orang dewasa lainnya untuk
menyelesaikan tugas dan memenuhi
keinginannya.
Pada masa ini anak memandang nilai (angka
rapor) sebagai ukuran tepat mengenai prestasi
sekolahnya.
Tingkat SMP (Depdiknas, 2003)
Mencapai perkembangan diri sebagai remaja
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
Mempersiapkan diri, menerima dan bersikap
positif serta dinamis terhadap perubahan fisik
dan psikis yang terjadi pada diri sendiri untuk
kehidupan yang sehat.
Mengenal kemampuan bakat, dan minat serta
arah kecendrungan karier dan apresiasi seni.
Mengenal sistem etika dan nilai – nilai
sebagai pedoman hidup sebagai pribadi,
anggota masyarakat dan minat manusia.
Mencapai kematangan dalam beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Mencapai kematangan dalam berhubungan
teman sebaya, serta dalam peran sebagai pria
10. 7
Tingkat SMA/ Sederajat
(Depdiknas, 2003)
dan wanita.
Mengembangkan ilmu, teknologi, dan
kesenian sesuai dengan program kurikulum,
persiapan karier dan melanjutkan Pendidikan
tinggi serta berperan dalam kehidupan
masyarakat yang luas.
C. Problem Anak Usia Sekolah
Problem yang dihadapi oleh anak usia sekolah esensinya sama dengan anak – anak
pada umumnya. Oleh karena itu mereka memiliki multiperhatian, sangat mungkin masalah
mereka lebih sedikit atau setidaknya dalam hal – hal tertentu berbeda dengan yang tidak
bersekolah. Masa usia sekolah, khusus nya antaraumur 12 tahun sampai dengan 18/ 20
tahun, atau yang disebut juga masa remaja ditandai dengan adanya aneka perubahan.
Perubahan itu nampak pada dimensi fisik dan psikis, yang dapat menimbulkan
masalah tertentu bagi mereka yang sedang bersekolah. Di sekolah, problema yang
dihadapi oleh anak sesungguhnya juga menjadi tugas guru untuk memecahkannya, ketika
hal itu diperlukan. Problema yang mungkin timbul pada masa usia sekolah disajikan
berikut ini.
1. Problema perkembangan fisik dan motorik. Pada masa usia sekolah, khususnya
setelah anak menyelesaikan sekolah dasar, ditandai dengan pertumbuhan fisik yang
cepat. Ketika perkembangan fisik dan motorik ini tidak sesuai dengan harapan, dapat
menimbulkan rasa tidak puas dan kurang percaya diri. Rasa tidak puas bisa
melahirkan tindakan anti sosial, mencari – cari perhatian, dan sebagainya.
2. Problema perkembangan kognitif dan bahasa. Ketika memasuki bangku sekolah, anak
tidak mampu atau tidak berkesempatan mengoptimasi pengembangan kemampuan
intelektual, sangat mungkin potensi intelektual tidak akan berkembang optimal.
3. Problema perkembangan perilaku sosial, moralitas dan keagamaan. Pada masa usia
sekolah disebut pula sebagai masa kehausan sosial. Hal ini ditandai dengan
tumbuhnya keinginan bergaul dan diterima oleh anggota kelompoknya.
4. Problema perkembangan kepribadian dan emonasional. Masa usia sekolah merupakan
waktu yang tepat bagi anak untuk menemukan identitas dirinya. Usaha menemukan
11. 8
identitas ini dapat berupa tindakan coba – coba, mengindentifikasikan diri, atau
melakukan imitasi.
D. Perkembangan Anak dan Praktik Pembelajaran
Tidak cukup mudah bagi psikologi Pendidikan, guru BP/ BK, apalagi guru pada
umumnya untuk memberikan layanan Pendidikan dan pembelajaran sesuai dengan
rentang usia dan karakteristiknya. Berikut ini disajikan beberapa implikasi perkembangan
anak bagi praktik Pendidikan dan pembelajaran di sekolah.
1. Implikasi pralayanan
Guru harus memahami teori perkembangan anak menurut rentang usia.
Guru harus mengenali latar belakang anak.
Guru harus mengenali nama- nama siswanya.
Guru harus mengenali minat dan bakat siswanya.
Guru harus memahami esensi pelayanan individual siswa.
Guru harus bertindak impersonal, tanpa mendiskriminasi.
Guru harus siap bekerja ekstra untuk melayani anak yang memerlukan layanan
lebih.
Guru tiidak boleh berputus asa ketika berharapan dengan siswa yang
berperilaku menyimpang.
Dan lain-lain.
2. Implikasi layanan pendidikan dan pembelajaran
Guru dan orang tua berusaha menciptakan lingkungan fisik. Lingkungan sosial
dan psikis yang sebaik- sebaiknya bagi proses perkembangan anak.
Layanan Pendidikan kepada anak oleh orang tua dan guru harus sesuai dengan
tingkat kematangan intelektual, sosial, emosional, serta kemampuan
jasmaninya.
Oritntasi dan tujuan pembelajaran harus mengarah ke multiranah, seperti
kognitif, agektif, dan psikomotorik anak.
Guru harus memahami minat pendidik dan perhatian khusus siswa dan
menyesuaikan dengan perencanaan program pembelajaran.
Guru harus menangguhkan kesimpulan atas setiap prasangka kepada
siswanya, sebelum membuktikan.
12. 9
Guru harus membangkitkan rasa ingin tahu dan aktivitas untuk mengetahui
pada diri siswanya. Dengan cara itu, siswa akan memperoleh pengetahuan dan
memperkayakan secara berlanjut.
Guru harus menerima realistis bahwa pengalaman adalah “jendela bertindak
terbaik”, apa pun bentuk pengalaman itu.
13. 10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
perkembangan manusia dapat dilihat dari multidimensi, baik fisik maupun
nonfisik. Dimensi-dimensi perkembangan individu, termasuk peserta didik dapat
digolongkan menjadi: perkembangan fisik, perkembangan perilaku psikomotorik,
perkembangan bahasa, perkembangan kognitif, perkembangan perilaku sosial,
perkembangan moralitas, perkembangan bidang keagamaan, perkembangan konatif
dan perkembangan emosional.
Tugas-tugas perkembangan berkenaan dengan sikap, perilaku dan
keterampilan idealnya. Harus dikuasai dan diselesaikan sesuai dengan fase usia
perkembangannya. Tugas-tugas perkembangan individu bersumber pada faktor-
faktor kematangan fisik, tuntutan kultural kemasyarakatan.
Problema yang dihadapi peserta didik atau anak usia sekolah esensinya sama
dengan anak-anak pada umumnya. Oleh karena mereka memiliki multiperhatian,
sangat mungkin masalah mereka lebih sedikit atau ssedikitnya dalam hal-hal tertentu
berbeda dengan yang tidak bersekolah. Masa usia sekolah, yang ketika mereka berada
pada satuan pendidikan disebut peserta didik, khususnya antara umur 12 tahun sampai
dengan 18/20 tahun, atau disebut juga masa remaja ditandai dengan adanya aneka
perubahan.
B. Saran
Kami menyadari bahwa resume diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Kami akan memperbaiki resume tersebut dengan berpedoman pada
banyak sumber yang dapat dipertanggung jawabkan. Maka dari itu kami
mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan resume dalam kesimpulan
diatas.