2. Pengertian Respnsible Desicion Making
Collaborative for Academic, Social, and
Emotional Learning (CASEL) menjelaskan
bahwa pengambilan keputusan yang
bertanggung jawab adalah kemampuan
seseorang untuk membuat pilihan-pilihan yang
konstruktif terkait dengan perilaku pribadi
serta interaksi sosial mereka berdasarkan
standar etika, pertimbangan keamanan dan
keselamatan, serta norma sosial
(https://casel.org/core-competencies/).
3. Konsep Respnsible Desicion Making
Kemampuan pengambilan keputusan yang bertanggung
jawab tidak datang secara alami. Kemampuan ini perlu
dengan sengaja ditumbuhkan. Seorang pengambil
keputusan yang bertanggung jawab akan
mempertimbangkan semua aspek, alternatif pilihan,
berikut konsekuensinya, sebelum kemudian mengambil
keputusan. Untuk dapat melakukan hal tersebut
seseorang perlu belajar bagaimana:
• mengevaluasi situasi
• menganalisis alternatif pilihan mereka, dan
• mempertimbangkan konsekuensi dari masing-masing
pilihan itu terhadap diri mereka sendiri dan orang
lain.
4. Komponen Responsible
Decision Making
1.
Mengidentifikasi Masalah atau Tantangan yang Dihadapi: Komponen ini
melibatkan kemampuan untuk mengenali dan memahami masalah atau situasi
yang memerlukan pengambilan keputusan. Ini bisa berupa situasi di sekolah,
di rumah, atau dalam hubungan sosial.
Menganalisis Situasi dan Mengidentifikasi Faktor-Faktor yang Relevan: Setelah
masalah diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah menganalisis situasi secara
lebih mendalam dan mengidentifikasi faktor-faktor yang relevan yang
berpengaruh pada situasi tersebut. Ini mencakup penelusuran penyebab
masalah dan pemahaman terhadap konteks yang terlibat
Menghasilkan dan Mengevaluasi Solusi yang Mungkin dan Memilih yang
Terbaik: Tahap ini melibatkan pembuatan daftar solusi yang mungkin untuk
mengatasi masalah yang dihadapi, diikuti dengan evaluasi terhadap setiap
solusi berdasarkan kelebihan dan kekurangannya. Setelah itu, dipilihlah solusi
yang dianggap paling sesuai dengan konteks dan tujuan yang ingin dicapai.
2.
3.
5. Komponen Responsible
Decision Making
4.
Memperhitungkan Tanggung Jawab Etis dan Dampak Sosial dari Pilihan yang
Dibuat: Sebelum mengambil keputusan, penting untuk mempertimbangkan
tanggung jawab etis yang terkait dengan setiap pilihan yang dipertimbangkan.
Hal ini juga melibatkan pemikiran tentang dampak sosial dari keputusan yang
akan diambil, baik pada diri sendiri maupun orang lain.
Mengevaluasi dan Merefleksikan Hasil dan Pembelajaran dari Pengalaman:
Langkah terakhir adalah mengevaluasi hasil dari keputusan yang diambil dan
merefleksikan pembelajaran yang diperoleh dari pengalaman tersebut. Ini
mencakup mengidentifikasi hal-hal yang berhasil dan yang perlu diperbaiki,
serta mengambil pelajaran untuk dijadikan acuan di masa depan.
5.
6. Pengembangan Program Pembelajaran Penggunaan Studi Kasus
Pengembangan Kurikulum yang Terpadu Pembentukan Lingkungan Sekolah
yang Mendukung
Sekolah dapat merancang program
pembelajaran khusus yang menekankan pada
pengembangan kemampuan membuat
keputusan yang bertanggung jawab. Program
ini dapat mencakup kegiatan seperti diskusi
kelompok, permainan peran, dan studi kasus
yang memberikan siswa kesempatan untuk
mempertimbangkan berbagai faktor dan
dampak sebelum membuat keputusan.
Guru dapat menggunakan studi kasus
yang relevan dengan kehidupan sehari-
hari siswa untuk mengajarkan konsep
Responsible Decision Making. Misalnya,
mengambil contoh situasi di sekolah atau
lingkungan sekitar yang melibatkan
konflik nilai atau pilihan yang sulit, dan
meminta siswa untuk memikirkan solusi
yang bertanggung jawab.
Sekolah dapat menciptakan lingkungan
yang mendukung pengembangan
kemampuan membuat keputusan yang
bertanggung jawab. Ini termasuk
pembinaan yang dilakukan oleh guru
dan staf sekolah, serta promosi nilai-
nilai seperti kejujuran, kerjasama, dan
empati di antara siswa.
Integrasi konsep Responsible Decision
Making ke dalam kurikulum sekolah
dasar juga penting. Ini dapat dilakukan
melalui penyelarasan dengan mata
pelajaran seperti Pendidikan Agama,
Pendidikan Moral Pancasila, dan
Bahasa Indonesia, di mana nilai-nilai
moral dan kemampuan berpikir kritis
dapat ditekankan.
Implementasi Responsible Decision Making dalam Pendidikan Indonesia
Keterlibatan Orang Tua dan
Masyarakat
Orang tua dan masyarakat juga memiliki
peran penting dalam mendukung
pembentukan kemampuan membuat
keputusan yang bertanggung jawab pada
anak-anak. Melalui kerjasama dengan
sekolah, orang tua dapat terlibat dalam
kegiatan pendidikan yang mendukung
perkembangan sosial dan emosional anak.
7. Tantangan Pengimplementasi
Responsible Decision Making
01 02
Kurangnya Kesadaran dan Pemahaman
Tidak semua stakeholder pendidikan,
termasuk guru, orang tua, dan
masyarakat, memiliki pemahaman
yang cukup tentang pentingnya
pembelajaran responsible decision
making
Keterbatasan Sumber Daya Sekolah
dasar sering kali menghadapi
keterbatasan sumber daya, baik itu
dalam hal dana, tenaga pengajar,
maupun fasilitas
03
Tantangan dalam Evaluasi
Mengukur kemajuan siswa
dalam mengembangkan
kemampuan membuat
keputusan yang bertanggung
jawab tidak selalu mudah
04
Tantangan dalam Pembentukan
Lingkungan Sekolah yang Mendukung
Menciptakan lingkungan sekolah yang
mendukung pembentukan karakter
dan kemampuan sosial-emosional
sering kali memerlukan perubahan
budaya dan praktik sekolah yang
mapan
05
Keheterogenan Siswa Setiap siswa
memiliki kebutuhan dan latar
belakang yang berbeda-beda
8. Solusi dari Tantangan
Pengimplementasi Responsible
Decision Making
01 02
Peningkatan Kesadaran dan Pelatihan
Melalui pelatihan dan pendidikan yang
berkelanjutan, guru, orang tua, dan
stakeholder pendidikan lainnya dapat
meningkatkan pemahaman mereka
tentang pentingnya responsible
decision making dan bagaimana
mengintegrasikannya ke dalam praktik
sehari-hari
Pemanfaatan Sumber Daya yang
Ada Meskipun terdapat
keterbatasan sumber daya, sekolah
dapat mencari cara untuk
memanfaatkan sumber daya yang
ada secara efisien
03
Pengembangan Alat Evaluasi
yang Sesuai Guru dapat
bekerja sama dengan spesialis
pendidikan dan psikolog untuk
mengembangkan alat evaluasi
yang sesuai dengan konteks
dan kebutuhan siswa mereka
04
Pembentukan Budaya Sekolah yang
Inklusif Kepemimpinan sekolah
memiliki peran kunci dalam
membangun budaya sekolah yang
mendukung pembelajaran sosial-
emosional
05
Pengembangan Diferensiasi
Pembelajaran Guru dapat
mengadopsi pendekatan diferensiasi
pembelajaran untuk memenuhi
kebutuhan individual siswa