2. ISI
- PENJADWALAN PRODUKSI
- PENJADWALAN JAM KERJA
Jam Kerja, Mechanical Availability, Utilisazation
- KARAKTERISTIK FISIK MATERIAL
- ALAT-ALAT PENAMBANGAN
Alat Pemberaian
a. Bulldozer & Ripper
b. Drilling Machine
Alat Gali Muat
a. Front Shovel
c. Hydraulic Excavator
d. Wheel Loader
Alat Angkut & Transport
Alat Pemeliharaan jalan
- PERHITUNGAN PRODUKTIVITAS ALAT
3. Tabulasi meliputi antara lain :
-Volume produksi : komoditi dan waste
- Volume drilling & blasting
-Jam Kerja alat
-Jarak angkut
PENJADWALAN PRODUKSI
Menentukan bagaimana produksi dicapai dalam kurun waktu yang telah ditentukan,
sehingga semua element yang terkait dengan produksi tersebut harus di detailkan.
Penjadwalan biasanya disajikan dalam bentuk tabulasi seperti contoh di bawah ini.
JAN FEB MAR APR
COMM. TARGET (x1000tonnes) 12,821 1,036 1,000 1,107 1,071
S/ratio 5.00
WASTE REMOVAL (bcm) 64,107 5,179 5,000 5,536 5,357
Area to be cleared ( ha ) 77 6 6 7 6
Topsoil removal (bcm) 641 52 50 55 54
hauling distance (km) 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50
Fre digging volume (bcm) 6,411 518 500 554 536
hauling distance (km) 1.20 1.20 1.20 1.20 1.20
Ripping & Dozing (bcm) 9,616 777 750 830 804
hauling distance (km) 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50
Drill & Blasting (bcm) 47,439 3,832 3,700 4,096 3,964
hauling distance (km) 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50
COMMODITY WINNING (tonnes) 12,821 1,036 1,000 1,107 1,071
(km) 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00
COMMODITY TRANSPORTING : (tonnes) 12,821 1,036 1,000 1,107 1,071
(km) 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00
PRODUCTION SCHEDULE TOTAL Year 2003
Contoh Tabulasi Penjadwalan Produksi
4. PENJADWALAN JAM KERJA (ROSTER)
a. Jam Kerja
Jam kerja sangat menentukan jumlah dan ukuran alat yang akan digunakan. Jam kerja ini dipengaruhi
oleh pola shift kerja, kondisi alam, metodologi pergantian shift dan pola maintenance alat.
Dibawah contoh perhitungan jam kerja.
Perhitungan Hari Kerja
Jumlah hari setahun 365 hari
Dikurang hari libur 10 hari
Jadwal hari Kerja 355 hari
Dikurang Hari Hujan* 40 hari
Jumlah hari kerja (available) 315 hari
Jumlah shift per hari 3 shift
Jumlah Shfit pertahun 945 shift
Perhitungan Jam Kerja
Jam per shift 8.0 jam
Dikurang pergantian shift 0.2 jam
Dikurangi Istirahat makan 0.5 jam
Dikurangi traveling, blasting 0.5 jam
Jam available per shift 6.8 jam
Jadwal jam Kerja per tahun 6426 jam
WORKING HOURS SCHEDULE
JAN FEB MAR APR MAY
Days per month (days) 364 30 28 31 30 31
Holidays (days) 5 1
Scheduled days (days) 359 29 28 31 30 31
Shifts per day 3 3 3 3 3
Hrs per shift 8 8 8 8 8
Scheduled hrs (hrs) 8,616 696 672 744 720 744
Use of Availability (UA) 73% 65% 70% 70% 75% 75%
Usable Working hrs (hrs) 6,426 452 470 521 540 558
yearly
Year 2003
Contoh Tabulasi Penjadualan Jam Kerja
5. b. Physical Availability (PA)
Ketersediaan alat yang dapat digunakan untuk bekerja, besarnya
physical availability untuk alat-alat baru biasanya diatas 90%. Nilai ini
sangat tergantung kepada perawatan dan penyediaan suku cadang..
Contoh untuk kasus di atas, apabila untuk perawatan diperlukan 1 jam
dalam 1 shift maka Availability = (5.8+1.2)/(5.8+1.2+1) = 87.5%
c. Use of Availability. (UA)
Jam kerja alat yang digunakan pada saat alat itu kondisi tidak rusak.
Contoh untuk kasus di atas : alat efektif bekerja 5.8 jam, sedangkan
waktu stand by 1.2 jam
Use of availability = 5.8/(5.8 + 1.2) x 100% =83%
d. Produksi
Produksi = skedul jam kerja x ua x pa x produktivitas
Contoh : produktivitas alat = 150 m3/jam
Produksi pershift = 8jam x 87.5% x83% x 150 m3/jam = 870bcm/shift
FORMULA
PA = (W+S)/ (W+S+R)
UA = W/(W+S)
Skedule jam kerja (SK) = W + S +R
Produktivitas (P) = Vol / W
Produksi (Q) = SK x PA x UA x P
Q = (W+S+R) x (W+S)/(W+S+R) x W/(W+S) x Vol/W
PA = Physical availability
UA = use of availability
W = working
R = break down
Contoh : Skedul jam kerja 8 jam/ shift, kehilangan waktu
1.2 jam, perawatan 1 jam, produktivitas alat 150 bcm/jam
Jumlah produksi pershift :
=(5.8+1.2+1)x(5.8+1.2)/ (5.8+1.2+1)x5.8/(5.8+1.2)x 150
bcm/jam
= 8 x 87.5% x 83% x 150 = 870 bcm/shift
6. KARAKTERISTIK FISIK MATERIAL
Karakteristik fisik material yang akan digali baik tanah penutup maupun komoditi harus diketahui
secara pasti, hal ini untuk menentukan tipe alat yang cocok untuk digunakan serta untuk
memperkirakan produktivitasnya. Yang paling utama diketahui dalam pekerjaan pemindahan tanah
mekanis adalah :
a. Kemudah galian (Excavability)
Dalam penggalian tanah mekanis kemudah galian biasanya dikatagorikan kedalam : free dig,
rippable dan un-rippable. ketiga kriteria ini sangat berdampak terhadap penetuan jenis dan tingkat
produktivitas alat gali-muat. Untuk menentukan kriteria tersebut biasanya diketahuai dari analisa
geotechnik, sehingga sebelum proses penggalian perlu dilakukan penelitian :
- Analisa log bor, menegetahui batas antara batuan asli dan lapukan
- Survey seismik untuk mengetahui kecepatan seismik dari batuan yang akan digali
- Analisa engineering meliputi : kondisi air tanah, tipe batuan, stregth, joint spacing.
b. Berat Jenis
Berat jenis batuan harus ditentukan dengan pasti, hal ini untuk memastikan agar tidak terjadi
kekurangan beban dan kelebihan beban karena keduanya dapat menyebabkan kerugian. Kalau
terjadi kekurangan beban produktivitas alat tidak optimum, sedangakan kelebihan muatan alat
akan cepat rusak.
7. c. Swell
Apabila tanah asli digali atau diberaikan, maka
terjadi perubahan volume karena adanya
pengembangan, perubahan volume dari asli
“bank” cubic metre (bcm)” menjadi gembur
“loose cubic metre (lcm)” disebut dengan
swell.
Swell sangat penting diketahui dalam
pemindahan tanah meknis karena material
yang dimuat dan diangkut adalah dalam
bentuk terberai (loose) sedangkan kemajuan
penggalian dihitung dalam kondisi tanah asli
(bcm). Misal kalau swell faktor tinggi maka
produktivitas alat dalam bcm akan menurun.
8. PEMILIHAN ALAT
Secara garis besar pemilihan alat ditentukan oleh :
Karakterisitik material (sifat fisik, kekerasan dll.)
Bentuk endapan, kemiringan, perlapisan
Tingkat produksi
Metoda penambangan
Jarak angkut, Kemiringan, dimensi jalan
dll
9. a. Ripping
Ripping digunakan untuk pemberaian material sebelum
dimuat oleh shovel/ Backhoe/ Loader/ Dragline ke dalam
Truck atau ke alat lain. Survey seismik refraksi biasanya
digunakan untuk mengindikasi kemudah galian material
yang akan digali. (grafik hubungan antara kecepatan
seismik batuan dengan kemapuan ripping utuk berbagai
model bulldozerdapat dilihat di halaman berikut).
ALAT PEMBERAIAN BATUAN
Metoda yang umum digunakan untuk pemberaian material overburden, bijih (ore) dan batubara adalah ripping enggunakan
bulldozer-ripper dan drilling – blasting.
Faktor yang berpengaruh dalam produktivitas
Ripping antara lain :
Dozer Power and Weight
Type batuan (karakteristik batuan)
Jumlah Ripper
Panjang Lintasan Ripping
Kedalaman Penetrasi
Struktur geologi (Spasi joint, sesar)
CONTOH PEKERJAAN RIPPING
10. Contoh Type & Ukuran BULLDOZER Produk
Komatsu
Model Kapasitas Blade (m3) FLYWHEEL HP
D65 5.6 190
D85 8.5 190
D155 12.8 302
D275 15.3 405
D375 22.0 525
D475 34.4 860
D575 45.0 1150
Grafik Hubungan Antara Kecepatan Seismik Batuan Dengan Kemapuan Ripping
11. b. Pemboran Produksi
Prinsip dari Metoda Pemboran adalah
“ROTARY-PERCUSSION and ROTARY”
Top Hammer Drilling
Hammer Piston yang ditempatkan di posisi paling atas (Top)
diteruskan ke Drill Bit melalui batang Bor jenis ini digunakan
untuk lubang diameter kecil dan dangkal dibawah 20 meter
1. ROTARY PERCUSSION DRILLING
Down The Hole Drilling
Piston diposisikan di bawah batang bor dan langsung
memukul Bit ekonomis digunakan untuk diameter
lubang sekitar 85 s/d 200 mm dan kedalaman diatas 20
meter.
2. ROTARY DRILLING
Bantuan dihancurkan dengan menggunakan roller cone bit dengan menggunakan tekanan
tinggi dan putaran.
Umumnya digunakan untuk lubang yang lebih besar di atas 150 mm sampai dengan 300 mm,
ekonomis digunakan s/d kedalaman 50 meter.
12. Contoh Type & Ukuran Mesin Bor Produk Tamrock
Model Dimeter Lubang (inch)
CMD100 1 – 1 ½
CMD300 1 ½ - 2 ½ Rotary Percussion
CHA550 2 – 3 ½
CHA660 2 ½ - 4
CHA1100 3 ½ - 6
DK25KS 5 – 6 ¾
DK40KS 6 – 7 7/8
DK50KS 6 – 9 Rotary
DK90KS 9 – 12 ¼
c. Pemilihan Mesin Bor
Kekerasan Batuan
Kondisi/Lingkungan kerja
Kedalaman lubang
Tingkat Produksi
Model Mesin Drilling Tipe Rotary Model Mesin Drilling DTH
13. LOADING SHOVEL
Digunakan umumnya untuk material blasting
Diperlukan konndisi operasi terbatas (luas dan rata)
Dapat menangani ukuran material boulder
Mempunyai ukuran bucket lebih besar dibanding
backhoe untuk kelas yang sama.
Dalam operasinal memerlukan alat tambahan bul dozer.
System operasional : Alat muat dan Truck diposisikan
pada lantai kerja yang sama
ALAT GALI / MUAT (EXCAVATOR)
BACK HOE
Mampu menggali material pada berbagai kondisi
(Loading di floor, Channel, dan Roof)
Manuver lebih mudah
Dapat beroperasi dengan areal kerja lebih sempit
Pada Kelas yang sama, Backhoe mempunyai jangkauan gali
ke atas dan ke bawah lebih besar dari pada Shovel.
Ukuran Bucket lebih kecil dibanding Shovel untuk ukuran
mesin yang sekelas
System operasi : Alat muat diposisikan lebih tinggi dari alat
angkut.
LOADING SHOVEL BACK HOE
14. YANG PERLU DIPERHATIKAN PADA SHOVEL & BACKHOE
Ukuran Bucket (m3)
Digging Reach (m)
Digging Depth (m)
Digging Force (Kg/Newton)
Kecepatan Swing
Contoh Type & Ukuran SHOVEL & BACHOE
Produk Komatsu
Model Kapasitas Bucket (m3)
PC200 0.47 – 1.15
PC400 1.30 – 2.20
PC750 3.60 – 5.00
PC1100 5.50 - 6.50
PC3000 12.0 - 16.0
PC4000 19.0 - 24.0
PC5000 26.0 - 30.0
15. WHEEL LOADER
Digunakan umumnya di stocpile untuk
muat ke truck, muat ke hopper, pengaturan
stockpile.
Mobilitas dan manuver-nya sangat tinggi
Memerlukan kondisi lantai kerja yang
baik.
Kapasitas bucket tergantung density
material
ALAT MUAT
Contoh Type & Ukuran WHEEL
LOADER Produk Komatsu
Model Kapasitas Bucket (m3)
WA320 2.7 – 3.2
WA380 3.2 – 4.0
WA450 4.2 – 5.2
WA500 4.5 – 5.5
WA600 6.2 – 8.0
WA700 8.7 – 11.4
WA800 11 – 16
WA900 13 - 17
16. ALAT ANGKUT
Mampu beroperasi pada ukuran
Fragment yang besar
Memerlukan kondisi jalan yang baik
untuk meningkatkan productivitas dan
menurunkan operating cost
Terbatas dalam operasi ekonomisnya ± 4
km
Mobilitasnya tinggi & fleksibel
DUMP TRUCK:
Contoh Type & Ukuran RIGID DUMP TRUCK
Produk Komatsu
Model Max. Load (ton) Haeaped
Capacity (m3)
HD325 36 24
HD465 55 34.2
HD785 91 60
HD1500 150 78
630E 172 103
730 186 111
830E 220 147
930E 290 211
17. Digunakan hanya untuk material lebih ringan
misalnya Batu Bara
Tepat untuk jalan datar dengan kecepatan tinggi
& pengangkutan jarak jauh
Sesuai untuk Dumping langsung di Hopper
Kpasitas rangkaian : 40 – 160 ton
TRAILER
ALAT TRANSPORT
Volume tinggi, jarak jauh, unit cost rendah
Sulit untuk dipindah-pindahkan
Memerlukan ongkos investasi yang tinggi
Dapat menghandle material dengan grade
sampai dengan 40%
Lebih aman dibanding dengan Truck
Dampak Polusi Lingkungan lebih rendah
Umur pakai minimum 5 tahun
CONVEYOR
18. HAUL ROAD MAINTENANCE
GRADER
Perbaikan jalan/meratakan jalan secara terus menerus untuk mengurangi Rolling
Resistance.
Frekuensi perataan/grading tergantung pada standar konstruksi dan kepadatan lalu lintas
serta beban kendaraan.
Fungsi lain :
-Pemeliharaan drainase
-Scarifier
Contoh Type & Ukuran MOTOR GRADER
Produk Komatsu
Model Panjang Blade (m) FlywheelHP
GD510 3.71 125
GD623 3.71 155
GD750 4.32 225
GD825 4.88 280
19. HAUL ROAD MAINTENANCE
Penimbunan jalan kadang diperlukan untuk menambah daya dukung tanah, bisa berupa
tanah atau perkerasan.
Material Timbunan ini harus dipadatkan agar daya dukung meningkat sesuai dengan
desain. Tanpa pemadatan, usaha tsb akan sia-sia.
Tipe Compactor berdasarkan cara kerja:
- Static
- Vibrating
Tipe Compactor berdasar media pemadatnya
- Tyre
- Steel drum, terdiri dari :
Padfoot/Sheepfoot (tipe material : Clay / Silt)
Smooth (tipe material : Granular atau Clay/silt)
COMPACTOR
20. HAUL ROAD MAINTENANCE
WATER SPRAYING
Digunakan untuk menjaga permukaan jalan tetap lembab (tidak basah), sehingga
mengurangi adanya debu, mengurangi gangguan jarak pandang dan memelihara
permukaan jalan agar tetap padat.
Jumlah keperluan air tergantung pada :
Type material permukaan jalan
Kelembaban alami
Curah Hujan
Penguapan
Kepadatan lalu lintas
Jumlah Water Sprayer Truck dihitung berdasarkan cycle time truck, pengisian tank dan
pompa penyemprotan.
22. 2. Klasifikasi Penggalian (Digging)
Digging dapat diklasifikasi kedalam tiga kelompok :
- Easy digging, misal material yang lepas
dengan ukuran kecil dan seragam atau
tanah pucuk
- Medium digging, misal material dapat digali
langsung dari kondisi asli seperti sub soil.
- Hard digging, misal material hasil blasting
dengan ukuran tidak seragam.
ALAT GALI / MUAT (EXCAVATOR)
A. FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKTIVITAS ALAT MUAT
1. Kapasitas Bucket
Kapasitas bucket ditentukan oleh ukuran bucket, swell material dan aktual volume muatan dari bucket tersebut.
- Kapasitas bucket (q) biasanya dinyatakan dalam vulume m3 heaped atau struck.
- Swell (SF), perubahan volume dari solid atau bank (bcm) menjadi loose (lcm)
- Faktor pengisian/ fill factor (k) menyatakan volume bucket yang dapat digunakan dibanding dengan volume
(dimensi aslinya)
23. B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PRODUKTIVITAS ALAT ANGKUT
1. Tahanan Gulir (Rolling Resistance)
Adalah jumlah segala gaya-gaya luar yang berlawanan dengan arah
gerak kendaraan yang berjalan diatas permukaan jalan.
2. Tahanan Kemiringan (Grade Resistance)
Besarnya gaya berat yang melawan atau yang membantu gerak
kendaraan karena kemiringan jalur jalan yang dilewati
3. Koefisien Traksi (Traction Coefisien)
Suatu faktor yang menunjukan besarnya traksi antara permukaan ban
atau track dengan jalan yang dapat digunakan untuk menarik/
mendorong.
4. Rimpull
Adalah besarnya kekuatan tarik (pulling force) yang dapat diberikan oleh
mesin kepada permukaan roda atau ban penggeraknya yang menyentuh
permukaan jalur jalan.
3. Cycle Time
Cycle time alat loading terdiri dari komponen :
- Loading
- Swing muatan
- Dump
- Swing kosongan
Note : cycle time tipe track loader utk
kapasitas (2 – 22 m3) berkisar antar 24
s/d 32 detik per cycle
Faktor yang berpengaruh terhadap cycle time meliputi :
- Ukuran Alat (makin besar makin lambat)
- Kemudakhan gali
- Kondisi lantai kerja
- Kemudahan manuver
- Skill dari operator.
24. ESTIMATION PRODUCTIVITY OF
BULLDOZER D155-2
KB x FK x 60
DOZING QR =
J1/F + J1/R + z
KB x FK x 60
SPREADING QD =
J2/F + J2/R + z
QR x QD
CLEARING KP =
QR + QD
DESCRIPTION UNIT REMARK DOZING SPREADING CLEARING
Hourly Production lcm/hr QR, QD, KP 238 494
bcm/hr 170 353
Cycle Time hour Ct 1.23 0.63
Blade Capacity lcm KB 7.50 7.50
Correction Factor FK 0.65 0.69
Width of Work meter LK 0.85 0.90
Doz./Spread Distance meter J 25.00 15.00
Forward Speed m/min f 41.67 58.33
Reverse Speed m/min r 66.67 75.00
Fixed Time minutes z 0.25 0.17
- blade factor 0.80 0.90 0.80
- speed factor 0.90 0.90 0.90
- time efficiency 0.80 0.85 0.85
- operator skill 0.90 0.90 0.90
c. Contoh Perhitungan Produksi & Kapasitas BULDOZER
Taksiran Produktivitas Ripping
dg Grafik
Produksi Aktual = Grafik x effisiensi kerja
- good = 0.75 (45 min/jam)
- Average = 0.58 ( 35 min/jam)
- Rather = 0.5 ( 30 min/jam)
- Poor = 0.4 (25 min/jam)
Taksiran Produktivitas Dozing & Spreading
25. c. Contoh Perhitungan Produksi & Kapasitas Pemboran
Drill Pattern Formula Unit
Tinggi Jenjang K m 8
Diameter Lubang D mm 160
Bulk density ds t/m3 2.4
Burden partical V=(25…40)xD m 5.50
Spacing partical E=(1.1 … 1.4)xV m 6.52
Sub drill S=(0.1..0.3)V m 0.55
Hole length H=K+S m 8.55
Yield per drm Y=(KxVxS)/H m3/drm 33.6
Volume per hole Vol= Y x H bcm 287
Tonnes per hole Ton = Vol x ds ton 689
Drill Productivity Formula Unit
Instantaneous penetration rate N m/hr 75
Drilling time per hole dt =H / N min 6.8
Rod length rl m 9.0
Rod changing time per hole rct min 1.0
Setup time per hole rst min 1.0
Total time per hole tt= rst + rct + dt min 8.8
Number of Holes per operating hour hN=eT/tt hole 6.00
Drill production per hour (teoritis) Qt = hN x Vol bcm/hr 1,722
Drilling Schedule
Work Effetive minutes per hour * eT min 53
Drilling time per day (effective drill) * ot hour 18
Moving time * mt hour 1
Total operating time oh= ot + mt hour 19
Actual Productivity
Production per day Q = Qt x ot bcm 30,992
Drill production per hour (actual) Qo = Q/oh bcm/hr 1,631
26. Formula Aalat Muat
Q = q x k x 60/cm x E
Q = Produktivitas per jam
q = Kapasitas bucket
k = faktor pengisian
cm = cycle time bucket
E = efisiensi kerja
d. Contoh Perhitungan Produksi & Kapasitas Alat Muat
(Kapasitas Loader = 20 m3 dan Swell Factor = 1.35)
Loader Capacity (q) : 20/1,35 = 14,8 Bcm
Bucket Fill Factor (qxk) : 14,8 x 0,95 = 14,05 Bcm
Cycle Time (cm) : 0,5 minute
Cycle/Hour (60/cm) : 60/0,5 = 120
Efficiency Factor (E) : 83 %
Produksi per jam (Q) : 0,83 x 120 x 14,05
1.400 Bcm/jam
(Backhoe Kapasitas = 10 m3 dan Swell Factor = 1.2)
Loader Capacity (q) : 10/1,2 = 8,3 Bcm
Bucket Fill Factor (qxk) : 8,3 x 0,95 = 7,8 Bcm
Cycle Time (cm) : 0,5 menit
Cycle/Hour (60/cm) : 60/0,5 = 120
Efficiency factor (k) : 83%
Produksi per jam(Q) : 83% x 120 x 7,8
= 776 Bcm/jam
(Backhoe Kapasitas = 2 m3 dan Swell Factor = 1.35)
Loader Capacity (q) : 2/1,35 = 1.48 Bcm
Bucket Fill Factor (qxk) : 1,48 x 0,95 = 1,4 Bcm
Cycle Time (cm) : 0,4 menit
Cycle/Hour (60/cm) : 60/0,4 = 150
Efficiency factor (k) : 83%
Produksi per jam (Q) : 83% x 150 x 1.4
= 174 Bcm/jam
27. Berikut produktivitas Truck dengan asumsi sebagai berikut :
Kondisi Lapangan
Jalan : Terpelihara (Rr<3%)
500 m untuk 10% grade
4,5 Km untuk 0% grade
Material : Batu Pasir (Blast Material)
Swell : 1,6
Density : 2,4 t/Bcm
Speed : 40 Km/jam
Specifikasi Alat angkut
Type : Rigid Body Rear Dump
Kapasitas : 75 m3; heaped 2 : 1
Rated Load : 125 Tonne
Empty Weight : 45 Tonne
Shovel Capacity : 20 m3
Spesifikasi Alat Muat
Bucket Capacity (q) : 20/1,6 = 12,5 Bcm
Kapasitas Truck : 75 m3; heaped 2 : 1
Bucket Fill (k) : 0.95 x 12,5 = 11.8 bcm
Cycle Time (cm) : 0,5 menit
Cycle per Hour (60/cm) : 60/0,5 = 120
ALAT ANGKUT
Q = C x 60/cm x E
C = n x q x k
Q = Produktivitas per jam
n = Rate capacity of truck/(q x k x loose
density)
cm = load time + Travel T + Spot Time
q = Kapasitas bucket
k = faktor pengisian
cm = cycle time bucket
E = efisiensi kerja
e. Contoh Perhitungan Produksi & Kapasitas Alat Angkut
28. Perhitungan Cycle Shovel
Kapasitas Truck : 75/1,6 = 47 Bcm
Jumlah Passes (n) : 47/11.8 = 3.9 (dibulatkan = 4)
Waktu muat : 4 x 0,5 = 2,0 menit
Muatan Truck (nxqxkxsg) : 4 x11.8 * 2,4 = 113 Tonne
Perhitungan Waktu Angkut
Segment Distance (Km) 0,5 4,5 4,5 0,5 10,0
Rolling Resistance (%) 3,0 3,0 3,0 3,0
Grade Resistance (%) 10 0 0 -10
Total Grade (%) 13,0 3 3 -7
Max Speed (Km/hr) 14 50 55 55
Avg. Speed Km/hr) 8,4 45 52,2 40
Travel Time (minutes) 3,6 6,0 5,2 0,8 15,6
Haul 1 Haul 2 Return 1
Return 2
Cycle Time
Haul : 15,6 menit
Loading : 2,0 menit
Dumping : 0,5 menit
Spot : 0,5 menit
TOTAL : 19.6 menit
Truck Productivity
Q = C x 60/cm x E
= 113 x 60/19.6 x 0.83
= 337.9 ton/jam
= 337.9 ton/jam : 2.4 ton/bcm =140bcm/jam
29. Model 623A GD 705 GD 825
Lebar Blade (m) 3.7 4.3 4.9
Le (45o) (m) 2.6 3.0 3.5
Lo (m) 0.3 0.3 0.3
Operating Speed (Km/jam) 4 5 5
E (%) 0.8 0.8 0.8
Produktivitas (m2/jam) 7.360 10.800 12.800
PRODUKTIVITAS :
Qa = V x (Le – Lo) x 1000 x E
Qa = Produktivitas (m2/jam)
V = Kecepatan (km/jam)
Le = Lebar efektif Blade
E = Job Efisiensi
Lo = Lebar overlap Blade (m)
f. Contoh Perhitungan Produksi & Kapasitas Grader
30. Model BW-212 BW-219
W (m) 1.9 1.95
H (m) 0.3 0.5
N 6 4
V (Km/jam) 1.5 1.5
E (%) 0.8 0.8
Produktivitas (m3/jam) 114 293
PRODUKTIVITAS :
Qa = (W x V x H x 1000 x E) / N
Qa = Produktivitas (m2/jam)
V = Kecepatan (km/jam)
W = Lebar efektif. Kompaksi (m)
H = Tebal Lapisan yg Dipadatkan (m)
N = Jumlah Lintasan
E = Job Efisiensi
f. Contoh Perhitungan Produksi & Kapasitas Compactor