SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
KEPUTUSAN MENTERI KETENAGAKERJAAN
NOMOR 88 TAHUN 2023
TENTANG
PEDOMAN PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
KEKERASAN SEKSUAL DI TEMPAT KERJA
Jakarta, Maret 2024
DITJEN PHI DAN JAMSOS
KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN
REPUBLIK INDONESIA
2
3
LATAR BELAKANG
 Sinkronisasi dan penguatan SE.03/MEN/IV/2011 tentang Pedoman
Pencegahan Pelecehan Seksual di Tempat Kerja, agar pelaksanaan
pencegahan dan penanganan kekerasan seksual dan pelecehan
seksual di tempat kerja dapat dilakukan secara optimal dan dapat
menjaga hubungan industrial yang harmonis dan produktif.
 Kasus dan korban kekerasan seksual mengalami kenaikan dalam kurun waktu 3
(tiga) tahun terakhir. Jumlah kasus dan korban kekerasan seksual di tempat kerja
juga masih menunjukkan data yang relatif tinggi. (Sumber: Simfoni PPA)
DATA KASUS DAN KORBAN
KEKERASAN SEKSUAL DI TEMPAT KERJA
NO TAHUN
JUMLAH KESELURUHAN KASUS DAN KORBAN JUMLAH
KASUS
DI
TEMPAT
KERJA
JUMLAH
KORBAN
DI
TEMPAT
KERJA
KASUS KORBAN
LAKI-
LAKI
PEREM-
PUAN
1. 2021 25. 210 27. 129 5. 376 21. 753 389 411
2. 2022 27. 593 29. 683 4. 631 25. 052 324 384
3. 2023
(per 31 Des 2023)
29. 883 32. 493 6. 332 26. 161 467 522
Sumber : Simfoni PPA, per 31 Desember 2023
Catatan:
Meskipun jumlah kasus dan korban kekerasan seksual di tempat
kerja cenderung mengalami penurunan, namun tetap perlu dilakukan
langkah pencegahan yang komprehensif untuk menciptakan kondisi
kerja yang layak (decent work).
4
5
TUJUAN
 Memberikan acuan dalam upaya pencegahan,
penanganan, dan pelindungan dari segala
bentuk kekerasan seksual di tempat kerja.
 Mewujudkan lingkungan kerja yang kondusif,
harmonis, aman, nyaman dan bebas dari
tindakan kekerasan seksual di tempat kerja.
6
Pekerja tidak tahu harus mengadu kemana jika pelecehan
seksual di tempat kerja terjadi pada dirinya.
Pekerja belum paham mengenai bentuk-bentuk kekerasan
seksual.
URGENSI
Kurangnya informasi mengenai pencegahan kekerasan seksual
di tempat kerja.
Adanya rasa takut ataupun rasa malu untuk mengadu.
4
7
DASAR
HUKUM Pasal 27 ayat
(2) juncto
Pasal 28G
ayat (1)
UUD 1945
Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan; dan setiap
orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga,
kehormatan, martabat, serta berhak atas rasa aman dan
perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau
tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi.
Pasal 86
ayat (1)
UU 13/2003
tentang
Ketenaga-
kerjaan
Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh
perlindungan atas:
a. keselamatan dan kesehatan kerja;
b. moral dan kesusilaan; dan
c. perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat
manusia serta nilai-nilai agama.
UU 12/2022
tentang
Tindak
Pidana
Kekerasan
Seksual
Tindak Pidana Kekerasan Seksual adalah segala
perbuatan kekerasan seksual yang memenuhi unsur tindak
pidana dan perbuatan kekerasan seksual lainnya
sebagaimana diatur dalam UU TPKS.
3. Pengaduan, penanganan, dan pemulihan korban kekerasan
seksual di tempat kerja; dan
4. Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan
Seksual di Tempat Kerja yang mencakup pembentukan,
keanggotaan, tugas, fungsi dan kewajiban.
8
RUANG LINGKUP
1. Hal-hal yang terkait kekerasan seksual di tempat kerja yang mencakup
bentuk, pelaku, korban, dan lingkup terjadinya kekerasan seksual di tempat
kerja;
2. Pencegahan kekerasan seksual di tempat kerja yang mencakup peran
para pihak dan upaya pencegahannya;
9
BENTUK, PELAKU, KORBAN & LINGKUP
TERJADINYA
KEKERASAN SEKSUAL DI TEMPAT KERJA
 Pelecehan seksual nonfisik;*
 Pelecehan seksual fisik;*
 Pemaksaan kontrasepsi;
 Pemaksaan sterilisasi;
 Pemaksaan perkawinan;
 Penyiksaan seksual;
 Eksploitasi seksual;
 Perbudakan seksual; dan
 Kekerasan Seksual berbasis
elektronik.*
 Pengusaha;
 Pekerja/Buruh; dan/atau
 Pihak terkait lainnya yang
sedang berada di Tempat
Kerja.
BENTUK PELAKU
(Pihak Yang Diadukan)
 Pekerja/Buruh;
 Pengusaha; dan/atau
 Pihak terkait lainnya
yang sedang berada
di Tempat Kerja.
KORBAN
* Bentuk Kekerasan Seksual yang sering terjadi di tempat kerja
LINGKUP TERJADINYA
 Di tempat kerja atau
yang berhubungan
dengan tempat kerja
 Mengatur kebijakan pencegahan dan
penanganan kekerasan seksual dalam
perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau
perjanjian kerja bersama.
 Melaksanakan edukasi kepada para pihak
di tempat kerja.
 Meningkatkan kesadaran diri.
 Menyediakan sarana dan prasarana kerja
yang memadai.
 Mempublikasikan gerakan anti kekerasan
seksual di tempat kerja.
10
PENCEGAHA
N
 Pengusaha  menyusun & menginformasikan kebijakan serta
memastikan tidak terjadi tindak KS di tempat kerja.
 Pekerja/Buruh  berpartisipasi aktif dalam upaya pencegahan
KS di tempat kerja.
 Serikat Pekerja/Serikat Buruh  membantu penyebar-luasan
informasi kebijakan dan turut dalam upaya Pencegahan KS
kepada anggotanya.
 Pihak terkait lainnya yang sedang berada di tempat kerja 
mematuhi aturan kebijakan pencegahan KS di tempat kerja.
 Satgas Pencegahan & Penanganan KS di Perusahaan 
menyusun dan melaksanakan program dan kegiatan sesuai
kebijakan Perusahaan.
 Kementerian dan dinas ketenagakerjaan kabupaten/kota/
provinsi  melakukan pembinaan dan pemantauan
pelaksanaan pencegahan KS di tempat kerja.
UPAYA
PERAN PARA PIHAK
A. PENGADUAN
11
PENGADUAN, PENANGANAN, DAN PEMULIHAN
KORBAN
Pengaduan yang
disampaikan kepada
Perusahaan, dinas
dan/atau kementeri-
an yang menyeleng-
garakan urusan
pemerintahan di
bidang ketenaga-
kerjaan
a. Korban;
b. Keluarga korban;
c. Rekan kerja korban;
dan/atau
d. Pihak terkait lainnya.
a. Satuan Tugas yang
dibentuk di Perusa-
haan;
b. Disnaker
kabupaten/kota/
provinsi; dan/atau
c. Kemnaker
Langsung kepada
kepolisian.
Mencatat pengaduan
dalam daftar pengaduan
kasus Kekerasan Seksual
di Tempat Kerja.
2. PIHAK YANG DAPAT
MENGADUKAN
1. CAKUPAN
3. DISAMPAIKAN KEPADA
4. CARA
PENYAMPAIAN
Daring atau Luring
 Ditangani oleh:
a. Satuan Tugas yang dibentuk
di Perusahaan;
b. unit kerja bidang hubungan
industrial atau pengawasan
ketenagakerjaan pada
Disnaker kabupaten/kota/
provinsi; dan/atau
c. unit kerja bdang hubungan
industrial atau pengawasan
ketenagakerjaan pada
Kemnaker
12
B. PENANGANAN (1/2)
Bentuk sanksi dari
Pengusaha, antara lain:
1. surat peringatan tertulis;
2. pemindahan atau
penugasan ke
divisi/bagian/unit kerja lain;
3. mengurangi atau bahkan
menghapus sebagian atau
keseluruhan dari
kewenangannya di
Perusahaan;
4. pemberhentian sementara
(skorsing); dan/atau
5. pemutusan hubungan
kerja.
1. Mengumpulkan informasi
(meminta keterangan pihak-
pihak terkait, CCTV, sumber
informasi lainnya);
2. Memberikan pertimbangan
kepada:
a. Korban  mengadukan
tindakan Kekerasan
Seksual di Tempat Kerja,
kepada kepolisian;
dan/atau
b. Perusahaan  agar
memberikan sanksi
kepada pihak yang
diadukan sesuai
ketentuan yang
dituangkan dalam PK,
PP, atau PKB.
 Dilaksanakan secara serius
dengan memastikan bahwa
pengaduan tersebut ditangani
dengan segera dan tanpa
diskriminasi.
13
B. PENANGANAN
(2/2)
 Pendampingan terhadap korban sesuai peraturan perundang-undangan.
 Pelindungan terkait pemenuhan hak-hak pekerja, dalam hal terjadi
pelanggaran norma ketenagakerjaan dan/atau perselisihan hubungan industrial
oleh Perusahaan, akibat tindakan kekerasan seksual di tempat kerja.
 Pemberian sanksi oleh Perusahaan tidak
mengurangi hak korban untuk mengadukan
tindakan kekerasan seksual kepada pihak
kepolisian dan pelaku dapat dikenakan sanksi
pidana sesuai peraturan perundang-undangan.
14
C. PEMULIHAN KORBAN
(1/2)
 Mencegah tindakan balasan kepada Korban,
terutama bila pihak yang diadukan adalah atasan Korban
Perusahaan bertanggung jawab untuk:
a. memastikan Korban agar tidak mendapat tindakan balasan
dari pihak yang diadukan;
b. mengawasi kondisi dan lingkungan kerja secara berkala agar
tidak terjadi Kekerasan Seksual di Tempat Kerja; dan
c. menjamin Korban tidak menderita kerugian akibat kekerasan
seksual di tempat kerja, seperti penurunan pangkat, penolakan
promosi yang mengakibatkan kerugian uang karena penolakan
tunjangan dalam hubungan kerja, dan lain-lain.
15
C. PEMULIHAN KORBAN
(2/2)
 Tindakan Pemulihan lainnya oleh Perusahaan, antara lain:
1. mengembalikan hak atas cuti sakit atau cuti tahunan yang diambil karena proses yang harus
dilalui dalam penanganan kekerasan seksual;
2. mempertimbangkan pemberian cuti sakit tambahan dalam hal korban memerlukan konseling
karena trauma;
3. menghapus penilaian negatif dalam catatan di bagian kepegawaian perusahaan karena terjadinya
kekerasan seksual;
4. mempekerjakan kembali korban bila yang bersangkutan diberhentikan dengan cara yang tidak
benar;
5. meninjau kembali pemberlakuan dan keputusan terkait hubungan kerja yang merugikan korban
dan/atau pihak yang mengadukan untuk memastikan bahwa perlakuan atau keputusan tersebut
tidak dilakukan sebagai tindakan pembalasan; dan/atau
6. memberi ganti rugi seperti biaya pengobatan.
16
SATUAN TUGAS PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
KEKERASAN SEKSUAL DI TEMPAT KERJA (1/2)
PEMBENTUKAN
1. Anggota Satuan Tugas berasal dari
perwakilan Pengusaha dan
perwakilan Pekerja/Buruh atau
Serikat Pekerja/Serikat Buruh di
Perusahaan.
2. Anggota Satuan Tugas berjumlah
gasal, paling sedikit 3 (tiga) orang.
3. Susunan keanggotaan Satuan
Tugas, terdiri atas:
a. ketua merangkap anggota;
b. sekretaris merangkap anggota;
c. anggota.
1. Bagi Perusahaan yang mempunyai
LKS Bipartit, Satuan Tugas
merupakan bagian dalam struktur
organisasi LKS Bipartit.
2. Bagi Perusahaan yang belum
mempunyai LKS Bipartit, Satuan
Tugas dapat ditetapkan melalui
Keputusan Pimpinan
Perusahaan.
KEANGGOTAAN
17
FUNGSI
Sebagai pusat pencegahan
dan penanganan kekerasan
seksual di perusahaan.
KEWAJIBAN
1. Menjunjung tinggi norma
dan kode etik yang
ditetapkan oleh perusahaan;
2. Menjamin kerahasiaan
iden-titas pihak yang terkait
langsung dengan pengadu-
an dan penanganan kasus
kekerasan seksual di tempat
kerja; dan
3. Menjaga independensi dan
kredibilitas Satuan Tugas.
TUGAS
1. Menyusun dan melaksanakan program dan
kegiatan yang mengacu pada kebijakan
perusahaan terkait upaya pencegahan
kekerasan seksual di tempat kerja
2. Menerima pengaduan kekerasan seksual di
tempat kerja dari korban dan/atau pihak yang
mengadukan;
3. Mencatat pengaduan kekerasan seksual di
tempat kerja secara tertib dan rapi;
4. Mengumpulkan informasi terkait indikasi
terjadinya kekerasan seksual di tempat kerja;
5. Memberikan pertimbangan kepada korban
dan perusahaan mengenai penyelesaian lebih
lanjut dari pengaduan kekerasan seksual di
tempat kerja; dan
6. Memberikan pendampingan kepada korban.
SATUAN TUGAS PENCEGAHAN DAN
PENANGANAN
KEKERASAN SEKSUAL DI TEMPAT KERJA
(2/2)
Kementerian Ketenagakerjaan RI
Jl. Jend. Gatot Soebroto Kav. 51
Jakarta Selatan 12950
Telp : +62-21 5255633 Fax : +62-21 5213334

More Related Content

Similar to Pedoman Pecegahan & Penanganan Kekerasan Seksual di Tempat_data per 31 Des 2023.pptx

Perlindungan tenaga kerja
Perlindungan tenaga kerjaPerlindungan tenaga kerja
Perlindungan tenaga kerjaKathleen Pontoh
 
PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN PANDUAN HR.ppt
PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN PANDUAN HR.pptPENGAWASAN KETENAGAKERJAAN PANDUAN HR.ppt
PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN PANDUAN HR.pptHRDRSYPKMandiri
 
DAMPAK_HIV_AIDS_DITEMPAT_KERJA.ppt
DAMPAK_HIV_AIDS_DITEMPAT_KERJA.pptDAMPAK_HIV_AIDS_DITEMPAT_KERJA.ppt
DAMPAK_HIV_AIDS_DITEMPAT_KERJA.pptgadogado4
 
Eicc codeof conduct5_malay
Eicc codeof conduct5_malayEicc codeof conduct5_malay
Eicc codeof conduct5_malayBakhtiar Dollah
 
Uu13 Thn 2003
Uu13 Thn 2003Uu13 Thn 2003
Uu13 Thn 2003soeryadie
 
Tugas softskill aziza materi
Tugas softskill aziza materiTugas softskill aziza materi
Tugas softskill aziza materiAziza Zea
 
HIV-AIDS di Tempat Kerja fix.pptx
HIV-AIDS di Tempat Kerja fix.pptxHIV-AIDS di Tempat Kerja fix.pptx
HIV-AIDS di Tempat Kerja fix.pptxMrBrside
 
Permennakertrans No. 24 Th 2006
Permennakertrans No. 24 Th 2006Permennakertrans No. 24 Th 2006
Permennakertrans No. 24 Th 2006M Ungang
 
Hukum Ketenagakerjaan - Konsep Dasar Hukum Ketenagakerjaan (Idik Saeful Bahri)
Hukum Ketenagakerjaan - Konsep Dasar Hukum Ketenagakerjaan (Idik Saeful Bahri)Hukum Ketenagakerjaan - Konsep Dasar Hukum Ketenagakerjaan (Idik Saeful Bahri)
Hukum Ketenagakerjaan - Konsep Dasar Hukum Ketenagakerjaan (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Penerapan syarat-kesehatan-kerja
Penerapan syarat-kesehatan-kerjaPenerapan syarat-kesehatan-kerja
Penerapan syarat-kesehatan-kerjaZulfahmi Jantan
 
perlindungantenagakerja-171101112247.pptx
perlindungantenagakerja-171101112247.pptxperlindungantenagakerja-171101112247.pptx
perlindungantenagakerja-171101112247.pptxNurulyDybala1
 
12,be&gg,maksi prima dewi,hapzi ali,ethics and business,implementasi corporat...
12,be&gg,maksi prima dewi,hapzi ali,ethics and business,implementasi corporat...12,be&gg,maksi prima dewi,hapzi ali,ethics and business,implementasi corporat...
12,be&gg,maksi prima dewi,hapzi ali,ethics and business,implementasi corporat...MaksiPrimaDewi
 
Rba code of conduct 6.0 malay
Rba code of conduct 6.0 malayRba code of conduct 6.0 malay
Rba code of conduct 6.0 malayBakhtiar Dollah
 
Capacity Building Kekerasan Seksual dan Peranan kampus.pdf
Capacity Building Kekerasan Seksual dan Peranan kampus.pdfCapacity Building Kekerasan Seksual dan Peranan kampus.pdf
Capacity Building Kekerasan Seksual dan Peranan kampus.pdfIrawan Setyabudi
 
Pandangan Tentang RUU Kesehatan.pptx
Pandangan Tentang RUU Kesehatan.pptxPandangan Tentang RUU Kesehatan.pptx
Pandangan Tentang RUU Kesehatan.pptxssuser242fbf1
 
LANDASAN HUKUM PRAKTEK KEPERAWATAN FIX.pdf
LANDASAN HUKUM PRAKTEK KEPERAWATAN FIX.pdfLANDASAN HUKUM PRAKTEK KEPERAWATAN FIX.pdf
LANDASAN HUKUM PRAKTEK KEPERAWATAN FIX.pdfchantieq
 

Similar to Pedoman Pecegahan & Penanganan Kekerasan Seksual di Tempat_data per 31 Des 2023.pptx (20)

Perlindungan tenaga kerja
Perlindungan tenaga kerjaPerlindungan tenaga kerja
Perlindungan tenaga kerja
 
PERSI_Diskusi RUU Kesehatan.pdf
PERSI_Diskusi RUU Kesehatan.pdfPERSI_Diskusi RUU Kesehatan.pdf
PERSI_Diskusi RUU Kesehatan.pdf
 
PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN PANDUAN HR.ppt
PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN PANDUAN HR.pptPENGAWASAN KETENAGAKERJAAN PANDUAN HR.ppt
PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN PANDUAN HR.ppt
 
DAMPAK_HIV_AIDS_DITEMPAT_KERJA.ppt
DAMPAK_HIV_AIDS_DITEMPAT_KERJA.pptDAMPAK_HIV_AIDS_DITEMPAT_KERJA.ppt
DAMPAK_HIV_AIDS_DITEMPAT_KERJA.ppt
 
Om swastyastu
Om swastyastuOm swastyastu
Om swastyastu
 
Eicc codeof conduct5_malay
Eicc codeof conduct5_malayEicc codeof conduct5_malay
Eicc codeof conduct5_malay
 
Uu13 Thn 2003
Uu13 Thn 2003Uu13 Thn 2003
Uu13 Thn 2003
 
Tugas softskill aziza materi
Tugas softskill aziza materiTugas softskill aziza materi
Tugas softskill aziza materi
 
HIV-AIDS di Tempat Kerja fix.pptx
HIV-AIDS di Tempat Kerja fix.pptxHIV-AIDS di Tempat Kerja fix.pptx
HIV-AIDS di Tempat Kerja fix.pptx
 
Permennakertrans No. 24 Th 2006
Permennakertrans No. 24 Th 2006Permennakertrans No. 24 Th 2006
Permennakertrans No. 24 Th 2006
 
Hukum Ketenagakerjaan - Konsep Dasar Hukum Ketenagakerjaan (Idik Saeful Bahri)
Hukum Ketenagakerjaan - Konsep Dasar Hukum Ketenagakerjaan (Idik Saeful Bahri)Hukum Ketenagakerjaan - Konsep Dasar Hukum Ketenagakerjaan (Idik Saeful Bahri)
Hukum Ketenagakerjaan - Konsep Dasar Hukum Ketenagakerjaan (Idik Saeful Bahri)
 
Penerapan syarat-kesehatan-kerja
Penerapan syarat-kesehatan-kerjaPenerapan syarat-kesehatan-kerja
Penerapan syarat-kesehatan-kerja
 
perlindungantenagakerja-171101112247.pptx
perlindungantenagakerja-171101112247.pptxperlindungantenagakerja-171101112247.pptx
perlindungantenagakerja-171101112247.pptx
 
6515-19854-1-SM.pdf
6515-19854-1-SM.pdf6515-19854-1-SM.pdf
6515-19854-1-SM.pdf
 
12,be&gg,maksi prima dewi,hapzi ali,ethics and business,implementasi corporat...
12,be&gg,maksi prima dewi,hapzi ali,ethics and business,implementasi corporat...12,be&gg,maksi prima dewi,hapzi ali,ethics and business,implementasi corporat...
12,be&gg,maksi prima dewi,hapzi ali,ethics and business,implementasi corporat...
 
SUKENDAR-AMK.-SH.-MH.pptx
SUKENDAR-AMK.-SH.-MH.pptxSUKENDAR-AMK.-SH.-MH.pptx
SUKENDAR-AMK.-SH.-MH.pptx
 
Rba code of conduct 6.0 malay
Rba code of conduct 6.0 malayRba code of conduct 6.0 malay
Rba code of conduct 6.0 malay
 
Capacity Building Kekerasan Seksual dan Peranan kampus.pdf
Capacity Building Kekerasan Seksual dan Peranan kampus.pdfCapacity Building Kekerasan Seksual dan Peranan kampus.pdf
Capacity Building Kekerasan Seksual dan Peranan kampus.pdf
 
Pandangan Tentang RUU Kesehatan.pptx
Pandangan Tentang RUU Kesehatan.pptxPandangan Tentang RUU Kesehatan.pptx
Pandangan Tentang RUU Kesehatan.pptx
 
LANDASAN HUKUM PRAKTEK KEPERAWATAN FIX.pdf
LANDASAN HUKUM PRAKTEK KEPERAWATAN FIX.pdfLANDASAN HUKUM PRAKTEK KEPERAWATAN FIX.pdf
LANDASAN HUKUM PRAKTEK KEPERAWATAN FIX.pdf
 

Recently uploaded

Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAnthonyThony5
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxBudyHermawan3
 
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorevaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorDi Prihantony
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfNetraHartana
 
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...citraislamiah02
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptMuhammadNorman9
 
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxSOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxwansyahrahman77
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1RomaDoni5
 
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdfRUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdfNezaPurna
 
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024DEDI45443
 
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...mayfanalf
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxAmandaJesica
 

Recently uploaded (12)

Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
 
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorevaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
 
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
 
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxSOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
 
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdfRUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
 
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
 
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
 

Pedoman Pecegahan & Penanganan Kekerasan Seksual di Tempat_data per 31 Des 2023.pptx

  • 1. KEPUTUSAN MENTERI KETENAGAKERJAAN NOMOR 88 TAHUN 2023 TENTANG PEDOMAN PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KEKERASAN SEKSUAL DI TEMPAT KERJA Jakarta, Maret 2024 DITJEN PHI DAN JAMSOS KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA
  • 2. 2
  • 3. 3 LATAR BELAKANG  Sinkronisasi dan penguatan SE.03/MEN/IV/2011 tentang Pedoman Pencegahan Pelecehan Seksual di Tempat Kerja, agar pelaksanaan pencegahan dan penanganan kekerasan seksual dan pelecehan seksual di tempat kerja dapat dilakukan secara optimal dan dapat menjaga hubungan industrial yang harmonis dan produktif.  Kasus dan korban kekerasan seksual mengalami kenaikan dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir. Jumlah kasus dan korban kekerasan seksual di tempat kerja juga masih menunjukkan data yang relatif tinggi. (Sumber: Simfoni PPA)
  • 4. DATA KASUS DAN KORBAN KEKERASAN SEKSUAL DI TEMPAT KERJA NO TAHUN JUMLAH KESELURUHAN KASUS DAN KORBAN JUMLAH KASUS DI TEMPAT KERJA JUMLAH KORBAN DI TEMPAT KERJA KASUS KORBAN LAKI- LAKI PEREM- PUAN 1. 2021 25. 210 27. 129 5. 376 21. 753 389 411 2. 2022 27. 593 29. 683 4. 631 25. 052 324 384 3. 2023 (per 31 Des 2023) 29. 883 32. 493 6. 332 26. 161 467 522 Sumber : Simfoni PPA, per 31 Desember 2023 Catatan: Meskipun jumlah kasus dan korban kekerasan seksual di tempat kerja cenderung mengalami penurunan, namun tetap perlu dilakukan langkah pencegahan yang komprehensif untuk menciptakan kondisi kerja yang layak (decent work). 4
  • 5. 5 TUJUAN  Memberikan acuan dalam upaya pencegahan, penanganan, dan pelindungan dari segala bentuk kekerasan seksual di tempat kerja.  Mewujudkan lingkungan kerja yang kondusif, harmonis, aman, nyaman dan bebas dari tindakan kekerasan seksual di tempat kerja.
  • 6. 6 Pekerja tidak tahu harus mengadu kemana jika pelecehan seksual di tempat kerja terjadi pada dirinya. Pekerja belum paham mengenai bentuk-bentuk kekerasan seksual. URGENSI Kurangnya informasi mengenai pencegahan kekerasan seksual di tempat kerja. Adanya rasa takut ataupun rasa malu untuk mengadu.
  • 7. 4 7 DASAR HUKUM Pasal 27 ayat (2) juncto Pasal 28G ayat (1) UUD 1945 Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan; dan setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi. Pasal 86 ayat (1) UU 13/2003 tentang Ketenaga- kerjaan Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas: a. keselamatan dan kesehatan kerja; b. moral dan kesusilaan; dan c. perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama. UU 12/2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual Tindak Pidana Kekerasan Seksual adalah segala perbuatan kekerasan seksual yang memenuhi unsur tindak pidana dan perbuatan kekerasan seksual lainnya sebagaimana diatur dalam UU TPKS.
  • 8. 3. Pengaduan, penanganan, dan pemulihan korban kekerasan seksual di tempat kerja; dan 4. Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Tempat Kerja yang mencakup pembentukan, keanggotaan, tugas, fungsi dan kewajiban. 8 RUANG LINGKUP 1. Hal-hal yang terkait kekerasan seksual di tempat kerja yang mencakup bentuk, pelaku, korban, dan lingkup terjadinya kekerasan seksual di tempat kerja; 2. Pencegahan kekerasan seksual di tempat kerja yang mencakup peran para pihak dan upaya pencegahannya;
  • 9. 9 BENTUK, PELAKU, KORBAN & LINGKUP TERJADINYA KEKERASAN SEKSUAL DI TEMPAT KERJA  Pelecehan seksual nonfisik;*  Pelecehan seksual fisik;*  Pemaksaan kontrasepsi;  Pemaksaan sterilisasi;  Pemaksaan perkawinan;  Penyiksaan seksual;  Eksploitasi seksual;  Perbudakan seksual; dan  Kekerasan Seksual berbasis elektronik.*  Pengusaha;  Pekerja/Buruh; dan/atau  Pihak terkait lainnya yang sedang berada di Tempat Kerja. BENTUK PELAKU (Pihak Yang Diadukan)  Pekerja/Buruh;  Pengusaha; dan/atau  Pihak terkait lainnya yang sedang berada di Tempat Kerja. KORBAN * Bentuk Kekerasan Seksual yang sering terjadi di tempat kerja LINGKUP TERJADINYA  Di tempat kerja atau yang berhubungan dengan tempat kerja
  • 10.  Mengatur kebijakan pencegahan dan penanganan kekerasan seksual dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama.  Melaksanakan edukasi kepada para pihak di tempat kerja.  Meningkatkan kesadaran diri.  Menyediakan sarana dan prasarana kerja yang memadai.  Mempublikasikan gerakan anti kekerasan seksual di tempat kerja. 10 PENCEGAHA N  Pengusaha  menyusun & menginformasikan kebijakan serta memastikan tidak terjadi tindak KS di tempat kerja.  Pekerja/Buruh  berpartisipasi aktif dalam upaya pencegahan KS di tempat kerja.  Serikat Pekerja/Serikat Buruh  membantu penyebar-luasan informasi kebijakan dan turut dalam upaya Pencegahan KS kepada anggotanya.  Pihak terkait lainnya yang sedang berada di tempat kerja  mematuhi aturan kebijakan pencegahan KS di tempat kerja.  Satgas Pencegahan & Penanganan KS di Perusahaan  menyusun dan melaksanakan program dan kegiatan sesuai kebijakan Perusahaan.  Kementerian dan dinas ketenagakerjaan kabupaten/kota/ provinsi  melakukan pembinaan dan pemantauan pelaksanaan pencegahan KS di tempat kerja. UPAYA PERAN PARA PIHAK
  • 11. A. PENGADUAN 11 PENGADUAN, PENANGANAN, DAN PEMULIHAN KORBAN Pengaduan yang disampaikan kepada Perusahaan, dinas dan/atau kementeri- an yang menyeleng- garakan urusan pemerintahan di bidang ketenaga- kerjaan a. Korban; b. Keluarga korban; c. Rekan kerja korban; dan/atau d. Pihak terkait lainnya. a. Satuan Tugas yang dibentuk di Perusa- haan; b. Disnaker kabupaten/kota/ provinsi; dan/atau c. Kemnaker Langsung kepada kepolisian. Mencatat pengaduan dalam daftar pengaduan kasus Kekerasan Seksual di Tempat Kerja. 2. PIHAK YANG DAPAT MENGADUKAN 1. CAKUPAN 3. DISAMPAIKAN KEPADA 4. CARA PENYAMPAIAN Daring atau Luring
  • 12.  Ditangani oleh: a. Satuan Tugas yang dibentuk di Perusahaan; b. unit kerja bidang hubungan industrial atau pengawasan ketenagakerjaan pada Disnaker kabupaten/kota/ provinsi; dan/atau c. unit kerja bdang hubungan industrial atau pengawasan ketenagakerjaan pada Kemnaker 12 B. PENANGANAN (1/2) Bentuk sanksi dari Pengusaha, antara lain: 1. surat peringatan tertulis; 2. pemindahan atau penugasan ke divisi/bagian/unit kerja lain; 3. mengurangi atau bahkan menghapus sebagian atau keseluruhan dari kewenangannya di Perusahaan; 4. pemberhentian sementara (skorsing); dan/atau 5. pemutusan hubungan kerja. 1. Mengumpulkan informasi (meminta keterangan pihak- pihak terkait, CCTV, sumber informasi lainnya); 2. Memberikan pertimbangan kepada: a. Korban  mengadukan tindakan Kekerasan Seksual di Tempat Kerja, kepada kepolisian; dan/atau b. Perusahaan  agar memberikan sanksi kepada pihak yang diadukan sesuai ketentuan yang dituangkan dalam PK, PP, atau PKB.  Dilaksanakan secara serius dengan memastikan bahwa pengaduan tersebut ditangani dengan segera dan tanpa diskriminasi.
  • 13. 13 B. PENANGANAN (2/2)  Pendampingan terhadap korban sesuai peraturan perundang-undangan.  Pelindungan terkait pemenuhan hak-hak pekerja, dalam hal terjadi pelanggaran norma ketenagakerjaan dan/atau perselisihan hubungan industrial oleh Perusahaan, akibat tindakan kekerasan seksual di tempat kerja.  Pemberian sanksi oleh Perusahaan tidak mengurangi hak korban untuk mengadukan tindakan kekerasan seksual kepada pihak kepolisian dan pelaku dapat dikenakan sanksi pidana sesuai peraturan perundang-undangan.
  • 14. 14 C. PEMULIHAN KORBAN (1/2)  Mencegah tindakan balasan kepada Korban, terutama bila pihak yang diadukan adalah atasan Korban Perusahaan bertanggung jawab untuk: a. memastikan Korban agar tidak mendapat tindakan balasan dari pihak yang diadukan; b. mengawasi kondisi dan lingkungan kerja secara berkala agar tidak terjadi Kekerasan Seksual di Tempat Kerja; dan c. menjamin Korban tidak menderita kerugian akibat kekerasan seksual di tempat kerja, seperti penurunan pangkat, penolakan promosi yang mengakibatkan kerugian uang karena penolakan tunjangan dalam hubungan kerja, dan lain-lain.
  • 15. 15 C. PEMULIHAN KORBAN (2/2)  Tindakan Pemulihan lainnya oleh Perusahaan, antara lain: 1. mengembalikan hak atas cuti sakit atau cuti tahunan yang diambil karena proses yang harus dilalui dalam penanganan kekerasan seksual; 2. mempertimbangkan pemberian cuti sakit tambahan dalam hal korban memerlukan konseling karena trauma; 3. menghapus penilaian negatif dalam catatan di bagian kepegawaian perusahaan karena terjadinya kekerasan seksual; 4. mempekerjakan kembali korban bila yang bersangkutan diberhentikan dengan cara yang tidak benar; 5. meninjau kembali pemberlakuan dan keputusan terkait hubungan kerja yang merugikan korban dan/atau pihak yang mengadukan untuk memastikan bahwa perlakuan atau keputusan tersebut tidak dilakukan sebagai tindakan pembalasan; dan/atau 6. memberi ganti rugi seperti biaya pengobatan.
  • 16. 16 SATUAN TUGAS PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KEKERASAN SEKSUAL DI TEMPAT KERJA (1/2) PEMBENTUKAN 1. Anggota Satuan Tugas berasal dari perwakilan Pengusaha dan perwakilan Pekerja/Buruh atau Serikat Pekerja/Serikat Buruh di Perusahaan. 2. Anggota Satuan Tugas berjumlah gasal, paling sedikit 3 (tiga) orang. 3. Susunan keanggotaan Satuan Tugas, terdiri atas: a. ketua merangkap anggota; b. sekretaris merangkap anggota; c. anggota. 1. Bagi Perusahaan yang mempunyai LKS Bipartit, Satuan Tugas merupakan bagian dalam struktur organisasi LKS Bipartit. 2. Bagi Perusahaan yang belum mempunyai LKS Bipartit, Satuan Tugas dapat ditetapkan melalui Keputusan Pimpinan Perusahaan. KEANGGOTAAN
  • 17. 17 FUNGSI Sebagai pusat pencegahan dan penanganan kekerasan seksual di perusahaan. KEWAJIBAN 1. Menjunjung tinggi norma dan kode etik yang ditetapkan oleh perusahaan; 2. Menjamin kerahasiaan iden-titas pihak yang terkait langsung dengan pengadu- an dan penanganan kasus kekerasan seksual di tempat kerja; dan 3. Menjaga independensi dan kredibilitas Satuan Tugas. TUGAS 1. Menyusun dan melaksanakan program dan kegiatan yang mengacu pada kebijakan perusahaan terkait upaya pencegahan kekerasan seksual di tempat kerja 2. Menerima pengaduan kekerasan seksual di tempat kerja dari korban dan/atau pihak yang mengadukan; 3. Mencatat pengaduan kekerasan seksual di tempat kerja secara tertib dan rapi; 4. Mengumpulkan informasi terkait indikasi terjadinya kekerasan seksual di tempat kerja; 5. Memberikan pertimbangan kepada korban dan perusahaan mengenai penyelesaian lebih lanjut dari pengaduan kekerasan seksual di tempat kerja; dan 6. Memberikan pendampingan kepada korban. SATUAN TUGAS PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KEKERASAN SEKSUAL DI TEMPAT KERJA (2/2)
  • 18. Kementerian Ketenagakerjaan RI Jl. Jend. Gatot Soebroto Kav. 51 Jakarta Selatan 12950 Telp : +62-21 5255633 Fax : +62-21 5213334