SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
KENAKALAN REMAJA
(JUVENILE DELINQUENCY)
BEBY SURYANI,SH, MH
Capaian Pembelajaran :
Mahasiswa akan dapat menganalisis bentuk-bentuk
kenakalan remaja yang dapat dijerat oleh hukum
Kemampuan akhir yang diharapkan :
1. menjelaskan defenisi kenakalan remaja
2. menjelaskan bentuk-bentuk kenakalan remaja
3. menjelaskan aspek hukum kenakalan remaja
SIAPAKAH ITU ANAK?
DEFENISI ANAK DARI BERBAGAI ASPEK HUKUM
Hukum Pidana
(UU SPPA, UU
Perlindungan Anak)
Hukum
Administrasi
Negara
(UU Pemilu)
Hukum Adat
(Mandiri)
Hukum Islam
(sudah Haid dan
Bermimpi)
Hukum Perdata
(UU Perkawinan,
KUH Perdata)
APA ITU KENAKALAN REMAJA?
– kenakalan/ke·na·kal·an/ n 1 sifat nakal; perbuatan nakal; 2 tingkah laku secara
ringan yang menyalahi norma yang berlaku dalam suatu masyarakat: salah satu sebab
~ remaja adalah kerenggangan ikatan kasih dengan orang
tuanya;~ remaja perilaku remaja yang menjalahi aturan sosial di lingkungan
masyarakat tertentu (KBBI)
– Kenakalan Remaja adalah; “A child is classified as a delinquent when his anti social
tendencies appear to be so grave that he become or ought to become the subject of
official action.” (Maud A Merril)
– Dapat disimpulkan bahwa kenakalan remaja harus memenuhi beberapa unsur sbb:
a. Adanya suatu tindakan atau perbuatan remaja
b. Tindakan atau perbuatan tsb bertentangan dengan ketentuan hukum
c. Dirasakan serta ditafsirkan masyarakat sebagai tindakan yang tercela.
KAJIAN YURIDIS
TERHADAP KENAKALAN REMAJA
BENTUK-BENTUK KENAKALAN REMAJA
• Suka Berkelahi, Suka
Keluyuran, Pergi
Tanpa Pamit,
Membolos Sekolah
KENAKALAN BIASA
• Mengambil Barang
Orang Tua Tanpa
Ijin, Melanggar
Peraturan Lalu lintas
(Tidak Memiliki SIM)
KENAKALAN YANG MENJURUS
PADA KEJAHATAN &
PELANGGARAN • Penyalahgunaan
Narkotika, Free
Sex, Bullying, Begal
KENAKALAN
KHUSUS
SUNARWIYATI, S. 1985
JERAT HUKUM TERHADAP KENAKALAN REMAJA
1. Penyalahgunaan Narkoba
Pasal 127 ayat (1) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika menyebutkan
bahwa;
(1) Setiap Penyalah guna:
a. Narkotika Golongan I bagi dirinya sendiri, dipidana dengan pidana penjara paling lama 4
(empat) tahun;
b. Narkotika Golongan II bagi dirinya sendiri, dipidana dengan pidana penjara paling lama 2
(dua) tahun;
c. Narkotika Golongan III bagi dirinya sendiri, dipidana dengan pidana penjara paling lama 1
(satu) tahun
2. Tindak Pidana Kekerasan (Termasuk Bully)
Pasal 76C UU 35/2014 Tentang Perlindungan Anak:
“Setiap Orang dilarang menempatkan, membiarkan, melakukan,
menyuruh melakukan, atau turut serta melakukan Kekerasan terhadap Anak.”
Pasal 80 UU 35/2014 Tentang Perlindungan Anak:
(1) Setiap Orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 76C, dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun
6 (enam) bulan dan/atau denda paling banyak Rp72.000.000,00 (tujuh puluh dua juta rupiah).
(2) Dalam hal Anak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) luka berat, maka pelaku
dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
(3) Dalam hal Anak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mati, maka pelaku dipidana
dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah).
(4) Pidana ditambah sepertiga dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
ayat (2), dan ayat (3) apabila yang melakukan penganiayaan tersebut Orang Tuanya.
3. Seks Bebas
Secara khusus mengenai seks bebas tidak diatur dalam KUHP tetapi
tindakan tersebut dapat menjerumuskan kita pada tindak pidana tertentu,
Menggugurkan kandungan
Pasal 346 KUHP menyatakan bahwa “Wanita yang dengan sengaja
menyebabkan gugur atau mati kandungannya, atau menyuruh orang lain
menyebabkan itu, dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya emapat tahun”
Berzina
Pasal 284 ayat (1) KUHP menyatakan bahwa; Dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya
Sembilan bulan:
Ke-1 a. laki-laki yang beristri yang berzina sedang diketahuinya, bahwa pasal 27 Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata berlaku baginya;
b. perempuan yang bersuami yang berzina;
Ke-2 a. laki-laki yang turut melakukan perbuatan itu, sedang diketahuinya bahwa yang turut
bersalah itu bersuami;
b perempuan yang tiada bersuami yang turut melakukan perbuatan itu, padahal
diketahuinya, bahwa yang turut bersalah itu beristri dan pasal 27 Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata berlaku bagi yang turut bersalah itu
PERANAN SEKOLAH/GURU DALAM MENGATASI KENAKALAN REMAJA
Upaya yang dapat dilakukan guru dalam mengatasi kenakalan remaja antara lain:
– Memberikan contoh tingkah laku yang tidak menyimpang norma-norma, baik norma hukum
maupun norma sosial kepada peserta didik.
– Guru memberikan motivasi kepada peserta didik (siswa).
– Guru memberikan informasi tentang bahayanya melakukan tindakan kriminal.
– Guru selalu mengawasi perkembangan tingkah laku siswa.
– Guru memberikan bimbingan kepribadian di sekolah.
– Guru dapat membimbing dan mengarahkan siswa untuk selalu melakukan hal yang positif,
dll.
POHON YANG KUAT TIDAK TUMBUH DARI TUNAS YANG LEMAH
LINDUNGI ANAK SEJAK DINI AGAR KELAK TUMBUH MENJADI
GENERASI BANGSA YANG KUAT DAN MANDIRI
Wassalamualaikum
Warahmatulahiwabarakatuh

More Related Content

Similar to PPT-KENAKALAN-REMAJA 2023

Modul 1 - Eksploitasi Seksual Anak (ECPAT)
Modul 1 - Eksploitasi Seksual Anak (ECPAT)Modul 1 - Eksploitasi Seksual Anak (ECPAT)
Modul 1 - Eksploitasi Seksual Anak (ECPAT)
ECPAT Indonesia
 

Similar to PPT-KENAKALAN-REMAJA 2023 (20)

Perlindungan_Hukum_Terhadap_Anak_Sebagai.pptx
Perlindungan_Hukum_Terhadap_Anak_Sebagai.pptxPerlindungan_Hukum_Terhadap_Anak_Sebagai.pptx
Perlindungan_Hukum_Terhadap_Anak_Sebagai.pptx
 
Ppm iswi-kdrt
Ppm iswi-kdrtPpm iswi-kdrt
Ppm iswi-kdrt
 
Ham kls x
Ham kls x Ham kls x
Ham kls x
 
Bab1
Bab1Bab1
Bab1
 
MATERI KONFIK SOSIAL.ppt
MATERI KONFIK SOSIAL.pptMATERI KONFIK SOSIAL.ppt
MATERI KONFIK SOSIAL.ppt
 
Makalah pidana
Makalah pidanaMakalah pidana
Makalah pidana
 
Penculikan Anak - Laporan Penelit-kelompok_3_XI_IPS_1.docx
 Penculikan Anak - Laporan Penelit-kelompok_3_XI_IPS_1.docx Penculikan Anak - Laporan Penelit-kelompok_3_XI_IPS_1.docx
Penculikan Anak - Laporan Penelit-kelompok_3_XI_IPS_1.docx
 
SESI II ATURAN INTERNASIONAL DAN NASIONAL TTG ESA ONLINE.pdf
SESI II ATURAN INTERNASIONAL DAN NASIONAL TTG ESA ONLINE.pdfSESI II ATURAN INTERNASIONAL DAN NASIONAL TTG ESA ONLINE.pdf
SESI II ATURAN INTERNASIONAL DAN NASIONAL TTG ESA ONLINE.pdf
 
Makalah hak asasi manusia
Makalah hak asasi manusiaMakalah hak asasi manusia
Makalah hak asasi manusia
 
Hate speech
Hate speechHate speech
Hate speech
 
TINDAK PIDANA TERHADAP KEHORMATAN.pptx
TINDAK PIDANA TERHADAP KEHORMATAN.pptxTINDAK PIDANA TERHADAP KEHORMATAN.pptx
TINDAK PIDANA TERHADAP KEHORMATAN.pptx
 
Percepatan anti korupsi
Percepatan anti korupsiPercepatan anti korupsi
Percepatan anti korupsi
 
11.33020210066_Rosita Fitriani.pdf
11.33020210066_Rosita Fitriani.pdf11.33020210066_Rosita Fitriani.pdf
11.33020210066_Rosita Fitriani.pdf
 
Kdrt uu. 23 tahun 2004
Kdrt uu. 23 tahun 2004Kdrt uu. 23 tahun 2004
Kdrt uu. 23 tahun 2004
 
konsep anak.pdf
konsep anak.pdfkonsep anak.pdf
konsep anak.pdf
 
Kriminalitas (Faktor, Solusi, dan Contoh)
Kriminalitas (Faktor, Solusi, dan Contoh)Kriminalitas (Faktor, Solusi, dan Contoh)
Kriminalitas (Faktor, Solusi, dan Contoh)
 
Capacity Building Kekerasan Seksual dan Peranan kampus.pdf
Capacity Building Kekerasan Seksual dan Peranan kampus.pdfCapacity Building Kekerasan Seksual dan Peranan kampus.pdf
Capacity Building Kekerasan Seksual dan Peranan kampus.pdf
 
KEJAHATAN_PORNOGRAFI_Upaya_Pencegahan_dan_Penanggu.pdf
KEJAHATAN_PORNOGRAFI_Upaya_Pencegahan_dan_Penanggu.pdfKEJAHATAN_PORNOGRAFI_Upaya_Pencegahan_dan_Penanggu.pdf
KEJAHATAN_PORNOGRAFI_Upaya_Pencegahan_dan_Penanggu.pdf
 
Modul 1 - Eksploitasi Seksual Anak (ECPAT)
Modul 1 - Eksploitasi Seksual Anak (ECPAT)Modul 1 - Eksploitasi Seksual Anak (ECPAT)
Modul 1 - Eksploitasi Seksual Anak (ECPAT)
 
RESUME MODULE 6.docx
RESUME MODULE 6.docxRESUME MODULE 6.docx
RESUME MODULE 6.docx
 

PPT-KENAKALAN-REMAJA 2023

  • 2. Capaian Pembelajaran : Mahasiswa akan dapat menganalisis bentuk-bentuk kenakalan remaja yang dapat dijerat oleh hukum
  • 3. Kemampuan akhir yang diharapkan : 1. menjelaskan defenisi kenakalan remaja 2. menjelaskan bentuk-bentuk kenakalan remaja 3. menjelaskan aspek hukum kenakalan remaja
  • 5. DEFENISI ANAK DARI BERBAGAI ASPEK HUKUM Hukum Pidana (UU SPPA, UU Perlindungan Anak) Hukum Administrasi Negara (UU Pemilu) Hukum Adat (Mandiri) Hukum Islam (sudah Haid dan Bermimpi) Hukum Perdata (UU Perkawinan, KUH Perdata)
  • 7. – kenakalan/ke·na·kal·an/ n 1 sifat nakal; perbuatan nakal; 2 tingkah laku secara ringan yang menyalahi norma yang berlaku dalam suatu masyarakat: salah satu sebab ~ remaja adalah kerenggangan ikatan kasih dengan orang tuanya;~ remaja perilaku remaja yang menjalahi aturan sosial di lingkungan masyarakat tertentu (KBBI) – Kenakalan Remaja adalah; “A child is classified as a delinquent when his anti social tendencies appear to be so grave that he become or ought to become the subject of official action.” (Maud A Merril) – Dapat disimpulkan bahwa kenakalan remaja harus memenuhi beberapa unsur sbb: a. Adanya suatu tindakan atau perbuatan remaja b. Tindakan atau perbuatan tsb bertentangan dengan ketentuan hukum c. Dirasakan serta ditafsirkan masyarakat sebagai tindakan yang tercela.
  • 9. BENTUK-BENTUK KENAKALAN REMAJA • Suka Berkelahi, Suka Keluyuran, Pergi Tanpa Pamit, Membolos Sekolah KENAKALAN BIASA • Mengambil Barang Orang Tua Tanpa Ijin, Melanggar Peraturan Lalu lintas (Tidak Memiliki SIM) KENAKALAN YANG MENJURUS PADA KEJAHATAN & PELANGGARAN • Penyalahgunaan Narkotika, Free Sex, Bullying, Begal KENAKALAN KHUSUS SUNARWIYATI, S. 1985
  • 10. JERAT HUKUM TERHADAP KENAKALAN REMAJA 1. Penyalahgunaan Narkoba Pasal 127 ayat (1) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika menyebutkan bahwa; (1) Setiap Penyalah guna: a. Narkotika Golongan I bagi dirinya sendiri, dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun; b. Narkotika Golongan II bagi dirinya sendiri, dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun; c. Narkotika Golongan III bagi dirinya sendiri, dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun
  • 11. 2. Tindak Pidana Kekerasan (Termasuk Bully) Pasal 76C UU 35/2014 Tentang Perlindungan Anak: “Setiap Orang dilarang menempatkan, membiarkan, melakukan, menyuruh melakukan, atau turut serta melakukan Kekerasan terhadap Anak.” Pasal 80 UU 35/2014 Tentang Perlindungan Anak: (1) Setiap Orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76C, dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun 6 (enam) bulan dan/atau denda paling banyak Rp72.000.000,00 (tujuh puluh dua juta rupiah). (2) Dalam hal Anak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) luka berat, maka pelaku dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah). (3) Dalam hal Anak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mati, maka pelaku dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan/atau denda paling banyak Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah). (4) Pidana ditambah sepertiga dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) apabila yang melakukan penganiayaan tersebut Orang Tuanya.
  • 12. 3. Seks Bebas Secara khusus mengenai seks bebas tidak diatur dalam KUHP tetapi tindakan tersebut dapat menjerumuskan kita pada tindak pidana tertentu, Menggugurkan kandungan Pasal 346 KUHP menyatakan bahwa “Wanita yang dengan sengaja menyebabkan gugur atau mati kandungannya, atau menyuruh orang lain menyebabkan itu, dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya emapat tahun” Berzina Pasal 284 ayat (1) KUHP menyatakan bahwa; Dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya Sembilan bulan: Ke-1 a. laki-laki yang beristri yang berzina sedang diketahuinya, bahwa pasal 27 Kitab Undang- Undang Hukum Perdata berlaku baginya; b. perempuan yang bersuami yang berzina; Ke-2 a. laki-laki yang turut melakukan perbuatan itu, sedang diketahuinya bahwa yang turut bersalah itu bersuami; b perempuan yang tiada bersuami yang turut melakukan perbuatan itu, padahal diketahuinya, bahwa yang turut bersalah itu beristri dan pasal 27 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata berlaku bagi yang turut bersalah itu
  • 13. PERANAN SEKOLAH/GURU DALAM MENGATASI KENAKALAN REMAJA Upaya yang dapat dilakukan guru dalam mengatasi kenakalan remaja antara lain: – Memberikan contoh tingkah laku yang tidak menyimpang norma-norma, baik norma hukum maupun norma sosial kepada peserta didik. – Guru memberikan motivasi kepada peserta didik (siswa). – Guru memberikan informasi tentang bahayanya melakukan tindakan kriminal. – Guru selalu mengawasi perkembangan tingkah laku siswa. – Guru memberikan bimbingan kepribadian di sekolah. – Guru dapat membimbing dan mengarahkan siswa untuk selalu melakukan hal yang positif, dll.
  • 14. POHON YANG KUAT TIDAK TUMBUH DARI TUNAS YANG LEMAH LINDUNGI ANAK SEJAK DINI AGAR KELAK TUMBUH MENJADI GENERASI BANGSA YANG KUAT DAN MANDIRI