SlideShare a Scribd company logo
1 of 53
ANATOMI DAN FISIOLOGI
SISTEM INDERA
(SPESIAL SENSES)
Tedy Kurniawan Bakri, M.Farm, Apt
Jurusan Farmasi
FMIPA - Universitas Syiah Kuala
2019
Definisi Sistem Indera
 Organ akhir khusus untuk menerima rangsangan
tertentu.
 Diperantarai oleh sistem saraf (sensory impression).
 Rangsangan berupa : sentuhan, pengecapan, penglihatan,
penciuman dan suara.
 Organ indera adalah sel2 tertentu yg dapat menerima
stimulus dari lingkungan luar atau dari badan sendiri 
menjadi impuls  dihantarkan oleh serabut saraf 
menuju SSP untuk diinterpretasikan.
Organ Penyusun
1. Mata  Indera Penglihatan
2. Hidung  Indera Penciuman
3. Telinga  Indera Pendengaran
4. Lidah  Indera Pengecapan
5. Kulit  Indera Perabaan
”
“
1. Mata (Indera Penglihatan)
1. Mata (Indera Penglihatan)
 Menerima rangsangan (berkas cahaya) pada
retina dengan perantaraan serabut nervus
optikus, menghantarkan rangsangan ini ke pusat
penglihatan di otak untuk diinterpretasikan.
 Terdiri atas : organ okuli assesoria (alat bantu
mata), dan okulus (bola mata).
 Persarafan oleh Nervus-II (Nervus Opticus) yang
merupakan cabang kedua dari saraf kranialis.
 N. optikus dibentuk dari kumpulan sel2 ganglion
pada retina.
 Pusat penglihatan di otak adalah lobus oksipital.
Lapisan Bola Mata
1) Tunica Fibrosa
 Tunica Fibrosa terdiri dari sklera, kornea, dan konjungtiva.
 Sklera merupakan lapisan luar yang sangat kuat. Sklera berwarna putih.
 Pada lapisan ini terdapat kornea, yaitu lapisan yang berwarna bening
dan berfungsi untuk menerima cahaya masuk kemudian
memfokuskannya.
 Untuk melindungi kornea ini, maka disekresikan air mata sehingga
keadaannya selalu basah dan dapat membersihkan dari debu.
 Pada batas cornea dan sclera terdapat canalis schlemm yaitu suatu sinus
venosus yang menyerap kembali cairan aquaus humor bola mata.
Lapisan Bola Mata
2) Tunica Vasculosa
 Tunica vasculosa merupakan bagian tengah bola mata, terdiri dari iris, corpus ciliaris
dan koroid.
 Koroid merupakan lapisan tengah yang kaya akan pembuluh darah, lapisan ini juga
kaya akan pigmen warna. Daerah ini disebut Iris.
 Bagian depan dari lapisan iris ini disebut Pupil yang terletak di belakang kornea
tengah. Pengaruh kerja ototnya yaitu melebar dan menyempitnya bagian ini.
 Lensa mata (kristalin) adalah bagian mata yang terletak di belakang
pupil mata yang berfungsi untuk memfokuskan cahaya ke retina. Lensa didukung
oleh otot yang disebut muskulus siliaris (otot melingkar). Apabila otot ini
berkontraksi akan terjadi perubahan ukuran lensa.
 Pada bagian depan dan belakang lensa ini terdapat rongga yang berisi cairan
bening yang masing-masing disebut Aqueous Humor dan Vitreous Humor. Adanya
cairan ini dapat memperkokoh kedudukan bola mata.
Lapisan Bola Mata
3) Tunica Nervosa
 Tunica nervosa (retina) merupakan reseptor pada mata yang terletak pada bagian
belakang koroid.
 Lapisan ini lunak, namun tipis, hampir menyerupai lapisan pada kulit bawang.
 Retina tersusun dari sekitar 103 juta sel-sel yang berfungsi untuk menerima cahaya. Di
antara sel-sel tersebut sekitar 100 juta sel merupakan sel-sel batang yang berbentuk
seperti tongkat pendek dan 3 juta lainnya adalah sel konus (kerucut).
1. SEL BATANG (Rod Cells) tidak dapat membedakan warna, tetapi lebih sensitif
terhadap cahaya sehingga sel ini lebih berfungsi pada saat melihat ditempat gelap.
Sel batang ini mengandung suatu pigmen yang fotosensitif disebut rhodopsin.
2. SEL KERUCUT (Cone Cells) mengandung jenis pigmen yang berbeda, yaitu iodopsin
yang terdiri dari retinen. Terdapat 3 jenis iodopsin yang masing-masing sensitif
terhadap cahaya merah, hijau dan biru. Masing-masing disebut iodopsin merah,
hijau dan biru. Segala warna yang ada di dunia ini dapat dibentuk dengan
mencamputkan ketiga warna tersebut. Sel kerucut diperlukan untuk penglihatan
ketika cahaya terang.
Bagian-Bagian Mata Tampak Depan
Organ Aksesori Mata
Organ-organ Assesorius Mata
Otot-otot Eksternal Bola Mata
(External Oculi)
 Selain n. optik (n.II), ada saraf kranial lain yang membantu dalam
pengoperasian & gerakan bola mata, yaitu
1) Nervus okulomotorius, mensarafi gerakan bola mata
dari dalam keluar
2) Nervus trochlearis, mensarafi gerakan bola mata ke
bawah dan samping kanan kiri
3) Nervus trigeminus, mensarafi kulit wajah, reflek kornea,
kepekaan lidah dan gigi
4) Nervus abdusen, mensarafi gerakan bola mata ke samping
 Bola mata dipegang oleh 2 (dua) macam otot yaitu otot rectus (4 otot) & otot
oblique (2 otot)
 Otot rectus  superior, inferior, lateralis, medialis
 Otot oblique  superior & inferior
Otot-otot Eksternal Bola Mata
(External Oculi)
Otot-otot Eksternal Bola Mata
(External Oculi)
Persarafan otot-otot eksternal bola mata
Lensa Mata
 Lensa adalah suatu struktur bikonveks, avaskular, tidak berwarna dan
hampir transparan sempurna.
 Lensa mata tersusun atas tiga bagian yaitu kapsul lensa (lens capsule),
ephitelium lens (lens epithelium), dan serat lensa (lens fibers).
 Kapsul lensa adalah suatu membran yang semipermeable (sedikit lebih
permeabel daripada dinding kapiler) yang memungkinkan air dan
elektrolit masuk.
 Lensa ditahan di tempatnya oleh ligamentum yang dikenal dengan
zonula (zonula zinni).
Lensa Mata
 Pada mata normal, otot siliaris melemas dan lensa mendatar untuk
penglihatan jauh.
 Otot siliaris berkontraksi untuk memungkinkan lensa menjadi lebih
cembung dan lebih kuat untuk penglihatan dekat.
 Otot siliaris dikontrol oleh sistem saraf otonom. Serat-serat saraf
simpatis menginduksi relaksasi otot siliaris untuk penglihatan jauh,
sementara sistem saraf parasimpatis menyebabkan kontraksi otot
untuk penglihatan dekat.
 Seiring bertambahnya usia, serat-serat lameral subepitel terus
diproduksi, sehingga lensa lama-kelamaan menjadi lebih besar dan
kurang elastik.
 Kadang-kadang serta-serat ini menjadi keruh (opak), sehingga berkas
cahaya tidak dapat menembusnya, suatu keadaan yang dikenal
sebagai katarak.
Hyperopia (Far-sightedness) vs Myopia (Near-sightedness)
Gangguan penerusan cahaya oleh lensa mata
pada katarak
”
“
2. Hidung (Indera Penciuman)
Anatomi Hidung Bagian Luar
 Sepertiga atas hidung luar merupakan tulang dan
duapertiga bawah merupakan tulang rawan.
 Bagian tulang terdiri dari dua tulang hidung yang
bertemu di garis tengah dan pada bagian atas dari
prosesus nasalis os frontal dan keduanya melekat
diantara prosesus frontalis os maksila.
 Bagian tulang rawan terdiri dari sepasang kartilago
nasalis lateralis superior, sepasang kartilago nasalis
lateralis inferior (kartilago alar mayor), kartilago alar
minor dan kartilago septum
Anatomi Hidung Bagian Dalam
 Dibagi menjadi kavum nasi kanan dan kiri oleh septum nasi.
 Setiap kavum nasi berhubungan dengan bagian luar melalui lubang
hidung (nares anterior) dan dengan nasofaring melalui koana.
 Vestibulum merupakan bagian anterior dan inferior dari kavum nasi.
Vestibulum dilapisi oleh kulit dan berisi kelenjar sebasea, folikel rambut
dan rambut-rambut yang disebut vibrise.
 Setiap kavum nasi memiliki dinding lateral, medial, superior dan inferior.
Pada dinding lateral terdapat 4 buah konka. Konka menggulung seperti
proyeksi tulang yang dilapisi oleh membran mukosa. Daerah di bawah
konka disebut dengan meatus.
 Keempat konka: konka inferior, media, superior, suprema.
Lapisan Mukosa Hidung
 Lapisan epitel dari kavum nasi berubah dari anterior ke posterior.
 Kulit di dalam vestibulum nasi berkeratin, epitel sel skuamosa yang
mengandung vibrise dan kelenjar sebasea.
 Pada bagian tepi dari konka inferior, epitel berubah menjadi sel kuboidal
dan kemudian berubah menjadi epitel kolumnar bersilia berlapis semu.
 Pada bagian paling posterior dari nasofaring, mukosa berubah dari
berkeratin menjadi tidak berkeratin.
Bulbus olfactorius
Proses Penginderaan Penciuman
”
“
3. TELINGA (INDERA
PENDENGARAN)
Anatomi Telinga
Telinga dibagi 3 bagian
 Telinga luar (auris eksterna)
• Aurikulum
• Meatus akustikus eksternus
• Membran timpani
 Telinga tengah (auris media)
• Kavum timpani
• Tuba Eustachius
• Antrum & sel-sel mastoid
 Telinga dalam (auris interna = labirin)
• Koklea (organ auditivus)
• Labirin vestibuler (organ vestibuler /status)
1. Auris Ekterna
1. Aurikulum (Auricle/pina/daun telinga)
 Bentuk pipih, berlekuk
 Kerangka tulang rawan (kartilago atau
kondrium), kecuali lobulus
 Diliputi kulit yang melekat pada
perikondrium
Pada proses mendengar:
Aurikulum berfungsi menangkap dan
mengumpulkan gelombang bunyi dan
menentukan arah sumber bunyi .
Anthelix
Concha
Helix
External
Auditory
Meatus
Lobulus
Tragus
Crus Helix
Helix
AURICLE
AURICLE
1. Auris Ekterna
2. Meatus Akustikus Eksternus (MAE)= liang telinga luar
 Tabung bengkok, penampang ± 0,5 cm, panjang ± 2,5 – 3 cm
 1/3 luar rangka tulang rawan (pars kartilago), kulit berambut, kelenjar serumen
 2/3 dalam rangka tulang (pars oseus)
Pada proses mendengar:
 melanjutkan gelombang bunyi
 meresonansi (± 12-15 dB)
3. Membran timpani (gendang telinga)
 Selaput putih mutiara
 Bentuk oval – kerucut
 Terdiri dari: Pars flaksida (2 lapis) dan Pars tensa (3 lapis)
2. Auris Media
1. Kavum Timpani
Terdiri dari 3 bagian:
• Epitimpanum
• Mesotimpanum
• Hipotimpanum
Isi kavum timpani
• Osikula : maleus, inkus, stapes
• Muskulus : tensor timpani, stapedius
• Lain-lain : ligamen, saraf (korda timpani)
Pada proses mendengar
• membran timpani & osikulae  memperkuat gelombang bunyi 22 kali
• muskulus tensor timpani & muskulus stapedius  mengurangi gelombang
bunyi yang terlalu keras
2. Auris Media
2. Tuba Eustachius
Panjang 35 mm
Menghubungkan kavum timpani dengan
nasofaring
Fungsi:
• drainase
• ventilasi (pertahankan tekanan udara
dan oksigenasi)
Posisi normal osteum di nasofaring
tertutup, membuka ok m. Tensor
timpani
3. Antrum & sel-sel Mastoid
Sel-sel Mastoid merupakan rongga-
rongga kecil berisi udara yang terdapat di
dalam tulang temporal yang
berhubungan dengan nasofaring melalui
tuba eustachius dan berhubungan
dengan mastoid air cell (rongga mastoid)
melalui antrum timpanic (aditus ad
antrum)
3. Auris Interna
 Telinga dalam terutama bertanggung jawab untuk deteksi suara dan
keseimbangan.
 Terdiri dari labirin tulang, rongga berlubang di tulang temporal dengan
sistem saluran yang terdiri dari dua bagian fungsional utama:
• Koklea, berfungsi dalam hal pendengaran dengan cara mengubah pola
tekanan suara dari telinga luar menjadi impuls elektrokimia yang
diteruskan ke otak melalui saraf pendengaran.
• Sistem vestibula, berfungsi dalam mengatur keseimbangan tubuh.
PROSES MENDENGAR
Konduksi
Aurikulum
M.A.E
M.Timpani
Maleus
Inkus
Stapes
• gelombang bunyi
dikumpulkan dan
ditentukan arah bunyi
• diteruskan,diresonansi
• diperkuat 22 kali
Sensorineural
PROSES MENDENGAR (lanjutan)
Sensori
neural
Konduksi
Koklear
Perilimf
(skala vestibuli
skala timpani)
Endolimf
(skala media)
Organ Corti
Retrokoklear
• M.Reisner dan
M.Basilaris bergetar
• M.Tektoria bergetar
 Gesekan dengan
sel rambut
• Cochlear microphonic
PROSES MENDENGAR (lanjutan)
Sensori
Koklear
Retrokoklear
N.Koklearis
N.Akustikus
Nuklei di Batang otak
Pusat Pendengran
Korteks Serebri
Lobus Temporalis
(Wernicke)
• Meneruskan
Impuls listrik
• Mendengar
dengan sadar
neural
”
“
4. Lidah (Indera Pengecapan)
Anatomi Lidah
 Lidah adalah suatu organ muskular yang berhubungan dengan pengunyahan,
pengecapan dan pengucapan yang terletak pada sebagian di rongga mulut
dan faring. Lidah dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu radiks, korpus, dan
apeks.
 Radiks lidah melekat pada tulang hioid dan mandibula, di bagian bawah
kedua tulang terdapat otot geniohioid dan otot milohioid.
 Korpus lidah bentuknya cembung dan bersama apeks membentuk dua
pertiga anterior lidah.
 Pada lidah terdapat reseptor untuk rasa. Reseptor ini peka terhadap stimulus
dari zat-zat kimia, sehingga disebut kemoreseptor. Reseptor tersebut adalah
kuncup-kuncup pengecap (taste buds).
Persarafan Lidah
Persarafan pada lidah dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu:
1. Saraf sensoris, utuk mempersarafi :
 Dua pertiga anterior oleh nervus lingualis.
 Sepertiga posterior oleh nervus lingualis, n. glosofaring dan n. vagus.
2. Saraf pengecap, untuk mempersarafi :
 Dua pertiga anterior oleh serabut-serabut nervus fasialis.
 Satu pertiga posterior oleh nervus glosofaring.
3. Saraf motorik, Mempersarafi otot-otot lidah yaitu otot stiloglosus, hioglosus dan
genioglosus.
”
“
5. Kulit (Indera Perabaan)
Anatomi Kulit
 Kulit adalah suatu pembungkus yang elastik yang
melindungi tubuh dari pengaruh lingkungan.
 Merupakan organ tubuh terberat dan terluas ukurannya
yaitu 15% dari berat tubuh manusia, rata rata tebal kulit
1-2 mm.
 Kulit terbagi atas 3 lapisan pokok yaitu, epidermis, dermis
dan subkutan (hipodermis).
Epidermis
Reseptor-reseptor perabaan di kulit
Terima kasih

More Related Content

Similar to ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM INDRA (SPECIAL SENSES).pptx

Sistem koordinasi 1 ( indera) kelas 2 SMA/MA
Sistem koordinasi 1 ( indera) kelas 2 SMA/MASistem koordinasi 1 ( indera) kelas 2 SMA/MA
Sistem koordinasi 1 ( indera) kelas 2 SMA/MA
Yaya Nicky
 
Anfis 7 sistem pancaindera
Anfis 7 sistem pancainderaAnfis 7 sistem pancaindera
Anfis 7 sistem pancaindera
larasamanah
 
Anatomi sistem-panca-indra
Anatomi sistem-panca-indraAnatomi sistem-panca-indra
Anatomi sistem-panca-indra
shafhandustur
 
Anatomi sistem-panca-indra
Anatomi sistem-panca-indraAnatomi sistem-panca-indra
Anatomi sistem-panca-indra
shafhandustur
 

Similar to ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM INDRA (SPECIAL SENSES).pptx (20)

ANATOMI SISTEM SARAF
ANATOMI SISTEM SARAFANATOMI SISTEM SARAF
ANATOMI SISTEM SARAF
 
anatomi-sistem-panca-indra-120118184237-phpapp01 (1).pdf
anatomi-sistem-panca-indra-120118184237-phpapp01 (1).pdfanatomi-sistem-panca-indra-120118184237-phpapp01 (1).pdf
anatomi-sistem-panca-indra-120118184237-phpapp01 (1).pdf
 
Biologi SMA - Alat Indera
Biologi SMA - Alat InderaBiologi SMA - Alat Indera
Biologi SMA - Alat Indera
 
Ppt sistem sensori
Ppt sistem sensoriPpt sistem sensori
Ppt sistem sensori
 
MATERI Sistem indra KELAS XI SMA
MATERI Sistem indra KELAS XI SMAMATERI Sistem indra KELAS XI SMA
MATERI Sistem indra KELAS XI SMA
 
Sistem koordinasi 1 ( indera) kelas 2 SMA/MA
Sistem koordinasi 1 ( indera) kelas 2 SMA/MASistem koordinasi 1 ( indera) kelas 2 SMA/MA
Sistem koordinasi 1 ( indera) kelas 2 SMA/MA
 
Anfis 7 sistem pancaindera
Anfis 7 sistem pancainderaAnfis 7 sistem pancaindera
Anfis 7 sistem pancaindera
 
ANATOMI_SISTEM_PERSEPSI_DAN_SENSORI.pptx
ANATOMI_SISTEM_PERSEPSI_DAN_SENSORI.pptxANATOMI_SISTEM_PERSEPSI_DAN_SENSORI.pptx
ANATOMI_SISTEM_PERSEPSI_DAN_SENSORI.pptx
 
Sistem indera
Sistem inderaSistem indera
Sistem indera
 
Panca indra
Panca indraPanca indra
Panca indra
 
PANCA INDRA KARYA RAHMAT
PANCA INDRA KARYA RAHMATPANCA INDRA KARYA RAHMAT
PANCA INDRA KARYA RAHMAT
 
INDRA
INDRAINDRA
INDRA
 
Alat Indera
Alat InderaAlat Indera
Alat Indera
 
Sist koordinasi
Sist koordinasiSist koordinasi
Sist koordinasi
 
Anatomi sistem-panca-indra
Anatomi sistem-panca-indraAnatomi sistem-panca-indra
Anatomi sistem-panca-indra
 
Anatomi sistem-panca-indra
Anatomi sistem-panca-indraAnatomi sistem-panca-indra
Anatomi sistem-panca-indra
 
Sistem panca indera
Sistem panca inderaSistem panca indera
Sistem panca indera
 
Sistem indera
Sistem inderaSistem indera
Sistem indera
 
Ppt panca indera kel 4
Ppt panca indera kel 4Ppt panca indera kel 4
Ppt panca indera kel 4
 
Sistem Indra Pada Manusia.ppt
Sistem Indra Pada Manusia.pptSistem Indra Pada Manusia.ppt
Sistem Indra Pada Manusia.ppt
 

Recently uploaded

KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
khalid1276
 
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
AGHNIA17
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
NezaPurna
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
Acephasan2
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
Zuheri
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
kemenaghajids83
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
NezaPurna
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
nadyahermawan
 

Recently uploaded (20)

power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
 
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxtatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
 
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasDbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
 
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
 
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdfPentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 
Farmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptx
Farmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptxFarmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptx
Farmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptx
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM INDRA (SPECIAL SENSES).pptx

  • 1. ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM INDERA (SPESIAL SENSES) Tedy Kurniawan Bakri, M.Farm, Apt Jurusan Farmasi FMIPA - Universitas Syiah Kuala 2019
  • 2. Definisi Sistem Indera  Organ akhir khusus untuk menerima rangsangan tertentu.  Diperantarai oleh sistem saraf (sensory impression).  Rangsangan berupa : sentuhan, pengecapan, penglihatan, penciuman dan suara.  Organ indera adalah sel2 tertentu yg dapat menerima stimulus dari lingkungan luar atau dari badan sendiri  menjadi impuls  dihantarkan oleh serabut saraf  menuju SSP untuk diinterpretasikan.
  • 3. Organ Penyusun 1. Mata  Indera Penglihatan 2. Hidung  Indera Penciuman 3. Telinga  Indera Pendengaran 4. Lidah  Indera Pengecapan 5. Kulit  Indera Perabaan
  • 4. ” “ 1. Mata (Indera Penglihatan)
  • 5. 1. Mata (Indera Penglihatan)  Menerima rangsangan (berkas cahaya) pada retina dengan perantaraan serabut nervus optikus, menghantarkan rangsangan ini ke pusat penglihatan di otak untuk diinterpretasikan.  Terdiri atas : organ okuli assesoria (alat bantu mata), dan okulus (bola mata).  Persarafan oleh Nervus-II (Nervus Opticus) yang merupakan cabang kedua dari saraf kranialis.  N. optikus dibentuk dari kumpulan sel2 ganglion pada retina.  Pusat penglihatan di otak adalah lobus oksipital.
  • 6. Lapisan Bola Mata 1) Tunica Fibrosa  Tunica Fibrosa terdiri dari sklera, kornea, dan konjungtiva.  Sklera merupakan lapisan luar yang sangat kuat. Sklera berwarna putih.  Pada lapisan ini terdapat kornea, yaitu lapisan yang berwarna bening dan berfungsi untuk menerima cahaya masuk kemudian memfokuskannya.  Untuk melindungi kornea ini, maka disekresikan air mata sehingga keadaannya selalu basah dan dapat membersihkan dari debu.  Pada batas cornea dan sclera terdapat canalis schlemm yaitu suatu sinus venosus yang menyerap kembali cairan aquaus humor bola mata.
  • 7. Lapisan Bola Mata 2) Tunica Vasculosa  Tunica vasculosa merupakan bagian tengah bola mata, terdiri dari iris, corpus ciliaris dan koroid.  Koroid merupakan lapisan tengah yang kaya akan pembuluh darah, lapisan ini juga kaya akan pigmen warna. Daerah ini disebut Iris.  Bagian depan dari lapisan iris ini disebut Pupil yang terletak di belakang kornea tengah. Pengaruh kerja ototnya yaitu melebar dan menyempitnya bagian ini.  Lensa mata (kristalin) adalah bagian mata yang terletak di belakang pupil mata yang berfungsi untuk memfokuskan cahaya ke retina. Lensa didukung oleh otot yang disebut muskulus siliaris (otot melingkar). Apabila otot ini berkontraksi akan terjadi perubahan ukuran lensa.  Pada bagian depan dan belakang lensa ini terdapat rongga yang berisi cairan bening yang masing-masing disebut Aqueous Humor dan Vitreous Humor. Adanya cairan ini dapat memperkokoh kedudukan bola mata.
  • 8. Lapisan Bola Mata 3) Tunica Nervosa  Tunica nervosa (retina) merupakan reseptor pada mata yang terletak pada bagian belakang koroid.  Lapisan ini lunak, namun tipis, hampir menyerupai lapisan pada kulit bawang.  Retina tersusun dari sekitar 103 juta sel-sel yang berfungsi untuk menerima cahaya. Di antara sel-sel tersebut sekitar 100 juta sel merupakan sel-sel batang yang berbentuk seperti tongkat pendek dan 3 juta lainnya adalah sel konus (kerucut). 1. SEL BATANG (Rod Cells) tidak dapat membedakan warna, tetapi lebih sensitif terhadap cahaya sehingga sel ini lebih berfungsi pada saat melihat ditempat gelap. Sel batang ini mengandung suatu pigmen yang fotosensitif disebut rhodopsin. 2. SEL KERUCUT (Cone Cells) mengandung jenis pigmen yang berbeda, yaitu iodopsin yang terdiri dari retinen. Terdapat 3 jenis iodopsin yang masing-masing sensitif terhadap cahaya merah, hijau dan biru. Masing-masing disebut iodopsin merah, hijau dan biru. Segala warna yang ada di dunia ini dapat dibentuk dengan mencamputkan ketiga warna tersebut. Sel kerucut diperlukan untuk penglihatan ketika cahaya terang.
  • 10.
  • 11.
  • 13. Otot-otot Eksternal Bola Mata (External Oculi)  Selain n. optik (n.II), ada saraf kranial lain yang membantu dalam pengoperasian & gerakan bola mata, yaitu 1) Nervus okulomotorius, mensarafi gerakan bola mata dari dalam keluar 2) Nervus trochlearis, mensarafi gerakan bola mata ke bawah dan samping kanan kiri 3) Nervus trigeminus, mensarafi kulit wajah, reflek kornea, kepekaan lidah dan gigi 4) Nervus abdusen, mensarafi gerakan bola mata ke samping  Bola mata dipegang oleh 2 (dua) macam otot yaitu otot rectus (4 otot) & otot oblique (2 otot)  Otot rectus  superior, inferior, lateralis, medialis  Otot oblique  superior & inferior
  • 14. Otot-otot Eksternal Bola Mata (External Oculi)
  • 15. Otot-otot Eksternal Bola Mata (External Oculi)
  • 17. Lensa Mata  Lensa adalah suatu struktur bikonveks, avaskular, tidak berwarna dan hampir transparan sempurna.  Lensa mata tersusun atas tiga bagian yaitu kapsul lensa (lens capsule), ephitelium lens (lens epithelium), dan serat lensa (lens fibers).  Kapsul lensa adalah suatu membran yang semipermeable (sedikit lebih permeabel daripada dinding kapiler) yang memungkinkan air dan elektrolit masuk.  Lensa ditahan di tempatnya oleh ligamentum yang dikenal dengan zonula (zonula zinni).
  • 18. Lensa Mata  Pada mata normal, otot siliaris melemas dan lensa mendatar untuk penglihatan jauh.  Otot siliaris berkontraksi untuk memungkinkan lensa menjadi lebih cembung dan lebih kuat untuk penglihatan dekat.  Otot siliaris dikontrol oleh sistem saraf otonom. Serat-serat saraf simpatis menginduksi relaksasi otot siliaris untuk penglihatan jauh, sementara sistem saraf parasimpatis menyebabkan kontraksi otot untuk penglihatan dekat.  Seiring bertambahnya usia, serat-serat lameral subepitel terus diproduksi, sehingga lensa lama-kelamaan menjadi lebih besar dan kurang elastik.  Kadang-kadang serta-serat ini menjadi keruh (opak), sehingga berkas cahaya tidak dapat menembusnya, suatu keadaan yang dikenal sebagai katarak.
  • 19.
  • 20.
  • 21. Hyperopia (Far-sightedness) vs Myopia (Near-sightedness)
  • 22. Gangguan penerusan cahaya oleh lensa mata pada katarak
  • 24. Anatomi Hidung Bagian Luar  Sepertiga atas hidung luar merupakan tulang dan duapertiga bawah merupakan tulang rawan.  Bagian tulang terdiri dari dua tulang hidung yang bertemu di garis tengah dan pada bagian atas dari prosesus nasalis os frontal dan keduanya melekat diantara prosesus frontalis os maksila.  Bagian tulang rawan terdiri dari sepasang kartilago nasalis lateralis superior, sepasang kartilago nasalis lateralis inferior (kartilago alar mayor), kartilago alar minor dan kartilago septum
  • 25.
  • 26. Anatomi Hidung Bagian Dalam  Dibagi menjadi kavum nasi kanan dan kiri oleh septum nasi.  Setiap kavum nasi berhubungan dengan bagian luar melalui lubang hidung (nares anterior) dan dengan nasofaring melalui koana.  Vestibulum merupakan bagian anterior dan inferior dari kavum nasi. Vestibulum dilapisi oleh kulit dan berisi kelenjar sebasea, folikel rambut dan rambut-rambut yang disebut vibrise.  Setiap kavum nasi memiliki dinding lateral, medial, superior dan inferior. Pada dinding lateral terdapat 4 buah konka. Konka menggulung seperti proyeksi tulang yang dilapisi oleh membran mukosa. Daerah di bawah konka disebut dengan meatus.  Keempat konka: konka inferior, media, superior, suprema.
  • 27.
  • 28. Lapisan Mukosa Hidung  Lapisan epitel dari kavum nasi berubah dari anterior ke posterior.  Kulit di dalam vestibulum nasi berkeratin, epitel sel skuamosa yang mengandung vibrise dan kelenjar sebasea.  Pada bagian tepi dari konka inferior, epitel berubah menjadi sel kuboidal dan kemudian berubah menjadi epitel kolumnar bersilia berlapis semu.  Pada bagian paling posterior dari nasofaring, mukosa berubah dari berkeratin menjadi tidak berkeratin.
  • 32. Anatomi Telinga Telinga dibagi 3 bagian  Telinga luar (auris eksterna) • Aurikulum • Meatus akustikus eksternus • Membran timpani  Telinga tengah (auris media) • Kavum timpani • Tuba Eustachius • Antrum & sel-sel mastoid  Telinga dalam (auris interna = labirin) • Koklea (organ auditivus) • Labirin vestibuler (organ vestibuler /status)
  • 33. 1. Auris Ekterna 1. Aurikulum (Auricle/pina/daun telinga)  Bentuk pipih, berlekuk  Kerangka tulang rawan (kartilago atau kondrium), kecuali lobulus  Diliputi kulit yang melekat pada perikondrium Pada proses mendengar: Aurikulum berfungsi menangkap dan mengumpulkan gelombang bunyi dan menentukan arah sumber bunyi . Anthelix Concha Helix External Auditory Meatus Lobulus Tragus Crus Helix Helix AURICLE AURICLE
  • 34. 1. Auris Ekterna 2. Meatus Akustikus Eksternus (MAE)= liang telinga luar  Tabung bengkok, penampang ± 0,5 cm, panjang ± 2,5 – 3 cm  1/3 luar rangka tulang rawan (pars kartilago), kulit berambut, kelenjar serumen  2/3 dalam rangka tulang (pars oseus) Pada proses mendengar:  melanjutkan gelombang bunyi  meresonansi (± 12-15 dB) 3. Membran timpani (gendang telinga)  Selaput putih mutiara  Bentuk oval – kerucut  Terdiri dari: Pars flaksida (2 lapis) dan Pars tensa (3 lapis)
  • 35.
  • 36. 2. Auris Media 1. Kavum Timpani Terdiri dari 3 bagian: • Epitimpanum • Mesotimpanum • Hipotimpanum Isi kavum timpani • Osikula : maleus, inkus, stapes • Muskulus : tensor timpani, stapedius • Lain-lain : ligamen, saraf (korda timpani) Pada proses mendengar • membran timpani & osikulae  memperkuat gelombang bunyi 22 kali • muskulus tensor timpani & muskulus stapedius  mengurangi gelombang bunyi yang terlalu keras
  • 37. 2. Auris Media 2. Tuba Eustachius Panjang 35 mm Menghubungkan kavum timpani dengan nasofaring Fungsi: • drainase • ventilasi (pertahankan tekanan udara dan oksigenasi) Posisi normal osteum di nasofaring tertutup, membuka ok m. Tensor timpani 3. Antrum & sel-sel Mastoid Sel-sel Mastoid merupakan rongga- rongga kecil berisi udara yang terdapat di dalam tulang temporal yang berhubungan dengan nasofaring melalui tuba eustachius dan berhubungan dengan mastoid air cell (rongga mastoid) melalui antrum timpanic (aditus ad antrum)
  • 38. 3. Auris Interna  Telinga dalam terutama bertanggung jawab untuk deteksi suara dan keseimbangan.  Terdiri dari labirin tulang, rongga berlubang di tulang temporal dengan sistem saluran yang terdiri dari dua bagian fungsional utama: • Koklea, berfungsi dalam hal pendengaran dengan cara mengubah pola tekanan suara dari telinga luar menjadi impuls elektrokimia yang diteruskan ke otak melalui saraf pendengaran. • Sistem vestibula, berfungsi dalam mengatur keseimbangan tubuh.
  • 39.
  • 40. PROSES MENDENGAR Konduksi Aurikulum M.A.E M.Timpani Maleus Inkus Stapes • gelombang bunyi dikumpulkan dan ditentukan arah bunyi • diteruskan,diresonansi • diperkuat 22 kali Sensorineural
  • 41. PROSES MENDENGAR (lanjutan) Sensori neural Konduksi Koklear Perilimf (skala vestibuli skala timpani) Endolimf (skala media) Organ Corti Retrokoklear • M.Reisner dan M.Basilaris bergetar • M.Tektoria bergetar  Gesekan dengan sel rambut • Cochlear microphonic
  • 42. PROSES MENDENGAR (lanjutan) Sensori Koklear Retrokoklear N.Koklearis N.Akustikus Nuklei di Batang otak Pusat Pendengran Korteks Serebri Lobus Temporalis (Wernicke) • Meneruskan Impuls listrik • Mendengar dengan sadar neural
  • 43.
  • 45. Anatomi Lidah  Lidah adalah suatu organ muskular yang berhubungan dengan pengunyahan, pengecapan dan pengucapan yang terletak pada sebagian di rongga mulut dan faring. Lidah dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu radiks, korpus, dan apeks.  Radiks lidah melekat pada tulang hioid dan mandibula, di bagian bawah kedua tulang terdapat otot geniohioid dan otot milohioid.  Korpus lidah bentuknya cembung dan bersama apeks membentuk dua pertiga anterior lidah.  Pada lidah terdapat reseptor untuk rasa. Reseptor ini peka terhadap stimulus dari zat-zat kimia, sehingga disebut kemoreseptor. Reseptor tersebut adalah kuncup-kuncup pengecap (taste buds).
  • 46.
  • 47. Persarafan Lidah Persarafan pada lidah dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu: 1. Saraf sensoris, utuk mempersarafi :  Dua pertiga anterior oleh nervus lingualis.  Sepertiga posterior oleh nervus lingualis, n. glosofaring dan n. vagus. 2. Saraf pengecap, untuk mempersarafi :  Dua pertiga anterior oleh serabut-serabut nervus fasialis.  Satu pertiga posterior oleh nervus glosofaring. 3. Saraf motorik, Mempersarafi otot-otot lidah yaitu otot stiloglosus, hioglosus dan genioglosus.
  • 48.
  • 50. Anatomi Kulit  Kulit adalah suatu pembungkus yang elastik yang melindungi tubuh dari pengaruh lingkungan.  Merupakan organ tubuh terberat dan terluas ukurannya yaitu 15% dari berat tubuh manusia, rata rata tebal kulit 1-2 mm.  Kulit terbagi atas 3 lapisan pokok yaitu, epidermis, dermis dan subkutan (hipodermis).