4. RIWAYAT
Hamzah Fansuri adalah seorang ulama sufi dan
sastrawan pada abad ke-16. Ia dikenal sebagai
penulis pertama yang menulis tentang ide-ide
panteisme dalam bahasa Melayu. Selain itu,
Fansuri juga senang menulis puisi, sehingga ia
juga dianggap sebagai penyair pertama yang
dikenal di dunia Melayu. Hamzah Fansuri adalah
tokoh Islam yang menyebarkan Islam melalui
saluran penyebaran agama Islam yang dikenal
dengan Tasawuf.
5. RIWAYAT
Hamzah Fansuri berasal dari Barus, Sumatera Utara. Pada masa Kerajaan Aceh Darussalam,
kampung Fansur sendiri dikenal sebagai pusat pendidikan Islam di bagian Aceh Selatan. Fansuri
juga telah lama tinggal di Kota Aceh. Ia dikenal sebagai penganut aliran wahdatul wujud. Beliau
banyak melakukan perjalanan ke berbagai negeri untuk menuntut ilmu dan menyebarkan ajaran
Islam. Beberapa tempat yang dikunjungi beliau antara lain India, Persia, Turki, Mesir, Mekkah
dan Madinah. Di sana beliau bertemu dengan para ulama dan sufi terkemuka, seperti Syeikh
Abdul Qadir Jailani, Syeikh Ahmad Rifai, Syeikh Jalaluddin Rumi, Syeikh Ibnu Arabi dan lain-lain.
Beliau juga mengambil tarekat Qadiriyyah dari Syeikh Abdul Qadir Jailani.
Terdapat berbagai dugaan terkait kapan wafatnya Hamzah Al-Fansuri di kalangan para
peneliti. Drewes menduga bahwa Hamzah al-Fansuri hidup hingga sebelum 1590 Masehi,
sedangkan Naquib al-attas menduga hingga 1697 Masehi. Namun, pada akhirnya disebuah desa di
Aceh yang terletak antara Sinkel dan Rundeng, ditemukan kuburan yang dipercayai oleh
mayoritas masyarakat merupakan kuburan Hamzah al-Fansuri.
6. KARYA
Adapun beberapa karya puisi dan prosa yang dibuat oleh Hamzah Fansuri adalah sebagai berikut :
Puisi
1. Syair Burung Unggas
2. Syair Dagang Syair Perahu
3. Syair Si Burung pipit
4. Syair Si Burung Pungguk
5. Syair Sidang Fakir
Prosa
1. Asrar al-Arifin
2. Sharab al-Asyikin
3. Kitab Al-Muntahi / Zinat al-
Muwahidin
8. RIWAYAT
KH Hasyim Asy'ari merupakan ulama kelahiran Jombang, 24 Dzulqaidah
1287
KH. Hasyim Asy'ari merupakan putra ketiga dari 11 bersaudara, dari
pasangan KH Asy'ari (pemimpin Pesantren Keras, Jombang) dan Nyai
Halimah.
Dari garis keturunan sang ayah, KH Hasyim Asy'ari merupakan keturunan
Rasulullah. Selain keturunan Rasulullah, beliau juga merupakan keturunan
Sunan Giri, wali yang menyebarkan Islam di Jawa.
Sementara dari garis keturunan sang ibu, KH Hasyim Asy'ari merupakan
keturunan raja terakhir Kerajaan Majapahit. Raja tersebut yakni Raja
Brawijaya VI (Lembu Peteng).
9. PENDIDIKAN
KH Hasyim Asy'ari, sedari kecil tinggal berdampingan di
lingkungan pesantren tradisional. Di sana, ia belajar
dasar-dasar Islam dari pondok pesantren yang dipimpin
sang ayah, Pesantren Keras.
Menginjak usia 15 tahun, KH Hasyim Asy'ari melancong
ke beberapa pesantren di Jawa. Mulai dari Pesantren
Siwalan Panji (Sidoarjo), Pesantren Tambakberas
(Jombang), Pesantren Langitan (Tuban), Pesantren
Cepoko (Ngawi), serta Pesantren Sarang (Rembang).
Kh Hasyim juga menghabiskan waktu cukup lama untuk
mendalami islam di tanah suci (Makkah dan Madinah).
Dapat dikatakan, Kh Hasyim termasuk dari sekian santri
yang benar-benar secara serius menerapkan falsafah
Jawa, “Luru ilmu kanti lelaku (mencari ilmu adalah dengan
berkelana) atau sambi kelana”
10. KARYA
KH Hasyim Asy’ari ternyata juga meninggalkan warisan banyak kitab yang
dijadikan rujukan oleh ulama dalam menentukan sebuah hukum diantaranya sebagai
berikut:
1. Al-Tibyan fi al-Nahy ‘an Muqatha’ah al-
Arham wa al-Aqarib wa al-Ikhwan.
2. Mukaddimah al-Qanun al-Asasy Li
Jam’iyyah Nahdhatul Ulama.
3. Risalah fi Ta’kid al-Akhdz bi Madzhab al-
A’immah al-Arba’ah.
4. Mawaidz (Beberapa Nasihat).
5. Arba’in Haditsan Tata’allaq bi
Mabadi’ Jam’lyah Nahdhatul Ulama’.
6. Al-Nur al-Mubin fi Mahabbah Sayyid al-
Mursalin
7. At-Tanbihat al-Wajibat liman Yashna’ al-
Maulid bi al-Munkarat.
8. Risalah Ahli Sunnah Wal Jama’ah fi Hadits
al-Mauta wa Syarat as-Sa’ah wa Bayan
Mafhum al-Sunnah wa al-Bid’ah.
9. Ziyadat Ta’liqat a’la Mandzumah as-Syekh
‘Abdullah bin Yasin al-Fasuruani.
10. Dhau’ul Misbah fi Bayan Ahkam al-Nikah.
12. RIWAYAT
Nama lengkapnya adalah Ahmad Khatib bin Abdul Latif al-Minangkabawi, ia dilahirkan di Koto
Tuo, kenagarian Balai Gurah, Kec. Ampek Angkek Candung, Kab. Agam, Prov. Sumatera Barat
pada hari Senin 6 Dzul Hijjah 1276 H bertepatan dengan 26 Mei 1852 M. Ibunya bernama Limbak
Urai binti Tuanku Nan Rancak. Ayahnya bernama 'Abdul Lathif Khatib Dinagari yang berasal
dari Koto Gadang. Abdullah, kakek Syaikhul Ahmad Khatib Rahimahullah atau buyut menurut
riwayat lain, adalah seorang ulama kenamaan. Oleh masyarakat Koto Gadang, Abdullah
ditunjuk sebagai imam dan khathib.
Awal berada di Mekkah, ia berguru dengan beberapa ulama terkemuka di sana seperti Sayyid
Bakri Syatha, Sayyid Ahmad bin Zaini Dahlan, dan Syekh Muhammad bin Sulaiman Hasbullah al-
Makkiy. Usai melaksanakan haji, ia menimba ilmu di maktab milik Syekh Abdul Hadi, seorang syekh
asal Inggris.
Syaikhul Ahmad Khatib Rahimahullah adalah tiang tengah dari mazhab Syafi'i dalam dunia Islam
pada permulaan abad ke XX. Ia juga dikenal sebagai ulama yang sangat peduli terhadap
pencerdasan umat. Imam Masjidil Haram ini adalah ilmuwan yang menguasai ilmu fiqih, sejarah,
aljabar, ilmu falak, ilmu hitung, dan ilmu ukur (geometri).
13. Ketika masih di kampung kelahirannya, Ahmad kecil sempat
mengenyam pendidikan formal, yaitu pendidikan dasar dan
berlanjut ke Sekolah Raja atau Kweekschool yang tamat
tahun 1871 M.
Di samping belajar di pendidikan formal yang dikelola
Belanda itu, Ahmad kecil juga mempelajari mabadi’ (dasar-
dasar) ilmu agama dari Syaikh ‘Abdul Lathif, sang ayah.
Dari sang ayah pula, Ahmad kecil menghafal Al Quran dan
berhasil menghafalkan beberapa juz.
Pada tahun 1287 H, Ahmad kecil diajak oleh sang ayah,
Abdul Lathif Khatib Dinagari, ke Tanah Suci Mekkah untuk
menunaikan ibadah haji. Setelah rangkaian ibadah haji
selesai ditunaikan, Abdul Lathif Khatib Dinagari kembali ke
Sumatera Barat sementara Ahmad tetap tinggal di Mekkah
untuk menyelesaikan hafalan Al Qurannya dan menuntut
ilmu dari para ulama-ulama Mekkah terutama yang
mengajar di Masjidil Haram .
PENDIDIKAN
14. PENDIDIKAN
Sayyid ‘Umar bin Muhammad bin Mahmud Syatha Al Makki
Asy Syafi’I (1259-1330 H)
Sayyid ‘Utsman bin Muhammad Syatha Al Makki Asy
Syafi’i (1263-1295 H)
Sayyid Bakri bin Muhammad Zainul ‘Abidin Syatha Ad
Dimyathi Al Makki Asy Syafi’i (1266-1310 H) –penulis
I’anatuth Thalibin.
Sayyid Ahmad bin Zaini Dahlan (wafat 1304) –mufti
Madzhab Syafi’i di Mekkah
Yahya Al Qalyubi
Muhammad Shalih Al Kurdi
Di antara guru-guru Syaikhul Ahmad Khatib Rahimahullah di
Mekkah adalah:
Dalam Ensiklopedi Ulama Nusantara dan Cahaya dan Perajut
Persatuan mencatat beberapa ulama lain sebagai guru
Syaikhul Ahmad Khatib Rahimahullah, yaitu:
Selain mempelajari ilmu Islam, Ahmad juga gemar mempelajari
ilmu-ilmu keduniaan yang mendukung ilmu din-nya seperti ilmu
pasti untuk membantu menghitung waris dan juga bahasa
Inggris sampai betul-betul kokoh.
15. PERNIKAHAN
Di antara kebiasaan Syaikhul Ahmad Khatib Rahimahullah di Mekkah adalah sering mengunjungi
toko buku milik Muhammad Shalih Al Kurdi yang terletak di dekat Masjidill Haram untuk membeli
kitab-kitab yang dibutuhkan atau sekadar membaca buku. Karena seringnya Syaikhul Ahmad
Khatib Rahimahullah mengunjungi toko buku itu membuat pemilik toko, Shalih Al Kurdi, menaruh
simpati kepadanya, terutama setelah mengetahui kerajinan, ketekunan, kepandaian dan
penguasaannya terhadap ilmu agama serta keshalihannya.
Ketertarikan Shalih Al Kurdi terhadap Syaikhul Ahmad Khatib Rahimahullah dibuktikan dengan
dijadikannya Syaikhul Ahmad Khatib Rahimahullah sebagai menantu. Shalih Al Kurdi
menikahkannya dengan putri pertamanya, yang kata Hamka dalam Tafsir Al Azhar bernama
Khadijah. Dari pernikahannya dengan Khadijah itu, Syaikhul Ahmad Khatib Rahimahullah
dikaruniai seorang putra, yaitu ‘Abdul Karim (1300-1357 H). Ternyata pernikahan Syaikhul
Ahmad Khatib Rahimahullah dengan Khadijah tidak berlangsung lama karena Khadijah meninggal
dunia.
Shalih Al Kurdi, sang mertua, meminta Syaikh Ahmad Khatib untuk menikah kembali dengan
putrinya yang lain, yaitu adik kandung Khadijah yang bernama Fathimah. Fathimah adalah
seorang seorang wanita teladan dalam keshalihan dan memiliki hafalan Al Quran yang baik.
16. ‘Abdul Malik. Ketua redaksi koran Al Qiblah dan memiliki kedudukan tinggi di Al-Hasyimiyyah
(Yordania). Belajar kepada sang sang ayah lalu mempelajari adab dan politik.
‘Abdul Hamid Al Khathib –seorang ulama ahli adab dan penyair kenamaan yang pernah
menjadi staf pengajar di Masjid Al Haram dan duta besar Saudi untuk Pakistan. Di antara
karya ilmiahnya adalah Tafsir Al Khathib Al Makki 4 jilid, sebuah nazham (sya’ir) berjudul
Sirah Sayyid Walad Adam shallallahu ‘alaihi wa sallam, Al Imam Al ‘Adil (sejarah dan
biografi untuk Raja ‘Abdul ‘Aziz Alu Su’ud)-
Kesuksesan Syaikhul Ahmad Khatib Rahimahullah dalam mendidik anak-anaknya sehingga menjadi
tokoh-tokoh berhasil bukanlah omong kosong belaka. Keberhasilan itu berawal dari sistem
pendidikan yang mengacu kepada nilai-nilai ajaran Islam yang mulia terutama masalah ‘aqidah.
Oleh karena itu tidak heran jika anak-anaknya kelak menjadi orang-orang yang memiliki
kedudukan tinggi di Timur Tengah, yaitu:
Potret lain dari pendidikan yang diberikan Syaikhul Ahmad Khatib Rahimahullah kepada
keluarganya adalah ia selalu menegur dan memperingati bagi siapa saja yang menyia-nyiakan
waktunya dengan bermain-main dan berbagai hal yang dapat melalaikan termasuk alat-alat
musik dan nyanyian. Semua ini dilakukan Syaikhul Ahmad Khatib Rahimahullah karena bentuk
rasa sayangnya terhadap keluarganya. Karena melarang tidak selamanya bermakna benci.
PERNIKAHAN
17. Tidak seperti anggapan sementara sebagian orang dalam mengekspresikan rasa cintanya
kepada keluarganya. Mereka kira dengan membiarkan semua gerak-gerik dan tingkah laku
keluarganya itulah yang disebut cinta. Padahal boleh jadi perilaku-perilaku itu mengundang
murka Allah ‘Azza wa Jalla. Akan tetapi berbeda dengan Syaikhul Ahmad Khatib Rahimahullah,
ia menyadari bahwa seorang ayah kelak akan dimintai pertanggungjawaban di depan
pengadilan Rabbul ‘alamin. Maka dengan segenap kemampuannya, Syaikhul Ahmad Khatib
Rahimahullah menganjurkan kepada semua keluarganya untuk menjauhi semua hal-hal yang
tidak bermanfaat dan mencukupkan diri dengan sesuatu yang bermanfaat saja. Tidakkah Allah
berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, jagalah diri dan keluarga kalian dari neraka.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga pernah bersabda, “Setiap kalian adalah pemimpin
dan akan dimintai pertanggungjawaban atas tanggungannya.” Sampai sabdanya, “Dan laki-laki
adalah pemimpin atas keluarganya, maka ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadapnya.”
PERNIKAHAN
18. Syaikh Muhammad Mukhtar bin Atharid al-Bughuri
Syaikh Tubagus Ahmad Bakri as-Sampuri
Syaikh ‘Abdul Karim bin Amrullah rahimahullah –
ayah Ustadz Hamka-.
Syaikh Sulaiman Ar-Rasuli,
Muhammad Darwis alias Ustadz Ahmad Dahlan bin
Abu Bakar bin Sulaiman rahimahullah Ustadz
Muhammad Hasyim bin Asy’ari Al Jumbangi
rahimahullah Ustadz ‘Abdul Halim Majalengka
rahimahullah–pendiri Jam’iyyah I’anatul
Mubta’allimin
Syaikh ‘Abdurrahman Shiddiq bin Muhammad ‘Afif
Al Banjari rahimahullah Muhammad Thaib ‘Umar
KH Mas Abddurahman bin Mas Jamal, pendiri
Mathla'ul Anwar (MA)
MURID
19. Kebanyakan karya-karya itu mengangkat tema-tema kekinian terutama
menjelaskan kemurnian Islam dan merobohkan kekeliruan tarekat, bid’ah,
takhayul, khurafat, dan adat-adat yang bersebrangan dengan Al Quran dan
Sunnah.
Karya-karya Syaikhul Ahmad Khatib Rahimahullah
dalam bahasab ’Arab:
KARYA
• Hasyiyah An Nafahat ‘ala Syarhil Waraqat lil Mahalli
• Al Jawahirun Naqiyyah fil A’malil Jaibiyyah
• Ad Da’il Masmu’ ‘ala Man Yuwarritsul Ikhwah wa Auladil Akhwan Ma’a Wujudil
Ushul wal Furu’
• Raudhatul Hussab
• Mu’inul Jaiz fi Tahqiq Ma’nal Jaiz
• As Suyuf wal Khanajir ‘ala Riqab Man Yad’u lil Kafir
• Al Qaulul Mufid ‘ala Mathla’is Sa’id
20. • Al Qaulul Mufid ‘ala Mathla’is Sa’id
• An Natijah Al Mardhiyyah fi Tahqiqis Sanah Asy Syamsiyyah wal Qamariyyah
• Ad Durratul Bahiyyah fi Kaifiyah Zakati Azd Dzurratil Habasyiyyah
• Fathul Khabir fi Basmalatit Tafsir
• Al ‘Umad fi Man’il Qashr fi Masafah Jiddah
• Kasyfur Ran fi Hukmi Wadh’il Yad Ma’a Tathawuliz Zaman
• Hallul ‘Uqdah fi Tashhihil ‘Umdah
• Izhhar Zaghalil Kadzibin fi Tasyabbuhihim bish Shadiqin
• Kasyful ‘Ain fi Istiqlal Kulli Man Qawal Jabhah wal ‘Ain
• As Saifu Al Battar fi Mahq Kalimati Ba’dhil Aghrar
• Al Mawa’izh Al Hasanah Liman Yarghab minal ‘Amal Ahsanah
• Iqna’un Nufus bi Ilhaqil Anwat bi ‘Amalatil Fulus
• Tanbihul Ghafil bi Suluk Thariqatil Awail fima Yata’allaq bi Thariqah An
Naqsyabandiyyah
KARYA
21. ULAMA BESAR MASJIDIL
HARAM
yaikh Sudais ditunjuk kembali sebagai Kepala
Kepresidenan Umum Dua Masjid Suci untuk jangka
waktu empat tahun berdasarkan keputusan
penjaga dua masjid suci. Hingga, tahun 2023 inilah,
Syekh Sudais genap mengabdikan diri sebagai imam
besar dan khatib di Masjidil Haram selama 40 tahun.