2. DESKRIPSI
Perencanaan ketebalan perkerasan lentur yang diperlukan untuk suatu jalan raya
melibatkan penggunaan perkerasan yang fleksibel (flexible pavement), yang terdiri
dari lapis permukaan menggunakan bahan campuran aspal dan lapisan di
bawahnya menggunakan bahan berbutir.
Penentuan ketebalan perkerasan dengan metode yang dijelaskan dalam SKBI-1987
hanya berlaku untuk konstruksi perkerasan yang menggunakan bahan granular,
seperti batu pecah, dan tidak berlaku untuk perkerasan yang menggunakan batu-batu
besar dengan cara Telford atau Pak laag. Selain metode yang dijelaskan dalam
petunjuk ini, metode lain untuk menentukan ketebalan perkerasan jalan dapat
digunakan, asalkan dapat dibenarkan melalui hasil uji yang dilakukan oleh seorang
ahli
Batas-batas Penggunaan
Maksud dan Tujuan
3. Penggunaan
Petunjuk perencanaan ini berlaku untuk beberapa penggunaan, antara lain:
•Perencanaan perkerasan jalan baru (New Construction / Full Depth Pavement).
•Perkuatan perkerasan jalan lama (Overlay).
•Konstruksi bertahap (Stage Construction). Namun, untuk penentuan ketebalan
perkuatan perkerasan jalan lama, penggunaan nomogram di bawah ini hanya
berlaku untuk metode "Analisa Komponen Perkerasan"
4. Perkerasan Jalan
Bagian perkerasan jalan umumnya terdiri dari beberapa lapisan, termasuk lapis
pondasi bawah (sub base course), lapis pondasi (base course), dan lapis
permukaan (surface course).
1.Tanah Dasar
Kekuatan dan daya tahan konstruksi perkerasan jalan sangat bergantung pada
karakteristik dan daya dukung tanah dasar.
2. Lapis Pondasi Bawah
Fungsi dari lapis pondasi bawah antara lain:
•Mendukung dan meratakan beban roda.
•Mencegah tanah dasar masuk ke dalam lapis pondasi.
•Menjadi lapisan pertama untuk memudahkan pelaksanaan konstruksi.
3.Lapis Pondasi
Fungsi dari lapis pondasi antara lain:
•Menahan beban roda.
•Menjadi lapisan penempatan bagi lapis permukaan. Bahan-bahan yang
digunakan untuk lapis pondasi dapat berupa batu pecah atau kerikil pecah.
5. Perkerasan Jalan
4.Lapis Permukaan
Fungsi dari lapis permukaan antara lain:
a. Menjadi bahan perkerasan yang menahan beban roda.
b. Melindungi badan jalan dari kerusakan akibat cuaca dengan menjadi lapisan
rapat air.
c. Berperan sebagai lapis aus (wearing course). Bahan yang digunakan untuk
lapis permukaan umumnya sama dengan bahan yang digunakan untuk lapis
pondasi, namun dengan persyaratan yang lebih tinggi. Penggunaan bahan
aspal diperlukan agar lapisan ini dapat menjadi kedap air, serta memberikan
kekuatan tarik yang meningkatkan daya dukung lapisan terhadap beban
roda kendaraan yang melintas.
6. Lalu Lintas
• Jumlah Jalur dan Koefisien Distribusi Kendaraan (C)
• Angka Ekivalen (E)
• Lalu Lintas Harian Rata-rata (LHR)
Daya Dukung Tanah Dasar (DDT) dan CBR
• CBR laboratorium sering digunakan dalam perencanaan pembangunan jalan
baru, namun disarankan untuk mengandalkan pengukuran nilai CBR sebagai
dasar untuk menentukan daya dukung tanah dasar. Penggunaan metode lain
seperti Group Index, Plate Bearing Test, atau R-value hanya dianjurkan jika
didukung oleh data yang dapat dipertanggungjawabkan
PARAMETER
7. Faktor Regional digunakan untuk menentukan faktor pengali (k) yang digunakan dalam perhitungan
ketebalan perkerasan jalan berdasarkan faktor-faktor yang berbeda di setiap wilayah. Hal ini
dimaksudkan untuk memastikan bahwa perkerasan jalan yang dibangun di suatu wilayah
memenuhi persyaratan ketebalan yang tepat untuk kondisi lingkungan dan lalu lintas di wilayah
tersebut.
Indeks Permukaan (IP)
Indeks permukaan pada perencanaan tebal lentur perkerasan jalan digunakan untuk menghitung
kekuatan struktur perkerasan jalan yang akan dibangun. Indeks permukaan pada perencanaan
tebal lentur perkerasan jalan biasanya disebut dengan IPI (Indeks Perkerasan Jalan). Hasil dari
perhitungan IPI kemudian digunakan untuk menentukan tebal lapisan perkerasan jalan yang
dibutuhkan untuk menahan beban yang akan diterima oleh jalan tersebut. Semakin besar nilai IPI,
semakin tebal lapisan perkerasan jalan yang dibutuhkan.
Faktor Regional (FR)
9. Nilai kondisi perkerasan jalan adalah nilai yang digunakan untuk menentukan kondisi atau
kualitas dari perkerasan jalan. Nilai ini biasanya digunakan dalam kegiatan pemeliharaan dan
rehabilitasi jalan. Nilai kondisi perkerasan jalan dapat dihitung dengan menggunakan metode
yang disebut dengan metode PCI (Pavement Condition Index). Metode PCI memperhitungkan
beberapa faktor, seperti kerusakan permukaan, ketebalan lapisan, dan kondisi dasar jalan.
Nilai kondisi perkerasan jalan dihitung berdasarkan skala angka dari 0 hingga 100, dimana
nilai 0 menunjukkan kondisi perkerasan jalan yang sangat buruk atau rusak parah dan nilai
100 menunjukkan kondisi perkerasan jalan yang sangat baik atau baru.
Penilaian kondisi perkerasan jalan dengan metode PCI umumnya dilakukan dengan
melakukan survei visual langsung pada perkerasan jalan yang akan dinilai. Survei ini akan
memberikan data mengenai jenis kerusakan, tingkat keparahan, dan luas area kerusakan
pada perkerasan jalan. Data-data ini kemudian diolah untuk menghitung nilai kondisi
perkerasan jalan dengan menggunakan rumus yang sudah ditetapkan dalam metode PCI.
Nilai Kondisi Perkerasan Jalan
10. Konstruksi Bertahap
Konstruksi bertahap pada perencanaan tebal perkerasan lentur dilakukan dengan membagi
pembangunan perkerasan jalan menjadi beberapa lapisan yang diletakkan secara bertahap.
Konstruksi bertahap ini dilakukan untuk meminimalkan keretakan yang mungkin terjadi pada
perkerasan jalan akibat perubahan suhu dan beban lalu lintas yang terus menerus.
Tebal perencanaan perkerasan lentur ditentukan berdasarkan beban yang akan diterima oleh
perkerasan jalan dan kondisi tanah di lokasi pembangunan. Tebal perencanaan perkerasan lentur
biasanya terdiri dari beberapa lapisan, seperti subgrade, subbase, base, dan lapis permukaan.
Pada konstruksi bertahap perkerasan jalan, tebal tiap lapisan akan ditentukan berdasarkan
beban yang akan diterima oleh perkerasan jalan dan kondisi tanah di lokasi pembangunan.
Sebagai contoh, jika tanah dasar tidak cukup kuat, maka tebal subgrade harus ditingkatkan agar
dapat menahan beban yang akan diterima oleh perkerasan jalan. Hal yang sama juga berlaku
untuk lapisan subbase, base, dan lapis permukaan.