Menemukan dan mengenali nilai-nilai luhur kearifan budaya lokal yang relevan dan menjadi penguat karakter murid sebagai individu sekaligus sebagai anggota masyarakat pada konteks lokal sosial budaya.
2.10.f. P5 Modul Kearifan Lokal-VIII- SMPN 1 Tegalsari.pdf
Presentasi Ruang Kolaborasi – Modul 1 Kelompok A2.pptx
1. Ruang Kolaborasi – Modul 1.1.A.
Penugasan Kelompok
Menemukan dan mengenali nilai-nilai luhur
kearifan budaya lokal yang relevan dan
menjadi penguat karakter murid sebagai
individu sekaligus sebagai anggota
masyarakat pada konteks lokal sosial
budaya.
2. Casmadi
SDN Kedungbokor 03
Anggota Kelompok A .2
Abdul Khalim
SDN Cipetung
Winda Andriani
SDN Cikeusal kidul 01
Nur Faozah
SDN Dukuhringin 01
3. Apa kekuatan konteks sosio-kultural di daerah Anda
yang sejalan dengan pemikiran KHD?
Pendidikan merupakan tempat tumbuhnya benih-benih
kebudayaan dengan semangat gotong royong serta menghormati
nilai-nilai luhur budaya. Ki Hajar Dewantara mengatakan bahwa
pendidikan dan pengajaran merupakan usaha persiapan dan
persediaan untuk segala kepentingan hidup manusia baik
dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya. Kita
sebagai pendidik harus bisa menuntun murid agar tidak salah
jalan dalam menentukan langkah untuk mengarungi
kehidupan zaman yang semakin maju baik dalam bidang
teknologi maupun budaya .
4. Kasinoman ( Sinoman )
Nilai gotong royong dapat terlihat
dalam kegiatan kasinoman, dimana
ketika ada sanak keluarga atau
tetangga yang sedang melaksanakan
hajat maka kita dapat ikut
membantu agar acara dapat berjalan
dengan lancar.
5. Upacara Adat Ngasa
Menghormati nilai-nilai leluhur yang
diadaptasi dari upacara adat Ngasa
bertujuan untuk mengungkapkan
rasa syukur kita kepada Tuhan Yang
maha Esa atas segala nikmat
khususnya hasil bumi yang telah
didapat, dan mengingatkan kita
untuk tetap menghargai dan
melestarikan alam.
6. Sintren
Kesenian sintren dilakukan sebagai
ritual untuk memanggil hujan pada
musim kemarau. Masyarakat
meyakini bahwa kalau diadakan
kegiatan tersebut maka akan
diturunkan hujan sehingga
masyarakat bisa menyirami
tanamannya agar tetap subur. Nilai
usaha tanpa menyerah walaupun
kadang hasil tidak sesuai keinginan .
7. Bagaimana pemikiran KHD dapat dikontekstualkan sesuai
dengan nilai-nilai luhur kearifan budaya daerah asal yang
relevan menjadi penguatan karakter murid sebagai
individu sekaligus sebagai anggota masyarakat pada
konteks local social budaya di daerah Anda?
Pemikiran KHD dapat dikontekstualkan sebagai penguatan karakter
murid, salah satunya dengan pemberian pemahaman tentang
kegiatan adat budaya local tersebut. Kita sebagai pendidik yang
memiliki peran sebagai pamong atau penuntun berharap Murid
dapat mempelajari, memaknai, serta mengambil manfaat dari
kegiatan tersebut sehingga mereka tidak salah paham maksud dan
tujuan kegiatan adat budaya local tersebut diselenggarakan .
8. Contoh kegiatan yang dapat dilakukan di sekolah sebagai
penguatan karakter murid
Jumat Bersih memberikan
kebiasaan murid dalam
bergotong royong .
9. Contoh kegiatan yang dapat dilakukan di sekolah sebagai
penguatan karakter murid
Membantu orang atau teman
yang terkena musibah
memberikan kebiasaan murid
dalam peduli dengan sesama .
10. Contoh kegiatan yang dapat dilakukan di sekolah sebagai
penguatan karakter murid
Mengikuti kegiatan ekstra
budaya lokal memberikan
kebiasaan murid dalam peduli
dengan pelestarian budaya
daerah .
11. Sepakati satu kekuatan pemikiran KHD yang dapat menebalkan laku
murid di kelas atau sekolah Anda sesuai dengan konteks local social
budaya di daerah Anda yang dapat diterapkan
Pendidikan harus memanusiakan manusia dalam
memperkuat nilai kemanusiaan serta menghargai
keragaman dan memerdekakan murid, karena setiap
orang berputar dan beredar sesuai orbitnya sehingga bisa
menghargai keunikan dalam pendidikan. Satu kekuatan
pemikiran KHD yang menebalkan laku murid sesuai konteks
local social budaya yaitu Nilai gotong royong dalam
kebersamaan, menghargai keberagaman, dan peduli dengan
sesama yang mengacu pada perilaku “ Budi Pekerti “.
13. Sesi Tanya Jawab , masukan dan saran dalam Ruang
Kolaborasi dengan kelompok lain
1. Muhammad Hisyam
Pertanyaan : Menurut Ki Hajar Dewantara, penguatan karakter murid salah satunya melalui kebudayaan .
Adakah hubungan adat istiadat yang yang sudah disebutkan tadi ( kasinoman, ngasa, dan sintren ) dengan
penguatan karakter murid ) ?
Jawaban Kelompok A . 2 : Adat istiadat local daerah dengan penguatan karakter murid di sekolah tentu
berhubungan dan terkait erat karena Pendidikan tak lepas dari kebudayaan sesuai dengan pemikiran KHD
dimana kita selaku pendidik memiliki tugas sebagai penuntun atau pamong harus bisa memberikan penjelasan
dan pemahaman yang benar kepada murid agar mereka bisa memahami maksud dan tujuan adat kebudayaan
tersebut di laksanakan di daerahnya . Salah satu contoh adat ngasa yang dilakukan masyarakat karena rasa
syukur hasil bumi melimpah kemudian membagikan sebagian kepada orang lain, kita tanamkan di sekolah
dengan murid menyisihkan sebagian uang sakunya untuk membantu teman atau orang yang terkena musibah
atau bencana . Kegiatan ini jelas memperkuat karakter murid agar mereka memiliki budi pekerti dalam bentuk
rasa dan karsa peduli dengan sesama serta memupuk kebersamaan dan gotong royong .
14. Sesi Tanya Jawab , masukan dan saran dalam Ruang
Kolaborasi dengan kelompok lain
2 . Eni Kurniasih
Pertanyaan : Kegiatan kreatif apa yang dapat diaplikasikan kepada siswa terkait dengan salah satu contoh
budaya dalam kasinoman ?
Jawaban Kelompok A . 2 : Kasinoman merupakan budaya daerah local di mana apabila ada orang yang akan
mengadakan hajatan baik pernikahan atau khitan secara suka rela dan ikhlas masyarakat sekitar akan saling
membantu kegiatan tersebut sampai selesai. Kegiatan ini jelas memupuk kebersamaan dan gotong royong
antar sesama warga masyarakat . Kegiatan kreatif serupa yang dapat dilaksanakan di sekolah antara lain piket
kelas, jumat bersih membersihkan lingkungan sekolah, membantu teman atau masyarakat yang terkena
musibah dan lain-lain.
15. Kesimpulan dan Refleksi
“ Kultur budaya yang ada di daerah local atau Indonesia
sejatinya sudah mencerminkan pemikiran Ki Hajar
Dewantara, meskipun Masyarakat zaman dahulu tidak
menjelaskan maksud apa yang terkandung di dalam kegiatan
tersebut . Namun setelah kita menelaah apa-apa yang
terkandung di dalam budaya yang ada, ternyata memiliki
nilai-nilai yang luar biasa terkait penguatan karakter murid
dalam membentuk Budi Pekerti yang luhur .”