teori multiple intelligences mulai diterima dalam dunia pendidikan karena dianggaplebih melayani semua kecerdasan yang dimiliki anak. Konsep MI menjadikan pendidik lebiharif melihat perbedaan, dan menjadikan anak merasa lebih diterima dan dilayani. Konsep ini“menghapus” mitos anak cerdas dan tidak cerdas, karena menurut konsep ini, semua anakhakikatnya cerdas.
2. Horwad Gardner, lahir di Scranton, Pennsilvania
pada tanggal 11 Juli 1943. Ahli dalam bidang
psikologi perkembangan dan profesor pendidikan
dari Graduate School of Education, Harvard
University, Amerika Serikat.
Ia mengembangkan teori Multiple Intellegensi dan
mengaplikasikannya dalam dunia pendidikan. Ia
mempublikasikan temuannya tersebut melalui
buku yang berjudul Frames of Mind: The Theory
of Multiple Intelligences (1983), Multiple
Intelligences: The Theory in Practice
Intelligence (1993) kemudian teori ini dilengkapi
lagi dengan terbitnya buku Reframed: Multiple
Intelligences for the 21st Century (2000).
3. Intelligences
- Gardner mengartikan kecerdasan sebagai suatu kemampuan, dengan proses
kelengkapannya, yang sanggup menangani kandungan masalah yang spesifik di dunia.
- Meskipun demikian, tidak berarti bahwa orang yang memiliki jenis kecerdasan tertentu, misal
kecerdasan musical, dsb. Dikatakan lebih lanjut bahwa setiap orang memiliki delapan jenis
kecerdasan dengan tingkat yang berbeda-beda.
- Dalam dunia pendidikan, teori multiple intelligences mulai diterima karena dianggap
lebih melayani semua kecerdasan yang dimiliki anak. Konsep MI menjadikan pendidik lebih
arif melihat perbedaan, dan menjadikan anak merasa lebih diterima dan dilayani. Konsep ini
“menghapus” mitos anak cerdas dan tidak cerdas, karena menurut konsep ini, semua anak
hakikatnya cerdas.
4. Dalam Bukunya Frames of Mind: The
Theory of Multiple Intelligences (1983),
awalnya Gardner mengungkapkan tujuh
jenis kecerdasan, tetapi kemudian
mengembangkannya menjadi delapan,
dan membahas kemungkinan
kecerdasan yang ke sembilan.
7. Verbal/Linguistic Intelligence
Kecerdasan ini ditunjukkan dengan kepekaan seseorang pada bunyi, struktur, makna, fungsi
kata, dan bahasa. Orang atau anak yang memiliki kecerdasan ini cenderung menyukai dan
efektif dalam hal: a. berkomunikasi lisan & tulis; b. mengarang cerita; c. diskusi & mengikuti
debat suatu masalah; d. belajar bahasa asing; f. membaca dengan pemahaman tinggi; g.
mudah mengingat kutipan, ucapan ahli, pakar, ayat; h. pandai membuat lelucon; dan i. pandai
membuat puisi.
8. Logical/mathematical Intelligence
Area ini berkaitan dengan logika, abstraksi, penalaran, angka, dan pemikiran
kritis. Ini juga berkaitan dengan kemampuan untuk memahami prinsip-prinsip
dasar dari beberapa jenis sistem sebab-akibat. Seseorang yang memiliki
kecerdasan ini cenderung menyukai dan efektif dalam hal : a. menghitung,
menganalisis hitungan; b. menemukan fungsi-fungsi dan hubungan; c.
memperkirakan; d. memprediksi; e. bereksperimen; f. mencari jalan keluar
yang logis; g. menemukan adanya pola; h. induksi dan deduksi; i.
mengorganisasikan/membuat garis besar; j. membuat langkah-Langkah; k.
bermain permainan yang perlu strategi; l. berpikir abstrak dan menggunakan
simbol abstrak; m. menggunakan algoritme;
9. Visual/Spatial Intelligence
Kecerdasan ini ditandai dengan kepekaan mempersepsi dunia spasial-visual secara akurat dan
mentransformasi persepsi awal. Seseorang yang memiliki kecerdasan ini cenderung menyukai
dan efektif dalam hal : a) arsitektur, bangunan; b) dekorasi; c) apresiasi seni, desain, denah; d)
membuat dan membaca chart, peta; e) koordinasi warna; f) membuat bentuk, patung dan
desain tiga dimensi lainnya; g) menciptakan dan interpretasi grafik; h) desain interior; i) dapat
membayangkan secara detil benda-benda; j) pandai navigasi, arah; k) melukis, membuat
sketsa; dan l) berpikir dalam image atau bentuk.
10. Bodily/kinesthetic Intelligences
- Kecerdasan ini ditandai dengan kemampuan mengontrol gerak tubuh dan kemahiran
mengelola objek. Seseorang yang cerdas dalam jenis ini cenderung menyukai dan efektif
dalam hal : mengekspresikan dalam mimik atau gaya; atletik; menari dan menata tari; kuat
dan terampil dalam motorik halus; koordinasi tangan dan mata; motorik kasar dan daya
tahan; mudah belajar dengan melakukan; mudah memanipulasikan benda-benda (dengan
tangannya); membuat gerak-gerik yang Anggun; dan pandai menggunakan bahasa tubuh.
11. Musical/Rhythmic Intelligence
Bidang kecerdasan ini memiliki kepekaan terhadap bunyi, ritme, dan nada musik. Orang dengan
kecerdasan musik biasanya memiliki nada yang bagus atau mungkin memiliki nada absolut, dan
mampu menyanyi, memainkan alat musik, dan mengarang musik. Mereka memiliki kepekaan
terhadap ritme, nada, melodi atau timbre.
12. Interpersonal Intelligence
Individu yang memiliki kecerdasan interpersonal tinggi dicirikan oleh kepekaannya terhadap
suasana hati, perasaan, temperamen, motivasi, dan kemampuan orang lain untuk bekerja sama
dalam tim/kelompok. Menurut Gardner "Kecerdasan Inter dan Intrapersonal sering
disalahartikan sebagai ekstrovert atau menyukai orang lain". Mereka yang memiliki kecerdasan
interpersonal yang tinggi berkomunikasi secara efektif dan mudah berempati dengan orang lain,
dan dapat menjadi pemimpin atau pengikut. Mereka sering menikmati diskusi dan debat.“
13. Intrapersonal Intelligence
- Area ini berkaitan dengan kapasitas introspeksi dan refleksi diri. Ini mengacu pada
pemahaman yang mendalam tentang diri, seperti: apa kekuatan atau kelemahan seseorang,
apa yang membuat seseorang unik, mampu memprediksi reaksi atau emosinya sendiri.
Seseorang yang cerdas dalam jenis ini cenderung menyukai dan efektif dalam hal: berfantasi
(bermimpi); menjelaskan tata nilai dan kepercayaan; mengontrol perasaan; mengembangkan
keyakinan dan opini yang berbeda; menyukai waktu untuk menyendiri, berpikir, dan
merenung; introspeksi; mengetahui dan mengelola minat dan perasaan; mengetahui
kekuatan dan kelemahan diri; memotivai diri; mematok tujuan diri yang realistis; dan
memahami konflik dan motivasi diri.
14. Naturalist Intelligence
Kecerdasan ini ditandai dengan keahlian membedakan anggota-anggota suatu spesies;
mengenali eksistensi spesies lain, dan memetakan hubungan antara beberapa spesies, baik
secara formal maupun informal. Seseorang yang cerdas dalam jenis ini cenderung
menyukaidan efektif dalam hal : a) menganalisis persamaan dan perbedaan; b) menyukai
tumbuhan dan hewan; c) mengklasifikasi flora dan fauna; d) mengoleksi flora dan fauna; e)
menemukan pola dalam alam; f) mengidentifikasi pola dalam alam; g) melihat sesuatu dalam
alam secara detil; h) meramal cuaca; i) menjaga lingkungan; j) mengenali berbagai spesies; k)
memahami ketergantungan lingkungan; dan l) melatih dan menjinakkan hewan.
15. Implikasi dalam
pendidikan
- Sistem pendidikan kita sangat bias terhadap mode persimpangan dan penilaian
linguistic. Bagaimana guru harus menilai kemajuan siswa untuk menetapkan
metode pengajaran yang paling efektif bagi setiap siswa. Gardner berpendapat
bahwa teorinya harus "memberdayakan peserta didik", tidak membatasi mereka
pada satu modalitas pembelajaran tertentu.
- Gardner mendefinisikan kecerdasan sebagai "potensi bio-psikologis untuk
memproses informasi yang dapat diaktifkan dalam latar budaya untuk
memecahkan masalah atau menciptakan produk yang bernilai dalam suatu
budaya." Banyak cara untuk melakukan hal ini, tidak hanya melalui kecerdasan
logis dan linguistik. Gardner percaya bahwa tujuan sekolah "seharusnya untuk
mengembangkan kecerdasan dan membantu orang mencapai tujuan kejuruan
dan kejuruan yang sesuai dengan spektrum kecerdasan khusus mereka. Orang
yang dibantu untuk melakukannya, merasa lebih terlibat dan kompeten dan
karena itu lebih cenderung untuk melayani masyarakat dengan cara yang
konstruktif."
- Gardner berpendapat bahwa siswa akan dilayani dengan lebih baik oleh visi
pendidikan yang lebih luas, di mana guru menggunakan metodologi, latihan, dan
aktivitas yang berbeda untuk menjangkau semua siswa, bukan hanya mereka
yang unggul dalam kecerdasan linguistik dan logis.