Dokumen tersebut membahas beberapa teori belajar seperti behaviorisme, konstruktivisme, sosial kognitif, dan penerapannya dalam pembelajaran seperti contextual teaching and learning (CTL), project-based learning (PjBL), dan problem based learning (PBL). Dokumen juga membahas cara meningkatkan motivasi siswa berdasarkan karakteristik masing-masing siswa.
3. Macam-macam Teori Belajar
Teori belajar yang memfokuskan
kepada perubahan tingkah laku
siswa karena adanya stimulus
(rangsangan) dan respon
(tanggapan)
teori yang menonjolkan
gagasan bahwa sebagian
besar pembelajaran manusia
terjadi dalam sebuah
lingkungan sosial.
Behaviorisme Konstruktivism
e
Sosial
Kognitifisme
teori belajar yang
mengedepankan kegiatan
mencipta serta membangun
dari sesuatu yang telah
dipelajari.
4. 1. Mengembangkan bahan ajar (pokok bahasan, topik, dll).
2. Mengembangkan strategi pembelajaran (kegiatan, metode,
media dan waktu).
3. Mengamati stimulus yang mungkin dapat diberikan (latihan,
tugas, tes dan sejenisnya).
4. Mengamati dan menganalisis respons pembelajar.
5. Memberikan penguatan (reinfrocement) baik posistif maupun
negatif, serta
6. Merevisi kegiatan pembelajaran
Penerapan Behaviorisme
5. 01 Orientasi, yaitu peserta didik diberik
kesempatan untuk mengembangkan
motivasi dalam mempelajari suatu topik
dengan memberi kesempatan melakukan
observasi.
02 Elitasi, yaitu peserta didik
mengungkapkan idenya dengan jalan
berdiskusi, menulis, membuat poster,
dan lain-lain.
03
Restrukturisasi ide, yaitu klarifikasi
ide dengan ide orang lain,
membangun ide baru, mengevaluasi
ide baru.
04 Penggunaan ide baru dalam setiap
situasi, yaitu ide atau pengetahuan
yang telah terbentuk perlu
diaplikasikan pada bermacam-
macam situasi.
02 Review, yaitu dalam
mengapliasikan pengetahuan,
gagasan yang ada perlu direvisi
dengan menambahkan atau
mengubah
6. Penerapan Teori Social Kognitif
1. Perhatian (attention process): memfokuskan perhatian
kepada peserta didik
2. Representasi (representation process): Tingkah laku yang
akan ditiru, harus disimbolisasikan dalam ingatan.
Representasi verbal memungkinkan orang mengevaluasi
secara verbal tingkah laku yang diamati,
3. Peniruan tingkah laku model (behavior production
process): sesudah mengamati, Mengubah dari gambaran
pikiran menjadi tingkah laku menimbulkan kebutuhan
evaluasi; “Bagaimana melakukannya?” “Apa yang harus
dikerjakan?” “Apakah sudah benar?”
4. Motivasi dan penguatan (motivation and reinforcement
process): Belajar melalui pengamatan menjadi efektif kalau
pembelajaran memiliki motivasi yang tinggi untuk dapat
melakukan tingkah laku modelnya.
7. Contextual teaching learning atau yang lebih dikenal dengan CTL
merupakan pendekatan pembelajaran yang mengaitkan antara materi
pembelajaran dengan situasi dunia nyata yang berkembang dan terjadi di
lingkungan sekitar siswa, sehingga siswa (peserta didik) mampu
menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil belajar dengan
kehidupan sehari-hari mereka.
pentingnya lingkungan belajar dalam pembelajaran kontekstual, yakni
sebagai berikut:
1. Belajar efektif itu mulai dari lingkungan yang berpusat pada siswa. Dari
guru “guru acting di depan kelas, siswa menonton” ke “guru
mengarahkan, siswa aktif bekerja dan berkarya”.
2. Pembelajaran harus berpusat pada “bagaimana cara” siswa
menggunakan pengetahuan baru mereka. Dalam konteks ini pemilihan
metode dan strategi belajar yang efektif lebih dipentingkan
dibandingkan hasilnya.
3. Memberikan umpan balik yang berasal dari proses penilaian
(assesment) yang benar.
4. Menumbuhkan komunitas belajar dalam bentuk kerja kelompok.
8. Karakteristik model Project-based Learning diantaranya yaitu peserta didik
dihadapkan pada permasalahan konkret, mencari solusi, dan mengerjakan
projek dalam tim untuk mengatasi masalah tersebut
Pada model PjBL peserta didik tidak hanya memahami konten, tetapi juga
menumbuhkan keterampilan pada peserta didik bagaimanan berperan di
masyarakat. Keterampilan yang ditumbukan dalam PjBl diantaranya
keterampilan komunikasi dan presentasi, keterampilan manajemen
organisasi dan waktu, keterampilan penelitian dan penyelidikan,
keterampilan penilaian diri dan refleksi, partisipasi kelompok dan
kepemimpinan, dan pemikiran kritis.
9. Model pembelajaran ini menyajikan suatu masalah yang nyata bagi siswa
sebagai awal pembelajaran kemudian diselesaikan melalui penyelidikan dan
diterapkan dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah.
Adapun beberapa karakteristik proses Problem based learning menurut
Tan (Amir, 2007,h. 23 ) diantaranya :
1. Masalah digunakan sebagai awal pembelajaran. Masalah yang
digunakan merupakan masalah dunia nyata yang disajikan secara
mengambang.
2. Masalah biasanya menuntut perspektif majemuk. Solusinya menuntut
siswa menggunakan dan mendapatkan konsep dari beberapa ilmu
yang sebelumnya telah diajarkan atau lintas ilmu ke bidang lainnya.
3. Masalah membuat siswa tertantang untuk mendapatkan pembelajaran
di ranah pembelajaran yang baru.
4. Sangat mengutamakan belajar mandiri (self directed learning).
5. Memanfaatkan sumber pengetahuan yang bervariasi, tidak dari satu
sumber saja.
6. Pembelajarannya kolaboratif, komunikatif, dan kooperatif. Siswa
bekerja dalam kelompok, berinteraksi, saling mengajarkan (peer
teaching), dan melakukan presentasi.
10. Objek Cara Untuk Meningkatkan Motivasi
Tania, 7 tahun, memiliki kemampuan rendah
dan keinginan yang rendah untuk sukses.
• Menunjukkan sikap selalu bersemangat
• Menceritakan kisah orang orang sukses
Samuel, 10 tahun, yang bekerja keras untuk
menjaga harga dirinya pada tingkat tinggi, tetapi
memiliki rasa takut akan gagal yang kuat
• Meningkatkan rasa percaya diri
• Memberikan pujian dan apresiasi saat di kelas
Sandra, 13 tahun, yang tenang di kelas dan
meremehkan keterampilan mereka.
• Merubah pola pikir menjadi lebih positif
• Mengembangkan sikap peduli terhadap orang lain
• Menciptakan kompetisi yang sehat di dalam kelas
Robert, 16 tahun, yang menunjukkan sedikit
minat di sekolah dan saat ini tinggal bersama
dengan bibinya (Anda sudah tidak dapat
menghubungi orangtuanya)
• Memberikan perhatian dan kasih sayang yang lebih
• Membuat media belajar yg menarik dan kreatif sebagai
daya tarik siswa buat belajar