Instrumen observasi ini membahas penyusunan instrumen observasi untuk menilai perkembangan kognitif anak usia 4-5 tahun pada satuan PAUD Program TK KARTINI BANTAENG yang mencakup variabel observasi, responden, validasi dan reliabilitas instrumen, pemilihan instrumen, serta pedoman pengisian instrumen."
SV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang Populer
UTS Psikologi 1.pdf
1. 1
Mata Kuliah : Psikologi Pendidikan
Dosen Pengampu : 1. Dr. Rusmayadi, S. Pd., M. Pd
2. Fitriani Dzulfadhilah, S. Psi., M. Psi., Psikolog
PENYUSUNAN INSTRUMEN OBSERVASI PERKEMBANGAN
KOGNITIF ANAK USIA 4-5 TAHUN PADA SATUAN PAUD PROGRAM
TK KARTINI BANTAENG
OLEH
AISYAH SALSABILA
210409501022
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2022
2. 2
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh
Puji syukur saya panjaTK Kartini Bantaengn ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan kekuatan dankesempatan sehingga saya dapat menyelesaikan tugas
Penyusunan instrument observasi yang membahas tentang Perkembangan
Kognitif Anak Usia 4-5 Tahun pada satuan PAUD Program TK KARTINI
BANTAENG. Tak lupa pulashalawat dan salam saya haturkan kepada Rasulullah
SAW yang telah membawa kita dari alamkebodohan ke alam yang penuh
petunjuk ini.
Saya yang bertanggung jawab atas tugas Penyusunan instrument observasi ini
telah berusaha semaksimalmungkin untuk membuat tugas ini dengan
baik dan dengan teliti. Sebelumnya sayamengucapkan banyak-banyak terimakasih
kepada:
1. Fitriani Dzulfadhilah, S. Psi., M. Psi., Psikolog, selaku dosen pembimbing
mata kuliah Psikologi Pendidikan
2. Rekan-rekan sekalian yang telah mendukung saya dalam menjalankan tugas ini
Akhirnya saya dapat menyelesaikan laporan ini. Saya, menyadari dalam
penusunan laporan observasi ini masih terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan. Oleh karena itu, saya minta maaf dan saya mengharapkan saran
kritik yang membangun. Demikian hasil penyusunan instrument observasi.
Saya berharap bahwa laporan ini dapat bermanfaat bagi pihak akademisi,
umum, dan praktisi.
Penulis
Bantaeng, 8 Mei 2022
3. 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .........................................................................................2
DAFTAR ISI .......................................................................................................3
DAFTAR TABEL ...............................................................................................4
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................4
BAB I..................................................................................................................5
PENDAHULUAN ...............................................................................................5
A. Latar Belakang Masalah............................................................................5
B. Rumusan Masalah .....................................................................................8
C. Tujuan.......................................................................................................9
D. Manfaat.....................................................................................................9
BAB II...............................................................................................................10
LANDASAN TEORI......................................................................................... 10
A. Asesmen pada Anak Usia Dini ................................................................ 10
B. Tujuan Asesmen pada Anak Usia Dini .................................................... 12
C. Prinsip Asesmen pada Anak Usia Dini .................................................... 13
D. Perkembangan anak usia 4-5 Tahun......................................................... 13
E. Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STTPA) pada Satuan
PAUD ............................................................................................................16
BAB III..............................................................................................................18
INSTRUMEN OBSERVASI .............................................................................18
A. Jenis Observasi........................................................................................ 18
B. Indikator Instrumen Observasi.................................................................19
C. Kisi-Kisi Instrumen Observasi.................................................................20
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 25
Buku ..............................................................................................................25
Jurnal .............................................................................................................25
LAMPIRAN ......................................................................................................26
4. 4
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 Kisi-kisi Skala Observasi Perkembangan Kognitif Anak Usia 4-5
Tahun pada Satuan PAUD Program TK KARTINI BANTAENG
……………………………21
DAFTAR LAMPIRAN
Surat Pernyataan …………………………………………………………………27
Petunjuk Pengisian Obsevasi ……………………………………………………28
Rubrik Penilaian …………………………………………………………………32
5. 5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Permendikbud Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar Nasional PAUD
Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah kriteria tentang
pengelolaan dan penyelenggaraan PAUD di seluruh wilayah hukum Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Kriteria kemampuan yang dicapai anak pada
seluruh aspek perkembangan dan pertumbuhan mencakup aspek nilai agama
dan moral, fisik-motorik, kognitif, bahasa, sosial-emosional, serta seni.
Pendidikan Anak Usia Dini merupakan upaya pembinaan yang ditujukan
kepada anak sejak lahir sampai usia 6 (enam) tahun yang dilakukan melalui
diberikan rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam
memasuki pendidikan lebih lanjut. Satuan atau program PAUD dilaksanakan
pada suatu lembaga pendidikan dalam bentuk Taman Kanak-Kanak
(TK)/Raudatul Athfal (RA)/Bustanul Athfal (BA), Kelompok Bermain (KB),
Taman Penitipan Anak (TPA), dan Satuan PAUD Sejenis (SPS).
Anak pada usia dini memiliki kemampuan belajar luar biasa, khususnya
pada masa awal kanak-kanak. Keinginan anak untuk belajar menjadikan anak
aktif dan eksploratif. Anak belajar dengan seluruh panca inderanya untuk
memahami sesuatu.Dalam waktu singkat, anak beralih ke hal lain untuk
dipelajari. Lingkunganlah yang terkadang menjadi penghambat dalam
pengembangan kemampuan belajar anak dan sering kali lingkungan mematikan
keinginan anak untuk bereksplorasi. Era global didominasi kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang membutuhkan individu-individu kreatif dan
produktif serta memiliki kemampuan daya saing yang tinggi dan tangguh.
Daya saing yang tinggi dan tangguh dapat terwujud jika anak dididik memiliki
kreativitas, kemandirian, dan kemampuan menyesuaikan diri terhadap
perubahan-perubahan yang terjadi pada berbagai bidang kehidupan di
masyarakat. Sistem pendidikan saat ini hanya menonjolkan kemampuan
6. 6
akademik saja, seperti kemampuan membaca dan berhitung. Orang tua atau
pendidik merasa bangga bila anak didiknya mampu membaca dan berhitung
dengan lancar sehingga nilai moral dan emosi tak lagi penting. Tuntutan orang
tua dan syarat untuk memasuki jenjang pendidikan dasar yang menghendaki
anak pandai membaca dan berhitung membuat pendidik pada lembaga
prasekolah, seperti taman kanak-kanak dan kelompok bermain, menggunakan
metode pembelajaran yang statis sehingga membuat anak bosan. Akibatnya,
otak kanan yang berfungsi sebagai pengembangan kreativitas anak tidak dapat
berkembang secara optimal.
Namun, berdasarkan beberapa peneliti lakukan pada beberapa pendidik
di lembaga PAUD, Kelompok Bermain ataupun Taman Kanak-kanak
menunjukkan bahwa pada umumnya kreativitas tidak lagi dianggap penting.
Hal ini disebabkan oleh tuntutan dari orang tua serta syarat dalam memasuki
jenjang pendidikan dasar (SD) yang mensyaraTK Kartini Bantaengn anak
pandai membaca dan berhitung tanpa melihat kemampuan anak yang
seharusnya. Hal ini senada dengan yang disampaikan oleh beberapa orang tua
peserta didik yang ada di lembaga PAUD yang menginginkan anaknyasudah
dapat membaca, menulis dan berhitung setelah selesai belajar dari lembaga
PAUD. Peneliti juga melakukan observasi awal pada anak-anak di empat
lembaga PAUD Kelompok Bermain dan Taman KanakKanak, kreativitas anak-
anak masih rendah bila dibandingkan denganyang seharusnya. Anak kelompok
usia 4-6 tahun yang pada umumnyasenang bertanyadan senang mencoba hal-
hal baru,kenyataannya tidak seperti itu.Anak- anak tersebut kurang berani
bertanya dan takut menjawab pertanyaan yang diajukan oleh pendidik. Anak
juga takut ketika diajak untuk bermain sesuatu yang baru. Setiap membuat
mainan atau mengerjakan sesuatu, anak selalu menunggu contoh dari pendidik.
Mereka mau mencontoh, tetapi tidak mau membuat sendiri hal yang
berbeda.Apabila ditanya mengapa tidak mau membuat sendiri, mereka
menjawab tidak bisa.
7. 7
Saat ini perkembangan PAUD di Makassar sudah sangat berkembang
dengan pesat itu karena telah dibuatnya suatu program sekolah penggerak ini
menjadikan para pengajar memiliki tekad yang kuat untuk mewujudkan
program tersebut kepada PAUD mereka. Salah satunya terdapat PAUD di
Makassar yang telah mendapat predikat tersebut. Status satuan Pendidikan
Anak Usia Dini yang dikelolanya terpilih menjadi Sekolah Penggerak itu
menghadirkan harapan akan masa depan lebih baik bagi terciptanya PAUD
Berkualitas yang menjadi tagline atau moto pembangunan program PAUD
nasional saat ini.
Program Sekolah Penggerak (PSP) merupakan ikhtiar Kemendikburistek
untuk mewujudkan visi Pendidikan Indonesia dalam mewujudkan Indonesia
maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya Pelajar
Pancasila. Sekolah Penggerak adalah sekolah yang berfokus pada
pengembangan hasil belajar siswa secara holistik dengan mewujudkan Profil
Pelajar Pancasila yang mencakup kompetensi dan karakter yang diawali
dengan SDM yang unggul Melalui kepala sekolah dan guru.
Memberikan informasi tentang tingkat pencapaian kompetensi anak yang
berkaitan dengan bidang pengembangan pembiasaan dan bidang
pengembangan kemampuan dasar. Memberikan umpan balik kepada guru
untuk memperbaiki program dan kegiatan pembelajaran. TK merupakan salah
satu bentuk awal pendidikan sekolah yang menyediakan berbagai program
belajar. Program- program ini dimaksudkan untuk membantu anak untuk
mencapai pertumbuhan dan perkembangan diri yang optimal. Perkembangan
dan pertumbuhan anak dapat dilihat dari pelaksanaan penilaian sebagai bentuk
informasi anak yang diberikan guru kepada pihak lain.
Penilaian digunakan sebagai patokan untuk pengambilan keputusan yang
berkaitan dengan individu anak, program dan kurikulum sekolah secara
keselurahan, selain itu dengan penilaian dapat diperkirakan seorang siswa
mengalami kesulitan belajar atau tidak. Nilai yang diberikan berguna bagi
semua pihak yang terlibat dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan
8. 8
anak, khususnya orang tua, guru, dan anak sendiri. Bagi orang tua diharapkan
dapat menentukan langkah atau upaya apa yang dapat dilakukan dalam
membantu pertumbuhan dan perkembangan anak. Bagi guru sebagai masukan
dalam merancang kegiatan belajar selanjutnya untuk setiap anak. Bagi anak
sendiri sebagai dorongan atau motivator dalam mengembangkan diri
Berdasarkan pemaparan sebelumnya, maka penulis merasa penting untuk
menyusun instrumen observasi perkembangan anak usia dini pada satuan
PAUD program TK KARTINI BANTAENG sebagai salah satu asesmen yang
dapat dilakukan guna mengumpulkan data secara objektif. Instrumen observasi
yang akan disusun diharapkan dapat membantu tenaga pendidik untuk
memperoleh gambaran tentang aspek perkembangan anak usia dini, pemetaan
anak usia dini, dan juga untuk merancangan program dan melakukan
monitoring terhadap program tersebut. Adapun langkah-langkah yang akan
ditempuh penulis dalam menyusun instrumen observasi, yaitu (1) Menentukan
variabel instrumen observasi dalam hal ini adalah aspek perkembangan anak
usia dini pada satuan PAUD program TK KARTINI BANTAENG, (2)
Memahami sumber data atau responden, (3) Menentukan validasi dan
reliabilitas intrumen, (4) Pemilihan Instrumen, (5) Menyusun pentunjuk
pengisian Instrumen observasi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka rumusan
masalah dalam tulisan ini yakni:
1. Apa yang dimaksud dengan penentukan variabel instrumen observasi dalam
hal ini adalah aspek perkembangan kognitif anak usia dini pada satuan
PAUD program TK KARTINI BANTAENG?
2. Apa itu sumber data atau responden?
3. Bagaimana cara menentukan validasi dan reliabilitas intrumen?
4. Apa yang dimaksud Pemilihan Instrumen?
5. Bagaimana cara menyusun pentunjuk pengisian?
9. 9
C. Tujuan
Dari rumusan masalah yang telah di jabarkan maka, tujuan penulisan pada
makalah ini yaitu untuk mengetahui:
1. Menentukan variabel instrumen observasi dalam hal ini adalah aspek
perkembangan anak usia dini pada satuan PAUD program TK KARTINI
BANTAENG.
2. Memahami sumber data atau responden.
3. Menentukan validasi dan reliabilitas intrumen.
4. Pemilihan Instrumen.
5. Menyusun pentunjuk pengisian Instrumen observasi.
D. Manfaat
Manfaat yang didapaTK Kartini Bantaengn setelah menyusun instrumen
observasi perkembangan anak usia 4-5 tahun pada satuan PAUD program TK
KARTINI BANTAENG adalah :
1. Manfaat Teoritis
a. Diharapkan dapat bermanfaat dan memberikan sumbangan ilmiah dalam
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) khususnya tentang peranan metode
relaksasi untuk meningkaTK Kartini Bantaengn kemampuan konsentrasi
anak.
b. Untuk menambah referensi penulisan tugas akhir yang berhubungan
dengan meningkaTK Kartini Bantaengn kemampuan konsentrasi belajar
pada anak.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti untuk menambah wawasan tentang pengaruh metode
relaksasi terhadap konsentrasi anak.
10. 10
b. Bagi pendidik memberikan masukan metode baru terkait akan
penggunaan metode relaksasi pada konsentrasi anak.
c. Bagi sekolah agar dapat menyediakan sarana prasarana sesuai dengan
yang dibutuhkan anak usia dini.
d. Bagi peneliti lain agar hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan penelitian yang lain.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Asesmen pada Anak Usia Dini
Asesmen yaitu suatu proses pengamatan, pencatatan, dan
pendokumentasian kegiatan dan karya anak, bagaimana proses ia
menghasilkan karya tersebut. Menurut Anggani Sudono (2009) Asesmen
pembelajaran anak usia dini juga banyak ditekankan pada kemampuan
pendidik untuk mengamati kemajuan anak sehari-hari. Asesmen tidak hanya
digunakan untuk mengukur keberhasilan suatu program saja, tetapi untuk
mengetahui bagaimana dan sejauh mana perkembangan anak dalam kegiatan
sehari-hari di sekolah. Asesmen tidak hanya dilakukan di kelas pada akhir
kegiatan atau di akhir tahun Taman Kanak-kanak, tetapi dilakukan secara
bertahap dan berkesinambungan sehingga kemajuan belajar anak dapat
diketahui.
Asesmen adalah proses pengumpulan informasi guna membuat keputusan.
Popham (1995) mempertegas bahwa ‘Educational assessment is a formal
attempt to determine students’ status with respect to educational variables of
interest’. Suharsimi dalam Anita Yus (2011) mengemukakan bahwa sasaran
atau objek asesmen adalah segala sesuatu yang menjadi pusat pengamatan
karena penilaian menginginkan informasi tentang sesuatu. Asesmen yang
berkaitan dengan perkembangan kompetensi anak tentunya tidak dapat
diabaikan aspek-aspek yang berkaitan dengan kegiatan pelaksanaan program
itu sendiri.
11. 11
Caranya pun lebih alami misalnya, saat anak bermain, menggambar, atau
dari karya yang dihasilkan. Asesmen tidak mengkondisikan anak pada bentuk
ujian. Dengan mengetahui bakat, minat, kelebihan, dan kelemahan anak
dengan kemampuan pendidik maka pendidik bersama-sama dengan orang tua
dapat memberi bantuan belajar atau kegiatan main yang tepat untuk anak
sehingga dapat diperoleh hasil belajar yang tepat untuk anak sehingga dapat
diperoleh hasil belajar yang optimal yang disesuai dengan program
pendidikan.
Pembelajaran dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 137 Tahun
2014 Tentang Standar nasional Pendidikan Anak Usia Dini adalah proses
interaksi antar anak didik, antara anak didik dan pendidik dengan melibaTK
Kartini Bantaengn orangtua serta sumber belajar pada suasana belajar dan
bermain di satuan atau program PAUD. Maman. S & Asih (2016) Tujuan dari
program pembelajaran adalah meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap
pengetahuan, keterampilan, dan kreativitas yang diperlukan oleh anak untuk
dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk tumbuh kembang
anak ke tahapan berikutnya serta meningkaTK Kartini Bantaengn kinerja
lembaga. Asesmen pembelajaran dalam proses pendidikan merupakan
komponen yang tidak dapat dipisahkan dari komponen lainnya dalam
kegiatan belajar mengajar di kelas. Asesmen memang sudah jadi bagian
penting dalam pembelajaran. Berdasarkan Permendiknas Nomor 20 Tahun
2007 Mengenai Standar Penilaian yeng menyatakan bahwa penilaian
(asesmen) pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi
untuk menentukan pencapian hasil belajar peserta didik.
Asesmen bukan sekedar tes di akhir pembelajaran untuk mengecek
bagaimana peserta didik bekerja dalam kondisi tertentu, namun harus
terlaksana pada saat pembelajaran berlangsung untuk memberi informasi
kepada guru dan memandunya dalam menentukan tindakan mengajar dan
membelajarkan peserta didik. Asesmen pembelajaran dalam pendidikan dapat
dilakukan selama proses belajar (assessment for learning). Namun, seperti
yang kita lihat sekarang ini pemahaman peserta didik mengenai materi yang
12. 12
diberikan masih kurang optimal, pada dasarnya setiap pendidik memang
melakukan asesmen di akhir pembelajaran namun kurang adanya tindak
lanjut akan hasil belajar peserta didik itu sendiri.
Tindak lanjut hasil asesmen pembelajaran sangat penting dilaksanakan
oleh pendidik secara berkala karena sangat membantu pendidik dalam
meningkat kompetensi diri pendidik sendiri dalam melaksanakan
pembelajaran, membantu pendidik tentang melihat sejauh mana
perkembangan anak dan mendiskusikannya dengan orang tua secara
komperehensif dan lebih akurat sehingga dapat melakukan kerjasama untuk
tumbuh kembang anak, serta membantu pendidik untuk melihat apakah
program pembelajaran yang sudah direncanakan sudah tepat atau diperlukan
perbaikan dalam perencanaan yang akan dilaksanakan di kegiatan belajar
mengajar ke depannya, ketepatan dari setiap pelaksanaan pembelajaran akan
menentukan tumbuh kembang serta teroptimalisasi kemampuan anak sesuai
harapan dan tujuan pendidikan yang diinginkan.
B. Tujuan Asesmen pada Anak Usia Dini
Adapun tujuan asesmen perkembangan anak usia dini, antara lain untuk:
1. mendeteksi perkembangan dan arahan dalam melakukan penilaian
diagnostik ketika terindikasi, yang meliputi deteksi tentang status
kesehatan anak usia dini, kepekaan indera, bahasa, motorik kasar, motorik
halus, dan perkembangan sosial-emosional;
2. mengidentifikasi minat dan kebutuhan anak usia dini,
3. menggambarkan kemajuan perkembangan dan belajar anak usia dini,
4. mengembangkan kurikulum,
5. memperbaiki dan mengembangkan kegiatan pembelajaran yang sesuai
dengan perkembangan dan kebutuhan anak usia dini, dan
6. mengasesmen program dan lembaga (Akuntabilitas program dan
lembaga).
13. 13
C. Prinsip Asesmen pada Anak Usia Dini
Berikut ini sejumlah prinsip asesmen anak usia dini yang perlu Anda tahu.
1. Penentuan keperluan utama anak. Dalam proses asesmen yang
dilaksanakan secara nyata dan dokumentasi maka akan diketahui hal-hal
apa saja yang dibutuhkan oleh sang anak untuk meningkaTK Kartini
Bantaengn kemampuan dan perkembangan belajar anak usia dini.
2. Penentuan sasaran asesmen
3. Mengumpulkan data-data yang lengkap tentang anak usia dini secara
kuantitatif dan kualitatif. Data-data tersebut kemudian dianalisis sehingga
didapaTK Kartini Bantaengn sebuah kesimpulan atau program yang perlu
dilakukan bagi seorang anak berdasarkan kebutuhan terhadap asesmen.
4. Melaksanakan kegiatan diagnosis. Prinsip asesmen anak usia dini juga
mencakup yang namanya penelitian terhadap apa yang menjadi hambatan
perkembangan pada anak. Kemudian informasi penting ini bisa
ditindaklanjuti hingga menjadi sarana atau program yang baik dan tepat.
D. Perkembangan anak usia 4-5 Tahun
1. Aspek Perkembangan Kognitif
Jean Piaget memberikan kontribusi besar dalam kajian perkembangan
kognitif. Piaget juga menjadi tokoh yang popular dikalangan akademisi
bagaimana tidak disetiap pembahasan atau kajian tentang perkembangan
khususnya perkembanga kognitif, Namanya selalu muncul. Hasilhasil
eksperimen yang dia lakukan masih menjadi rujukan sampai sekarang.
Siapa yang tidak kenal dengan tahap perkembangan kognitif yang
dikemukakan oleh Piaget (sensorimotor, praoperasional, operasional
konkrit dan operasional formal). Setiap orang yang mempelajari
perkembangan kognitif pasti akan mempelajari empat tahap perkembangan
kognitif yang dikemukakan oleh Piaget.
Terkait dengan bagaimana anak mengkonstruk atau membangun
pengetahuannya, Piaget memiliki keyakinan bahwa anak untuk
membangun pengetahuannya melalui interaksi dengan lingkungannya.
14. 14
Anak bukanlah objek pasif dalam menerima pengetahuan, anak sangat
aktif dalam membangun pengetahuannya. Melalui interaksi anak dengan
lingkungannya mereka terus memperbaiki struktur mental yang
dimilikinya sehingga tercipta struktur mental yang kompleks.
Ada tiga konsep yang digunakan oleh Piaget dalam mendeskripsikan
proses kognitif anak terbentuk yaitu asimilasi (assimilation), akomodasi
(accommodation), dan ekuilibrium (equilibrium) (Brewer, 2007, p. 14).
Santrock (2010: 172-173) mendeskripsikan aspek-aspek yang terlibat
dalam proses terbentuknya kognitif pada anak yaitu skema (schemes),
asimiliasi (assimilation), akomodasi (accommodation), organisasi
(organization) dan ekuilibrium (equilibrium). Dalam teori Piaget, Scema
(schemes) merupakan Tindakan atau representasi mental yang mengatur
pengetahuan. Skema-skema berkembang didalam otak anak didasarkan
pada pengalaman yang diperoleh anak. Skema yang berkembang pada
anak meliputi skema yang berkaitan dengan aktivitas fisik (physical
activity) atau skema perilaku (behavior scheme) dan skema yang berkaitan
dengan aktivitas kognitif (cognitive activity) atau skema mental (mental
scheme) (Santrock, 2010, p. 172).
Dalam teori Piaget, asimiliasi (assimilation) yaitu menempaTK Kartini
Bantaengn informasi kedalam skema atau kategori yang sudah ada. konsep
asimilasi ini memberikan penjelaskan yang mudah dipahami untuk
mendeskripsikan bagaimana anak mengkonstruk pengetahuannya. Melalui
asimilasi ini skema anak yang memiliki kategori yang sama akan terus
berkembang kearah yang lebih kompleks. Misalnya jika seorang anak
telah memiliki skema untuk anjing, kemudian dia melihat ada jenis anjing
yang berbeda maka bisa ia masukan informasi tersebut pada skema untuk
anjing. Skema-skema ini akan terus berkembang dan semakin kompleks
apabila anak terus secara aktif mengeksplorasi lingkungannya. Informasi
yang diperoleh anak dari hasil eksplorasi akan memperkaya struktur
kognitif pada skema anak.
15. 15
Apabila dalam proses asimiliasi tidak ditemukan skema yang cocok
untuk menempaTK Kartini Bantaengn informasi baru yang diperoleh anak
maka akan muncul skema baru dalam otak anak untuk mengakomodasi
informasi tersebut. Peristiwa seperti ini dalam teori Piaget disebut dengan
akomodasi (accommodation). Misalnya pada waktu anak berinterkasi
dengan lingkungan ada satu objek yang dilihatnya dan objek tersebut
belum diketahui sebelumnya atau hal baru, maka dia akan membetuk
skema baru dalam otaknya untuk mengakomodasi informasi baru tersebut.
Ekuilibrium (equilibrium) merupakan mekanisme yang diusulkan
Piaget untuk menjelaskan bagamana anak-anak bergeser dari satu tahap
berpikir ketahap berpikir berikutnya. Pergeseran ini terjadi saat anak-anak
mengalami konflik kognitif, atau disekuilibrium dalam mencoba
memahami lingkungannya (Santrock, 2010, p. 173). Ekuilibrium juga
diartikan sebagai keseimbangan yang dicapai setiap kali informasi atau
pengalaman ditempaTK Kartini Bantaengn kedalam skema yang sudah
ada atau skema baru dibuat untuknya. Proses berpindahnya atau
bergeraknya dari disekuilibrium ke ekuilibrium disebut dengan ekuilibrasi
(ekuilibration). Ekuilibrium terjadi apabila ada suatu informasi baru yang
diperoleh anak namun informasi tersebut menimbulkan kebingungan pada
anak atau memicu munculnya konflik kognitif, hal ini disebabkan karena
informasi baru tersebut merupakan objek yang dikenalnya namun
karakteristik objek tersebut tidak sesuai dengan informasi yang ada
didalam skemanya. Misalnya seorang anak diberikan sekor anjing basenji
(jenis anjing) sejenis anjing yang jarang menggonggong,
ketidakseimbangan atau disekuilibrium dapat terjadi karena anak
dihadapkan dengan seekor anjing yang tidak menunjukan salah satu
perilaku anjing biasanya. Karaktersitik anjing seperti ini akan menjadi hal
baru yang akan dia asimilasikan ke dalam sekema untuk anjing atau juga
membentuk kategori-kategori baru untuk anjing. Terjadinya
disekuilibrium tentunya akan menambah informasi yang lebih banyak lagi
16. 16
pada struktur mental anak dan hal ini akan mendorong terjadinya
perubahan kognitif pada anak.
E. Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STTPA) pada
Satuan PAUD
Pasal 5
1. STPPA merupakan acuan untuk mengembangkan standar isi, proses,
penilaian, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,
pengelolaan, serta pembiayaan dalam pengelolaan dan penyelenggaraan
pendidikan anak usia dini.
2. STPPA merupakan acuan yang dipergunakan dalam pengembangan
kurikulum PAUD.
Pasal 6
1. Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak pada akhir layanan PAUD
disebut sebagai Kompetensi Inti.
2. Kompetensi Dasar merupakan pencapaian perkembangan anak yang
mengacu kepada Kompetensi Inti.
Pasal 7
1. Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak merupakan pertumbuhan dan
perkembangan anak yang dapat dicapai pada rentang usia tertentu.
2. Pertumbuhan anak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan
pertambahan berat dan tinggi badan yang mencerminkan kondisi
kesehatan dan gizi yang mengacu pada panduan pertumbuhan anak dan
dipantau menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Kementerian
Kesehatan yang meliputi Kartu Menuju Sehat (KMS), Tabel BB/TB, dan
alat ukur lingkar kepala.
17. 17
3. Perkembangan anak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan
integrasi dari perkembangan aspek nilai agama dan moral, fisik-motorik,
kognitif, bahasa, dan sosial-emosional, serta seni.
4. Perkembangan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) merupakan perubahan
perilaku yang berkesinambungan dan terintegrasi dari faktor genetik dan
lingkungan serta meningkat secara individual baik kuantitatif maupun
kualitatif.
5. Pencapaian pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal
membutuhkan keterlibatan orang tua dan orang dewasa serta akses layanan
PAUD yang bermutu.
Pasal 8
Pentahapan usia dalam STPPA terdiri dari:
a. Tahap usia lahir - 2 tahun, terdiri atas kelompok usia: Lahir - 3 bulan, 3- 6
bulan, 6 - 9 bulan, 9 -12 bulan, 12 - 18 bulan, 18 - 24 bulan;
b. Tahap usia 2 - 4 tahun, terdiri atas kelompok usia: 2 - 3 tahun dan 3 - 4
tahun; dan
c. Tahap usia 4 - 6 tahun, terdiri atas kelompok usia: 4 - 5 tahun dan 5 - 6
tahun.
18. 18
BAB III
INSTRUMEN OBSERVASI
A. Jenis Observasi
Dalam instrument ini digunakan observasi terstruktur. Observasi
terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang
apa yang akan diamati, kapan dan di mana tempatnya (Sugiyono, 2008).
Observasi terstruktur meciptakan kondisi di mana pengamat telah mengetahui
aspek atau aktivitas apa yang akan diamati, pengamat terlebih dulu
mempersiapkan materi pengamatan dan instrumen yang akan digunakan.
Observasi terstruktur biasanya disebut juga dengan pengamatan sistematik, di
mana peneliti secara lebih leluasa dapat menentukan perilaku apa yang akan
diamati pada awal kegiatan pengamatan, agar permasalahan dapat dipecahkan
(Bungin, 2008).
Alat pengumpul data yang digunakan dalam observasi ini adalah skala
likert. Sugiyono (2008) mendefinisikan skala likert sebagai jenis skala
pengukuran instrumen yang dipakai untuk mengukur pendapat, persepsi, dan
sikap dari seorang individu atau kelompok mengenai fakta dan fenomena
sosial. Fakta dan fenomena sosial inilah yang ditetapkan oleh peneliti dan
disebut variabel. Variabel tersebut lantas dijabarkan menjadi indikator
variabel. Lalu, indikator variabel nantinya akan dijadikan patokan untuk
menyusun aitem-aitem instrumen penelitian dalam bentuk pertanyaan atau
pernyataan. Skala likert yang digunakan untuk mengukur sikap individu dapat
berupa checklist atau pilihan ganda.
19. 19
Instrumen observasi yang disusun terdiri atas empat alternatif jawaban
yaitu Belum Berkembang (BB), Mulai Berkembang (MB), Berkembang
Sesuai Harapan (BSH), dan Berkembang Sangat Baik (BSB). Pemberian skor
tergantung pada kemampuan anak saat dilakukan observasi. Pemberian nilai 1
bila anak tidak bisa melakukan kemampuan tersebut (kategori BB), nilai 2
bila anak melakukannya masih harus diingaTK Kartini Bantaengn atau
dibantu oleh guru (kategori MB), nilai 3 bila anak sudah dapat melakukannya
secara mandiri dan konsisten tanpa harus diingaTK Kartini Bantaengn atau
dicontohkan oleh guru (kategori BSH), dan nilai 4 bila anak sudah dapat
melakukannya secara mandiri dan sudah dapat membantu temannya yang
belum mencapai kemampuan sesuai dengan indikator yang diharapkan
(Kategori BSB).
B. Indikator Instrumen Observasi
Indikator pada aspek perkemangan kognitif yaitu diantaranya sebagai
berikut:
a. Dapat mengenal klasifikasi sederhana
b. Dapat mengenal konsep-konsep Sains sederhana
c. Dapat mengenal bilangan
d. Dapat mengenal bentuk geometri
e. Dapat memecahkan masalah sederhana
f. Dapat mngenal konsep ruang dan posisi
g. Dapat mengenal ukuran
h. Dapat mengenal konsep waktu
i. Dapat mengenal berbagai pola
j. Dapat konsep pengetahuan sosial sederhana
20. 20
C. Kisi-Kisi Instrumen Observasi
Berdasarkan indikator yang telah dipaparkan, maka penulis menyusun kisi-
kisi instrument observasi sebagai berikut :
21. 21
Tabel 3. 1 Kisi-kisi Skala Observasi Perkembangan Kognitif Anak Usia 4-5 Tahun pada Satuan PAUD Program TK
KARTINI BANTAENG
No
Aspek
Perkembangan
Indikator Aitem
1. Kognitif
Dapat Mengenal
Klasifikasi Sederhana
Mengelompokkan benda dengan berbagai cara yang diketahui anak.
Misalnya: Menurut warna, bentuk, ukuran, jenis, dll.
Menunjuk sebanyak-banyaknya benda, hewan, tanaman yang mempunyai
warna, bentuk atau ukuran atau menurut ciri-ciri tertentu.
Dapat Mengenal Konsep-
konsep Sains Sederhana
Mencoba dan menceritakan apa yang terjadi jika: warna dicampur,
prosespertumbuhan tanaman ( biji-bijian, umbi-umbian, batang-batangan)
balon ditiuplalu dilepaskan, benda-benda dimasukkan ke dalam
air(terapung, melayang,tenggelam, benda-benda yang dijatuhkan
(gravitasi), percobaan dengan magnit,mengamati dengan kaca pembesar
mencoba dan membedakan bermacammacamrasa, bau dan suara.
Dapat Mengenal Bilangan
Membilang/menyebut urutan bilangan minimal dari 1 sampai 10.
Membilang dengan menunjuk benda (mengenal konsep bilangan dengan
benda-benda sampai 5).
22. 22
Menunjukkan urutan benda untuk bilangan 1 sampai 5.
Mengenal konsep banyak - sedikit, lebih – kurang, sama – tidak sama.
Kognitif
Dapat Mengenal Bilangan
Menghubungkan / memasangkan lambang bilangan dengan benda- benda
sampai 5 ( anak tidak disuruh menulis).
Menunjuk 2 kumpulan benda yang sama jumlahnya, yang tidak sama,
lebih banyak dan lebih sedikit.
MenyebuTK Kartini Bantaengn hasil penambahan (menggabungkan 2
kumpulan benda).
MenyebuTK Kartini Bantaengn hasil pengurangan (memisahkan
kumpulan benda) dengan benda sampai 5.
Dapat mengenal bentuk
geometri
Mengelompokkan bentuk-bentuk geometri (lingkaran, segitiga,
segiempat).
MenyebuTK Kartini Bantaengn kembali benda-benda yang menunjukkan
bentuk-bentuk geometri.
Dapat memecahkan masalah
sederhana
Mengerjakan maze (mencari jejak) yang sederhana.
Menyusun kepingan puzzel menjadi bentuk utuh (4 – 6 keping).
Mencari lokasi tempat asal suara.
Memasang benda sesuai dengan pasangannya.
23. 23
MenyebuTK Kartini Bantaengn sedikitnya 12 benda berikut fungsinya.
Kognitif
Dapat Mengenal Konsep
Ruang dan Posisi
MenyebuTK Kartini Bantaengn konsep depan – belakang – tengah, atas –
bawah, luar – dalam, pertama – terakhir – diantara, keluar – masuk, naik –
turun, maju – mundur.
Dapat Mengenal Ukuran
Membedakan konsep panjang-pendek, jauh-dekat melalui mengukur
dengan satuan tak baku (langkah, jengkal, benang atau tali).
Membedakan konsep berat – ringan, gemuk-kurus melalui menimbang
benda dengan timbangan buatan dan panca indera.
Membedakan konsep penuh-kosong melalui mengisi wadah dengan air,
pasir, biji-bijian, beras, dll.
Membedakan konsep tebal – tipis.
Membedakan konsep tinggi – rendah.
Membedakan konsep besar – kecil.
Membedakan konsep cepat – lambat.
Dapat Mengenal Konsep
Waktu
Membedakan waktu (pagi, siang, malam).
MenyebuTK Kartini Bantaengn nama-nama hari dalam satu minggu,
bulan dan tahun.
24. 24
Dapat mengenal Berbagai
Pola
Memperkirakan urutan berikutnya setelah melihat bentuk 2 pola yang
berurutan. Misalnya merah, putih, merah, putih, merah,….
Dapat Konsep Pengetahuan
Sosial sederhana
Mengenal berbagai macam profesi (Contoh: dokter, polisi, dll.).
Mengenal berbagai macam alat angkutan sederhana (Contoh: mobil;
motor, dll.).
25. 25
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Anita Yus. (2015). Model Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta:
PRENADAMEDIA GROUP
Brewer, J. (2007). Introduction to early childhood education preschool primary
grades sixth edition. New York: Pearson.
Iftitah, S. L. (2019). Evaluasi Pembelajaran Anak Usia Dini (Vol. 111). Duta
Media Publishing.
Popham, W.J. 1999. Classroom Assessment :What Teachers Need to Know..
Mass: Allyn-Bacon.
Santrock, J. (2010). Child Development (Thirteeth Editiona). New York:
McGrawHill.
Sudono, Anggani. Dkk, 2009, Pengembangan Anak Usia Dini. Jakarta: PT
Gramedia.
Sutarman, Maman. Asih, 2016, Manajemen Pendidikan Anak Usia Dini.
Bandung: Pustaka Setia.
Jurnal
Konsep Pengembangan PAUD Non Formal, Pusat Kurikulum Diknas, 2007
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137
Tahun 2014 Tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 Mengenai Standar
Penilaian.
Primanisa, R., & Jf, N. Z. (2020). Tindak Lanjut Hasil Asesmen Terhadap
Pelaksanaan Pembelajaran Anak Usia Dini Di Taman Kanak-Kanak
(Tk). Jurnal Pendidikan Raudhatul Athfal, 3(1).
Suyadi, S. (2016). Perencanaan dan Asesmen Perkembangan Pada Anak Usia
Dini. Golden Age: Jurnal Ilmiah Tumbuh Kembang Anak Usia Dini, 1(1),
65-74.
26. 26
LAMPIRAN
Lampirkan surat pernyataan, petunjuk pengsian lembar observasi, dan rubrik
penliaian yang telah teman teman mahasiswa susun. Berikut saya berikan contoh:
27. 27
SURAT PERNYATAAN
Kesediaan Berpartisipasi
Saya yang bertandatangan di bawah ini :
Nama : L/P
Usia :
Nama Anak :
Usia Anak :
Alamat/No. Tlp :
Menyatakan kesediaan bahwa anak saya dapat diikutsertakan untuk diobservasi
aspek perkembangannya dalam rangka kegiatan belajar pada salah satu mata
kuliah di PGPAUD FIP UNM. Keikutsertaan ini dilakukan atas dasar sukarela
tanpa ada paksaan dari pihak manapun. Hasil observasi yang dilakukan bersifat
rahasia dan hanya akan digunakan untuk kepentingan pembelajaran. Demikian
surat pernyataan ini dibuat untuk digunakan sebaik-baiknya.
Makassar, Juli 2022
_________________
28. 28
PETUNJUK PENGISIAN INSTRUMEN OBSERVASI :
Di bawah ini terdapat sejumlah aitem, baca dan pahami baik-baik setiap aitem tersebut. Anda diminta untuk memberikan tanda
checklist (√) pada salah satu pilihan jawaban dari tiap pernyataan. Adapun pilihan jawaban tersebut adalah
Instrumen observasi ini berisi (tulis angka) pernyataan. Amati subjek dengan baik dan berikan tanda centang (√) pada salah satu
kategori dalam setiap kelompok pernyataan sesuai dengan kemampuan subjek. Terdapat 4 kategori, yaitu:
BB : Belum Berkembang BSH : Berkembang Sesuai Harapan
MB : Mulai Berkembang BSB : Berkembang Sangat Baik
Instrumen Observasi Perkembangan Anak Usia 4-5 Tahun pada Satuan PAUD Program TK KARTINI BANTAENG
No Indikator Aitem
Skoring
BB MB BSH BSB
1 2 3 4
1.
Dapat Mengenal
Klasifikasi
Sederhana
Mengelompokkan benda dengan berbagai cara yang diketahui anak. Misalnya:
Menurut warna, bentuk, ukuran, jenis, dll.
Menunjuk sebanyak-banyaknya benda, hewan, tanaman yang mempunyai
warna, bentuk atau ukuran atau menurut ciri-ciri tertentu.
29. 29
2.
Dapat
Mengenal
Konsep-konsep
Sains Sederhana
Mencoba dan menceritakan apa yang terjadi jika: warna dicampur,
prosespertumbuhan tanaman ( biji-bijian, umbi-umbian, batang-batangan) balon
ditiuplalu dilepaskan, benda-benda dimasukkan ke dalam air(terapung,
melayang,tenggelam, benda-benda yang dijatuhkan (gravitasi), percobaan
dengan magnit,mengamati dengan kaca pembesar mencoba dan membedakan
bermacammacamrasa, bau dan suara.
3.
Dapat Mengenal
Bilangan
Membilang/menyebut urutan bilangan minimal dari 1 sampai 10.
Membilang dengan menunjuk benda (mengenal konsep bilangan dengan benda-
benda sampai 5).
Menunjukkan urutan benda untuk bilangan 1 sampai 5.
Mengenal konsep banyak - sedikit, lebih – kurang, sama – tidak sama.
Menghubungkan / memasangkan lambang bilangan dengan benda- benda
sampai 5 ( anak tidak disuruh menulis).
Menunjuk 2 kumpulan benda yang sama jumlahnya, yang tidak sama, lebih
banyak dan lebih sedikit.
MenyebuTK Kartini Bantaengn hasil penambahan (menggabungkan 2
kumpulan benda).
30. 30
MenyebuTK Kartini Bantaengn hasil pengurangan (memisahkan kumpulan
benda) dengan benda sampai 5.
4.
Dapat mengenal
bentuk geometri
Mengelompokkan bentuk-bentuk geometri (lingkaran, segitiga, segiempat).
MenyebuTK Kartini Bantaengn kembali benda-benda yang menunjukkan
bentuk-bentuk geometri.
5.
Dapat
memecahkan
masalah
sederhana
Mengerjakan maze (mencari jejak) yang sederhana.
Menyusun kepingan puzzel menjadi bentuk utuh (4 – 6 keping).
Mencari lokasi tempat asal suara.
Memasang benda sesuai dengan pasangannya.
MenyebuTK Kartini Bantaengn sedikitnya 12 benda berikut fungsinya.
6.
Dapat Mengenal
Konsep Ruang
dan Posisi
MenyebuTK Kartini Bantaengn konsep depan – belakang – tengah, atas –
bawah, luar – dalam, pertama – terakhir – diantara, keluar – masuk, naik –
turun, maju – mundur.
7.
Dapat Mengenal
Ukuran
Membedakan konsep panjang-pendek, jauh-dekat melalui mengukur dengan
satuan tak baku (langkah, jengkal, benang atau tali).
Membedakan konsep berat – ringan, gemuk-kurus melalui menimbang benda
dengan timbangan buatan dan panca indera.
31. 31
Membedakan konsep penuh-kosong melalui mengisi wadah dengan air, pasir,
biji-bijian, beras, dll.
Membedakan konsep tebal – tipis.
Dapat Mengenal
Ukuran
Membedakan konsep tinggi – rendah.
Membedakan konsep besar – kecil.
Membedakan konsep cepat – lambat.
8.
Dapat Mengenal
Konsep Waktu
Membedakan waktu (pagi, siang, malam).
MenyebuTK Kartini Bantaengn nama-nama hari dalam satu minggu, bulan dan
tahun.
9.
Dapat mengenal
Berbagai Pola
Memperkirakan urutan berikutnya setelah melihat bentuk 2 pola yang
berurutan. Misalnya merah, putih, merah, putih, merah,….
10.
Dapat Konsep
Pengetahuan
Sosial sederhana
Mengenal berbagai macam profesi (Contoh: dokter, polisi, dll.).
Mengenal berbagai macam alat angkutan sederhana (Contoh: mobil; motor,
dll.).
Mengelompokkan benda dengan berbagai cara yang diketahui anak. Misalnya:
Menurut warna, bentuk, ukuran, jenis, dll.
32. 32
RUBRIK PENILAIAN
Rubrik penilaian dibuat sebagai pedoman untuk menilai kemampuan yang telah dicapai
anak usia dini pada aspek perkembangannya. Rubrik penilaian dibuat sesuai dengan aitem
yang terdapat pada instrument observasi (jika terdapat 15 aitem, maka rubrik penilaiannya
juga harus 15 nomor).
1. BB = Anak tidak mampu melakukan kegiatan meniru/mengimitasi garis (Skor 1)
MB = Anak mampu mampu melakukan kegiatan meniru/mengimitasi garis dengan
bantuan guru (Skor 2)
BSH= Anak mampu mampu melakukan kegiatan meniru/mengimitasi garis secara
mandiri dan konsisten tanpa harus diingaTK Kartini Bantaengn atau dicontohkan oleh
guru (Skor 3)
BSB = Anak mampu mampu melakukan kegiatan meniru/mengimitasi garis secara
mandiri dan sudah dapat membantu temannya yang belum mencapai kemampuan
tersebut (Skor 4)
2. BB =
MB =
BSH=
BSB =
3. BB =
MB =
BSH=