2. Prinsip Transfer Pasien
• Pasien dalam kondisi stabil
• Penanganan optimal selama transportasi. Perhatikan
Airway, breathing, Circulation
• Tujuan: meminimalkan terjadinya kecacatan dan
kematian selama transport
3. Transfer Pasien
• Prehospital transport
• Interhospital transport
• Intrahospital transport
Bech N, Camilla, et al. Patients in prehospital transport to the emergency department: a cohort
study of risk factors for 7-day mortality. European Journal of emergency medicine; 2018:341-7.
4. Transport prehospital
• Transport pasien kritis/gawat darurat merupakan
komponen penting untuk memberikan hasil yang
lebih baik untuk pasien
• Hasil yang diharapkan:
Mendapatkan hasil yang sama bahkan lebih baik dalam
kualitas pelayanan
Bech N, Camilla, et al. Patients in prehospital transport to the emergency department: a cohort
study of risk factors for 7-day mortality. European Journal of emergency medicine; 2018:341-7.
5. Transport Prehospital
Bech N, Camilla, et al. Patients in prehospital transport to the emergency department: a cohort
study of risk factors for 7-day mortality. European Journal of emergency medicine; 2018:341-7.
6. Transfer Pasien
• Persiapan alat lengkap
• Obat-obatan
• Oksigen
• Alat-alat emergensi (ambu bag, set intubasi, akses
intravena, DC shock, dll)
Bech N, Camilla, et al. Patients in prehospital transport to the emergency department: a cohort
study of risk factors for 7-day mortality. European Journal of emergency medicine; 2018:341-7.
8. Transfer Intrahospital dan
Interhospital
• Masalah:
• Ruangan tidak tersedia
• Alat-alat tidak cukup tersedia
• Terjadi perburukan selama transport (misal perpindahan
dari ruangan OK ke PICU)
9. Transfer Intrahospital dan
Interhospital
1. Komunikasi: Konfirmasi kedua ruangan atau antar rumah
sakit tentang ketersediaan ruangan, alat dan keadaan pasien
2. Pastikan kondisi pasien dalam keadaan stabil untuk
dilakukan transfer
3. Pemilihan transportasi yang sesuai
4. Pendampingan saat pasien di transfer
5. Peralatan dan monitor saat transfer
6. Penyerahan dokumen pasien kepada fasilitas yang dituju
Kulsjestha A, Singh J. Inter-hospital and intrahospital patient transfer: recent concepts.
Indian j Anaesth. 2016; 60: 451-7
10. Transfer pasien
1. Penetapan untuk transfer dan komunikasi
- Penetapan transport pasien oleh dokter berdasarkan
kondisi pasien, yang membutuhkan penanganan lebih
lanjut atau fasilitas yang lebih lengkap.
- Komunikasi antar kedua ruangan atau antar rumah
sakit tentang informasi mengenai pasien yang akan di
transfer / rujuk (keluhan, pemeriksaan fisik, diagnosis,
tatalaksana yang sudah diberikan dan alasan di transfer)
11. Transfer Pasien
2. Stabilisasi dan persiapan transfer
- Pasien harus dalam kondisi terresusitasi secara
adekuat dan stabil.
- Pemeriksaan A,B,C,D sebelum transfer
- A (airway): jika penggunaan ETT harus dalam
kondisi terfiksasi baik. NGT diperlukan untuk
mencegah aspirasi. Penggunaan coral neck untuk
stabilisasi pada pasien trauma.
12. Transfer pasien
2. Stabilisasi dan persiapan transfer
- B (breathing): Ventilasi harus adekuat untuk
mengoptimalkan analisa gas darah. Dalam kondisi
pneumothoraks harus dilakukan drain sebelum
pasien di transfer
- C (circulation): setidaknya harus memliki 2 akses
intrvena. Perdarahan harus tertangani. Penggunaan
vasopressor bila dibutuhkan.
13. Tranfer pasien
2. Stabilisasi dan persiapan transfer
- D (disability): Pasien dengan trauma kepala harus di
monitor skor GCS sebelum transfer
14. Transfer pasien
3. Penggunaan transfer yang akan digunakan
• Transportasi darat:
- Basic-life support ambulance
- Advanced life support ambulance
• Transportasi udara
- Helikopter
15. Transfer pasien
4. Pendampingan saat pasien di transfer.
Setidaknya 2 pendamping yang kompeten dalam transfer pasien
Level 0: Pasien yang ditransfer yang tidak membutuhkan
pendampingan oleh personal ahli
Level 1: Resiko
Level 2: pasien yang membutuhkan observasi dan intervensi dengan
kegagalan 1 sistem organ dibutuhkan pendampiangan oleh orang
terlatih dan kompeten
Level 3: pasien yang membutuhkan alat bantu nafas, yang setidaknya
terdapat 2 kegagalan sistem organ. Dokter yang kompeten, perawat
dan paramedic
16. Transfer pasien
5. Peralatan, obat-obatan dan monitor
Monitor dan pengobatan dibutuhkan pada pasien level
1,2 dan 3.
Ambulan diharuskan terdapat peralatan seperti obat-
obatan, alat bantu nafas, oksigen, ventilasi, monitor
hemodinamik dan resusitasi.
17. Transfer pasien
6. Dokumentasi
Paling penting dan terkadang terlupakan
Dokumentasi terdiri dari kondisi pasien, aladan di
transfer, nama, anamnesis dan pemeriksaan fisik pasien,
tatalaksana yang sudah diberikan.
18. Kesimpulan
• Transfer pasien merupakan hal yang penting namun
terkadang tidak terlalu diperhatikan.
• Transfer pasien harus di pertimbangkan dengan
manfaat yang didapat dengan resiko pada pasien.
• Transfer dilakukan untuk pasien mendapatkan
fasilitas dan terapi yang memadai untuk mencegah
komplikasi yang memperburuk kondisi pasien.
19. DAFTAR PUSTAKA
1. Bech N, Camilla, et al. Patients in prehospital transport to the
emergency department: a cohort study of risk factors for 7-
day mortality. European Journal of emergency medicine;
2018:341-7.
2. Georgiou A, Westbrook JI. Non-emergency patient transport:
What are the quality and safety issues? A systematic review.
International Journal for quality in health care. 2018;1:68-75.
3. Kulsjestha A, Singh J. Inter-hospital and intrahospital patient
transfer: recent concepts. Indian j Anaesth. 2016; 60: 451-7.