2. Hidung (Indera Penciuman)
Hidung berfungsi sebagai organ penciuman dengan menerima rangsangan bau di kavum nasi. Rangsangan tersebut akan diteruskan melalui serat saraf olfaktori ke otak untuk diinterpretasikan. Terdiri atas bagian luar dan dalam, dengan lapisan mukosa yang mengandung reseptor penciuman.
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM INDRA (SPECIAL SENSES).pptx
1. ANATOMI DAN FISIOLOGI
SISTEM INDERA
(SPESIAL SENSES)
Tedy Kurniawan Bakri, M.Farm, Apt
Jurusan Farmasi
FMIPA - Universitas Syiah Kuala
2019
2. Definisi Sistem Indera
Organ akhir khusus untuk menerima rangsangan
tertentu.
Diperantarai oleh sistem saraf (sensory impression).
Rangsangan berupa : sentuhan, pengecapan, penglihatan,
penciuman dan suara.
Organ indera adalah sel2 tertentu yg dapat menerima
stimulus dari lingkungan luar atau dari badan sendiri
menjadi impuls dihantarkan oleh serabut saraf
menuju SSP untuk diinterpretasikan.
3. Organ Penyusun
1. Mata Indera Penglihatan
2. Hidung Indera Penciuman
3. Telinga Indera Pendengaran
4. Lidah Indera Pengecapan
5. Kulit Indera Perabaan
5. 1. Mata (Indera Penglihatan)
Menerima rangsangan (berkas cahaya) pada
retina dengan perantaraan serabut nervus
optikus, menghantarkan rangsangan ini ke pusat
penglihatan di otak untuk diinterpretasikan.
Terdiri atas : organ okuli assesoria (alat bantu
mata), dan okulus (bola mata).
Persarafan oleh Nervus-II (Nervus Opticus) yang
merupakan cabang kedua dari saraf kranialis.
N. optikus dibentuk dari kumpulan sel2 ganglion
pada retina.
Pusat penglihatan di otak adalah lobus oksipital.
6. Lapisan Bola Mata
1) Tunica Fibrosa
Tunica Fibrosa terdiri dari sklera, kornea, dan konjungtiva.
Sklera merupakan lapisan luar yang sangat kuat. Sklera berwarna putih.
Pada lapisan ini terdapat kornea, yaitu lapisan yang berwarna bening
dan berfungsi untuk menerima cahaya masuk kemudian
memfokuskannya.
Untuk melindungi kornea ini, maka disekresikan air mata sehingga
keadaannya selalu basah dan dapat membersihkan dari debu.
Pada batas cornea dan sclera terdapat canalis schlemm yaitu suatu sinus
venosus yang menyerap kembali cairan aquaus humor bola mata.
7. Lapisan Bola Mata
2) Tunica Vasculosa
Tunica vasculosa merupakan bagian tengah bola mata, terdiri dari iris, corpus ciliaris
dan koroid.
Koroid merupakan lapisan tengah yang kaya akan pembuluh darah, lapisan ini juga
kaya akan pigmen warna. Daerah ini disebut Iris.
Bagian depan dari lapisan iris ini disebut Pupil yang terletak di belakang kornea
tengah. Pengaruh kerja ototnya yaitu melebar dan menyempitnya bagian ini.
Lensa mata (kristalin) adalah bagian mata yang terletak di belakang
pupil mata yang berfungsi untuk memfokuskan cahaya ke retina. Lensa didukung
oleh otot yang disebut muskulus siliaris (otot melingkar). Apabila otot ini
berkontraksi akan terjadi perubahan ukuran lensa.
Pada bagian depan dan belakang lensa ini terdapat rongga yang berisi cairan
bening yang masing-masing disebut Aqueous Humor dan Vitreous Humor. Adanya
cairan ini dapat memperkokoh kedudukan bola mata.
8. Lapisan Bola Mata
3) Tunica Nervosa
Tunica nervosa (retina) merupakan reseptor pada mata yang terletak pada bagian
belakang koroid.
Lapisan ini lunak, namun tipis, hampir menyerupai lapisan pada kulit bawang.
Retina tersusun dari sekitar 103 juta sel-sel yang berfungsi untuk menerima cahaya. Di
antara sel-sel tersebut sekitar 100 juta sel merupakan sel-sel batang yang berbentuk
seperti tongkat pendek dan 3 juta lainnya adalah sel konus (kerucut).
1. SEL BATANG (Rod Cells) tidak dapat membedakan warna, tetapi lebih sensitif
terhadap cahaya sehingga sel ini lebih berfungsi pada saat melihat ditempat gelap.
Sel batang ini mengandung suatu pigmen yang fotosensitif disebut rhodopsin.
2. SEL KERUCUT (Cone Cells) mengandung jenis pigmen yang berbeda, yaitu iodopsin
yang terdiri dari retinen. Terdapat 3 jenis iodopsin yang masing-masing sensitif
terhadap cahaya merah, hijau dan biru. Masing-masing disebut iodopsin merah,
hijau dan biru. Segala warna yang ada di dunia ini dapat dibentuk dengan
mencamputkan ketiga warna tersebut. Sel kerucut diperlukan untuk penglihatan
ketika cahaya terang.
13. Otot-otot Eksternal Bola Mata
(External Oculi)
Selain n. optik (n.II), ada saraf kranial lain yang membantu dalam
pengoperasian & gerakan bola mata, yaitu
1) Nervus okulomotorius, mensarafi gerakan bola mata
dari dalam keluar
2) Nervus trochlearis, mensarafi gerakan bola mata ke
bawah dan samping kanan kiri
3) Nervus trigeminus, mensarafi kulit wajah, reflek kornea,
kepekaan lidah dan gigi
4) Nervus abdusen, mensarafi gerakan bola mata ke samping
Bola mata dipegang oleh 2 (dua) macam otot yaitu otot rectus (4 otot) & otot
oblique (2 otot)
Otot rectus superior, inferior, lateralis, medialis
Otot oblique superior & inferior
17. Lensa Mata
Lensa adalah suatu struktur bikonveks, avaskular, tidak berwarna dan
hampir transparan sempurna.
Lensa mata tersusun atas tiga bagian yaitu kapsul lensa (lens capsule),
ephitelium lens (lens epithelium), dan serat lensa (lens fibers).
Kapsul lensa adalah suatu membran yang semipermeable (sedikit lebih
permeabel daripada dinding kapiler) yang memungkinkan air dan
elektrolit masuk.
Lensa ditahan di tempatnya oleh ligamentum yang dikenal dengan
zonula (zonula zinni).
18. Lensa Mata
Pada mata normal, otot siliaris melemas dan lensa mendatar untuk
penglihatan jauh.
Otot siliaris berkontraksi untuk memungkinkan lensa menjadi lebih
cembung dan lebih kuat untuk penglihatan dekat.
Otot siliaris dikontrol oleh sistem saraf otonom. Serat-serat saraf
simpatis menginduksi relaksasi otot siliaris untuk penglihatan jauh,
sementara sistem saraf parasimpatis menyebabkan kontraksi otot
untuk penglihatan dekat.
Seiring bertambahnya usia, serat-serat lameral subepitel terus
diproduksi, sehingga lensa lama-kelamaan menjadi lebih besar dan
kurang elastik.
Kadang-kadang serta-serat ini menjadi keruh (opak), sehingga berkas
cahaya tidak dapat menembusnya, suatu keadaan yang dikenal
sebagai katarak.
24. Anatomi Hidung Bagian Luar
Sepertiga atas hidung luar merupakan tulang dan
duapertiga bawah merupakan tulang rawan.
Bagian tulang terdiri dari dua tulang hidung yang
bertemu di garis tengah dan pada bagian atas dari
prosesus nasalis os frontal dan keduanya melekat
diantara prosesus frontalis os maksila.
Bagian tulang rawan terdiri dari sepasang kartilago
nasalis lateralis superior, sepasang kartilago nasalis
lateralis inferior (kartilago alar mayor), kartilago alar
minor dan kartilago septum
25.
26. Anatomi Hidung Bagian Dalam
Dibagi menjadi kavum nasi kanan dan kiri oleh septum nasi.
Setiap kavum nasi berhubungan dengan bagian luar melalui lubang
hidung (nares anterior) dan dengan nasofaring melalui koana.
Vestibulum merupakan bagian anterior dan inferior dari kavum nasi.
Vestibulum dilapisi oleh kulit dan berisi kelenjar sebasea, folikel rambut
dan rambut-rambut yang disebut vibrise.
Setiap kavum nasi memiliki dinding lateral, medial, superior dan inferior.
Pada dinding lateral terdapat 4 buah konka. Konka menggulung seperti
proyeksi tulang yang dilapisi oleh membran mukosa. Daerah di bawah
konka disebut dengan meatus.
Keempat konka: konka inferior, media, superior, suprema.
27.
28. Lapisan Mukosa Hidung
Lapisan epitel dari kavum nasi berubah dari anterior ke posterior.
Kulit di dalam vestibulum nasi berkeratin, epitel sel skuamosa yang
mengandung vibrise dan kelenjar sebasea.
Pada bagian tepi dari konka inferior, epitel berubah menjadi sel kuboidal
dan kemudian berubah menjadi epitel kolumnar bersilia berlapis semu.
Pada bagian paling posterior dari nasofaring, mukosa berubah dari
berkeratin menjadi tidak berkeratin.
33. 1. Auris Ekterna
1. Aurikulum (Auricle/pina/daun telinga)
Bentuk pipih, berlekuk
Kerangka tulang rawan (kartilago atau
kondrium), kecuali lobulus
Diliputi kulit yang melekat pada
perikondrium
Pada proses mendengar:
Aurikulum berfungsi menangkap dan
mengumpulkan gelombang bunyi dan
menentukan arah sumber bunyi .
Anthelix
Concha
Helix
External
Auditory
Meatus
Lobulus
Tragus
Crus Helix
Helix
AURICLE
AURICLE
34. 1. Auris Ekterna
2. Meatus Akustikus Eksternus (MAE)= liang telinga luar
Tabung bengkok, penampang ± 0,5 cm, panjang ± 2,5 – 3 cm
1/3 luar rangka tulang rawan (pars kartilago), kulit berambut, kelenjar serumen
2/3 dalam rangka tulang (pars oseus)
Pada proses mendengar:
melanjutkan gelombang bunyi
meresonansi (± 12-15 dB)
3. Membran timpani (gendang telinga)
Selaput putih mutiara
Bentuk oval – kerucut
Terdiri dari: Pars flaksida (2 lapis) dan Pars tensa (3 lapis)
35.
36. 2. Auris Media
1. Kavum Timpani
Terdiri dari 3 bagian:
• Epitimpanum
• Mesotimpanum
• Hipotimpanum
Isi kavum timpani
• Osikula : maleus, inkus, stapes
• Muskulus : tensor timpani, stapedius
• Lain-lain : ligamen, saraf (korda timpani)
Pada proses mendengar
• membran timpani & osikulae memperkuat gelombang bunyi 22 kali
• muskulus tensor timpani & muskulus stapedius mengurangi gelombang
bunyi yang terlalu keras
37. 2. Auris Media
2. Tuba Eustachius
Panjang 35 mm
Menghubungkan kavum timpani dengan
nasofaring
Fungsi:
• drainase
• ventilasi (pertahankan tekanan udara
dan oksigenasi)
Posisi normal osteum di nasofaring
tertutup, membuka ok m. Tensor
timpani
3. Antrum & sel-sel Mastoid
Sel-sel Mastoid merupakan rongga-
rongga kecil berisi udara yang terdapat di
dalam tulang temporal yang
berhubungan dengan nasofaring melalui
tuba eustachius dan berhubungan
dengan mastoid air cell (rongga mastoid)
melalui antrum timpanic (aditus ad
antrum)
38. 3. Auris Interna
Telinga dalam terutama bertanggung jawab untuk deteksi suara dan
keseimbangan.
Terdiri dari labirin tulang, rongga berlubang di tulang temporal dengan
sistem saluran yang terdiri dari dua bagian fungsional utama:
• Koklea, berfungsi dalam hal pendengaran dengan cara mengubah pola
tekanan suara dari telinga luar menjadi impuls elektrokimia yang
diteruskan ke otak melalui saraf pendengaran.
• Sistem vestibula, berfungsi dalam mengatur keseimbangan tubuh.
45. Anatomi Lidah
Lidah adalah suatu organ muskular yang berhubungan dengan pengunyahan,
pengecapan dan pengucapan yang terletak pada sebagian di rongga mulut
dan faring. Lidah dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu radiks, korpus, dan
apeks.
Radiks lidah melekat pada tulang hioid dan mandibula, di bagian bawah
kedua tulang terdapat otot geniohioid dan otot milohioid.
Korpus lidah bentuknya cembung dan bersama apeks membentuk dua
pertiga anterior lidah.
Pada lidah terdapat reseptor untuk rasa. Reseptor ini peka terhadap stimulus
dari zat-zat kimia, sehingga disebut kemoreseptor. Reseptor tersebut adalah
kuncup-kuncup pengecap (taste buds).
46.
47. Persarafan Lidah
Persarafan pada lidah dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu:
1. Saraf sensoris, utuk mempersarafi :
Dua pertiga anterior oleh nervus lingualis.
Sepertiga posterior oleh nervus lingualis, n. glosofaring dan n. vagus.
2. Saraf pengecap, untuk mempersarafi :
Dua pertiga anterior oleh serabut-serabut nervus fasialis.
Satu pertiga posterior oleh nervus glosofaring.
3. Saraf motorik, Mempersarafi otot-otot lidah yaitu otot stiloglosus, hioglosus dan
genioglosus.
50. Anatomi Kulit
Kulit adalah suatu pembungkus yang elastik yang
melindungi tubuh dari pengaruh lingkungan.
Merupakan organ tubuh terberat dan terluas ukurannya
yaitu 15% dari berat tubuh manusia, rata rata tebal kulit
1-2 mm.
Kulit terbagi atas 3 lapisan pokok yaitu, epidermis, dermis
dan subkutan (hipodermis).