SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
Download to read offline
DAMPAK PERUNDANG - UNDANGAN PENANAMAN MODAL PEREKONOMIAN
Abstraksi
Penanaman modal asing (PMA) menjadi alternative untuk memenuhi kebutuhan modal
pembangunan. Di Indonesia PMA diatur dalam Undang -Undang Penanaman Modal Asing (UUPMA)
yang merupakan landasan hukum mengalirnya PMA ke Indonesian sejalan dengan perubahan
keadaan sosial politik dan ekonomi diperlukan pula peraturan PMA yang mampu mempercepat
perkembangan ekonomi nasional dalam mendorong tercapainya sasaran pembangunan ekonomi
nasional. Landasan ini merupakan alasan pokok lahirnya UUPMA tahun 2007
UUPM yang baru disahkan untuk mengatur azas dan tujuan penanaman modal, kebijakan dasar
penanaman modal, bentuk badan usaha dan kedudukan, perlakuan terhadap penanaman modal,
ketenagakerjaan, bidang usaha, perkembangan penanaman modal bagi usaha mikro kecil,
menengah dan koperasi, hak dan kewajiban dan tanggung jawab penanam modal, penyelenggaraan
urusan penanaman modal, kawasan ekonomi khusus, serta penyelesaian sengketa dan sanksi.
Di bidang kelembagaan, UUPM memberikan tugas kepada Badan Koordinasi Penanaman Modal yang
dipimpin oleh Kepala Badan yang diangkat oleh dan bertanggung jawab langsung kepada presiden
untuk melakukan koordinasi pelaksanaan kebijaksanaan penanaman modal, termasuk membuat
peta penanaman modal Indonesia, mengembangkan peluang dan potensi di daerah.
Disahkannya UU Penanaman Modal (CLPM) mempunyai banyak makna. Dilihat dari sisi menarik
investasi, UUPM merupakan karpet merah untuk menarik inv estasi. UUPM juga berfungsi untuk
membatalkan niat investor dari bujukan dari negara lain yang juga menawarkan daya tarik
investasinya. Posisi tawar menawar dan daya tarik investasi antar Negara akan menjadikan
persaingan investasi dalam merebut investasi global.
Kata Kunci : Dampak PMA, Landasan Hukum PMA, Hak dan Kewajiban, Asas dan Tujuan,
Penyelesaian dan Sangsi
Pendahuluan
Kesejahteraan bangsa yang diidam kan akan terwujud dengan meningkalkan kualitas hidup melalui
pembangunan di segala bidang khususnya di bidang ekonomi. Pembangunan membutuhkan modal,
ketrampilan dan teknologi Idealnya, pemenuhan kebutuhan pembangunan ini dapat disediakan
melalui sumber alam negeri. Kenyataannya, akumulasi modal dalam negeri masih belum efektif dan
efisien, tingkat tabungan masyarakat masih rendah, demikian pula ketrampilan serta penguasaan
teknologi masih belum me - madai untuk menunjang proses pemba - ngunan yang diharapkan.
Modal, berikut skill dan teknologi merupakan syarat bagi proses pembangunan
Penanaman modal asing (PMA) menjadi alternatif untuk memenuhi kebu - tuhan modal
pembangunan. Di Indonesia, PMA diatur dalam Undang -undang. Penanaman Modal Asing (UUPMA)
yang merupakan landasan hukum mengalirnya PMA ke Indonesia. Sejalan dengan peru - bahan
keadaan sosial, politik dan ekonomi, diperlukan pula peraturan PMA yang mampu mempercepat
perkembangan ekonomi nasional dalam mendorong tercapainya sasaran pembangunan ekonomi
nasional. Landasan pemikiran ini meru - pakan alasan pokok lahirnya UUPMA tahun 2007.
Disahkannya Undang-Undang Penanaman Modal (UUPM) yang mengatur secara komprehensif
berbagai ha l mengenai kegiatan penanaman modal lang - sung di Indonesia untuk menciptakan
iklim investasi yang kondusif tetapi tetap menge - depankan kepentingan nasional.
Setelah melalui pembahasan intensif artara Pemerintah dan DPR-RI, UU Penanaman Modal akhirnya
dise -pakati dengan pemikiran bahwa invest-tasi merupakan instrumen penting pembangunan
nasional dan Undang Undang ini diharapkan dapat mencip-takan kepastian berusaha bagi para
penanam modal dalam dan luar negeri untuk meningkatkan dan melan - jutkan komitmen
berinvestasinya di Indonesia
Undang-Undang Penanaman Modal ini merupakan pengganti Undang -Undang Penanaman Modal
Asing dan Penanaman Modal Dalam Negeri yang ada sejak ak hir tahun 1960-an, dengan
memperhatikan kondisi investasi saat ini dan kemungkinan - kemungkinannya di masa mendatang.
Perumusan Masalah
1. 1.Apa yang menjadi landasan hak penanaman modal asing?
2. Bagaimana dampak adanya undang - undang penanaman modal asing bagi perekonomian
Indonesia?
3. Sejauh mana kewajiban-kewajiban pelaku usaha asing?
PEMBAHASAN
UUPM yang baru disahkan ini mengatur azas dan tujuan penanaman modal; kebijakan dasar
penanaman modal bentuk badan usaha dan kedudukan; perla - kuan terhadap penanaman modal;
ketenaga kerjaan; bidang usaha; pengembangan penanaman modal bagi usaha mikro, kecil,
menengah, dan koperasi; hak, kewajiban, dan tanggungjawab penanam modal; penyelenggaraan
urusan penanaman modal; kawasan ekonomi khusus; serta penye-lesaian sengketa dan sanksi
Hal- hal utama dari UUPM ini adalah sebagai berikut.
1. 1.Kepastian hukum dengan dianutnya beberapa azas penting seperti perlakuan sama antara
penanam modal dalam dan luar negeri, transparansi dan akuntabilitas. UUPM juga
menegaskan garansi terhadap nasionalisasi dan penye-lesaian sengketa
2. Kejelasan mengenai pembagian wewe - nang dan tanggung jawab antara Pusat dan Daerah
untuk urusan penanaman modal yang sesuai dengan otonomi daerah.
3. Penyerdehanaan prosedur dan perizinan penanaman modal melalui meka - nisme pelayanan
terpadu satu pintu serta kemudahan dan keringanan yang diperlukan. Untuk itu Pemerintah
di tingkat Pusat manupun Daerah dituntut untuk mengurangi ekonomi biaya tinggi dengan
berbagai langkah debirokra - tisasi dan penyempurnaan layanan publik baik dari segi
perizinan maupun keten-tuan pelaksanaan penanaman modal dan usaha agar lebih efisien.
Fasilitas untuk penanam modal:
1. 1.Fasilitas fiskal bagi penanam modal dalam bentuk perseroan terbatas;
2. Kemudahan pelayanan hak atas tanah yarg dapat diberikan dan diperpanjang di muka
sekaligus dan dapat diperbarui kembali atas permohonan penanam modal, namun dapat
dihentikan atau dibatalkan oleh Pemerintah jika mene - lantarkan tanah, merugikan kepen -
tingan umum dan tidak memanfaatkan tanah sebagaimana tujuan pemberian hak. Fasilitas
hanya diberikan kepada penanam modal yang antara lain memerlukan jangka panjang, tidak
memerlukan areal luas dan yang tidak menganggu rasa keadilan masayarakat dan tidak
merugikan kepentingan.
3. Kemudahan pelayanan keimigrasian yang dapat diberikan untuk pena - naman modal yang
membutuhkan tenaga asing dan calon penanam modal yang melakukan penjajakan usaha;
dan
4. Kemudahan pelayanan perizinan impor barang sepanjang tidak bertentangan dengan
ketentuan perundang - undangan yang ada dan tidak memberi dampak negative terhadap
kesela - matan, keamanan kesehatan, lingku - ngan hidup dan moral bangsa, atau untuk
keperluan relokasi pabrik ke Indonesia, serta kebutuhan bahan baku dan barang modal
untuk produksi sendiri.
Di bidang kelembagaan, UUPM memberikan tugas kepada Badan Koordinasi Penanaman Modal,
yang dipim-pin oieh seorang Kepala Badan yang diangkat oleh dan bertanggungjawab langsung
kepada Presiden untuk melakukan koordinasi pelaksanaan kebijakan penanaman modal, termasuk
membuat peta pena - naman modal Indonesia, mengembangkan peluang dan potensi di Daerah dan
mempromosikannya.
Tentunya dalam pembahasan Undang-undang ini, Pemerintah dan DPR menjadikan kepentingan
nasional sebagai acuan utama. Undang-Undang ini juga mengandung rambu-rambu untuk menjaga
kepentingan nasional sehingga penanam modal asing mendapat perlakuan yang sama hanya untuk
sektor yang terbuka - untuk mereka. Undang-Undang ini mengatur dengan jelas bidang-bidang
usaha yang tertutup, bidang usaha yang terbuka dengan syarat kepemilikan modal, lokasi,
kemitraan, dan pencadangan untuk waha mikro, kecil dan menengah.
Kepentingan nasional yang menjadi kriteria untuk daftar sektor yang tertutup antara lain adalah
kese-hatan, moral kebudayaan, lingkungan hidup, pertahanan dan keamanan nasional, serta
kepentingan nasional lainnya.
Sebagai langkah tindak lanjut dari pengesahan UUPPA ini Pemerintah akan melakukan finalisasi
peraturan pelaksana yang diamanatkan UUPM, antara lain Peraturan Presiden tentang Kriteria dan
Penyusunan Bidang Usaha yang Tertutup dan Terbuka dengan Persyaratan, dan Peraturan Presiden
tentang Tata Cara dan Pelaksanaan Pelayanan Terpadu.
Kini persoalannya, bagaimana UUPMA 2007 benar-benar mampu mengemban misi meningkatkan
gairah PMA untuk mempercepat pertumbuhan ekon omi nasional yang diharapkan. Pertanyaan ini
akan terlihat dalam uraian di bawah ini.
1. Iklim yang Kondusif
Minimal ada tiga syarat yang menjadi daya tarik masuknya PMA ke Indonesia Pertama, economic
opportunity. Adanya economic opportunity dilihat dari tersedianya sumber bahan baku, daya beli
masya - rakat terhadap barang-barang produksi serta sumber daya manusi (tenaga kerja) yang
murah. Indonesia mempunyai eeconomic oppirtunity yang potensial untuk menarik masuknya PMA.
Kedua political stability di Indonesia dinilai tergolong tidak mengganggu iklim PMA. Sekalipun terjadi
pergantian rezim, Indonesia relative dapat menjaga stabilitas politiknya. Kalaupun terjadi gon-
cangan, sifatnya sementara.
Ketiga, legal certainty dianggap sebagai kendala utama bagi masuknya PMA. Indonesia dinilai belum
mampu mewujudkan kepastian hukum PMA. Essay ini hanya akan membahas mengenai legal
certainty yang diakomodasi dalam UUPMA
2. Citra Baru
Ada hal-hal baru yang diatur dalam 2007 yang dianggap dapat meningkatkan iklim yang lebih
kondusif bagi masuknya modal asing
a. Pengertian penanaman modal asing
UUPMA `67/70 (UUPMA lama) modal asing didefinisikan sebagai direct investment (Pasal 1).
Dalam UUPMA 2007, modal asing tidak hanya direct investment tetapi juga meliputi
pembelian saham (portofolio) pasal 1 butir 10 jo. Pasal 5 ayat (3). Dengan demikian, pintu
masuk PMA diperioas dalam UUPMA 2007
b. Pihak investor
Dalam UUPMA lama, hanya pihak asing berbentuk badan hukum yang dapat melakukan
penanaman modal asing (pasal 3 ayat (1)). Lain halnya dengan UUPMA baru, yang mcmbuka
kesempatan bagi Negara, perseorangan, badan usaha, badan hukum yang semuanya berasal
dari luar negeri dapat menanamkan modalnya di Indonesia (Pasal 1 butir 6)
c. Perlakuan terhadap investor
Dalam UUPMA tidak ada statement perlakuan yang sama. Perlakuan yang sama diberikan
dan diatur dalam UUPMA baru dalam Bab V. PMA diperlakukan sama dengan PMDN. Di
samping itu, PMA dari Negara manapun, pada prinsipnya diperlakukan sama, kecuali dari
suatu Negara yang memperoleh hak istimewa berdasarkan pe,rianjian dengan Indonesia.
d. Pelayanan satu pintu
Pasal 12 ayat I dan 2 UUPMA baru memberikan kemudahan pelayanan satu pintu kepada
PMA yang dalam UIIPMA lama tidak diatur. Terdapat kepastian hukum dalam kemudahan
pelayanan melalui satu pintu.
e. Perizinan dan kemudahan masuknya tenaga kerja asing
UUPMA lama _mengatur tenaga kerja. Tenaga kerja asing tidak mudah untuk didatangkan
karena tenaga kerja asing boleh dida-tangkan bagi jabatan jabatan yang belum dapat
diisidengan tenaga kerja warga Indonesia. Tidak demikiannya dalam UUPMA baru karena
tenaga kerja asing lebih mudah masuk ke Indonesia. Memang, tenaga kerja warga Negara
Indonesia harus tetap diuta - makan, namun, investor tetap memiliki hak menggunakan
tenaga ahli WNA untuk jabatan dan keahlian tertentu (pasal 10).
f. Pajak
UUPMA lama membe-rikan fasilitas berupa keringan pajak yaitu tax holiday bagi investor
asing. Sedangkan dalam PMA baru tidak hanya fasilitas pajak saja namun diberikan fasilitas
fiscal, lebih luas cakupannya mengingat pajak hanyalah salah satu bagian dari fiscal.
Sehingga, pemberian fasilitas kepada investor asing lebih besar karena tidak hanya
pemberian fasilitas pajak namun lebih dari itu yaitu berupa fiscal. Hal ini lebih
menguntungkan investor asing.
g. Negative list
Pasal 6 UUPMA lama memberikan batasan terhadap usaha mana saja yang tidak dapat
diberikan kepada investor asing. Sehingga, jenis usaha yang diatur tersebut utlak tidak dapat
diberikan kepada investor asing (imperative). Kelonggaran dapat ditemukan dalam UUPMA
baru karena tidak dicantumkan, jenis usaha yang masuk dalam negative list (Pasal 11).
Negative list tersebut diatur kemudian dalam peraturan perundang-undangan. Ini berarti,
jenis usaha yang dapat diberikan kepada investor asing lebih fleksibel dan lebih terbuka.
h. Peranan daerah
Kesempatan bagi investor asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia juga terbuka
lebih lebar. Pasalnya, dalam konsiderans UUPMA baru, Pemerintah daerah diberikan
otonomi seluas-luasnya untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan penyelenggaraan
penanaman modal, berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.
Dari Uraian di atas menggambarkan baru PMA di Indonesia melalui pengaturan dalam
UUPMA 2007 yang dapat meningkatkan investasi di Indonesia. UUPMA 2007 nampak lebih
terbuka baik dari cara PMA masuk, subyek investor asing yang semakin beragam maupun
bidang usaha yang dapat diusahakan PMA, serta peranan daerah dalam mengundang PMA
secara langsung.
Di samping itu, UUPMA 2007 juga mening - katkan kepastian hukum terutama dalam
pelayanan dan pemberian penjinan. Sense of justice pun terasa dalam UUPMA 2007 dengan
adanya perlakuan yang sama terhadap PMA dan PMDN, serta antara pemodal asing dari
Negara yang berbeda, sekalipun terdapat pengecualian berda - sarkan perjanjian khusus
dengan Indonesia. Tidak kalah. menariknya adalah diberikannya insentif yang lebih luas
berupa fasi - litas fiscal (bukan sekedar pajak) spirit UUPMA 2007 nampaknya telah sejalan
dengan Konvensi Jenewa
Dampak Undang-Undang Penanaman Modal
Disahkannya UU Penanaman Modal (UU PM) mempunyai banyak makna. Jika dilihat dari sisi upaya
menarik investasi, UU PM merupakan "karpet merah"untuk menarik investasi.
Bukan hanya menarik investor agar mau menanamkan modalnya di Indonesia dengan berbagai
insentifnya. Namun, lebih jauh lagi ialah memba-talkan niat investor dari bujukan negara lain yang
juga sedang menawarkan daya tarik investasinya di sana. Daya tarik investasi suatu negara memang
bukan hanya terdiri atas kebijakan proinvestor pun kampanye paket-paket insentif tertentu jika
berinvestasi.
Namun, juga harus mempertimbangkan posisi tawar kita dari daya tarik investasi negara lain yang
juga menjadi pesaing dalam merebut investasi global. Bukan tidak murigkin UU PM yang sudah
disahkan di Indonesia, akan disaingi segera dengan UU PM negara lain yang lebih n.enarik terutama
di China dan India. Ini berarti tanpa inovasi dalam UU PM, kita akan ketinggalan terus menerus
dalam kompefisi investasi global.
UU PM ini mendapat sorotan dari berbagai kalangan. Jika ditelisik lebih dalam , tampak bahwa
kekhawatiran dengan libe - ralisasi UU PM jauh melihat dampak ; penanaman modal yang tidak
hanya pada wilayah ekonomi belaka, tapi dikhawa - tirkan bisa berdampak ke berbagai faktor
nonekonomi. Padahal, UU PM dibuat dengan fokus pada upaya menarik investasi. Tak terlalu
dipersoalkan apakah investasi itu berdampak negatif pada negara, rakyat, atau lingkungan alam,
meski khusul seperti itu diakomodasi. Tampaknya hal ini bukan perhatian utama dari UU PM.
UU PM jelas hanya undang-undang yang dibuat secantik mungkin untuk membuat investasi datang
berbondong - tondong. Aneh jika tujuan untuk menda - patkan investasi datang dengan antusias,
tetapi pada UU yang sama juga diberi efek jera dan ancaman-ancaman ini-itu. Paling tidak jika kita
mau adil harus dibua t UU yang memberi efek jera bagi penanarrran modal yang berdampak negatif
bagi, negara, rakyat dan lingkungan alam. UU antisipasi dampak negatif itu tidak berada dalam
kesatuan UU PM. Bagaimanapun bahwa kekhawatiran terhadap penanaman modal masih perlu
dicermati
Pertama, disebabkan bahwa negara negara berkembang tidak mempunyai posisi tawar yang kuat
terhadap tarikan globa - lisasi, sehingga posisinya cenderung lemah elemah. Modal lokal akan sulit
berhadapan dengan modal global. Teknologi dan SDM lokal akan kalah bersaing dengan teknologi
dan SDM global. Bayangkan saja, untuk menyuplai pangan nasional khususnya beras ke perut rakyat
Indonesia, keterkaitannya dengan perberasan global sangat erat
Benih, beras, pupuk, pestisida, sarana produksi pertanian, dan lain-lain bergantung pada investasi
baik di sini maupun di mana pun.Tidak ada cara lain bahwa Indonesia harus masuk menjadi pemain
global, untuk mengendalikan tarikan global itu dan bukan bertahan terusmenerus oleh serbuan
globalisasi. Kedua tujuan untuk mencarikan solusi lewat penanaman modal harus dikritisi apakah
membawa solusi yang diperlukan dan atau juga membawa masalah baru. Di sinilah problemaya
menjadi kotraproduktif, bahwa jika untuk mengatasi problem nasional seperti pengangguran maka
dibuka keran investasi seluas dan semudah mungkin.
Tenaga kerja terserap ke pabrik - pabrik baru, namun jika tanpa penga-wasan bisa terjadi pabrik
membuang limbah sembarangan dengan alasan sudah berkorban lewat investasi, eksploitasi tenaga
kerja murah, wanita-anak-anak, dengan alasan memberi lapangan kerja dan mumpung SDM kepepet
sedang mengang - gur dan sebagainya, bisa menadi problem baru.
Beberapa kalangan yang meng - khawatirkan penanaman modal global intinya kurang lebih sama
saja, kekhawatiran atas cengkeraman negara kaya, pemilik modal, perusahaan multinasional dan
lembaga-lembaga internasional sebagai kepanjangan dari kepentingan besar terhadap yang lemah
khususnya pemerintah, rakyat, dan lingkungan alam di negara berkembang dan dunia ketiga.
Apalagi, pejabat senior IMF di Indonesia, Stephen Schwartz, sudah mengatakan bahwa UU PM itu
menunjukkan sinyal positif bagi investor
UU PM hanya mengatur pena - naman modal, tak peduli bahwa di balik penanaman modal itu juga
"tertanam" halhal lain, misalnya ditanam pula di negeri ini, kepentingan bangsa lain, kepentingan
korporasi asing, kepentingan terjaganya ling - kungan alam negeri lain. Bangsa lain mempunyai
kepentingan ekonomi yang dicangkokkan di bangsa ini. Korporasi global makin menguatkan kaki
guritanya ke penjuru dunia untuk membuat kesta -bilan jika di kaki gurita di negeri yang lain terjadi
krisis.
Lingkungan alam negeri lain yang tidak dieksploitasi kepentingan penanaman modal, masih
terpelihara untuk anak cucu dibanding lingkungan alam di negeri kita yang mungkin sedikit banyak
akan tergerus oleh kepentingan penanaman modal sehingga rusak. Semua ini menunjukkan bahwa
bicara penanaman modal jika kita mau jujur sebenarnya yang ditanam bukan cuma modal. Dalam
arti, modal dalam bentuk mata uang global yang digelon - torkan ke dalam negeri untuk membuat
bergeraknya sebuah roda usaha mempunyai wujud-wujud yang lain. Mata uang tersebut juga
menanam banyak hal lain yang harus dicermati. UU PM jelas tidak memberi fokus tentang
kemungkinan terjadinya penanaman hal-hal lain selain modal.
Banyak yang ditanam investasi global yang bukan cuma modal, melainkan jup kedaulatan negara
lain, mengcengkeran dan posisi tawar corporatokrasi, memperbesar akses kepentingan global
negara lain dsb, yang mungkin saja berbenturan dengan apa yang sudah ditanam disini seperti
kedaulatan negara, perusahaan nasional dan kepentingan domestik baik manusia pun alam.
Pragmatisme UU PM dengan hanya menekankan penanaman modal belaka wajar saja karena
memang itu UU PM. Meski UU PM sudah disahkan, menjadi kewajiban pemerintah untuk
mendeteksi apa yang mungkin ikut tertanam dengan adanya investasi asing khususnya
Jangan sampai apa yang sudah tertanam bertahun-tahun dan membe-rikan dampak negatif,
akhirnya sulit untuk d isingkirkan apalagi ditebang. Kita makin dituduh tidak konsisten dalam
kebijakan penanaman modal. Padahal, dalam batas-batas tertentu penanaman modal memang
diperlukan. Untuk itu, peraturan turunan ataupun undang-undang lain yang merepresi dampak
penanaman modal perlu dibuat
mpak penanaman modal perlu dibuat.
1. Pertama, UU ini tidak mengedepankan kepentingan nasional justru melayani.
internasionalisasi modal serta berten - tangan dengan konstitusi RI dengan memfasilitasi
modal asing menguasai produksi yang terkait dengan hajat hidup orang banyak (semesta
rakyat/ warga negara Indonesia).
2. Kedua, UU ini tidak melindungi hak atas pekerjaan rakyat Indonesia, khususnya kaum buruh
yang dengan mudah terkena PHK akibat perusahaanya tutup karena pindah lokasi usahanya
(capital flight).
Penanaman Modal Asing di Indonesia
Republik Indonesia memiliki keka - yaan alam melimpah akan tetapi pembuat kebijakan investasi
memandang bahwa pelaku usaha nasional belum memiliki kapasitas yang cukup dalam mengelola
kekayaan alam yang masih berbentuk potensi dan terpendam di bumi Indonesia. UU Penanaman
Modal- Asing (UU PMA) dalam upaya menggerakkan ekonomi nasional dengan perusahaan-
perusahaan asing yang diberi kesempatan berin vestasi di Indonesia.
Ada beragam fasilitas yang dibe - rikan bagi pemodal asing yang diberikan oleh UU PMA, antara lain
(i) fasilitas penge - sampingkan bea masuk bagi barang modal yang sesuai dengan usulan kegiatan
investtasi, (ii) tax holiday dalam pajak penghasilan selama belum tiba masa produksi komersial, (iii)
kepastian repatriasi segala keunt ungan atau dividend ke negara asalnya setiap saat.
Pola-pola kebijakan PMA di Indonesia
Selain fasilitas, ada pula kebijakan pembatasan usaha bagi pelaku usaha asing misalnya adanya
daftar negatif investasi (DNI) yang secara berkala direview, (ii) kewajiban divestasi (DNI) kewajiban
untuk membangun kemitraan dengan usaha kecil & menengah (Kemitraan UKM), kewajiban
memprioritaskan local content (prioritas Local content)
Daftar negative investasi (DNI) adalah suatu daftar yang ditetapkan oleh Badan Koordinasi
Penanaman Modal (BKPM) tentang bidang usaha apa saja yang terbuka sepenuhnya bagi asing,
terbuka dengan persyaratan persentase saham tertentu diknasai oleh mitra lokal, atau tertutup
sama sekali. DNI berfungsi sebagai kran tutup, setengah buka atau terb uka penuh untuk
memastikan adanya keseimbangan tertentu yang hendak dipelihara oleh BKPM, yaitu disatu sisi
kepentingan swasta nasional akan pemerataan ekonomi dan di pihak lain kepentingan meningkatkan
partum-buhan ekonomi nasional.
Divestasi adalah kewajiban untuk mengurangi persentasi kepemilikan asing di PT PMA setelah kurun
waktu tertentu, dan sekaligus meningkatkan persentasi kepe - milikan local di PT PMA tersebut. Hal
ini dimaksudkan agar perlahan-lahan pemegang saham lokal dapat berangsur-angsur memiliki peran
dan kewenangan serta tanggungjawab yang membesar dengan waktu, serta juga supaya ada proses
alih teknologi dari asing ke lokal.
Kemitraan dengan UKM dimak - sudkan agar pihak PT PMA dapat mem-bagi peran dalam kegiatan
usahanya dengan pengusaha kecil dan menengah dan pada saat yang sama pengusaha UKM
memiliki kesempatan untuk membangun jaringan kemitraan dan belajar menjalankan usaha secara
mandiri dengan pihak asing, sehingga semangat kewirausahaan pengu - saha local dapat dibangun,
dan pada saat yang sama PT PMA dapat melakukan fungsi oursourcing atau pembagian tugas
produksi tertentu dengan pengusaha UKM
Perlu ditegaskan dalam hal ini bahwa pemerintah berkewajiban secara berkala mereview kebijakan
nasional dan peraturan nasional yang ada supaya s elalu berguna bagi sebesar-besarnya kepentingan
nasional, yaitu mengurangi angka pengang - guran, meningkatkan pemerataan bagi UKM dan
sekaligus pertumbuhan ekonomi, serta mening-katkan produktivitas nasional.
Penyimpangan aturan PMA dalam praktek
Aturan-aturan di atas sudah ada sejak lama, akan tetapi aturan di atas kertas dapat saja
menyimpang pada Kenyataannya, atau tidak berfungsi sebagaimana telah didisain sejak awal.
Mengacu pada kebijakan kemi-traan UKM, pada prakteknya hal ini sering sulit dijalankan sesuai
dengan teori atau aturan, mengingat adanya gap budaya atau etos kerja gap komunikasi, rendahnya
kualitas pela-tihan untuk memberdayakan UKM supaya dapat menghasilkan produk yang sesuai
d°ngan standar PT PMA. Kesabaran dan ketelatenan pihak PT PMA dalam melatih dan
memberdayakan mitra UKM sangat dibutuhkan, guna terjalinnya peme - liharaan huhungan kerja
yang harmonis dan berhasil guna dalam jangka panjang.
Kewajiban divestasi pada prak - teknya juga sering dilanggar dan memang sulit untuk dipatuhi oleh
pihak asing atau lokal, mengingat kendala pada masing - masing pihak. Pihak asing mengeluhkan
bahwa pihak lokal tidak bersedia membeli saham dengan harga yang wajar, sementara pihak lain
serius dipersepsikan sebagai tidak mau belajar mendalami bidang usaha yang dikerja-samakan
dengan pihak asing, dan pihak lokal tidak bisa mandiri dan akhirnya tujuan alih teknologi sulit
tercapai.
Dampak Positif Investasi Asing
Kebijakan dan aturan investasi asing yang komprehensif dan detail dan dibarengi oleh fungsi
pembinaan, pengawasan daii penindakan yang konsisten akan mengha - silkan dampak positif bagi
kepentingan nasional.
Dampak positif antara lain adalah terciptanya lapangan kerja bagi tenaga kerja lokal, terbangunnya
skill dan kompetensi tertentu pada tenaga kerja lokal, terbangunnya semangat kewirausahaan pada
pengusaha lokal dan meningkatkan peng - hasilan yang cukup dan layak, pengusaha lokal dapat lebih
terpacu untuk berpartisipasi bersama dengan asing dalam menghasilkan barang dan jasa yang lebih
bermutu, Negara dapat memperoleh pemasukan pajak penghasilan atau pajak pertambahan nilai
dari beragam aktivitas kegiatan usaha, sehingga pada gilirannya kualitas hidup seluruh masyarakat
termasuk peme - gang kewenangan dalam lembaga eksekutif, legislative serta yudikatif dapat
meningkat.
Dibukanya kesempatan investasi bagi pelaku usaha asing, selain dampak positif, tentu memiliki
sejumlah efek yang berdampak negatif bagi kepentingan nasional. Dampak negatif sering muncul
tatkala (i) badan penanaman modal dan pemberi ijin yang merupakan pemegang kewenangan tidak
melakukan fungsi Z pengawasan dan pembinaan serta penin - dakan yang dijalankan secara
konsisten, (ii) kebi-jakan dan aturan yang ada secara komprehensif tidak mengatur hal-hal teknis,
agar memudahkan pembinaan, p engawasan, serta penindakan.
Peran Birokrasi Negara dalam kegiatan investasi asing
Patut dipahami bahwa pada dasarnya pelaku usahalah, baik asing atau lokal yang menyediakan
lapangan kerja dan menghasilkan produk yang bernilai tambah. Produk yang bernilai tambah tidak
dihasilkan oleh birokrasi, melainkan pelaku usaha. Birokrasi hanyalah bertindak selaku katalisator
(dengan dua fungsi utama selaku policy maker dan regulator) yang berfungsi meninggalkan efisien
dan efektifitas kegiatan produksi barang dan jasa.
Melalui fungsi kebijakan, birokrasi berperan untuk membangun visi dan misi dalam merancang
disain pembangunan jangka pendek, menengah dan panjang, guna memastikan kepentingan
nasional, kepentingan semua pemangku kepentingan dapat terpelihara, sehingga tujuan bersama
yaitu keadilan dan kemakmuran dapat perlahanlahan terbentuk.
Melalui fungsi regulasi, birokrasi berperan untuk membina, mengawasi serta menindak pelaku usaha
yang menyimpang dari koridor aturan yang sudah disepakati bersama. Setiap penyimpangan aturan
bersama baikk oleh pelaku usaha atau birokrasi penegakan hukum dapat ditaf - sirkan sebagai (i)
upaya menjauhkan atau memperlambat tercapainya tujuan bersama yaitu keadilan dan
kemakmuran, (ii) upaya melemahkan kewibawaan hukum dan birokrasi pembuat kebijakan dan
penegak hukum itu sendiri.
Guna mengotimalkan fungsi kebijakan dan regulasi, para pembuat kebijakan dan aturan perlu
Renyadari secara mutlak pentingnya penerapan serta penegakan prinsip-prinsip GOOD PUBLIC
GOVERNANCE di dalam tubuh birokrasi sendiri. Good public governance memiliki 5 prinsip, yaitu
fairness (keadilan/kewajaran),, ccountability (akuntabilitas/tanggung-gugat), responsibility
(tanggungjawab), serta transparansi (keterbukaan)
Ada beraneka permasalahan dalam hubungan antara pelaku usaha asing dan lokal dalam kerangka
penanaman modal asing, yang akan dituangkan oleh penulis dalam tulisan herikutnya. Penulis
menutup tulisan ini dengan menekankan bahwa pembuatan kebijakan atau aturan apapun yang baik
tidak akan dapat merealisasikan tujuan awal yang disepakati bersama, sepanjang prinsip good public
governance tidak diterapkan dengan konsekuen dan konsisten oleh birokrasi Negara.
Kesimpulan
1. 1.Dengan disahkan UU PM meru-pakan “karpet merah untuk menarik investasi untuk
menanamkan modalnya di Indonesia.
2. UUPMA banyak sorotan, bahwa tampak adanya kekawatiran dengan liberalisasi UUPM akan
berdampak penanaman modal tidak hanya pada ekonomi saja, di khawatirkan bisa
berdampak ke berbagai non-ekonomi.
3. Adanya fasilitas – fasilitas yang diberikan bagi pemodal asing yang diberikan oleh UUPMA,
mengakibatkan modal lokal sulit berhadapan dengan modal global.
4. UUPM dibuat secantik mungkin untuk menarik investasi datang berbondong - bondong ke
Indonesia
Saran
1. 1.Bagi pemerintah dalam memberlakukan UUPMA harus memberi kepercayaan dan
kesempatan. Peranan daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan
penyelenggaraan penanaman modal berdasarkan asas otonomi daerah.
2. Pemerintah agar bijaksana dan hati-hati meskipun membuka luas penanaman modal asing
tetapi jangan membahayakan kedaulatan negara
DAFTAR PUSTAKA
Aminuddin Ilmar, 2007, Penanaman Modal Di Indonesia, Jakarta: Prenada Media Group.
Husendro, 2007, Ancaman Judicial Review Terhadap Undang-undang Penanaman Modal Tahun
2007.
Lubis Ganie Surowidjojo Lawfirm (Indonesian Lawfirm), I am thankful to Chandra Karina, for
furnishing materials for this Law Blog.
Rahmat Bastian, "How Asset Backed Securities Work in Indonesia"
Salim HS & fiudi Sutrisno, 2007, Hukum Investasi di Indonesia Jakarta: Rajawali Press
Sumantoro, 1986, Hukum Ekonomi, Jakarta: Universitas Indonesia Press
Translated from Departemen Keua-ngan RI, Tim Studi Efek Beragun Aset "Studi Tentang
Perdagangan Efek Beragun Aset", 2003
Undang-undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal.
Undang-undang No. 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing
Undang-undang No. 6 Tahun 1968 tentang Penanaman Modal dalam Negeri.
Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Perubahan dan Tambahan Undangundang Nomor 1
tahun 1967 tentang Penanaman Modal asing dan Undang - undang Nomor 6 Tahun 1968 tentang
Penanaman Modal Dalam Negeri
Archive: cek-kembali

More Related Content

What's hot

2, be &gg, gunawan adam, hapzi ali, ethics of consumer protection, universita...
2, be &gg, gunawan adam, hapzi ali, ethics of consumer protection, universita...2, be &gg, gunawan adam, hapzi ali, ethics of consumer protection, universita...
2, be &gg, gunawan adam, hapzi ali, ethics of consumer protection, universita...Gunawan Adam
 
Modul hbl,muhammad rizal ramadhan,hapzi ali,penanaman modal dalam negri dan ...
Modul hbl,muhammad rizal ramadhan,hapzi  ali,penanaman modal dalam negri dan ...Modul hbl,muhammad rizal ramadhan,hapzi  ali,penanaman modal dalam negri dan ...
Modul hbl,muhammad rizal ramadhan,hapzi ali,penanaman modal dalam negri dan ...Muhammad Ramadhan
 
makalah desentralisasi fiskal kab. karimun
makalah desentralisasi fiskal kab. karimunmakalah desentralisasi fiskal kab. karimun
makalah desentralisasi fiskal kab. karimunsafiq1
 
Peran Kelembagaan Dalam Investasi Daerah
Peran Kelembagaan Dalam Investasi DaerahPeran Kelembagaan Dalam Investasi Daerah
Peran Kelembagaan Dalam Investasi Daerahchocolate1990
 
Blk klp 5 bi dan ojk
Blk klp 5 bi dan ojkBlk klp 5 bi dan ojk
Blk klp 5 bi dan ojkRisa Martia
 
Keuangan negara
Keuangan negaraKeuangan negara
Keuangan negaraBen Alvaro
 
Strategi Investasi untuk Optimalisasi PAD dalam rangka Peningkatan Kinerja Da...
Strategi Investasi untuk Optimalisasi PAD dalam rangka Peningkatan Kinerja Da...Strategi Investasi untuk Optimalisasi PAD dalam rangka Peningkatan Kinerja Da...
Strategi Investasi untuk Optimalisasi PAD dalam rangka Peningkatan Kinerja Da...Dadang Solihin
 
Dampak Tax Amnesty Terhadap Pembangunan di Indonesia
Dampak Tax Amnesty Terhadap Pembangunan di IndonesiaDampak Tax Amnesty Terhadap Pembangunan di Indonesia
Dampak Tax Amnesty Terhadap Pembangunan di Indonesiabennyagussetiono
 
Tugas softskill akutansi internasional
Tugas softskill akutansi internasionalTugas softskill akutansi internasional
Tugas softskill akutansi internasionalyemijelsen
 
Penjelasan
PenjelasanPenjelasan
Penjelasankpwbi
 
Omnibus Law dan Catatan Proses Perumusan Undang Undang di Sektor Pertambangan
Omnibus Law dan Catatan Proses Perumusan Undang Undang di Sektor PertambanganOmnibus Law dan Catatan Proses Perumusan Undang Undang di Sektor Pertambangan
Omnibus Law dan Catatan Proses Perumusan Undang Undang di Sektor PertambanganPublish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Makalah o tonomi daerah
Makalah o tonomi daerahMakalah o tonomi daerah
Makalah o tonomi daerahYadhi Muqsith
 
Analisa Tax Amnesty Karya Ilmiah - Stephanie S1 Akuntansi A Fakultas Ekonomi ...
Analisa Tax Amnesty Karya Ilmiah - Stephanie S1 Akuntansi A Fakultas Ekonomi ...Analisa Tax Amnesty Karya Ilmiah - Stephanie S1 Akuntansi A Fakultas Ekonomi ...
Analisa Tax Amnesty Karya Ilmiah - Stephanie S1 Akuntansi A Fakultas Ekonomi ...stephaniejessey
 
Implikasi UU Terhadap Kelembagaan Ekonomi 2013
Implikasi UU Terhadap Kelembagaan Ekonomi 2013Implikasi UU Terhadap Kelembagaan Ekonomi 2013
Implikasi UU Terhadap Kelembagaan Ekonomi 2013Teguh Prayogo
 
Korupsi Dalam Perspektif Kebijakan Publik dan HAN
Korupsi Dalam Perspektif Kebijakan Publik dan HANKorupsi Dalam Perspektif Kebijakan Publik dan HAN
Korupsi Dalam Perspektif Kebijakan Publik dan HANTri Widodo W. UTOMO
 

What's hot (20)

2, be &gg, gunawan adam, hapzi ali, ethics of consumer protection, universita...
2, be &gg, gunawan adam, hapzi ali, ethics of consumer protection, universita...2, be &gg, gunawan adam, hapzi ali, ethics of consumer protection, universita...
2, be &gg, gunawan adam, hapzi ali, ethics of consumer protection, universita...
 
Modul hbl,muhammad rizal ramadhan,hapzi ali,penanaman modal dalam negri dan ...
Modul hbl,muhammad rizal ramadhan,hapzi  ali,penanaman modal dalam negri dan ...Modul hbl,muhammad rizal ramadhan,hapzi  ali,penanaman modal dalam negri dan ...
Modul hbl,muhammad rizal ramadhan,hapzi ali,penanaman modal dalam negri dan ...
 
Paper apem (kelompok)
Paper apem (kelompok)Paper apem (kelompok)
Paper apem (kelompok)
 
makalah desentralisasi fiskal kab. karimun
makalah desentralisasi fiskal kab. karimunmakalah desentralisasi fiskal kab. karimun
makalah desentralisasi fiskal kab. karimun
 
Peran Kelembagaan Dalam Investasi Daerah
Peran Kelembagaan Dalam Investasi DaerahPeran Kelembagaan Dalam Investasi Daerah
Peran Kelembagaan Dalam Investasi Daerah
 
Fmb2011
Fmb2011Fmb2011
Fmb2011
 
Blk klp 5 bi dan ojk
Blk klp 5 bi dan ojkBlk klp 5 bi dan ojk
Blk klp 5 bi dan ojk
 
Keuangan negara
Keuangan negaraKeuangan negara
Keuangan negara
 
Strategi Investasi untuk Optimalisasi PAD dalam rangka Peningkatan Kinerja Da...
Strategi Investasi untuk Optimalisasi PAD dalam rangka Peningkatan Kinerja Da...Strategi Investasi untuk Optimalisasi PAD dalam rangka Peningkatan Kinerja Da...
Strategi Investasi untuk Optimalisasi PAD dalam rangka Peningkatan Kinerja Da...
 
Dampak Tax Amnesty Terhadap Pembangunan di Indonesia
Dampak Tax Amnesty Terhadap Pembangunan di IndonesiaDampak Tax Amnesty Terhadap Pembangunan di Indonesia
Dampak Tax Amnesty Terhadap Pembangunan di Indonesia
 
Tugas softskill akutansi internasional
Tugas softskill akutansi internasionalTugas softskill akutansi internasional
Tugas softskill akutansi internasional
 
Penjelasan
PenjelasanPenjelasan
Penjelasan
 
Omnibus Law dan Catatan Proses Perumusan Undang Undang di Sektor Pertambangan
Omnibus Law dan Catatan Proses Perumusan Undang Undang di Sektor PertambanganOmnibus Law dan Catatan Proses Perumusan Undang Undang di Sektor Pertambangan
Omnibus Law dan Catatan Proses Perumusan Undang Undang di Sektor Pertambangan
 
kepemimpinan
kepemimpinankepemimpinan
kepemimpinan
 
Makalah o tonomi daerah
Makalah o tonomi daerahMakalah o tonomi daerah
Makalah o tonomi daerah
 
Analisa Tax Amnesty Karya Ilmiah - Stephanie S1 Akuntansi A Fakultas Ekonomi ...
Analisa Tax Amnesty Karya Ilmiah - Stephanie S1 Akuntansi A Fakultas Ekonomi ...Analisa Tax Amnesty Karya Ilmiah - Stephanie S1 Akuntansi A Fakultas Ekonomi ...
Analisa Tax Amnesty Karya Ilmiah - Stephanie S1 Akuntansi A Fakultas Ekonomi ...
 
KEUNGAN NEGARA
KEUNGAN NEGARAKEUNGAN NEGARA
KEUNGAN NEGARA
 
Implikasi UU Terhadap Kelembagaan Ekonomi 2013
Implikasi UU Terhadap Kelembagaan Ekonomi 2013Implikasi UU Terhadap Kelembagaan Ekonomi 2013
Implikasi UU Terhadap Kelembagaan Ekonomi 2013
 
Korupsi Dalam Perspektif Kebijakan Publik dan HAN
Korupsi Dalam Perspektif Kebijakan Publik dan HANKorupsi Dalam Perspektif Kebijakan Publik dan HAN
Korupsi Dalam Perspektif Kebijakan Publik dan HAN
 
Fix
FixFix
Fix
 

Similar to Dampak perundang undangan penanaman modal perekonomian

Uu no.25 tahun_2007
Uu no.25 tahun_2007Uu no.25 tahun_2007
Uu no.25 tahun_2007indraku
 
11, hbl, Leni Anggraeni, Hapzi Ali,Penanaman Modal dalam Negeri dan Asing ,Un...
11, hbl, Leni Anggraeni, Hapzi Ali,Penanaman Modal dalam Negeri dan Asing ,Un...11, hbl, Leni Anggraeni, Hapzi Ali,Penanaman Modal dalam Negeri dan Asing ,Un...
11, hbl, Leni Anggraeni, Hapzi Ali,Penanaman Modal dalam Negeri dan Asing ,Un...lenianggr
 
11, hbl, angela regife laksmy situmorang, hapzi ali, penanaman modal dalam ne...
11, hbl, angela regife laksmy situmorang, hapzi ali, penanaman modal dalam ne...11, hbl, angela regife laksmy situmorang, hapzi ali, penanaman modal dalam ne...
11, hbl, angela regife laksmy situmorang, hapzi ali, penanaman modal dalam ne...angelaregife
 
Hbl minggu 11, hefti juliza, hapzi ali, penanaman modal, universitas mercu bu...
Hbl minggu 11, hefti juliza, hapzi ali, penanaman modal, universitas mercu bu...Hbl minggu 11, hefti juliza, hapzi ali, penanaman modal, universitas mercu bu...
Hbl minggu 11, hefti juliza, hapzi ali, penanaman modal, universitas mercu bu...Hefti Juliza
 
Hbl, bella tri oktaviana, prof. dr. hapzi ali, penanaman modal, universitas ...
Hbl, bella tri oktaviana, prof. dr.  hapzi ali, penanaman modal, universitas ...Hbl, bella tri oktaviana, prof. dr.  hapzi ali, penanaman modal, universitas ...
Hbl, bella tri oktaviana, prof. dr. hapzi ali, penanaman modal, universitas ...Bella Tri Oktaviana
 
Modal asing luar negri.....
Modal asing luar negri.....Modal asing luar negri.....
Modal asing luar negri.....rosita puspa
 
11,hbl,an nisa rizki,hapzi ali,penanaman modal dalam negeri dan asing, pasar ...
11,hbl,an nisa rizki,hapzi ali,penanaman modal dalam negeri dan asing, pasar ...11,hbl,an nisa rizki,hapzi ali,penanaman modal dalam negeri dan asing, pasar ...
11,hbl,an nisa rizki,hapzi ali,penanaman modal dalam negeri dan asing, pasar ...An Nisa Rizki Yulianti
 
11. hbl,novi siti sholekah, prof.dr.hapzi ali, cma , penanaman modal dalam ne...
11. hbl,novi siti sholekah, prof.dr.hapzi ali, cma , penanaman modal dalam ne...11. hbl,novi siti sholekah, prof.dr.hapzi ali, cma , penanaman modal dalam ne...
11. hbl,novi siti sholekah, prof.dr.hapzi ali, cma , penanaman modal dalam ne...Novi Siti
 
UU_Cipta_Kerja_FINAL_-_Paripurna.pdf
UU_Cipta_Kerja_FINAL_-_Paripurna.pdfUU_Cipta_Kerja_FINAL_-_Paripurna.pdf
UU_Cipta_Kerja_FINAL_-_Paripurna.pdfOpenWare1
 
UU Cipta Kerja FINAL - Paripurna.pdf
UU Cipta Kerja FINAL - Paripurna.pdfUU Cipta Kerja FINAL - Paripurna.pdf
UU Cipta Kerja FINAL - Paripurna.pdfmukhtardaud
 
Elaborasi Undang-Undang Lembaga Keuangan Mikro
Elaborasi Undang-Undang Lembaga Keuangan MikroElaborasi Undang-Undang Lembaga Keuangan Mikro
Elaborasi Undang-Undang Lembaga Keuangan Mikroirawan d soedradjat
 
Hbl 11,mei ika ,hapzi ali,penanaman modal dalam negeri & asing, mercubuana
Hbl 11,mei ika ,hapzi ali,penanaman modal dalam negeri & asing, mercubuanaHbl 11,mei ika ,hapzi ali,penanaman modal dalam negeri & asing, mercubuana
Hbl 11,mei ika ,hapzi ali,penanaman modal dalam negeri & asing, mercubuanaMeikaSihombimg
 
11, hbl, sindi nalurita, hapzi ali, penanaman modal dalam negeri dan asing, p...
11, hbl, sindi nalurita, hapzi ali, penanaman modal dalam negeri dan asing, p...11, hbl, sindi nalurita, hapzi ali, penanaman modal dalam negeri dan asing, p...
11, hbl, sindi nalurita, hapzi ali, penanaman modal dalam negeri dan asing, p...SINDINALURITA1
 
Tanggungjawab Investor Asing ditinjau dari UU Penanaman Modal - Adhitya Putra...
Tanggungjawab Investor Asing ditinjau dari UU Penanaman Modal - Adhitya Putra...Tanggungjawab Investor Asing ditinjau dari UU Penanaman Modal - Adhitya Putra...
Tanggungjawab Investor Asing ditinjau dari UU Penanaman Modal - Adhitya Putra...Perpus Maya
 
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 - Penanaman Modal
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 - Penanaman ModalUndang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 - Penanaman Modal
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 - Penanaman ModalAndry Wisnu Udit
 
Salinan undang undang nomor 11 tahun 2020 tentang cipta kerja (omnibus law)
Salinan undang undang nomor 11 tahun 2020 tentang cipta kerja (omnibus law)Salinan undang undang nomor 11 tahun 2020 tentang cipta kerja (omnibus law)
Salinan undang undang nomor 11 tahun 2020 tentang cipta kerja (omnibus law)bungfrangki .com
 
UU_Nomor_11_Tahun_2020-compressed.pdf
UU_Nomor_11_Tahun_2020-compressed.pdfUU_Nomor_11_Tahun_2020-compressed.pdf
UU_Nomor_11_Tahun_2020-compressed.pdfUpieAza
 
UU_Nomor_11_Tahun_2020-compressed.pdf
UU_Nomor_11_Tahun_2020-compressed.pdfUU_Nomor_11_Tahun_2020-compressed.pdf
UU_Nomor_11_Tahun_2020-compressed.pdfRinaldi44
 

Similar to Dampak perundang undangan penanaman modal perekonomian (20)

Uu no.25 tahun_2007
Uu no.25 tahun_2007Uu no.25 tahun_2007
Uu no.25 tahun_2007
 
11, hbl, Leni Anggraeni, Hapzi Ali,Penanaman Modal dalam Negeri dan Asing ,Un...
11, hbl, Leni Anggraeni, Hapzi Ali,Penanaman Modal dalam Negeri dan Asing ,Un...11, hbl, Leni Anggraeni, Hapzi Ali,Penanaman Modal dalam Negeri dan Asing ,Un...
11, hbl, Leni Anggraeni, Hapzi Ali,Penanaman Modal dalam Negeri dan Asing ,Un...
 
11, hbl, angela regife laksmy situmorang, hapzi ali, penanaman modal dalam ne...
11, hbl, angela regife laksmy situmorang, hapzi ali, penanaman modal dalam ne...11, hbl, angela regife laksmy situmorang, hapzi ali, penanaman modal dalam ne...
11, hbl, angela regife laksmy situmorang, hapzi ali, penanaman modal dalam ne...
 
Hbl minggu 11, hefti juliza, hapzi ali, penanaman modal, universitas mercu bu...
Hbl minggu 11, hefti juliza, hapzi ali, penanaman modal, universitas mercu bu...Hbl minggu 11, hefti juliza, hapzi ali, penanaman modal, universitas mercu bu...
Hbl minggu 11, hefti juliza, hapzi ali, penanaman modal, universitas mercu bu...
 
Hbl, bella tri oktaviana, prof. dr. hapzi ali, penanaman modal, universitas ...
Hbl, bella tri oktaviana, prof. dr.  hapzi ali, penanaman modal, universitas ...Hbl, bella tri oktaviana, prof. dr.  hapzi ali, penanaman modal, universitas ...
Hbl, bella tri oktaviana, prof. dr. hapzi ali, penanaman modal, universitas ...
 
Modal asing luar negri.....
Modal asing luar negri.....Modal asing luar negri.....
Modal asing luar negri.....
 
11,hbl,an nisa rizki,hapzi ali,penanaman modal dalam negeri dan asing, pasar ...
11,hbl,an nisa rizki,hapzi ali,penanaman modal dalam negeri dan asing, pasar ...11,hbl,an nisa rizki,hapzi ali,penanaman modal dalam negeri dan asing, pasar ...
11,hbl,an nisa rizki,hapzi ali,penanaman modal dalam negeri dan asing, pasar ...
 
11. hbl,novi siti sholekah, prof.dr.hapzi ali, cma , penanaman modal dalam ne...
11. hbl,novi siti sholekah, prof.dr.hapzi ali, cma , penanaman modal dalam ne...11. hbl,novi siti sholekah, prof.dr.hapzi ali, cma , penanaman modal dalam ne...
11. hbl,novi siti sholekah, prof.dr.hapzi ali, cma , penanaman modal dalam ne...
 
UU_Cipta_Kerja_FINAL_-_Paripurna.pdf
UU_Cipta_Kerja_FINAL_-_Paripurna.pdfUU_Cipta_Kerja_FINAL_-_Paripurna.pdf
UU_Cipta_Kerja_FINAL_-_Paripurna.pdf
 
UU Cipta Kerja FINAL - Paripurna.pdf
UU Cipta Kerja FINAL - Paripurna.pdfUU Cipta Kerja FINAL - Paripurna.pdf
UU Cipta Kerja FINAL - Paripurna.pdf
 
Elaborasi Undang-Undang Lembaga Keuangan Mikro
Elaborasi Undang-Undang Lembaga Keuangan MikroElaborasi Undang-Undang Lembaga Keuangan Mikro
Elaborasi Undang-Undang Lembaga Keuangan Mikro
 
Hbl 11,mei ika ,hapzi ali,penanaman modal dalam negeri & asing, mercubuana
Hbl 11,mei ika ,hapzi ali,penanaman modal dalam negeri & asing, mercubuanaHbl 11,mei ika ,hapzi ali,penanaman modal dalam negeri & asing, mercubuana
Hbl 11,mei ika ,hapzi ali,penanaman modal dalam negeri & asing, mercubuana
 
11, hbl, sindi nalurita, hapzi ali, penanaman modal dalam negeri dan asing, p...
11, hbl, sindi nalurita, hapzi ali, penanaman modal dalam negeri dan asing, p...11, hbl, sindi nalurita, hapzi ali, penanaman modal dalam negeri dan asing, p...
11, hbl, sindi nalurita, hapzi ali, penanaman modal dalam negeri dan asing, p...
 
Perkuat Pasar Modal Butuh Dukungan Seluruh Pihak
Perkuat Pasar Modal Butuh Dukungan Seluruh PihakPerkuat Pasar Modal Butuh Dukungan Seluruh Pihak
Perkuat Pasar Modal Butuh Dukungan Seluruh Pihak
 
Tanggungjawab Investor Asing ditinjau dari UU Penanaman Modal
Tanggungjawab Investor Asing ditinjau dari UU Penanaman ModalTanggungjawab Investor Asing ditinjau dari UU Penanaman Modal
Tanggungjawab Investor Asing ditinjau dari UU Penanaman Modal
 
Tanggungjawab Investor Asing ditinjau dari UU Penanaman Modal - Adhitya Putra...
Tanggungjawab Investor Asing ditinjau dari UU Penanaman Modal - Adhitya Putra...Tanggungjawab Investor Asing ditinjau dari UU Penanaman Modal - Adhitya Putra...
Tanggungjawab Investor Asing ditinjau dari UU Penanaman Modal - Adhitya Putra...
 
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 - Penanaman Modal
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 - Penanaman ModalUndang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 - Penanaman Modal
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 - Penanaman Modal
 
Salinan undang undang nomor 11 tahun 2020 tentang cipta kerja (omnibus law)
Salinan undang undang nomor 11 tahun 2020 tentang cipta kerja (omnibus law)Salinan undang undang nomor 11 tahun 2020 tentang cipta kerja (omnibus law)
Salinan undang undang nomor 11 tahun 2020 tentang cipta kerja (omnibus law)
 
UU_Nomor_11_Tahun_2020-compressed.pdf
UU_Nomor_11_Tahun_2020-compressed.pdfUU_Nomor_11_Tahun_2020-compressed.pdf
UU_Nomor_11_Tahun_2020-compressed.pdf
 
UU_Nomor_11_Tahun_2020-compressed.pdf
UU_Nomor_11_Tahun_2020-compressed.pdfUU_Nomor_11_Tahun_2020-compressed.pdf
UU_Nomor_11_Tahun_2020-compressed.pdf
 

More from cekkembali dotcom

Daftar istilah akuntansi a sampai z
Daftar istilah akuntansi a sampai zDaftar istilah akuntansi a sampai z
Daftar istilah akuntansi a sampai zcekkembali dotcom
 
Pengertian bank lengkap dari jenis dan fungsinya hingga undang undang perbankan
Pengertian bank lengkap dari jenis dan fungsinya hingga undang undang perbankanPengertian bank lengkap dari jenis dan fungsinya hingga undang undang perbankan
Pengertian bank lengkap dari jenis dan fungsinya hingga undang undang perbankancekkembali dotcom
 
Fungsi ojk sebagai lembaga pengawas perbankan nasional
Fungsi ojk sebagai lembaga pengawas perbankan nasionalFungsi ojk sebagai lembaga pengawas perbankan nasional
Fungsi ojk sebagai lembaga pengawas perbankan nasionalcekkembali dotcom
 
Keterkaitan instrumen kebijakan moneter dengan neraca pembayaran di indonesia...
Keterkaitan instrumen kebijakan moneter dengan neraca pembayaran di indonesia...Keterkaitan instrumen kebijakan moneter dengan neraca pembayaran di indonesia...
Keterkaitan instrumen kebijakan moneter dengan neraca pembayaran di indonesia...cekkembali dotcom
 
Manfaat Buah Pisang untuk kehidupan
Manfaat Buah Pisang untuk kehidupanManfaat Buah Pisang untuk kehidupan
Manfaat Buah Pisang untuk kehidupancekkembali dotcom
 
Kebijakan pengelolaan dana pensiun sektor korporasi
Kebijakan pengelolaan dana pensiun sektor korporasiKebijakan pengelolaan dana pensiun sektor korporasi
Kebijakan pengelolaan dana pensiun sektor korporasicekkembali dotcom
 
Pengaruh Suku Bunga Deposito dan Kurs Terhadap Harga Saham Pada Industri Per...
Pengaruh Suku Bunga Deposito dan Kurs Terhadap Harga Saham  Pada Industri Per...Pengaruh Suku Bunga Deposito dan Kurs Terhadap Harga Saham  Pada Industri Per...
Pengaruh Suku Bunga Deposito dan Kurs Terhadap Harga Saham Pada Industri Per...cekkembali dotcom
 
Faktor dan penyebab terjadinya inflasi study kasus purwokerto
Faktor dan penyebab terjadinya inflasi study kasus purwokertoFaktor dan penyebab terjadinya inflasi study kasus purwokerto
Faktor dan penyebab terjadinya inflasi study kasus purwokertocekkembali dotcom
 
Faktor yang mempengaruhi kesadaran masyarakat dalam membayar pajak
Faktor yang mempengaruhi kesadaran masyarakat dalam membayar pajak Faktor yang mempengaruhi kesadaran masyarakat dalam membayar pajak
Faktor yang mempengaruhi kesadaran masyarakat dalam membayar pajak cekkembali dotcom
 
Peranan perdagangan internasional dalam Produktifitas dan perekonomian
Peranan perdagangan internasional dalam  Produktifitas dan perekonomianPeranan perdagangan internasional dalam  Produktifitas dan perekonomian
Peranan perdagangan internasional dalam Produktifitas dan perekonomiancekkembali dotcom
 
Surat perjanjian lisensi terhadap pemegang hak cipta kepada pihak lain
Surat perjanjian lisensi terhadap pemegang hak cipta kepada pihak lainSurat perjanjian lisensi terhadap pemegang hak cipta kepada pihak lain
Surat perjanjian lisensi terhadap pemegang hak cipta kepada pihak laincekkembali dotcom
 
Proses manajemen berkualitas
Proses manajemen berkualitasProses manajemen berkualitas
Proses manajemen berkualitascekkembali dotcom
 
Tinjauan tentang mutu terpadu
Tinjauan tentang mutu terpaduTinjauan tentang mutu terpadu
Tinjauan tentang mutu terpaducekkembali dotcom
 
Pengertian leasing, contoh dan kegiatan leasing
Pengertian leasing, contoh dan kegiatan leasingPengertian leasing, contoh dan kegiatan leasing
Pengertian leasing, contoh dan kegiatan leasingcekkembali dotcom
 
Pengertian, fungsi dan jenis jenis pasar secara umum
Pengertian, fungsi dan jenis jenis pasar secara umumPengertian, fungsi dan jenis jenis pasar secara umum
Pengertian, fungsi dan jenis jenis pasar secara umumcekkembali dotcom
 
Perlindungan hukum bagi penerbit kartu kredit ditinjau dari prudential princi...
Perlindungan hukum bagi penerbit kartu kredit ditinjau dari prudential princi...Perlindungan hukum bagi penerbit kartu kredit ditinjau dari prudential princi...
Perlindungan hukum bagi penerbit kartu kredit ditinjau dari prudential princi...cekkembali dotcom
 
Peran bank indonesia dalam penanggulangan tindak pidana perbankan
Peran bank indonesia dalam penanggulangan tindak pidana perbankanPeran bank indonesia dalam penanggulangan tindak pidana perbankan
Peran bank indonesia dalam penanggulangan tindak pidana perbankancekkembali dotcom
 

More from cekkembali dotcom (18)

Daftar istilah akuntansi a sampai z
Daftar istilah akuntansi a sampai zDaftar istilah akuntansi a sampai z
Daftar istilah akuntansi a sampai z
 
Pengertian bank lengkap dari jenis dan fungsinya hingga undang undang perbankan
Pengertian bank lengkap dari jenis dan fungsinya hingga undang undang perbankanPengertian bank lengkap dari jenis dan fungsinya hingga undang undang perbankan
Pengertian bank lengkap dari jenis dan fungsinya hingga undang undang perbankan
 
Fungsi ojk sebagai lembaga pengawas perbankan nasional
Fungsi ojk sebagai lembaga pengawas perbankan nasionalFungsi ojk sebagai lembaga pengawas perbankan nasional
Fungsi ojk sebagai lembaga pengawas perbankan nasional
 
Keterkaitan instrumen kebijakan moneter dengan neraca pembayaran di indonesia...
Keterkaitan instrumen kebijakan moneter dengan neraca pembayaran di indonesia...Keterkaitan instrumen kebijakan moneter dengan neraca pembayaran di indonesia...
Keterkaitan instrumen kebijakan moneter dengan neraca pembayaran di indonesia...
 
Manfaat Buah Pisang untuk kehidupan
Manfaat Buah Pisang untuk kehidupanManfaat Buah Pisang untuk kehidupan
Manfaat Buah Pisang untuk kehidupan
 
Kebijakan pengelolaan dana pensiun sektor korporasi
Kebijakan pengelolaan dana pensiun sektor korporasiKebijakan pengelolaan dana pensiun sektor korporasi
Kebijakan pengelolaan dana pensiun sektor korporasi
 
Pengaruh Suku Bunga Deposito dan Kurs Terhadap Harga Saham Pada Industri Per...
Pengaruh Suku Bunga Deposito dan Kurs Terhadap Harga Saham  Pada Industri Per...Pengaruh Suku Bunga Deposito dan Kurs Terhadap Harga Saham  Pada Industri Per...
Pengaruh Suku Bunga Deposito dan Kurs Terhadap Harga Saham Pada Industri Per...
 
Faktor dan penyebab terjadinya inflasi study kasus purwokerto
Faktor dan penyebab terjadinya inflasi study kasus purwokertoFaktor dan penyebab terjadinya inflasi study kasus purwokerto
Faktor dan penyebab terjadinya inflasi study kasus purwokerto
 
Faktor yang mempengaruhi kesadaran masyarakat dalam membayar pajak
Faktor yang mempengaruhi kesadaran masyarakat dalam membayar pajak Faktor yang mempengaruhi kesadaran masyarakat dalam membayar pajak
Faktor yang mempengaruhi kesadaran masyarakat dalam membayar pajak
 
Peranan perdagangan internasional dalam Produktifitas dan perekonomian
Peranan perdagangan internasional dalam  Produktifitas dan perekonomianPeranan perdagangan internasional dalam  Produktifitas dan perekonomian
Peranan perdagangan internasional dalam Produktifitas dan perekonomian
 
Surat perjanjian lisensi terhadap pemegang hak cipta kepada pihak lain
Surat perjanjian lisensi terhadap pemegang hak cipta kepada pihak lainSurat perjanjian lisensi terhadap pemegang hak cipta kepada pihak lain
Surat perjanjian lisensi terhadap pemegang hak cipta kepada pihak lain
 
Proses manajemen berkualitas
Proses manajemen berkualitasProses manajemen berkualitas
Proses manajemen berkualitas
 
Tinjauan tentang mutu terpadu
Tinjauan tentang mutu terpaduTinjauan tentang mutu terpadu
Tinjauan tentang mutu terpadu
 
Pengertian leasing, contoh dan kegiatan leasing
Pengertian leasing, contoh dan kegiatan leasingPengertian leasing, contoh dan kegiatan leasing
Pengertian leasing, contoh dan kegiatan leasing
 
Pengertian, fungsi dan jenis jenis pasar secara umum
Pengertian, fungsi dan jenis jenis pasar secara umumPengertian, fungsi dan jenis jenis pasar secara umum
Pengertian, fungsi dan jenis jenis pasar secara umum
 
Perlindungan hukum bagi penerbit kartu kredit ditinjau dari prudential princi...
Perlindungan hukum bagi penerbit kartu kredit ditinjau dari prudential princi...Perlindungan hukum bagi penerbit kartu kredit ditinjau dari prudential princi...
Perlindungan hukum bagi penerbit kartu kredit ditinjau dari prudential princi...
 
Peran bank indonesia dalam penanggulangan tindak pidana perbankan
Peran bank indonesia dalam penanggulangan tindak pidana perbankanPeran bank indonesia dalam penanggulangan tindak pidana perbankan
Peran bank indonesia dalam penanggulangan tindak pidana perbankan
 
Akuntansi dasar
Akuntansi dasarAkuntansi dasar
Akuntansi dasar
 

Recently uploaded

Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 

Recently uploaded (20)

Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 

Dampak perundang undangan penanaman modal perekonomian

  • 1. DAMPAK PERUNDANG - UNDANGAN PENANAMAN MODAL PEREKONOMIAN Abstraksi Penanaman modal asing (PMA) menjadi alternative untuk memenuhi kebutuhan modal pembangunan. Di Indonesia PMA diatur dalam Undang -Undang Penanaman Modal Asing (UUPMA) yang merupakan landasan hukum mengalirnya PMA ke Indonesian sejalan dengan perubahan keadaan sosial politik dan ekonomi diperlukan pula peraturan PMA yang mampu mempercepat perkembangan ekonomi nasional dalam mendorong tercapainya sasaran pembangunan ekonomi nasional. Landasan ini merupakan alasan pokok lahirnya UUPMA tahun 2007 UUPM yang baru disahkan untuk mengatur azas dan tujuan penanaman modal, kebijakan dasar penanaman modal, bentuk badan usaha dan kedudukan, perlakuan terhadap penanaman modal, ketenagakerjaan, bidang usaha, perkembangan penanaman modal bagi usaha mikro kecil, menengah dan koperasi, hak dan kewajiban dan tanggung jawab penanam modal, penyelenggaraan urusan penanaman modal, kawasan ekonomi khusus, serta penyelesaian sengketa dan sanksi. Di bidang kelembagaan, UUPM memberikan tugas kepada Badan Koordinasi Penanaman Modal yang dipimpin oleh Kepala Badan yang diangkat oleh dan bertanggung jawab langsung kepada presiden untuk melakukan koordinasi pelaksanaan kebijaksanaan penanaman modal, termasuk membuat peta penanaman modal Indonesia, mengembangkan peluang dan potensi di daerah. Disahkannya UU Penanaman Modal (CLPM) mempunyai banyak makna. Dilihat dari sisi menarik investasi, UUPM merupakan karpet merah untuk menarik inv estasi. UUPM juga berfungsi untuk membatalkan niat investor dari bujukan dari negara lain yang juga menawarkan daya tarik investasinya. Posisi tawar menawar dan daya tarik investasi antar Negara akan menjadikan persaingan investasi dalam merebut investasi global. Kata Kunci : Dampak PMA, Landasan Hukum PMA, Hak dan Kewajiban, Asas dan Tujuan, Penyelesaian dan Sangsi Pendahuluan Kesejahteraan bangsa yang diidam kan akan terwujud dengan meningkalkan kualitas hidup melalui pembangunan di segala bidang khususnya di bidang ekonomi. Pembangunan membutuhkan modal, ketrampilan dan teknologi Idealnya, pemenuhan kebutuhan pembangunan ini dapat disediakan melalui sumber alam negeri. Kenyataannya, akumulasi modal dalam negeri masih belum efektif dan efisien, tingkat tabungan masyarakat masih rendah, demikian pula ketrampilan serta penguasaan teknologi masih belum me - madai untuk menunjang proses pemba - ngunan yang diharapkan. Modal, berikut skill dan teknologi merupakan syarat bagi proses pembangunan Penanaman modal asing (PMA) menjadi alternatif untuk memenuhi kebu - tuhan modal pembangunan. Di Indonesia, PMA diatur dalam Undang -undang. Penanaman Modal Asing (UUPMA) yang merupakan landasan hukum mengalirnya PMA ke Indonesia. Sejalan dengan peru - bahan keadaan sosial, politik dan ekonomi, diperlukan pula peraturan PMA yang mampu mempercepat
  • 2. perkembangan ekonomi nasional dalam mendorong tercapainya sasaran pembangunan ekonomi nasional. Landasan pemikiran ini meru - pakan alasan pokok lahirnya UUPMA tahun 2007. Disahkannya Undang-Undang Penanaman Modal (UUPM) yang mengatur secara komprehensif berbagai ha l mengenai kegiatan penanaman modal lang - sung di Indonesia untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif tetapi tetap menge - depankan kepentingan nasional. Setelah melalui pembahasan intensif artara Pemerintah dan DPR-RI, UU Penanaman Modal akhirnya dise -pakati dengan pemikiran bahwa invest-tasi merupakan instrumen penting pembangunan nasional dan Undang Undang ini diharapkan dapat mencip-takan kepastian berusaha bagi para penanam modal dalam dan luar negeri untuk meningkatkan dan melan - jutkan komitmen berinvestasinya di Indonesia Undang-Undang Penanaman Modal ini merupakan pengganti Undang -Undang Penanaman Modal Asing dan Penanaman Modal Dalam Negeri yang ada sejak ak hir tahun 1960-an, dengan memperhatikan kondisi investasi saat ini dan kemungkinan - kemungkinannya di masa mendatang. Perumusan Masalah 1. 1.Apa yang menjadi landasan hak penanaman modal asing? 2. Bagaimana dampak adanya undang - undang penanaman modal asing bagi perekonomian Indonesia? 3. Sejauh mana kewajiban-kewajiban pelaku usaha asing? PEMBAHASAN UUPM yang baru disahkan ini mengatur azas dan tujuan penanaman modal; kebijakan dasar penanaman modal bentuk badan usaha dan kedudukan; perla - kuan terhadap penanaman modal; ketenaga kerjaan; bidang usaha; pengembangan penanaman modal bagi usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi; hak, kewajiban, dan tanggungjawab penanam modal; penyelenggaraan urusan penanaman modal; kawasan ekonomi khusus; serta penye-lesaian sengketa dan sanksi Hal- hal utama dari UUPM ini adalah sebagai berikut. 1. 1.Kepastian hukum dengan dianutnya beberapa azas penting seperti perlakuan sama antara penanam modal dalam dan luar negeri, transparansi dan akuntabilitas. UUPM juga menegaskan garansi terhadap nasionalisasi dan penye-lesaian sengketa 2. Kejelasan mengenai pembagian wewe - nang dan tanggung jawab antara Pusat dan Daerah untuk urusan penanaman modal yang sesuai dengan otonomi daerah. 3. Penyerdehanaan prosedur dan perizinan penanaman modal melalui meka - nisme pelayanan terpadu satu pintu serta kemudahan dan keringanan yang diperlukan. Untuk itu Pemerintah di tingkat Pusat manupun Daerah dituntut untuk mengurangi ekonomi biaya tinggi dengan berbagai langkah debirokra - tisasi dan penyempurnaan layanan publik baik dari segi perizinan maupun keten-tuan pelaksanaan penanaman modal dan usaha agar lebih efisien. Fasilitas untuk penanam modal:
  • 3. 1. 1.Fasilitas fiskal bagi penanam modal dalam bentuk perseroan terbatas; 2. Kemudahan pelayanan hak atas tanah yarg dapat diberikan dan diperpanjang di muka sekaligus dan dapat diperbarui kembali atas permohonan penanam modal, namun dapat dihentikan atau dibatalkan oleh Pemerintah jika mene - lantarkan tanah, merugikan kepen - tingan umum dan tidak memanfaatkan tanah sebagaimana tujuan pemberian hak. Fasilitas hanya diberikan kepada penanam modal yang antara lain memerlukan jangka panjang, tidak memerlukan areal luas dan yang tidak menganggu rasa keadilan masayarakat dan tidak merugikan kepentingan. 3. Kemudahan pelayanan keimigrasian yang dapat diberikan untuk pena - naman modal yang membutuhkan tenaga asing dan calon penanam modal yang melakukan penjajakan usaha; dan 4. Kemudahan pelayanan perizinan impor barang sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan perundang - undangan yang ada dan tidak memberi dampak negative terhadap kesela - matan, keamanan kesehatan, lingku - ngan hidup dan moral bangsa, atau untuk keperluan relokasi pabrik ke Indonesia, serta kebutuhan bahan baku dan barang modal untuk produksi sendiri. Di bidang kelembagaan, UUPM memberikan tugas kepada Badan Koordinasi Penanaman Modal, yang dipim-pin oieh seorang Kepala Badan yang diangkat oleh dan bertanggungjawab langsung kepada Presiden untuk melakukan koordinasi pelaksanaan kebijakan penanaman modal, termasuk membuat peta pena - naman modal Indonesia, mengembangkan peluang dan potensi di Daerah dan mempromosikannya. Tentunya dalam pembahasan Undang-undang ini, Pemerintah dan DPR menjadikan kepentingan nasional sebagai acuan utama. Undang-Undang ini juga mengandung rambu-rambu untuk menjaga kepentingan nasional sehingga penanam modal asing mendapat perlakuan yang sama hanya untuk sektor yang terbuka - untuk mereka. Undang-Undang ini mengatur dengan jelas bidang-bidang usaha yang tertutup, bidang usaha yang terbuka dengan syarat kepemilikan modal, lokasi, kemitraan, dan pencadangan untuk waha mikro, kecil dan menengah. Kepentingan nasional yang menjadi kriteria untuk daftar sektor yang tertutup antara lain adalah kese-hatan, moral kebudayaan, lingkungan hidup, pertahanan dan keamanan nasional, serta kepentingan nasional lainnya. Sebagai langkah tindak lanjut dari pengesahan UUPPA ini Pemerintah akan melakukan finalisasi peraturan pelaksana yang diamanatkan UUPM, antara lain Peraturan Presiden tentang Kriteria dan Penyusunan Bidang Usaha yang Tertutup dan Terbuka dengan Persyaratan, dan Peraturan Presiden tentang Tata Cara dan Pelaksanaan Pelayanan Terpadu. Kini persoalannya, bagaimana UUPMA 2007 benar-benar mampu mengemban misi meningkatkan gairah PMA untuk mempercepat pertumbuhan ekon omi nasional yang diharapkan. Pertanyaan ini akan terlihat dalam uraian di bawah ini. 1. Iklim yang Kondusif Minimal ada tiga syarat yang menjadi daya tarik masuknya PMA ke Indonesia Pertama, economic opportunity. Adanya economic opportunity dilihat dari tersedianya sumber bahan baku, daya beli
  • 4. masya - rakat terhadap barang-barang produksi serta sumber daya manusi (tenaga kerja) yang murah. Indonesia mempunyai eeconomic oppirtunity yang potensial untuk menarik masuknya PMA. Kedua political stability di Indonesia dinilai tergolong tidak mengganggu iklim PMA. Sekalipun terjadi pergantian rezim, Indonesia relative dapat menjaga stabilitas politiknya. Kalaupun terjadi gon- cangan, sifatnya sementara. Ketiga, legal certainty dianggap sebagai kendala utama bagi masuknya PMA. Indonesia dinilai belum mampu mewujudkan kepastian hukum PMA. Essay ini hanya akan membahas mengenai legal certainty yang diakomodasi dalam UUPMA 2. Citra Baru Ada hal-hal baru yang diatur dalam 2007 yang dianggap dapat meningkatkan iklim yang lebih kondusif bagi masuknya modal asing a. Pengertian penanaman modal asing UUPMA `67/70 (UUPMA lama) modal asing didefinisikan sebagai direct investment (Pasal 1). Dalam UUPMA 2007, modal asing tidak hanya direct investment tetapi juga meliputi pembelian saham (portofolio) pasal 1 butir 10 jo. Pasal 5 ayat (3). Dengan demikian, pintu masuk PMA diperioas dalam UUPMA 2007 b. Pihak investor Dalam UUPMA lama, hanya pihak asing berbentuk badan hukum yang dapat melakukan penanaman modal asing (pasal 3 ayat (1)). Lain halnya dengan UUPMA baru, yang mcmbuka kesempatan bagi Negara, perseorangan, badan usaha, badan hukum yang semuanya berasal dari luar negeri dapat menanamkan modalnya di Indonesia (Pasal 1 butir 6) c. Perlakuan terhadap investor Dalam UUPMA tidak ada statement perlakuan yang sama. Perlakuan yang sama diberikan dan diatur dalam UUPMA baru dalam Bab V. PMA diperlakukan sama dengan PMDN. Di samping itu, PMA dari Negara manapun, pada prinsipnya diperlakukan sama, kecuali dari suatu Negara yang memperoleh hak istimewa berdasarkan pe,rianjian dengan Indonesia. d. Pelayanan satu pintu Pasal 12 ayat I dan 2 UUPMA baru memberikan kemudahan pelayanan satu pintu kepada PMA yang dalam UIIPMA lama tidak diatur. Terdapat kepastian hukum dalam kemudahan pelayanan melalui satu pintu. e. Perizinan dan kemudahan masuknya tenaga kerja asing UUPMA lama _mengatur tenaga kerja. Tenaga kerja asing tidak mudah untuk didatangkan karena tenaga kerja asing boleh dida-tangkan bagi jabatan jabatan yang belum dapat diisidengan tenaga kerja warga Indonesia. Tidak demikiannya dalam UUPMA baru karena tenaga kerja asing lebih mudah masuk ke Indonesia. Memang, tenaga kerja warga Negara Indonesia harus tetap diuta - makan, namun, investor tetap memiliki hak menggunakan tenaga ahli WNA untuk jabatan dan keahlian tertentu (pasal 10). f. Pajak UUPMA lama membe-rikan fasilitas berupa keringan pajak yaitu tax holiday bagi investor asing. Sedangkan dalam PMA baru tidak hanya fasilitas pajak saja namun diberikan fasilitas fiscal, lebih luas cakupannya mengingat pajak hanyalah salah satu bagian dari fiscal. Sehingga, pemberian fasilitas kepada investor asing lebih besar karena tidak hanya
  • 5. pemberian fasilitas pajak namun lebih dari itu yaitu berupa fiscal. Hal ini lebih menguntungkan investor asing. g. Negative list Pasal 6 UUPMA lama memberikan batasan terhadap usaha mana saja yang tidak dapat diberikan kepada investor asing. Sehingga, jenis usaha yang diatur tersebut utlak tidak dapat diberikan kepada investor asing (imperative). Kelonggaran dapat ditemukan dalam UUPMA baru karena tidak dicantumkan, jenis usaha yang masuk dalam negative list (Pasal 11). Negative list tersebut diatur kemudian dalam peraturan perundang-undangan. Ini berarti, jenis usaha yang dapat diberikan kepada investor asing lebih fleksibel dan lebih terbuka. h. Peranan daerah Kesempatan bagi investor asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia juga terbuka lebih lebar. Pasalnya, dalam konsiderans UUPMA baru, Pemerintah daerah diberikan otonomi seluas-luasnya untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan penyelenggaraan penanaman modal, berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan. Dari Uraian di atas menggambarkan baru PMA di Indonesia melalui pengaturan dalam UUPMA 2007 yang dapat meningkatkan investasi di Indonesia. UUPMA 2007 nampak lebih terbuka baik dari cara PMA masuk, subyek investor asing yang semakin beragam maupun bidang usaha yang dapat diusahakan PMA, serta peranan daerah dalam mengundang PMA secara langsung. Di samping itu, UUPMA 2007 juga mening - katkan kepastian hukum terutama dalam pelayanan dan pemberian penjinan. Sense of justice pun terasa dalam UUPMA 2007 dengan adanya perlakuan yang sama terhadap PMA dan PMDN, serta antara pemodal asing dari Negara yang berbeda, sekalipun terdapat pengecualian berda - sarkan perjanjian khusus dengan Indonesia. Tidak kalah. menariknya adalah diberikannya insentif yang lebih luas berupa fasi - litas fiscal (bukan sekedar pajak) spirit UUPMA 2007 nampaknya telah sejalan dengan Konvensi Jenewa Dampak Undang-Undang Penanaman Modal Disahkannya UU Penanaman Modal (UU PM) mempunyai banyak makna. Jika dilihat dari sisi upaya menarik investasi, UU PM merupakan "karpet merah"untuk menarik investasi. Bukan hanya menarik investor agar mau menanamkan modalnya di Indonesia dengan berbagai insentifnya. Namun, lebih jauh lagi ialah memba-talkan niat investor dari bujukan negara lain yang juga sedang menawarkan daya tarik investasinya di sana. Daya tarik investasi suatu negara memang bukan hanya terdiri atas kebijakan proinvestor pun kampanye paket-paket insentif tertentu jika berinvestasi. Namun, juga harus mempertimbangkan posisi tawar kita dari daya tarik investasi negara lain yang juga menjadi pesaing dalam merebut investasi global. Bukan tidak murigkin UU PM yang sudah disahkan di Indonesia, akan disaingi segera dengan UU PM negara lain yang lebih n.enarik terutama di China dan India. Ini berarti tanpa inovasi dalam UU PM, kita akan ketinggalan terus menerus dalam kompefisi investasi global.
  • 6. UU PM ini mendapat sorotan dari berbagai kalangan. Jika ditelisik lebih dalam , tampak bahwa kekhawatiran dengan libe - ralisasi UU PM jauh melihat dampak ; penanaman modal yang tidak hanya pada wilayah ekonomi belaka, tapi dikhawa - tirkan bisa berdampak ke berbagai faktor nonekonomi. Padahal, UU PM dibuat dengan fokus pada upaya menarik investasi. Tak terlalu dipersoalkan apakah investasi itu berdampak negatif pada negara, rakyat, atau lingkungan alam, meski khusul seperti itu diakomodasi. Tampaknya hal ini bukan perhatian utama dari UU PM. UU PM jelas hanya undang-undang yang dibuat secantik mungkin untuk membuat investasi datang berbondong - tondong. Aneh jika tujuan untuk menda - patkan investasi datang dengan antusias, tetapi pada UU yang sama juga diberi efek jera dan ancaman-ancaman ini-itu. Paling tidak jika kita mau adil harus dibua t UU yang memberi efek jera bagi penanarrran modal yang berdampak negatif bagi, negara, rakyat dan lingkungan alam. UU antisipasi dampak negatif itu tidak berada dalam kesatuan UU PM. Bagaimanapun bahwa kekhawatiran terhadap penanaman modal masih perlu dicermati Pertama, disebabkan bahwa negara negara berkembang tidak mempunyai posisi tawar yang kuat terhadap tarikan globa - lisasi, sehingga posisinya cenderung lemah elemah. Modal lokal akan sulit berhadapan dengan modal global. Teknologi dan SDM lokal akan kalah bersaing dengan teknologi dan SDM global. Bayangkan saja, untuk menyuplai pangan nasional khususnya beras ke perut rakyat Indonesia, keterkaitannya dengan perberasan global sangat erat Benih, beras, pupuk, pestisida, sarana produksi pertanian, dan lain-lain bergantung pada investasi baik di sini maupun di mana pun.Tidak ada cara lain bahwa Indonesia harus masuk menjadi pemain global, untuk mengendalikan tarikan global itu dan bukan bertahan terusmenerus oleh serbuan globalisasi. Kedua tujuan untuk mencarikan solusi lewat penanaman modal harus dikritisi apakah membawa solusi yang diperlukan dan atau juga membawa masalah baru. Di sinilah problemaya menjadi kotraproduktif, bahwa jika untuk mengatasi problem nasional seperti pengangguran maka dibuka keran investasi seluas dan semudah mungkin. Tenaga kerja terserap ke pabrik - pabrik baru, namun jika tanpa penga-wasan bisa terjadi pabrik membuang limbah sembarangan dengan alasan sudah berkorban lewat investasi, eksploitasi tenaga kerja murah, wanita-anak-anak, dengan alasan memberi lapangan kerja dan mumpung SDM kepepet sedang mengang - gur dan sebagainya, bisa menadi problem baru. Beberapa kalangan yang meng - khawatirkan penanaman modal global intinya kurang lebih sama saja, kekhawatiran atas cengkeraman negara kaya, pemilik modal, perusahaan multinasional dan lembaga-lembaga internasional sebagai kepanjangan dari kepentingan besar terhadap yang lemah khususnya pemerintah, rakyat, dan lingkungan alam di negara berkembang dan dunia ketiga. Apalagi, pejabat senior IMF di Indonesia, Stephen Schwartz, sudah mengatakan bahwa UU PM itu menunjukkan sinyal positif bagi investor UU PM hanya mengatur pena - naman modal, tak peduli bahwa di balik penanaman modal itu juga "tertanam" halhal lain, misalnya ditanam pula di negeri ini, kepentingan bangsa lain, kepentingan korporasi asing, kepentingan terjaganya ling - kungan alam negeri lain. Bangsa lain mempunyai kepentingan ekonomi yang dicangkokkan di bangsa ini. Korporasi global makin menguatkan kaki guritanya ke penjuru dunia untuk membuat kesta -bilan jika di kaki gurita di negeri yang lain terjadi krisis.
  • 7. Lingkungan alam negeri lain yang tidak dieksploitasi kepentingan penanaman modal, masih terpelihara untuk anak cucu dibanding lingkungan alam di negeri kita yang mungkin sedikit banyak akan tergerus oleh kepentingan penanaman modal sehingga rusak. Semua ini menunjukkan bahwa bicara penanaman modal jika kita mau jujur sebenarnya yang ditanam bukan cuma modal. Dalam arti, modal dalam bentuk mata uang global yang digelon - torkan ke dalam negeri untuk membuat bergeraknya sebuah roda usaha mempunyai wujud-wujud yang lain. Mata uang tersebut juga menanam banyak hal lain yang harus dicermati. UU PM jelas tidak memberi fokus tentang kemungkinan terjadinya penanaman hal-hal lain selain modal. Banyak yang ditanam investasi global yang bukan cuma modal, melainkan jup kedaulatan negara lain, mengcengkeran dan posisi tawar corporatokrasi, memperbesar akses kepentingan global negara lain dsb, yang mungkin saja berbenturan dengan apa yang sudah ditanam disini seperti kedaulatan negara, perusahaan nasional dan kepentingan domestik baik manusia pun alam. Pragmatisme UU PM dengan hanya menekankan penanaman modal belaka wajar saja karena memang itu UU PM. Meski UU PM sudah disahkan, menjadi kewajiban pemerintah untuk mendeteksi apa yang mungkin ikut tertanam dengan adanya investasi asing khususnya Jangan sampai apa yang sudah tertanam bertahun-tahun dan membe-rikan dampak negatif, akhirnya sulit untuk d isingkirkan apalagi ditebang. Kita makin dituduh tidak konsisten dalam kebijakan penanaman modal. Padahal, dalam batas-batas tertentu penanaman modal memang diperlukan. Untuk itu, peraturan turunan ataupun undang-undang lain yang merepresi dampak penanaman modal perlu dibuat mpak penanaman modal perlu dibuat. 1. Pertama, UU ini tidak mengedepankan kepentingan nasional justru melayani. internasionalisasi modal serta berten - tangan dengan konstitusi RI dengan memfasilitasi modal asing menguasai produksi yang terkait dengan hajat hidup orang banyak (semesta rakyat/ warga negara Indonesia). 2. Kedua, UU ini tidak melindungi hak atas pekerjaan rakyat Indonesia, khususnya kaum buruh yang dengan mudah terkena PHK akibat perusahaanya tutup karena pindah lokasi usahanya (capital flight). Penanaman Modal Asing di Indonesia Republik Indonesia memiliki keka - yaan alam melimpah akan tetapi pembuat kebijakan investasi memandang bahwa pelaku usaha nasional belum memiliki kapasitas yang cukup dalam mengelola kekayaan alam yang masih berbentuk potensi dan terpendam di bumi Indonesia. UU Penanaman Modal- Asing (UU PMA) dalam upaya menggerakkan ekonomi nasional dengan perusahaan- perusahaan asing yang diberi kesempatan berin vestasi di Indonesia. Ada beragam fasilitas yang dibe - rikan bagi pemodal asing yang diberikan oleh UU PMA, antara lain (i) fasilitas penge - sampingkan bea masuk bagi barang modal yang sesuai dengan usulan kegiatan investtasi, (ii) tax holiday dalam pajak penghasilan selama belum tiba masa produksi komersial, (iii) kepastian repatriasi segala keunt ungan atau dividend ke negara asalnya setiap saat. Pola-pola kebijakan PMA di Indonesia
  • 8. Selain fasilitas, ada pula kebijakan pembatasan usaha bagi pelaku usaha asing misalnya adanya daftar negatif investasi (DNI) yang secara berkala direview, (ii) kewajiban divestasi (DNI) kewajiban untuk membangun kemitraan dengan usaha kecil & menengah (Kemitraan UKM), kewajiban memprioritaskan local content (prioritas Local content) Daftar negative investasi (DNI) adalah suatu daftar yang ditetapkan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) tentang bidang usaha apa saja yang terbuka sepenuhnya bagi asing, terbuka dengan persyaratan persentase saham tertentu diknasai oleh mitra lokal, atau tertutup sama sekali. DNI berfungsi sebagai kran tutup, setengah buka atau terb uka penuh untuk memastikan adanya keseimbangan tertentu yang hendak dipelihara oleh BKPM, yaitu disatu sisi kepentingan swasta nasional akan pemerataan ekonomi dan di pihak lain kepentingan meningkatkan partum-buhan ekonomi nasional. Divestasi adalah kewajiban untuk mengurangi persentasi kepemilikan asing di PT PMA setelah kurun waktu tertentu, dan sekaligus meningkatkan persentasi kepe - milikan local di PT PMA tersebut. Hal ini dimaksudkan agar perlahan-lahan pemegang saham lokal dapat berangsur-angsur memiliki peran dan kewenangan serta tanggungjawab yang membesar dengan waktu, serta juga supaya ada proses alih teknologi dari asing ke lokal. Kemitraan dengan UKM dimak - sudkan agar pihak PT PMA dapat mem-bagi peran dalam kegiatan usahanya dengan pengusaha kecil dan menengah dan pada saat yang sama pengusaha UKM memiliki kesempatan untuk membangun jaringan kemitraan dan belajar menjalankan usaha secara mandiri dengan pihak asing, sehingga semangat kewirausahaan pengu - saha local dapat dibangun, dan pada saat yang sama PT PMA dapat melakukan fungsi oursourcing atau pembagian tugas produksi tertentu dengan pengusaha UKM Perlu ditegaskan dalam hal ini bahwa pemerintah berkewajiban secara berkala mereview kebijakan nasional dan peraturan nasional yang ada supaya s elalu berguna bagi sebesar-besarnya kepentingan nasional, yaitu mengurangi angka pengang - guran, meningkatkan pemerataan bagi UKM dan sekaligus pertumbuhan ekonomi, serta mening-katkan produktivitas nasional. Penyimpangan aturan PMA dalam praktek Aturan-aturan di atas sudah ada sejak lama, akan tetapi aturan di atas kertas dapat saja menyimpang pada Kenyataannya, atau tidak berfungsi sebagaimana telah didisain sejak awal. Mengacu pada kebijakan kemi-traan UKM, pada prakteknya hal ini sering sulit dijalankan sesuai dengan teori atau aturan, mengingat adanya gap budaya atau etos kerja gap komunikasi, rendahnya kualitas pela-tihan untuk memberdayakan UKM supaya dapat menghasilkan produk yang sesuai d°ngan standar PT PMA. Kesabaran dan ketelatenan pihak PT PMA dalam melatih dan memberdayakan mitra UKM sangat dibutuhkan, guna terjalinnya peme - liharaan huhungan kerja yang harmonis dan berhasil guna dalam jangka panjang. Kewajiban divestasi pada prak - teknya juga sering dilanggar dan memang sulit untuk dipatuhi oleh pihak asing atau lokal, mengingat kendala pada masing - masing pihak. Pihak asing mengeluhkan bahwa pihak lokal tidak bersedia membeli saham dengan harga yang wajar, sementara pihak lain serius dipersepsikan sebagai tidak mau belajar mendalami bidang usaha yang dikerja-samakan
  • 9. dengan pihak asing, dan pihak lokal tidak bisa mandiri dan akhirnya tujuan alih teknologi sulit tercapai. Dampak Positif Investasi Asing Kebijakan dan aturan investasi asing yang komprehensif dan detail dan dibarengi oleh fungsi pembinaan, pengawasan daii penindakan yang konsisten akan mengha - silkan dampak positif bagi kepentingan nasional. Dampak positif antara lain adalah terciptanya lapangan kerja bagi tenaga kerja lokal, terbangunnya skill dan kompetensi tertentu pada tenaga kerja lokal, terbangunnya semangat kewirausahaan pada pengusaha lokal dan meningkatkan peng - hasilan yang cukup dan layak, pengusaha lokal dapat lebih terpacu untuk berpartisipasi bersama dengan asing dalam menghasilkan barang dan jasa yang lebih bermutu, Negara dapat memperoleh pemasukan pajak penghasilan atau pajak pertambahan nilai dari beragam aktivitas kegiatan usaha, sehingga pada gilirannya kualitas hidup seluruh masyarakat termasuk peme - gang kewenangan dalam lembaga eksekutif, legislative serta yudikatif dapat meningkat. Dibukanya kesempatan investasi bagi pelaku usaha asing, selain dampak positif, tentu memiliki sejumlah efek yang berdampak negatif bagi kepentingan nasional. Dampak negatif sering muncul tatkala (i) badan penanaman modal dan pemberi ijin yang merupakan pemegang kewenangan tidak melakukan fungsi Z pengawasan dan pembinaan serta penin - dakan yang dijalankan secara konsisten, (ii) kebi-jakan dan aturan yang ada secara komprehensif tidak mengatur hal-hal teknis, agar memudahkan pembinaan, p engawasan, serta penindakan. Peran Birokrasi Negara dalam kegiatan investasi asing Patut dipahami bahwa pada dasarnya pelaku usahalah, baik asing atau lokal yang menyediakan lapangan kerja dan menghasilkan produk yang bernilai tambah. Produk yang bernilai tambah tidak dihasilkan oleh birokrasi, melainkan pelaku usaha. Birokrasi hanyalah bertindak selaku katalisator (dengan dua fungsi utama selaku policy maker dan regulator) yang berfungsi meninggalkan efisien dan efektifitas kegiatan produksi barang dan jasa. Melalui fungsi kebijakan, birokrasi berperan untuk membangun visi dan misi dalam merancang disain pembangunan jangka pendek, menengah dan panjang, guna memastikan kepentingan nasional, kepentingan semua pemangku kepentingan dapat terpelihara, sehingga tujuan bersama yaitu keadilan dan kemakmuran dapat perlahanlahan terbentuk. Melalui fungsi regulasi, birokrasi berperan untuk membina, mengawasi serta menindak pelaku usaha yang menyimpang dari koridor aturan yang sudah disepakati bersama. Setiap penyimpangan aturan bersama baikk oleh pelaku usaha atau birokrasi penegakan hukum dapat ditaf - sirkan sebagai (i) upaya menjauhkan atau memperlambat tercapainya tujuan bersama yaitu keadilan dan kemakmuran, (ii) upaya melemahkan kewibawaan hukum dan birokrasi pembuat kebijakan dan penegak hukum itu sendiri. Guna mengotimalkan fungsi kebijakan dan regulasi, para pembuat kebijakan dan aturan perlu Renyadari secara mutlak pentingnya penerapan serta penegakan prinsip-prinsip GOOD PUBLIC GOVERNANCE di dalam tubuh birokrasi sendiri. Good public governance memiliki 5 prinsip, yaitu
  • 10. fairness (keadilan/kewajaran),, ccountability (akuntabilitas/tanggung-gugat), responsibility (tanggungjawab), serta transparansi (keterbukaan) Ada beraneka permasalahan dalam hubungan antara pelaku usaha asing dan lokal dalam kerangka penanaman modal asing, yang akan dituangkan oleh penulis dalam tulisan herikutnya. Penulis menutup tulisan ini dengan menekankan bahwa pembuatan kebijakan atau aturan apapun yang baik tidak akan dapat merealisasikan tujuan awal yang disepakati bersama, sepanjang prinsip good public governance tidak diterapkan dengan konsekuen dan konsisten oleh birokrasi Negara. Kesimpulan 1. 1.Dengan disahkan UU PM meru-pakan “karpet merah untuk menarik investasi untuk menanamkan modalnya di Indonesia. 2. UUPMA banyak sorotan, bahwa tampak adanya kekawatiran dengan liberalisasi UUPM akan berdampak penanaman modal tidak hanya pada ekonomi saja, di khawatirkan bisa berdampak ke berbagai non-ekonomi. 3. Adanya fasilitas – fasilitas yang diberikan bagi pemodal asing yang diberikan oleh UUPMA, mengakibatkan modal lokal sulit berhadapan dengan modal global. 4. UUPM dibuat secantik mungkin untuk menarik investasi datang berbondong - bondong ke Indonesia Saran 1. 1.Bagi pemerintah dalam memberlakukan UUPMA harus memberi kepercayaan dan kesempatan. Peranan daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan penyelenggaraan penanaman modal berdasarkan asas otonomi daerah. 2. Pemerintah agar bijaksana dan hati-hati meskipun membuka luas penanaman modal asing tetapi jangan membahayakan kedaulatan negara DAFTAR PUSTAKA Aminuddin Ilmar, 2007, Penanaman Modal Di Indonesia, Jakarta: Prenada Media Group. Husendro, 2007, Ancaman Judicial Review Terhadap Undang-undang Penanaman Modal Tahun 2007. Lubis Ganie Surowidjojo Lawfirm (Indonesian Lawfirm), I am thankful to Chandra Karina, for furnishing materials for this Law Blog. Rahmat Bastian, "How Asset Backed Securities Work in Indonesia" Salim HS & fiudi Sutrisno, 2007, Hukum Investasi di Indonesia Jakarta: Rajawali Press Sumantoro, 1986, Hukum Ekonomi, Jakarta: Universitas Indonesia Press Translated from Departemen Keua-ngan RI, Tim Studi Efek Beragun Aset "Studi Tentang Perdagangan Efek Beragun Aset", 2003 Undang-undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal.
  • 11. Undang-undang No. 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing Undang-undang No. 6 Tahun 1968 tentang Penanaman Modal dalam Negeri. Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Perubahan dan Tambahan Undangundang Nomor 1 tahun 1967 tentang Penanaman Modal asing dan Undang - undang Nomor 6 Tahun 1968 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri Archive: cek-kembali