SlideShare a Scribd company logo
1 of 29
Download to read offline
EKOSISTEM UNTUK SMA/MA
Penulis : Kurniawan Dirham
Editor : Hamka Lodang
PENDAHULUAN
Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja
sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi
atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
Kompetensi Dasar
3.10 Menganalisis komponen-komponen ekosistem dan interaksi antar komponen tersebut
4.10 Menyajikan karya yang menunjukkan interaksi antar komponen (jaring jaring makanan,
siklus Biogeokimia).
Indikator Pembelajaran
3.10.1 Mengidentifikasi komponen-komponen ekosistem di sekitar lingkungan.
3.10.2 Mendeskripsikan bentuk interaksi antar komponen ekosistem (Biotik-Biotik; Biotik-
Abiotik)
3.10.3 Menentukan jenis-jenis ekosistem darat dan perairan berdasarkan ciri-ciri yang
dimilikinya.
3.10.4 Mendeskripsikan aliran energi dalam rantai dan jaring-jaring makanan.
3.10.5 Menentukan peran organisme dalam rantai dan jaring-jaring makanan.
3.10.6 Membandingkan berbagai siklus Biogeokimia dalam ekosistem.
3.10.7 Menentukan peran organisme dalam berbagai siklus Biogeokimia.
3.10.8 Menjelaskan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keseimbangan ekosistem.
3.10.9 Menganalisis berbagai bentuk interaksi antar komponen ekosistem dalam
kaitannya dengan ketidakseimbangan ekosistem.
4.10.1 Menyajikan Infografis (dalam bentuk poster digital, slide persentasi powerpoint,
dan media lainnya) terkait bentuk interaksi antar komponen ekosistem.
Tujuan Pembelajaran
3.10.1.1 Mengidentifikasi komponen biotik dan abiotik dalam ekosistem.
3.10.2.1 Mendeskripsikan bentuk hubungan antar komponen biotik dalam ekosistem
3.10.2.2 Mendeskripsikan bentuk hubungan antara komponen biotik dan abiotik dalam
ekosistem
3.10.3.1 Menentukan jenis-jenis ekosistem darat berdasarkan ciri-ciri yang dimilikinya.
3.10.3.2 Menentukan jenis-jenis ekosistem perairan berdasarkan ciri-ciri yang dimilikinya.
3.10.4.1 Mendeskripsikan aliran energi dalam rantai dan jaring-jaring makanan.
3.10.4.2 Membuat skema rantai makanan dan jaring-jaring makanan.
3.10.4.3 Mendeskripsikan piramida ekologi dalam suatu ekosistem.
3.10.5.1 Menentukan peran organisme dalam rantai dan jaring-jaring makanan pada suatu
ekosistem.
3.10.6.1 Mendeskripsikan berbagai siklus biogeokimia dalam ekosistem.
3.10.7.1 Menentukan peran organisme dalam berbagai siklus Biogeokimia.
3.10.8.1 Menjelaskan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keseimbangan ekosistem.
3.10.9.1 Menganalisis berbagai bentuk interaksi antar komponen ekosistem dalam
kaitannya dengan ketidakseimbangan ekosistem.
4.10.1.1 Mendeskripsikan Infografis (dalam bentuk poster digital, slide persentasi
powerpoint, dan media lainnya) terkait bentuk interaksi antar komponen
ekosistem.
MATERI
Istilah Ekologi dipopulerkan oleh Ernst Haeckel pada tahun 1869. Istilah ini berasal
dari bahasa Yunani : Oekologie terdiri atas dua kata yaitu: Oikos berarti rumah (home) dan
Logos berarti studi, pengkajian, ilmu (The study of). Jadi, secara sederhana ekologi berarti
“The study of organism in their home, and their environment” atau studi mengenai
masalah hidup di dalam “rumahnya” .
Menurut Haeckel (1866, dalam Mcnaughton,1992) ekologi adalah suatu keseluruhan
pengetahuan yang berkaitan dengan hubungan. Hubungan total atau organisme dengan
lingkungannya, baik yang bersifat organik (biotik) maupun anorganik (abiotik). Dapat
disimpulkan bahwa lingkungan adalah keseluruhan faktor biotik (hidup) dan abiotik (tak
hidup) yang terdapat di sekeliling organisme (makhluk hidup) dan berpotensi
memengaruhi organisme tertentu atau disebut juga habitat organisme. Berdasarkan
definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa lingkungan terdapat dua macam yaitu
lingkungan biotik dan lingkungan abiotik. Lingkungan biotik adalah keseluruhan organisme
yang berpotensi memengaruhi kehidupan organisme yang lain, sedangkan lingkungan
abiotik adalah keseluruhan unsur tak hidup baik bersifat fisika maupun kimia (fisika-kimia)
yang berpotensi mengenali kehidupan organisme tertentu. Faktor fisika antara lain suhu,
cahaya, angin, gelombang air laut, arus air, tingkat kejernihan perairan, kelembaban
udara dan sebagainya; sedangkan faktor kimia antara lain kandungan nutrisi tanah,
keasaman (pH), kadar oksigen baik yang terdapat di udara maupun yang terdapat dalam
air, kadar karbondioksida dan sebagainya. Faktor-faktor abiotik (sebagai contoh) yang
disebutkan di atas akan memengaruhi distribusi dalam kelimpahan organisme.
1. Komponen-Komponen Ekosistem
Ekosistem diartikan sebagai kesatuan fungsional antara makhluk hidup dengan
lingkungannya yang di dalamnya terdapat hubungan dan interaksi yang sangat erat
dan saling memengaruhi. Ekosistem terdiri dari berbagai unsur yang membentuk tata
lingkungan. Komponen ekosistem yang dikenal di alam ini adalah komponen biotik dan
komponen abiotik. Komponen biotik adalah komponen ekosistem yang tergolong
mahluk hidup. Menurut perananya komponen biotik dibedakan menjadi produsen,
konsumen, dan dekomposer.
a. Produsen (organisme autotrof) : yaitu organisme yang mampu menyintesis senyawa
anorganik menjadi organik melalui fotosintesis dan kemosintesis.
b. Konsumen (organisme heterotrof) : organisme yang memperoleh bahan organik dari
organismelain.
c. Dekomposer (pengurai):yaitu kelompok mikroba yang memperoleh bahan organik
dari organisme lain (heterotrof), fungsi dari dekomposer yakni menguraikan senyawa
organik menjadi senyawa anorganik dan selanjutnya dikembalikan lagi ke ekosistem
sehingga dapat digunakan lagi oleh produsen.
Berdasarkan cara memperoleh makanannya komponen biotik dibagi komponen
autotrof (Auto = sendiri dan trophikos = menyediakan makan). Autotrof adalah
organisme yang mampu menyediakan/menyintesis makanan sendiri. Komponen
autotrof berperan sebagai produsen, contohnya tumbuh-tumbuhan hijau. Selain itu
ada komponen heterotroph (Heteros = berbeda, trophikos = makanan). Heterotrof
(konsumen) merupakan organisme yang memanfaatkan senyawa organik dari
makhluk hidup lain. Contohnya berbagai jenis hewan. Komponen abiotik adalah
komponen materi yang tergolong makhluk tak hidup, misalnya : cahaya matahari,
tanah, air, kelembaban , dan iklim.
2. Interaksi Antar Komponen Ekosistem
Dalam lingkungan yang masih terjaga (alami),komponen komponen dalam
ekosisyem menjalin interaksi(hubungan). Mcnaughton (1992) mengemukakan
Interaksi tersebut terjadi antara komponen abiotik dengan biotik maupun antar
komponen yang ada dalam kedua komponen tersebut.
A. Interaksi Komponen Abiotik dengan Komponen Biotik
Dalam suatu ekosistem terdapat dua komponen utama yakni abiotik dan
biotik. Komponen biotik adalah benda-benda hidup seperti hewan, tumbuhan dan
manusia. Sementara komponen abiotik mencakup benda benda mati seperti
udara, cahaya, tanah, bebatuan dan lain sebagainya. Pada suatu ekosistem,
interaksi atau hubungan timbal balik antara komponen abiotik dan biotik ini
senantiasa terjalin. Contohnya persebaran tumbuhan yang dipengaruhi oleh faktor
abiotik seperti tanah, ketersediaan air, kelembaban udara, dan lain lain atau
tumbuhan hijau yang menghasilkan zat makanan melalui proses fotosintesis
dengan bantuan cahaya matahari. Sebaliknya komponen abiotik juga dipengaruhi
oleh komponen biotik, keberadaan tumbuhan mempengaruhi kondisi tanah, air,
dan udara disekitarnya, vegetasi tumbuhan membuat tanah menjadi gembur dan
dapat menyimpan air lebih banyak serta membuat udara menjadi sejuk. Semetara
pada hewan sepertasi cacing dapat menyuburkan tanah melalui proses
penguraian sampah organik.
B. Interaksi antarkomponen Biotik
Proses interaksi antar komponen biotik terjadi dalam ekosistem, proses
interaksi tersebut dapat terjadi antar organisme, populasi, maupun komunitas.
1. Interaksi antarorganisme
Di alam, pada umumnya suatu komunitas terdiri atas beberapa populasi baik
tumbuhan maupun hewan. Di antara individu tersebut akan terjadi berbagai
kemungkinan tipe interaksi biologis antara individu yang satu dengan individu
lainnya. Burkholder (1952, dalam Barbour,1987) menyusun beberapa kemungkinan
interaksi yang dapat terjadi antara anggota komunitas pada tabel 2.1.
Tabel 2.1 Daftar kemungkinan tipe interaksi biologis “on” jika organisme A dan B
cukupdekat dan berinteraksi, “off” jika tidak terjadi interaksi.
No Nama Interaksi On Off
A B A B
1 Netralisme o o o o
2 Mutualisme + + - -
3 Protokoperasi + + o o
4 Komensalisme + o - o
5 Parasitisme + - - o
6 Herbivori + - - o
7 Predasi + - - o
8 Amensalisme + - o o
9 Unnamed + o/+ o o/-
10 Kompetisi - - o o
Keterangan:
+ : Stimulasi saling menguntungkan
- : Stimulasi merugikan (menekan)
o : Tidak ada efek
 Netralisme adalah interaksi (hubungan) tidak saling mengganggu antarorganisme
dalam habitat yang sama, yang bersifat tidak menguntungkan dan tidak merugikan
kedua belah pihak, karena baik dalam kondisi organisme (on) atau (off) tidak ada efek
yang terjadi maka disebut netral. Contohnya : antara capung dan sapi, ayam dan sapi.
Gambar 2.1 Interaksi ayam dengan sapi (sumber: brainly.com)
 Mutualisme adalah interaksi (hubungan) antara dua organisme yang berbeda spesies
yang saling menguntungkan kedua belah pihak, dalam artian jika (on) maka kedua
belah pihak akan untung, sedangkan jika (off) maka kedua belah pihak akan rugi
(tertekan). Contoh: bakteri Rhizobium yang hidup pada bintil akar kacang-kacangan,
bunga dan lebah.
a b
Gambar 2.2 (a) Kupu kupu dan bunga (b) bakteri Rhizobium pada bintil
akar tanaman kedelai (sumber : Cybex.pertanian.go.id)
 Predasi adalah hubungan antara mangsa dan pemangsa (predator). Hubungan ini
sangat erat sebab tanpa mangsa, predator tak dapat hidup. Sebaliknya, predator juga
berfungsi sebagai pengontrol populasi mangsa. Contoh : Macan Vs Kijang, burung jalak
Vs kutu kerbau.
a b
Gambar 2.3 (a) macan Vs kijang dan (b) burung jalak Vs kutu pada kerbau
( Sumber : Kompasiana.com)
 Protokoperasi adalah bentuk interaksi fakultatif (tidak merugikan keduanya) antara
dua organisme sehingga jika (on) maka kedua belah pihak akan untung (terpacu),
sedangkan bila (off) maka keduanya tidak terpengaruh (netral). Salah satu contoh
interaksi ini adalah saling menempelnya akar (graft) antara dua pohon.
gambar 2.4 penyambungan akar secara alami antara pohon ek (kiri) dan pohon
beech (kanan). Hal ini membuat bahan genetik keduanya dapat dipertukarkan satu
sama lain. (sumber : wikipedia.org)
 Komensalisme Komensalisme merupakan hubungan antara dua organisme yang
berbeda spesies dalam bentuk kehidupan bersama dimana jika (on) menstimulir
secara menguntungkan satuorganisme tapi tidak berpengaruh terhadap organisme
lainnya, sementara jika (of) akan merugikan salah satu organisme sementara
organisme lain tetap tidak terpengaruh. Contohnya tumbuhan epifit seperti anggrek
dengan pohon inangnya, ikan hiu dengan ikan remora.
gambar 2.5 anggrek pada inang yang berperan sebagi tempat tinggal dan
tempat berlindung anggrek (sumber : materiipa.com)
 Parasitisme adalah hubungan antarorganisme yang berbeda spesies, bila salah satu
organisme hidup (on) pada organisme lain dan mengambil makanan dari
hospes/inangnya sehingga bersifat merugikan inangnya, namun jika (off) akan
merugikan salah satu organisme. Contoh: Taeniasaginata dengan sapi, dan benalu
dengan pohon inang, nyamuk anopheles dengan manusia.
a b
gambar 2.6 (a)nyamuk yang menghisap darah manusia, (b) benalu yang melekat pada
pohon inangnya (sumber : Inakoran.com)
 herbivori adalah bentuk interaksi (hubungan) dimana hewan mengonsumsi seluruh
atau sebagian tumbuhan dari konsumen. Dalam herbivori konsumen dikategorikan
dalam dua tipe yaitu Biofag (Konsumen pemakan jaringan hidup) dan dan saprofag
(konsumen pemakan jaringan mati). Hewan yang bersifat pemakan jaringan mati
disebut detritifor. Detritifor sesungguhnya adalah konsumen yang biasanya
memakan detritus (serpihan bahan-bahan organik dari tumbuhan). Contoh:
beberapa jenis semut, cacing, serangga tanah dan sebagainya.
Gambar. 2.7 cacing tanah (sumber : wikipedia.org)
2. Interaksi antarpopulasi
Interaksi antar populasi dapat melibatkan dua atau lebih populasi makhluk hidup.
Seperti halnya interaksi antar individu Odum (1993) menyatakan bahwa interaksi antar
populasi terdiri atas beberapa tipe yaitu kompetisi dan amensalisme.
 Kompetisi Kompetisi merupakan interaksi antarpopulasi, bila antarpopulasi terdapat
kepentingan yang sama sehingga terjadi persaingan untuk mendapatkan apa yang
diperlukan. Contoh, persaingan antara populasi kambing dengan populasi sapi di padang
rumput, persaingan hewan jantan memperebutkan wilayah atau pasangan. Kompetisi
dibagi atas dua yaitu :
- Kompetisi antar spesies (interspesifik) adalah kompetisi untuk makanan, habitat dan
kebutuhan lainnya antara dua atau lebih spesies organisme. Dengan demikian, banyak
spesies yang terlibat dalam kompetisi interspesifik. Jenis kompetisi ini dikenal sebagai
kompetisi langsung. Artinya, kedua spesies bertarung secara langsung untuk
memenuhi persyaratan mereka atas spesies lainnya. Sebagai contoh, beberapa
tanaman mengeluarkan bahan kimia berbahaya, yang dapat membunuh
pertumbuhan spesies tanaman lain. Aspek kedua dari kompetisi interspesifik adalah
metode tidak langsung yang melibatkan eksploitasi. Dalam hal ini, satu spesies akan
mengeksploitasi dan menghancurkan semua sumber daya yang tersedia, sehingga
tidak akan tersedia untuk spesies lain. Dengan cara ini, sumber daya dihilangkan yang
secara tidak langsung menyebabkan penghapusan satu spesies tertentu dari spesies
lainnya.
Gambar 2.8 macan vs elang dalam memperebutkan mangsa
(sumber : wikipedia.org)
- Kompetisi intraspesifik adalah fenomena di mana organisme dari spesies yang sama
saling bersaing untuk kebutuhan mereka. Alasan utama untuk kompetisi intraspesifik
adalah kelebihan populasi. Dengan demikian, peningkatan kepadatan populasi akan
mengarah pada kompetisi intraspesifik untuk sumber daya seperti makanan dan
habitat yang terbatas. Persaingan intraspecifik paling terlihat selama proses
perkawinan organisme. Proses kawin yang membutuhkan daya tarik betina
mengalami persaingan intraspesifik yang tinggi di alam.
a b
Gambar 2.9 (a)kumpulan sapi mengonsumsi rumput (b) Ayam Vs Ayam dalam
memperebutkan wilayah. (sumber: wikipedia.org)
 Amensalisme adalah suatu bentuk interaksi(hubungan) biologis yang jika “On”
maka organisme yang satu akan untung atau dapat juga netral (+/o) dan apabila
“Off” maka kedua belah pihak akan netral. Contoh alelopati khusus tumbuhan.
Pada interaksi alelopati, tumbuhan tertentu melepaskan bahan kimia tertentu ke
lingkungan sehingga memengaruhi (menghambat pertumbuhan) tumbuhan
tertentu yang ada disekitarnya. Fenomena ini terjadi tidak menguntungkan (o) pada
tumbuhan yang mengeluarkan zat kimia, dalam jangka panjang, tumbuhan tersebut
untung (+) karena dengan tertekannya tumbuhan tertentu di sekitarnya akhirnya
akan menguasai sumber daya di sekitarnya. Karena itu, interaksi amensalisme dapat
dipandang sebagai mekanisme kompetisi agresif. Contoh tumbuhan yang
mengeluarkan zat alelopati adalah: alang-alang, pinus, kamboja.
Gambar 2.10 alang alang yang mengeluarkan zat alelopati sehingga jarang
dijumpai tumbuhan lain yang tumbuh subur disekitarnya (sumber : Wikipedia.org)
3. Interaksi antar komunitas
Komunitas menurut barbour (1987) adalah kumpulan beberapa populasi
berbeda yang saling berinteraksi di suatu wilayah yang sama; sebagai contoh
komunitas sungai yang terdiri atas beberapa populasi seperti buaya, kuda nil,
ular, ikan , plankton, dan lain-lain. Antara komunitas padang rumput dan sungai
terjadi interaksi berupa peredaran organisme dari kedua komunitas tersebut.
Kuda, banteng dapat menjadi sumber makanan bagi buaya, sebaliknya di
sungai, ikan dapat menjadi makanan bagi macan.
3. Macam-Macam Ekosistem
Dalam Campbell (2008) Secara garis besar ekosistem dibedakan menjadi
ekosistem darat dan ekosistem perairan. Ekosistem perairan dibedakan atas
ekosistem air tawar dan ekosistem air Laut.
A. EkosistemDarat (Teresterial)
Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa
daratan. Berdasarkan letak geografisnya, ekosistem darat dibedakan
menjadi beberapa bioma. Bioma yaitu ekosistem darat yang khas pada
dengan cakupan wilayah yang luasdandicirikanolehjenisflora dan fauna
yangdominandiwilayahtertentu,Jenis-jenisbiomaadalahsebagaiberikut:
a. Biomagurun
Bioma gurun terjadi di pita keliling bumi dekat 30° LU dan LS atau pada
lintang lain dibagian dalam benua seperti, gurun sahara di afrika dan Gurun
gobi di asia tengah.
Gambar 3.1 Bioma gurun (sumber : gurugeografi.id)
Ciri-ciri bioma gurun diantaranya ; Curah hujan sangat rendah, + 30
cm/tahun, kecepatan penguapan air lebih cepat dari presipitasi, kelembaban
udara sangat rendah, perbedaan suhu siang hari dengan malam hari sangat
tinggi (siang dapat mencapai 45ºC dan malam dapat turun sampai 0ºC), tanah
sangat tandus karena tidak mampu menyimpan air, flora: tumbuhan yang
tumbuh adalah tumbuhan yang dapat beradaptasi dengan daerah kering
(tumbuhan serofit), seperti kaktus, hewan besar yang hidup di gurun
umumnya yang mampu menyimpan air, misalnya unta, sedang untuk hewan-
hewan kecil misalnya kadal, ular, tikus, semut, umumnya hanya aktif hidup
pada pagi hari, pada siang hari yang terik mereka hidup padalubang-lubang.
b. Bioma padang rumput
Bioma padang rumput membentang mulai dari daerah tropis sampai
dengan daerahberiklimsedang,sepertiHongaria,RusiaSelatan,AsiaTengah,
Amerika Selatan, danAustralia.
Gambar 3.2 bioma padang rumput (sumber : temukanpengertian.com)
Ciri-ciri bioma padang rumput; Curah hujan antara 25-50 cm/tahun, di
beberapa daerah padang rumput curah hujannya dapat mencapai 100
cm/tahun, turunnya hujan yang tidak teratur menyebabkan porositas dan
drainase kurang baik sehingga tumbuh-tumbuhan sukar mengambil air,
Flora : tumbuhan yang mampu beradaptasi dengan daerah dengan
porositas dan drainase kurang baik adalah rumput, meskipun ada pula
tumbuhan lain yang hidup selain rumput,tetapikarena mereka merupakan
vegetasiyang dominan maka disebut padang rumput. Nama padangrumput
bermacam- macam seperti stepa di Rusia Selatan, puzta di Hongaria, prairi
di Amerika Utara dan pampa di Argentina, Fauna : bison dan kuda liar
(mustang) di Amerika, gajah dan jerapah di Afrika, domba dan kanguru di
Australia. Juga terdapat karnivora seperti singa,serigala, dan sebagainya.
c. BiomaHutanTropis
Bioma hutan tropis merupakan bioma yang memiliki keanekaragaman
jenis flora dan fauna yang paling tinggi. Meliputi daerah aliran sungai
Amazone-Orinaco, Amerika Tengah, sebagian besar daerah Asia Tenggara
dan Papua Nugini, serta lembah Kongo di Afrika.
Gambar 3.3 bioma hutan hujan tropis (sumber : Wikipedia.org)
Ciri-ciri bioma hutan hujan tropis menurut (Mattews, 2000) ; curah
hajannya tinggi, merata sepanjang tahun, yaitu antara 200 - 400 cm/tahun,
matahari bersinar sepanjang tahun, dari bulan satu ke bulan yang lain
perubahan suhunya relatif kecil, di bawah kanopi atau tudung pohon,
gelap sepanjang hari, sehingga tidak ada perubahan suhu antara siang dan
malam hari, flora: terdapat beratus-ratus spesies tumbuhan. Pohon-
pohon utama dapat mencapai ketinggian 20 - 40 m, dengan cabang-
cabang berdaun lebat sehingga membentuk suatu tudung atau kanopi.
Tumbuhan khas yang dijumpai adalah liana dan epifit, contoh: Anggrek
dan paku Sarang Burung. Fauna: di daerah tudung yang cukup sinar
matahari, pada siang hari hidup hewan-hewan yang bersifat diurnal yaitu
hewan yang aktif pada siang hari, misalnya: burung hantu, babi
hutan,kucing hutan, dan macan tutul.
d. Bioma hutan gugur
Ciri khas bioma hutan gugur adalah tumbuhannya sewaktu musim
dingin, daun-daunnya meranggas. Bioma ini dapat dijumpai di Amerika
Serikat, Eropa Barat, Asia Timur, dan Chili.
Gambar 3.4 pohon yang meranggas (sumber: wikipedia.org)
Ciri-ciri bioma hutan gugur dalam (Mattews, 2000) diantaranya ; curah
hujan merata sepanjang tahun, 75 - 100 cm/tahun, mempunyai 4 musim:
musim panas, musim dingin, musim gugur dan musim semi,
keanekaragaman jenis tumbuhan lebih rendah daripada bioma hutan
tropis, pohon sedikit (10-20) dan tidak terlalu rapat, hewan yang terdapat
di hutan gugur antara lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung pelatuk,
dan rakun (sebangsa luwak).
e. Bioma taiga/Konifer
Bioma ini kebanyakan terdapat di daerah antara subtropika dengan
daerah kutub, seperti di daerah Skandinavia, Rusia, Siberia, Alaska, dan
Kanada.
Gambar 3.5 bioma taiga (sumber : jagad.id)
Ciri-ciri bioma taiga diantaranya ; perbedaan antara suhu musim
panas dan musim dingin cukup tinggi, pada musim panas suhu tinggi, pada
musim dingin suhu sangat rendah, pertumbuhan tanaman terjadi pada
musim panas yang berlangsung antara 3 sampai 6 bulan, flora khasnya
adalah pohon berdaun jarum/pohon konifer, contoh pohon konifer adalah
Pinus merkusii (pinus). Keanekaragaman tumbuhan di bioma taiga rendah,
vegetasinya nyaris seragam, dominan pohon-pohon konifer karena nyaris
seragam, hutannya disebut hutan homogen, fauna yang terdapat di
daerah ini adalah beruang hitam, ajak, srigala dan burung-burung yang
bermigrasi kedaerah tropis bila musim dingin tiba. Beberapa jenis hewan
seperti tupai dan mamalia kecil lainnya maupun berhibernasi pada saat
musim dingin.
f. Bioma Tundra/Kutub
Bioma ini terletak di kawasan lingkungan kutub utara sehingga
iklimnya adalah iklim kutub. Istilah tundra berarti dataran tanpa pohon,
vegetasinya didominasi oleh lumut dan lumut kerak, vegetasi lainnya
adalah rumput- rumputan dan sedikit tumbuhan berbunga berukuran
kecil.
Gambar 3.6 bioma tundra (padangekspres.co.id)
Ciri-ciri bioma tundra diantaranya ; mendapat sedikit energi radiasi
matahari, musim dingin sangat panjang dapat berlangsung selama 9 bulan
dengan suasana gelap, musim panas berlangsung selama 3 bulan, pada
masa inilah vegetasi mengalami pertumbuhan, fauna khas bioma tundra
adalah "Muskoxem" (bison berhulu tebal) dan Reindeer/Caribou(rusa
kutub), pohon sedikit (10-20) dan tidak terlalu rapat.
B. EkosistemPerairan (Akuatik)
Ekosistem perairan adalah sistem yang beraneka ragam dan dinamis
yang melingkupi sebagian besar bumi, faktor faktor biotik dan abiotik
memengaruhi distribusi organisme di bumi, kombinasi faktor ini menentukan
sifat bioma bumi, yaitu zona kehidupan di perairan di bumi, Rosmawati (2011)
mengemukakan jenis ekosistem perairan berdasarkan pada perbedaan fisik
dan kimiawi bioma perairan dibagi atas perairan tawar dan laut.
1. Ekosistem air tawar
Ekosistem air tawar tertaut erat dengan tanah dan komponen
biotik bioma darat yang dilalui atau tempat bioma perairan tawar
berada. Karakteristik khas ekosistem perairan dipengaruhi oleh pola
dan kecepatan air serta iklim, macam tumbuhan yang terbanyak
adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Berikut
contoh ekosistem air tawar adalah:
 Danau
Danau merupakan ceruk atau sekungan yang terdapat pada
permukaan Bumi dan terisi oleh air. Sehingga dapat dikatakan bahwa
ekosistem danau ini merupakan hubungan dari beberapa populasi
yang hidup di suatu ceruk atau cekungan terisi air di permukaan Bumi,
dan saling mengadakan interaksi baik langsung maupun tidak
langsung dengan lingkungannya.
Gambar 3.8 Danau Linow, Tomohon, Sulawesi Utara
(Sumber ; ekosistem-ekologi.com)
 Sungai
Ekosistem sungai ini mempunyai arti sebagai ekosistem yang
berada di daerah sungai. Ekosistem sungai ini berarti segalam macam
interaksi atau hubungan timbal balik dari makhluk hidup dan juga
lingkungannya yang mana meliputi kawasan atau daerah sungai.
Ekosistem sungai ini mempunyai suatu ciri khas adalah adanya aliran air
yang searah sehingga memungkinkan adanya perubahan fisik dan kimia
di dalamnya yang berlangsung secara terus menerus. Selain ciri khas
tersebut, kita juga dapat menemukan beragam ciri atau karakteristik
yang dimiliki oleh ekosistem sungai ini.
Gambar 3.9 Sungai Kapuas (sumber : facebook.com)
 Estuari
Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut.
Estuari sering dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau
rawa garam. Ekosistem estuari memiliki produktivitas yang tinggi dan
kaya akan nutrisi. Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara lain
rumput rawa garam, ganggang, dan fitoplankton. Komunitas hewannya
antara lain berbagai cacing, kerang, kepiting, dan ikan.
Gambar 3.11 ekosistem muara (sumber : mangrovejakarta.com)
2. Ekosistem air laut
Memiliki kadar mineral yang tinggi, ion terbanyak ialah Cl (55%), namun
kadar garamdilautbervariasi,adayangtinggi(sepertididaerahtropika)dan
ada yang rendah (di laut beriklim dingin), ekosistem air laut tidak
dipengaruhi oleh iklim dan cuaca, ekosistem laut dibagi menjadi beberapa
zona,yaituzonaintertidal,zonaneritik, zona pelagik, zona fotik, zona bentik,
dan zona afotik. Untuk lebih jelasnya bisa melihat gambar dari zonasi
ekosistemlaut berikutini.
Gambar 3.10 zonasi laut (sumber : Campbell Jilid 3)
 Zona intertidal adalah area pasang surut air laut disepanjang garis pantai
disebut dengan zona intertidal. Zona intertidal dapat berupa pantai berpasir,
berbatu atau berlumpur. Organisme yang ada di zona intertidal ini antara lain
rumput laut, abalon, anemon, kepiting, gangganghijau, teripang,danbintang
laut.
 Zonaneritik beradadiantarazonaintertidaldanzonapelagik.Kedalamanrata-
rata zona laut dangkal ini adalah sekitar 200 m. Diwilayah tropis, zona neritik
biasanyadihuniolehterumbukarang.Terumbukarangmenjadirumahbagiikan
tropis dan ikan karang, contoh parrotfish, angelfish, buterflyfish. Selain itu
organismepenghuniterumbukarangyaituspons,cacing,udang-udangan,bulu
babi, danmoluska.
 Zona pelagik kedalaman rata-rata zona pelagik adalah 4000 m. Sekitar 75% air
laut berada dizona ini. Zona pelagik merupakan zona yang paling tidak
produktif, karena kandungan nutrisinya begitu rendah. Organisme dizona ini
umumnya bergantung pada sampah organik yang tenggelam dizona fotik.
Contoh hewan yanghidupdizonaini adalah cumi-cumiraksasa.
4. Aliran Energi dan Piramida Ekologi
A. Aliran Energi
Semua organisme memerlukan energi untuk kelangsungan hidup seperti
pertumbuhan, pemeliharaan, reproduksi. Pengaturan energi suatu ekosistem
bergantung pada produktivitas primer. Menurut Odum (1993) energi didefinisikan
sebagai kemampuan untuk mengerjakan pekerjaan. Perilaku energi dapat
dinyatakan dalam hukum-hukum termodinamika berikut:
 Hukum termodinamika pertama: menyatakan bahwa “energi dapat diubah dari
satu tip eke tipe yan lain, tetapi tidak dapat diciptakan ataupun dimusnahkan.
 Hukum termodinamika kedua: menyatakan bahwa “tidak ada peristiwa atau
proses yang melibatkan perubahan energi akan berlansung secara spontan kecuali
dengan adanya penurunan energi dari bentuk yang dimampatkan ke bentuk yang
disebarkan.
Aliran energi dalam ekosistem adalah proses berpindahnya energi dari suatu
tingkat trofik ke tingkat trofik berikutnya yang dapat digambarkan dengan rantai
makanan atau dengan piramida biomassa. Organisme, ekosistem dan seluruh
biosfir memiliki sifat termodinamika dasar untuk mampu menciptakan dan mampu
mempertahankan tata tertib dalam tahapan tinggi, atau keadaan entropi rendah.
a. Rantai Makanan
Energi pangan sumber daya di dalam tumbuh-tumbuhan melalui satu seri
organisme dengan diulang-ulang dimakan dan memakan dinamakan rantai pangan.
Rantai makanan dimulai dari organisme autotrof dengan mengubah energi cahaya
dari matahari menjadi energi kimia. Energi kimia ini akan diteruskan pada
konsumen tingkat pertama atau primer, tingkat kedua atau sekunder, dan
seterusnya. Rantai makanan terbagi menjadi dua tipe dasar yaitu rantai makanan
rerumputan dan rantai makanan detritus, rantai makanan rerumputan merupakan
rantai makanan yang diawali tumbuhan sebagai produsen pada trofik pertamanya,
sementara rantai makanan detritus merupakan rantai jenis rantai makanan yang
dimulai dari detrivor (organisme pemakan partikel organik), berikut contoh rantai
makanan pada ekosistem darat :
1 2 3 4
Produsen Konsumen I Konsumen II Konsumen III
Tingkat Trofik I Tingkat Trofik II Tingkat Trofik III Tingkat Trofik IV
Rantai makanan pada ekosistem darat (sawah) dimana Padi sebagai produsen, tikus sebagai
konsumen primer, ular sebagai konsumen sekunder dan elang sebagai konsumen tersier.
b. Pengertian Jaring-Jaring makanan
Setiap organisme memakan lebih dari satu makanan. Sehingga hubungan
makan dan aliran energi pada ekosistem alami lebih kompleks dibandingkan hanya
sekedar rantai makanan. Menurut Odum (1993) rantai-rantai pangan tidak
merupakan urutan-urutan yang terpisah. Melainkan bersambungan satu dengan
yang lainnya. Pola yang saling berkaitan itu disebut jaring-jaring pangan, di dalam
komunitas-komunitas alam yang kompleks,organisme-organisme yang
makanannya diperoleh dari tumbuhan-tumbuhan dengan jumlah langkah yang
sama dikatakan termasuk ke dalam tingkat trofik yang sama.
Contoh jaring-jaring makan adalah sebagai berikut.
Gambar 4.1 Jaring jaring makanan pada ekosistem darat (hutan wilayah amerika utara)
(sumber : sainsbiologi.com)
B. Piramida Ekologi
Setiap tahap dalam rantai makanan akan ada sejumlah energi yang hilang karena tidak
terasimilasi atau lepas sebagai panas, sehingga organisme yang berada pada ujung tingkat
trofik akan memperoleh energi lebih kecil, dalam Odum (1996) Piramida ekologi
merupakan suatu diagram piramida yang dapat menggambarkan hubungan antara tingkat
trofik satu dengan tingkat trofik lain, secara kuantitatif pada suatu ekosistem. Pada
piramida ini organisme yang menempati tingkat trofik bawah relatif banyak jumlahnya.
Makin tinggi tingkat trofiknya jumlah individunya semakin sedikit . Tingkat trofik tersebut
terdiri dari produsen, konsumen primer, konsumen sekunder, konsumen tertier. Produsen
selalu menempati tingkat trofik pertama atau paling bawah. Sedangkan herbivora atau
konsumen primer menempati tingkat trofik kedua, konsumen sekunder menempati
tingkat trofik ketiga, konsumen tertier menempati tingkat trofik ke empat atau puncak
piramida. Piramida ekologi terdiri dari piramida jumlah, piramida biomassa, dan piramida
energi.
 Piramida Jumlah merupakan piramida yang menunjukkan jumlah organisme pada
setiap tingkat trofik, sehingga mengabaikan jumlah biomassa dan aliran energi.
Bentuk piramida jumlah cukup bervariasi pada komunitas tertentu, Berdasarkan
besarnya pupulasi, piramida jumlah dapat berupa piramida tegak dan piramida jumlah
terbalik (Odum, 1996).
Gambar 4.2 Piramida Jumlah Tegak Gambar 4.3 Piramida Jumlah Terbalik
Gambar 4.2 piramida jumlah tegak Kondisi padang rumput pada musim panas
berdasarkan data tumbuhan.
Gambar 4.3 Piramida Jumlah Terbalik Kondisi hutan daerah subtropis pada musim
panas.
 Piramida Biomassa merupakan piramida yang menunjukkan hubungan antara
biomassa dan tingkat trofik melalui pengukuran biomassa pada setiap tingkat trofik.
Semakin tinggitingkat trofik, semakin sedikit total biomassanya (g/m²). sebagian besar
piramida biomassa menyempit tajam dari produsen primer ke konsumen puncak,
akan tetapi ekosistem perairan tertentu memiliki piramida biomassa terbalik, dimana
konsumen primer melebihi produsen, hal ini terjadi dikarenakan para produsen
(fitoplankton) tumbuh bereproduksi dan dikonsumsi sedemikian cepat sehingga
mereka tidak pernah berkembang menjadi ukuran populasi (Campbell, 2010).
1.500.000
200.000
90.000
1 Konsumen III
Konsumen II
Konsumen I
Produsen
120.000
200
Produsen
Konsumen I
150.000
2 Konsumen III
Konsumen II
Gambar 4.4 Piramida Biomassa Tegak Gambar 4.5 Piramida Biomassa Terbalik
Gambar 4.4 piramida biomassa tegak pada ekosistem darat (sawah) dimana
tumbuhan padi (produsen, tofik I) dimangsa oleh tikus (konsumen I, trofik II),
kemudian tikus dimangsa oleh ular ratsnake (konsumen II, trofik III), selanjutnya ular
ratsnake dimangsa oleh ular sanca (konsumen III, trofik IV).
Gambar 4.5 piramida bimassa terbalik pada ekosistem laut massa fitoplankton selaku
produsen utama pada titik tertentu akan lebih rendah daripada massa zooplankton
selaku konsumen pertamanya.
 Piramida Energi merupakan piramida yang menggambarkan jumlah energi yang
berkurang dalam tingkatan trofik. Biasanya sekitar 80-90% energi berkurang selama
proses kenaikan pada tingkatan trofik, efisiensi trofik umumnya sekitar 10% dan
berkisar 5% hingga 20 % bergantung pada tipe ekosistemnya, hal ini terjadi
dikarenakan sebagian besar energi digunakan dalam kelangsungan hidup organisme
seperti respirasi, tumbuh, bergerak, dan sebagainya.
Gambar 4.6 Piramida Energi (sumber : Campbell, 2010)
10000 J
1000 J
100 J
1 J
Konsumen III
Konsumen II
Konsumen I
Produsen
10000 g/m²
1000 g/m²
100 g/m²
1 g/m² Konsumen III
Konsumen II
Konsumen I
Produsen
100 g/m²
10
g/m² Produsen
Konsumen I
Gambar 4.6 Piramida Energi pada ekosistem darat (sawah), padi (produsen)
dimangsa oleh tikus (konsumen I), tikus dimangsa oleh ular ratsnake (konsumen II),
ular ratsnake dimangsa oleh ular sanca (konsumen III), contoh ini mengasumsikan
efisiensi trofik sebesat 10% untuk setiap tautan dalam rantai makanan.
5.Daur Biogeokimia
Daur biogeokimia adalah siklus yang melibatkan senyawa kimia
yang berpindah tempat melalui organisme sebagi perantara kemudian
senyawa ini kembali ke lingkungan fisik. Pembangun tubuh organisme
adalah materi yang tersusun dari unsur-unsur kimia. Unsur-unsur yang
ada di alam ini tidk mungkin habis karena mengalami daur ulang (siklus
zat). Beberapa siklus unsur atau zat kimia yang penting antara lain siklus
air,karbon,nitrogen,fosfordanbelerang.
a. Daur air (hidrologi)
Gambar 5.1 Daur hidrologi (sumber : Campbell, 2010)
Daur air merupakan suatu proses peredaran air dari atmosfer ke
bumi. Seperti terlihat pada gambar 5.1 proses daur air di atmosfer pada
umumnya berbentuk uap air yang berasal dari proses penguapan di darat
dan di laut oleh panas matahari. Selanjutnya, uap air akan berkondensasi
menjadi awan dan turun ke bumi dalam bentuk hujan. Air hujan di
daratan masuk kedalam tanah membentuk air tanah atau mengalir di
permukaan tanah menuju sunga, danau, dan laut.
Tumbuhan memanfaatkan air tanah melalui akarnya, hewan
memanfaatkan air permukaan untuk minum, sedangkan manusia
memanfaatkan air tanah dan air permukaan untuk kebutuhan hidupnya.
Pada saat yang bersamaan, tumbuhan, hewan, dan manusia akan
melepaskan air ke atmosfer melalui proses respirasi (pernapasan) dan
eksresi (pengeluaran). Proses peredaran air dari atmosfer ke laut dan
organisme dengan lingkungannya disebut daur air.
b. Daur Oksigen
Gambar 5.6 Model sederhana untuk daur biogeokimia global O2.
(Sumber : Smith, 2009)
Sumber utama oksigen bebas ( O2) yang mendukung kehidupan adalah
atmosfer. Ada dua sumber penting oksigen atmosfer. Salah satunya adalah
pecahnya uap air melalui proses yang didorong oleh sinar matahari. Dalam reaksi
ini, molekul air (H2O) dipisahkan untuk menghasilkan hidrogen dan oksigen.
Sebagian besar hidrogen lolos ke luar angkasa. Jika hidrogen tidak lepas, ia akan
bergabung kembali dengan oksigen untuk membentuk uap air lagi. Sumber oksigen
kedua adalah fotosintesis, hanya aktif sejak kehidupan dimulai di Bumipada gambar
5.6 . Oksigen diproduksi oleh autotrof fotosintesis (tanaman hijau, alga, dan bakteri
fotosintetik) dan dikonsumsi oleh autotrof dan heterotrof dalam proses respirasi
seluler. Karena fotosintesis dan respirasi aerob melibatkan pelepasan dan
penggunaan oksigen secara bergantian, jumlah oksigen yang masuk ke atmosfer
harus melebihi jumlah yang diambil dalam respirasi (termasuk pembusukan bahan
organik) dan proses geologis, seperti oksidasi batuan sedimen. Sebagian oksigen
yang ada di atmosfer berasal dari ketidakseimbangan masa lalu antara fotosintesis
dan respirasi pada tumbuhan. Bahan organik yang tidak terdekomposisi dalam
bentuk bahan bakar fosil dan karbon dalam batuan sedimen mewakili fluks positif
bersih oksigen ke atmosfer.
c. Daur nitrogen
Gambar 5.3 Daur nitrogen (sumber: Campbell, 2010)
Nitrogen merupakan unsur utama dalam pembentukan protein. Sebagian besar
nitrogen tersedia di atmosfer, yaitu sekitar 80%. Namun, kebanyakan organisme tidak
dapat menggunakan nitrogen dalam bentuk unsur sebagai gas N2, oleh tumbuhan,
unsur nitrogen baru termanfaatkan jika dalam bentuk ion nitrat(NO3-). Melalui proses
makan dan dimakan, unsur nitrogen yang diserap tumbuhan berpindah ke konsumen
II, III, dan seterusnya. Pada akhirnya, unsur tersebut akan kembali ke tanah, melalui
eksresi atau ketika makhluk hidup mati.
Pada gambar 5.3 tahapan siklus nitrogen bermula pada proses tumbuhan
dapat menyerap nitrogen dalam bentuk nitrat (NO3), selanjutnya beberapa bakteri
pada bintil akar leguminosa dan beberapa ganggang dapat memfiksasi N2 dari udara,
selain itu halilintar juga menghasilkan N2 dan O yang terbawa air hujan berupa nitrat
dan nitrit, selanjutnya mikroorganisme mengurai bangkai dan kotoran menjadi
amonium, dan sampai pada bakteri denitrifikasi dalam tanah mengurai nitrat menjadi
N bebas ke udara.
d. Daur sulfur
Gambar 5.4 Daur Sulfur (Sumber ; Odum, 1996)
Sulfur memiliki fase gas dan sedimen. Seperti pada gambar 5.4 Belerang
sedimen berasal dari pelapukan batuan, limpasan, dan dekomposisi bahan organik.
Sumber gas belerang adalah dekomposisi bahan organik, penguapan lautan, dan
letusan gunung berapi. Sebagian besar belerang yang dilepaskan ke atmosfer
merupakan produk sampingan dari pembakaran bahan bakar fosil. Belerang
memasuki atmosfer sebagian besar sebagai hidrogen sulfida, yang dengan cepat
teroksidasi menjadi belerang dioksida, SO2. Sulfur dioksida bereaksi dengan uap air di
atmosfer untuk membentuk asam sulfat yang dibawa ke Bumi dalam bentuk
presipitasi. Tumbuhan memasukkan asam ini ke dalam asam amino yang mengandung
sulfur. Konsumsi, ekskresi, dan kematian membawa belerang kembali ke tanah dan
sedimen akuatik, tempat bakteri melepaskannya dalam bentuk anorganik.
e. Daur fosfor
Gambar 5.5 Daur fosfor dalam ekosistem perairan dan terestrial
(Sumber : Smith, 2009)
Fosfor terjadi hanya dalam jumlah menit di atmosfer. Oleh karena itu, siklus
fosfor dapat mengikuti siklus air (hidrologis) hanya sebagian saja dari darat ke laut
dapat dilihat pada gambar 5.5 Karena fosfor yang hilang dari ekosistem dengan cara
ini tidak dikembalikan melalui siklus biogeokimia, pasokan fosfor sangat sedikit di
bawah kondisi alam yang tidak terganggu. Kelangkaan alami fosfor dalam ekosistem
perairan ditekankan oleh pertumbuhan eksplosif alga di air yang menerima
pembuangan limbah kaya fosfor dalam jumlah besar. Reservoir utama fosfor adalah
batuan dan deposit fosfat alam. Fosfor dilepaskan dari batuan dan mineral ini melalui
pelapukan, pencucian, erosi, dan penambangan untuk digunakan sebagai pupuk
pertanian. Hampir semua fosfor di ekosistem darat berasal dari pelapukan mineral
kalsium fosfat, pada sebagian besar tanah, hanya sebagian kecil dari total fosfor yang
tersedia untuk tanaman, bagian dari fosfor yang terkandung dalam tubuh tumbuhan
dan hewan tenggelam ke dasar dan diendapkan dalam sedimen. Akibatnya, air
permukaan dapat kehabisan fosfor, dan perairan dalam menjadi jenuh. Sebagian
besar fosfor ini menjadi terkunci untuk jangka waktu yang lama di hipolimnion dan
sedimen dasar, sementara beberapa dikembalikan ke permukaan air (Smith, 2009).
PSaya
Perkotaan / Industri
PSaya
Pupuk
Pupuk
PSaya Pelapukan PO
PO
PSaya
Pertambangan Fosfat Pupuk dr tahi burung serapan
PO organik Jadaiku
Mati
PSaya
PSaya
Kematian
Pengeluara
Penguraian
Mineralisasi
Sedimen
PP = partikel fosfor P O =
fosfat organik PSaya = fosfat
anorganik
f. Daur karbon
Gambar 5.2 Daur karbon (sumber: Odum, 1996)
Pada gambar 5.2 Tahapan daur Karbon dimulai pada karbon yang adadiudara
dalam bentuk CO2 dan dapat terlarut dalam air, sementara pada tumbuhan darat
maupun fitoplankton di dalam air CO2 diubah menjadi karbohidrat melalui proses
fotosintesis. Dalam fotosintesis dihasilkan pula O2 yang dilepas keudara, selanjutnya
Karbohidrat digunakan oleh konsumen untuk mendapatkan energi yang dibutuhkan,
selain itu konsumen melakukan proses pernapasan (respirasi) yang menghasilkan CO2
yang kemudian dilepas ke udara.
6.Perubahan Ekosistem
Dalam suatu ekosistem yang masih alami dan belum terganggu akan didapati
adanya keseimbangan antara komponen-komponen penyusun ekosistem tersebut
keadaan ini disebut homeostatis yaitu kemampuan ekosistem untuk dapat menahan
berbagai perubahan alam dalam sistem secara menyeluruh. Menurut Anderson
(1981, dalam Utina dkk;2009) Ekosistem yang dikatakan seimbang adalah apabila
semua komponen baik biotik maupun abiotik berada pada porsi yang seharusnya baik
jumlah maupun peranannya dalam lingkungan. Ketidakseimbangan ekosistem terjadi
apabila semua komponen biotik maupun abiotik tidak berada pada porsi yang
seharusnya baik jumlah maupun perananya dalam lingkungan. Sehingga dapat
dikatakan tidak seimbang jika salah satu komponen pada ekosistem tersebut rusak.
Misalnya populasi tikus di sawah sedikit karena terus diburu oleh para petani akan
mengakibatkan populasi ular menurun karena kehabisan makanan berupa tikus.
Dalam Darmayani (2021) Faktor ketidakseimbangan ekosistem disebabkan oIeh hal-
hal berikut:
a. Faktor alam
Suatu ekosistem dapat mengalami kerusakan murni karena musabab alam.
Misalnya saja gempa bumi, terjadinya kebakaran hutan akibat cuaca, banjir,
longsor, tsunami dan bencana alam lainnya. Peristiwa peristiwa alam tersebut yang
dapat memicu perubahan ekosistem, misalnya letusan gunung merapi yang
membuat ekosistem yang ada di kawasan gunung merapi rusak, hal ini dikarenakan
hewan, tumbuhan, dan manusia yang terdampak mengalami kematian.
Gambar6..1(letusan gunung berapi dan banjir (sumber : merdeka.com)
b. Perubahan karena faktor luar.
Ekosistem dapat berubah karena berbagai faktor luar biasanya akibat ulah
manusia. Contohnya Perubahan iklim di suatu ekosistem disebabkan oleh faktor
manusia, terutama yang berkaitan dengan pemakaian bahan bakar fosil,
penebangan hutan, perburuan hewan tak terkendali, kegiatan penggunaan pupuk
yang berlebihan, penyalahgunaan lahan, dan lain lain.
Gambar 6.2 penebangan liar dan industri berbahan baku fosil
(sumber : theconservation.com)
DAFTAR PUSTAKA
Barbour, G.M., J.K. Burk dan W.D. Pitts. 1987. Terrestrial Plant Ecology. The
Benjamin/Cummings publishing company. New York.
Begon, M., J.L. Harper & C.R. Townsend 1996. Ecology: individuals, population and
communities (3rd Edition). Blackwell Science, London.
Campbell, N.A. Reece, J., & L.C. Michell. 2010. Biology. 8 Edition Jilid 3, California:
Benjamin/Cummings Publishing.
Darmayani, Dkk. 2021. Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Bandung.
Widina Bakti Persada.
Mcnaughton, S.J. Wolf. L.L. 1992. Ekologi Umum Edisi Kedua. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta.
Matthews, E. Payne, R. 2000. “Pilot Analysis of Global Ecosystems:Forest Ecosystems.
Washington D.C. World Resources Institute.
Odum, E.P. 1996. Dasar dasar Ekologi. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Rosmawati. 2011. Ekologi Perairan. Hilliana Press. Jakarta Selatan
Smith, T. M. Smith R.L .2009 . Elements of ecology. 8th editon, California: Benjamin/
Cummings Publishing.
Utina, R. Wahyuni. D.B. 2009. Ekologi dan Lingkungan Hidup. Gorontalo. UNG Press.
Glosarium
Abiotik : Komponen ekosistem dari benda mati.
Alelopati : Interaksi antarpopulasi, bila populasi yang satu menghasilkan zat yang dapat
menghalangi tumbuhnya populasi lain.
Autotrof : Organisme yang mampu menyediakan/mensintesis makanan sendiri dari bahan-
bahan anorganik menjadi organik melalui proses fotosintesis maupun kemosintesis.
Abisal : Daerah perairan dengan kedalaman mencapai 4.000 m. Sinar matahari tidak mampu
menembus daerah ini.
Amensalisme : bentuk interaksi biologis yang jika aktif maka salah satu organisme akan
untung dan apabila tidak aktif maka kedua organisme netral.
Biotik : Komponen ekosistem berupa organisme hidup.
Bioma : Ekosistem darat yang khas pada wilayah tertentu dan dicirikan oleh jenis flora dan
fauna yang dominan di wilayah tersebut.
Bentik : Daerah dasar danau tempat terdapatnya bentos dan sisa-sisa organisme mati.
Batial : Daerah lereng benua dengan kedalaman 200-2.500 m.
Biomassa : Massa kering organisme.
Biogeokimia : Siklus yang melibatkan senyawa kimia yang berpindah tempat melalui
organisme sebagi perantara kemudian senyawa ini kembali ke lingkungan fisik.
Bentos : Hewan dan tumbuhan yang hidup di dasar atau hidup pada endapan. Bentos dapat
sessil (melekat) atau bergerak bebas, misalnya cacing dan remis.
Daur : proses yang menunjukkan kejadian terus menerus dari zat dalam ekosistem.
Danau : ceruk atau cekungan yang terdapat pada permukaan bumi dan terisi oleh air.
Dekomposer : Disebut juga pengurai yaitu organisme yang mampu merombak sisa produk
organisme / organisme yang telah mati menjadi senyawa anorganik.
Detritivor : Organisme yang memakan serpihan-serpihan bahan organik (serasak).
Ekosistem : Kesatuan fungsional antara makhluk hidup dengan lingkungannya yang di
dalamnya terdapat hubungan dan interaksi yang sangat erat dan saling memengaruhi.
Ekoton : zona peralihan antara dua ekosistem
Estuari : tempat bersatunya sungai dan laut.
Eutrofik : Perairan yang dangkal dan kaya akan kandungan makanan, karena fitoplankton
sangat produktif.
Heterotrof : Organisme yang tidak mampu menghasilkan makanan sendiri.
Herbivori : bentuk interaksi di mana hewan mengonsumsi seluruh atau sebagian tumbuhan.
Intertidal : Area pasang surut air laut disepanjang garis pantai.
Jaring-jaring makanan : kumpulan dari beberapa rantai makanan.
Konsumen : Organisme yang memperoleh bahan organik dari organisme lain.
Komensalisme : hubungan antara dua organisme yang berbeda spesies yang bersifat
obligatif(keharusan) jika terjadi interaksi saling menguntungkan namun jika tidak berinteraksi
akan merugikan satu organisme namun organisme yang lain tidak terpengaruh.
Kompetisi : merupakan interaksi antara organisme yang berupa persaingan dalam
mendapatkan kepentingan yang sama.
Litoral : Daerah pasang surut yang berbatasan dengan darat.
Limnetik : Daerah air bebas yang jauh dari tepi dan masih dapat ditembus sinar matahari.
Mesopelagik : Daerah dibawah epipelagik dengan kedalaman 200-1000 m.
Mutualisme : Hubungan antara dua organisme yang berbeda spesies yang saling
menguntungkan kedua belah pihak.
Nekton : Hewan yang aktif berenang dalam air, misalnya ikan.
Neuston : Organisme yang mengapung atau berenang di permukaan air, misalnya serangga air.
Netralisme : Hubungan tidak saling mengganggu antarorganisme dalam habitat yang sama
yang bersifat tidak menguntungkan dan tidak merugikan kedua belah pihak.
Neritik : zona di antara intertidal dan pelagik. Kedalaman rata-rata zona laut dangkal ini adalah
sekitar 200 m.
Oligotrofik : Danau yang dalam dan kekurangan nutrien, karena fitoplankton di daerah
limnetik tidak produktif.
Populasi : Organisasi mahluk hidup yang terdiri atas individu-individu sejenis.
Produsen : organisme yang menjadi penyedia bahan organik bagi konsumen(pemangsa).
Predasi : Hubungan antara mangsa dan pemangsa (predator).
Parasitisme : Hubungan antarorganisme yang berbeda spesies bila salah satu organisme hidup
pada organisme lain dan mengambil makanan dari hospes/inangnya sehingga bersifat
merugikan inangnya.
Plankton : Organisme yang melayang-layang di air yang mengikuti pergerakan air.
Perifiton : Tumbuhan atau hewan yang melekat/bergantung pada tumbuhan atau benda lain,
misalnya keong.
Profundal : Bagian dari zona benthal di bagian perairan yang dalam dan tidak dapat ditembus
lagi oleh cahaya matahari.
Predasi : hubungan interaksi antara mangsa dan pemangsa.
Protokooperasi : bentuk interaksi fakultatif(bukan keharusan) antara dua organisme yang
saling menguntungkan dan bila tidak berinteraksi tidak terpengaruh.
Rantai makanan : Perpindahan materi dan energi melalui proses makan dan dimakan dengan
urutan tertentu.
Sungai : aliran air searah dari hulu kehilir.
Trofik : Fungsi atau kedudukan organisme di ekosistem berdasarkan sumber makanannya.
Unnamed : interaksi tanpa nama adalah interaksi yang saling menguntungkan antara dua
organisme namun apabila tidak berinteraksi maka salah satu organisme akan rugi.

More Related Content

Similar to MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS

Similar to MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS (20)

Ekosistem kebun
Ekosistem kebunEkosistem kebun
Ekosistem kebun
 
Ekosistem dan evolusi
Ekosistem dan evolusiEkosistem dan evolusi
Ekosistem dan evolusi
 
Mikroteaching
MikroteachingMikroteaching
Mikroteaching
 
44. bayuda luqman al farisi new
44. bayuda luqman al farisi new44. bayuda luqman al farisi new
44. bayuda luqman al farisi new
 
Laporan Ekologi Tumbuhan "Ekosistem Darat Perairan dan Buatan"
Laporan Ekologi Tumbuhan "Ekosistem Darat Perairan dan Buatan"Laporan Ekologi Tumbuhan "Ekosistem Darat Perairan dan Buatan"
Laporan Ekologi Tumbuhan "Ekosistem Darat Perairan dan Buatan"
 
Ekosistem & keseimbangan lingkungan
Ekosistem & keseimbangan lingkunganEkosistem & keseimbangan lingkungan
Ekosistem & keseimbangan lingkungan
 
Ppt.intan
Ppt.intanPpt.intan
Ppt.intan
 
Makalah pklh kel. 5
Makalah pklh kel. 5Makalah pklh kel. 5
Makalah pklh kel. 5
 
Makalah pklh kel. 5
Makalah pklh kel. 5Makalah pklh kel. 5
Makalah pklh kel. 5
 
ekologi
ekologiekologi
ekologi
 
PPT kelompok 8
PPT kelompok 8PPT kelompok 8
PPT kelompok 8
 
Laporan praktikum ekologi hewan UMMY Solok
Laporan praktikum ekologi hewan UMMY SolokLaporan praktikum ekologi hewan UMMY Solok
Laporan praktikum ekologi hewan UMMY Solok
 
Ekosistem dan pelestarianya tugas tik
Ekosistem dan pelestarianya tugas tikEkosistem dan pelestarianya tugas tik
Ekosistem dan pelestarianya tugas tik
 
Makalah konsep Dasar IPA "EKOSISTEM"
Makalah konsep Dasar IPA "EKOSISTEM"Makalah konsep Dasar IPA "EKOSISTEM"
Makalah konsep Dasar IPA "EKOSISTEM"
 
MAKALAH EKOSISTEM
MAKALAH EKOSISTEMMAKALAH EKOSISTEM
MAKALAH EKOSISTEM
 
Modul ipl judul 1
Modul ipl judul 1Modul ipl judul 1
Modul ipl judul 1
 
Ekosistem 1
Ekosistem 1Ekosistem 1
Ekosistem 1
 
Ekosistem
EkosistemEkosistem
Ekosistem
 
Ekologi tanaman final bab 1
Ekologi tanaman final bab 1Ekologi tanaman final bab 1
Ekologi tanaman final bab 1
 
BIOLOGI_M5KB3 PDF
BIOLOGI_M5KB3 PDFBIOLOGI_M5KB3 PDF
BIOLOGI_M5KB3 PDF
 

Recently uploaded

UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasarrenihartanti
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfsdn3jatiblora
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 

Recently uploaded (20)

UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 

MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS

  • 1. EKOSISTEM UNTUK SMA/MA Penulis : Kurniawan Dirham Editor : Hamka Lodang PENDAHULUAN Kompetensi Inti 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. Kompetensi Dasar 3.10 Menganalisis komponen-komponen ekosistem dan interaksi antar komponen tersebut 4.10 Menyajikan karya yang menunjukkan interaksi antar komponen (jaring jaring makanan, siklus Biogeokimia). Indikator Pembelajaran 3.10.1 Mengidentifikasi komponen-komponen ekosistem di sekitar lingkungan. 3.10.2 Mendeskripsikan bentuk interaksi antar komponen ekosistem (Biotik-Biotik; Biotik- Abiotik) 3.10.3 Menentukan jenis-jenis ekosistem darat dan perairan berdasarkan ciri-ciri yang dimilikinya. 3.10.4 Mendeskripsikan aliran energi dalam rantai dan jaring-jaring makanan. 3.10.5 Menentukan peran organisme dalam rantai dan jaring-jaring makanan. 3.10.6 Membandingkan berbagai siklus Biogeokimia dalam ekosistem. 3.10.7 Menentukan peran organisme dalam berbagai siklus Biogeokimia. 3.10.8 Menjelaskan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keseimbangan ekosistem. 3.10.9 Menganalisis berbagai bentuk interaksi antar komponen ekosistem dalam kaitannya dengan ketidakseimbangan ekosistem. 4.10.1 Menyajikan Infografis (dalam bentuk poster digital, slide persentasi powerpoint, dan media lainnya) terkait bentuk interaksi antar komponen ekosistem.
  • 2. Tujuan Pembelajaran 3.10.1.1 Mengidentifikasi komponen biotik dan abiotik dalam ekosistem. 3.10.2.1 Mendeskripsikan bentuk hubungan antar komponen biotik dalam ekosistem 3.10.2.2 Mendeskripsikan bentuk hubungan antara komponen biotik dan abiotik dalam ekosistem 3.10.3.1 Menentukan jenis-jenis ekosistem darat berdasarkan ciri-ciri yang dimilikinya. 3.10.3.2 Menentukan jenis-jenis ekosistem perairan berdasarkan ciri-ciri yang dimilikinya. 3.10.4.1 Mendeskripsikan aliran energi dalam rantai dan jaring-jaring makanan. 3.10.4.2 Membuat skema rantai makanan dan jaring-jaring makanan. 3.10.4.3 Mendeskripsikan piramida ekologi dalam suatu ekosistem. 3.10.5.1 Menentukan peran organisme dalam rantai dan jaring-jaring makanan pada suatu ekosistem. 3.10.6.1 Mendeskripsikan berbagai siklus biogeokimia dalam ekosistem. 3.10.7.1 Menentukan peran organisme dalam berbagai siklus Biogeokimia. 3.10.8.1 Menjelaskan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keseimbangan ekosistem. 3.10.9.1 Menganalisis berbagai bentuk interaksi antar komponen ekosistem dalam kaitannya dengan ketidakseimbangan ekosistem. 4.10.1.1 Mendeskripsikan Infografis (dalam bentuk poster digital, slide persentasi powerpoint, dan media lainnya) terkait bentuk interaksi antar komponen ekosistem. MATERI Istilah Ekologi dipopulerkan oleh Ernst Haeckel pada tahun 1869. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani : Oekologie terdiri atas dua kata yaitu: Oikos berarti rumah (home) dan Logos berarti studi, pengkajian, ilmu (The study of). Jadi, secara sederhana ekologi berarti “The study of organism in their home, and their environment” atau studi mengenai masalah hidup di dalam “rumahnya” . Menurut Haeckel (1866, dalam Mcnaughton,1992) ekologi adalah suatu keseluruhan pengetahuan yang berkaitan dengan hubungan. Hubungan total atau organisme dengan lingkungannya, baik yang bersifat organik (biotik) maupun anorganik (abiotik). Dapat disimpulkan bahwa lingkungan adalah keseluruhan faktor biotik (hidup) dan abiotik (tak hidup) yang terdapat di sekeliling organisme (makhluk hidup) dan berpotensi memengaruhi organisme tertentu atau disebut juga habitat organisme. Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa lingkungan terdapat dua macam yaitu lingkungan biotik dan lingkungan abiotik. Lingkungan biotik adalah keseluruhan organisme yang berpotensi memengaruhi kehidupan organisme yang lain, sedangkan lingkungan abiotik adalah keseluruhan unsur tak hidup baik bersifat fisika maupun kimia (fisika-kimia) yang berpotensi mengenali kehidupan organisme tertentu. Faktor fisika antara lain suhu, cahaya, angin, gelombang air laut, arus air, tingkat kejernihan perairan, kelembaban
  • 3. udara dan sebagainya; sedangkan faktor kimia antara lain kandungan nutrisi tanah, keasaman (pH), kadar oksigen baik yang terdapat di udara maupun yang terdapat dalam air, kadar karbondioksida dan sebagainya. Faktor-faktor abiotik (sebagai contoh) yang disebutkan di atas akan memengaruhi distribusi dalam kelimpahan organisme. 1. Komponen-Komponen Ekosistem Ekosistem diartikan sebagai kesatuan fungsional antara makhluk hidup dengan lingkungannya yang di dalamnya terdapat hubungan dan interaksi yang sangat erat dan saling memengaruhi. Ekosistem terdiri dari berbagai unsur yang membentuk tata lingkungan. Komponen ekosistem yang dikenal di alam ini adalah komponen biotik dan komponen abiotik. Komponen biotik adalah komponen ekosistem yang tergolong mahluk hidup. Menurut perananya komponen biotik dibedakan menjadi produsen, konsumen, dan dekomposer. a. Produsen (organisme autotrof) : yaitu organisme yang mampu menyintesis senyawa anorganik menjadi organik melalui fotosintesis dan kemosintesis. b. Konsumen (organisme heterotrof) : organisme yang memperoleh bahan organik dari organismelain. c. Dekomposer (pengurai):yaitu kelompok mikroba yang memperoleh bahan organik dari organisme lain (heterotrof), fungsi dari dekomposer yakni menguraikan senyawa organik menjadi senyawa anorganik dan selanjutnya dikembalikan lagi ke ekosistem sehingga dapat digunakan lagi oleh produsen. Berdasarkan cara memperoleh makanannya komponen biotik dibagi komponen autotrof (Auto = sendiri dan trophikos = menyediakan makan). Autotrof adalah organisme yang mampu menyediakan/menyintesis makanan sendiri. Komponen autotrof berperan sebagai produsen, contohnya tumbuh-tumbuhan hijau. Selain itu ada komponen heterotroph (Heteros = berbeda, trophikos = makanan). Heterotrof (konsumen) merupakan organisme yang memanfaatkan senyawa organik dari makhluk hidup lain. Contohnya berbagai jenis hewan. Komponen abiotik adalah komponen materi yang tergolong makhluk tak hidup, misalnya : cahaya matahari, tanah, air, kelembaban , dan iklim. 2. Interaksi Antar Komponen Ekosistem Dalam lingkungan yang masih terjaga (alami),komponen komponen dalam ekosisyem menjalin interaksi(hubungan). Mcnaughton (1992) mengemukakan Interaksi tersebut terjadi antara komponen abiotik dengan biotik maupun antar komponen yang ada dalam kedua komponen tersebut. A. Interaksi Komponen Abiotik dengan Komponen Biotik Dalam suatu ekosistem terdapat dua komponen utama yakni abiotik dan biotik. Komponen biotik adalah benda-benda hidup seperti hewan, tumbuhan dan manusia. Sementara komponen abiotik mencakup benda benda mati seperti udara, cahaya, tanah, bebatuan dan lain sebagainya. Pada suatu ekosistem, interaksi atau hubungan timbal balik antara komponen abiotik dan biotik ini
  • 4. senantiasa terjalin. Contohnya persebaran tumbuhan yang dipengaruhi oleh faktor abiotik seperti tanah, ketersediaan air, kelembaban udara, dan lain lain atau tumbuhan hijau yang menghasilkan zat makanan melalui proses fotosintesis dengan bantuan cahaya matahari. Sebaliknya komponen abiotik juga dipengaruhi oleh komponen biotik, keberadaan tumbuhan mempengaruhi kondisi tanah, air, dan udara disekitarnya, vegetasi tumbuhan membuat tanah menjadi gembur dan dapat menyimpan air lebih banyak serta membuat udara menjadi sejuk. Semetara pada hewan sepertasi cacing dapat menyuburkan tanah melalui proses penguraian sampah organik. B. Interaksi antarkomponen Biotik Proses interaksi antar komponen biotik terjadi dalam ekosistem, proses interaksi tersebut dapat terjadi antar organisme, populasi, maupun komunitas. 1. Interaksi antarorganisme Di alam, pada umumnya suatu komunitas terdiri atas beberapa populasi baik tumbuhan maupun hewan. Di antara individu tersebut akan terjadi berbagai kemungkinan tipe interaksi biologis antara individu yang satu dengan individu lainnya. Burkholder (1952, dalam Barbour,1987) menyusun beberapa kemungkinan interaksi yang dapat terjadi antara anggota komunitas pada tabel 2.1. Tabel 2.1 Daftar kemungkinan tipe interaksi biologis “on” jika organisme A dan B cukupdekat dan berinteraksi, “off” jika tidak terjadi interaksi. No Nama Interaksi On Off A B A B 1 Netralisme o o o o 2 Mutualisme + + - - 3 Protokoperasi + + o o 4 Komensalisme + o - o 5 Parasitisme + - - o 6 Herbivori + - - o 7 Predasi + - - o 8 Amensalisme + - o o 9 Unnamed + o/+ o o/- 10 Kompetisi - - o o
  • 5. Keterangan: + : Stimulasi saling menguntungkan - : Stimulasi merugikan (menekan) o : Tidak ada efek  Netralisme adalah interaksi (hubungan) tidak saling mengganggu antarorganisme dalam habitat yang sama, yang bersifat tidak menguntungkan dan tidak merugikan kedua belah pihak, karena baik dalam kondisi organisme (on) atau (off) tidak ada efek yang terjadi maka disebut netral. Contohnya : antara capung dan sapi, ayam dan sapi. Gambar 2.1 Interaksi ayam dengan sapi (sumber: brainly.com)  Mutualisme adalah interaksi (hubungan) antara dua organisme yang berbeda spesies yang saling menguntungkan kedua belah pihak, dalam artian jika (on) maka kedua belah pihak akan untung, sedangkan jika (off) maka kedua belah pihak akan rugi (tertekan). Contoh: bakteri Rhizobium yang hidup pada bintil akar kacang-kacangan, bunga dan lebah. a b Gambar 2.2 (a) Kupu kupu dan bunga (b) bakteri Rhizobium pada bintil akar tanaman kedelai (sumber : Cybex.pertanian.go.id)  Predasi adalah hubungan antara mangsa dan pemangsa (predator). Hubungan ini sangat erat sebab tanpa mangsa, predator tak dapat hidup. Sebaliknya, predator juga berfungsi sebagai pengontrol populasi mangsa. Contoh : Macan Vs Kijang, burung jalak Vs kutu kerbau.
  • 6. a b Gambar 2.3 (a) macan Vs kijang dan (b) burung jalak Vs kutu pada kerbau ( Sumber : Kompasiana.com)  Protokoperasi adalah bentuk interaksi fakultatif (tidak merugikan keduanya) antara dua organisme sehingga jika (on) maka kedua belah pihak akan untung (terpacu), sedangkan bila (off) maka keduanya tidak terpengaruh (netral). Salah satu contoh interaksi ini adalah saling menempelnya akar (graft) antara dua pohon. gambar 2.4 penyambungan akar secara alami antara pohon ek (kiri) dan pohon beech (kanan). Hal ini membuat bahan genetik keduanya dapat dipertukarkan satu sama lain. (sumber : wikipedia.org)  Komensalisme Komensalisme merupakan hubungan antara dua organisme yang berbeda spesies dalam bentuk kehidupan bersama dimana jika (on) menstimulir secara menguntungkan satuorganisme tapi tidak berpengaruh terhadap organisme lainnya, sementara jika (of) akan merugikan salah satu organisme sementara organisme lain tetap tidak terpengaruh. Contohnya tumbuhan epifit seperti anggrek dengan pohon inangnya, ikan hiu dengan ikan remora.
  • 7. gambar 2.5 anggrek pada inang yang berperan sebagi tempat tinggal dan tempat berlindung anggrek (sumber : materiipa.com)  Parasitisme adalah hubungan antarorganisme yang berbeda spesies, bila salah satu organisme hidup (on) pada organisme lain dan mengambil makanan dari hospes/inangnya sehingga bersifat merugikan inangnya, namun jika (off) akan merugikan salah satu organisme. Contoh: Taeniasaginata dengan sapi, dan benalu dengan pohon inang, nyamuk anopheles dengan manusia. a b gambar 2.6 (a)nyamuk yang menghisap darah manusia, (b) benalu yang melekat pada pohon inangnya (sumber : Inakoran.com)  herbivori adalah bentuk interaksi (hubungan) dimana hewan mengonsumsi seluruh atau sebagian tumbuhan dari konsumen. Dalam herbivori konsumen dikategorikan dalam dua tipe yaitu Biofag (Konsumen pemakan jaringan hidup) dan dan saprofag (konsumen pemakan jaringan mati). Hewan yang bersifat pemakan jaringan mati disebut detritifor. Detritifor sesungguhnya adalah konsumen yang biasanya
  • 8. memakan detritus (serpihan bahan-bahan organik dari tumbuhan). Contoh: beberapa jenis semut, cacing, serangga tanah dan sebagainya. Gambar. 2.7 cacing tanah (sumber : wikipedia.org) 2. Interaksi antarpopulasi Interaksi antar populasi dapat melibatkan dua atau lebih populasi makhluk hidup. Seperti halnya interaksi antar individu Odum (1993) menyatakan bahwa interaksi antar populasi terdiri atas beberapa tipe yaitu kompetisi dan amensalisme.  Kompetisi Kompetisi merupakan interaksi antarpopulasi, bila antarpopulasi terdapat kepentingan yang sama sehingga terjadi persaingan untuk mendapatkan apa yang diperlukan. Contoh, persaingan antara populasi kambing dengan populasi sapi di padang rumput, persaingan hewan jantan memperebutkan wilayah atau pasangan. Kompetisi dibagi atas dua yaitu : - Kompetisi antar spesies (interspesifik) adalah kompetisi untuk makanan, habitat dan kebutuhan lainnya antara dua atau lebih spesies organisme. Dengan demikian, banyak spesies yang terlibat dalam kompetisi interspesifik. Jenis kompetisi ini dikenal sebagai kompetisi langsung. Artinya, kedua spesies bertarung secara langsung untuk memenuhi persyaratan mereka atas spesies lainnya. Sebagai contoh, beberapa tanaman mengeluarkan bahan kimia berbahaya, yang dapat membunuh pertumbuhan spesies tanaman lain. Aspek kedua dari kompetisi interspesifik adalah metode tidak langsung yang melibatkan eksploitasi. Dalam hal ini, satu spesies akan mengeksploitasi dan menghancurkan semua sumber daya yang tersedia, sehingga tidak akan tersedia untuk spesies lain. Dengan cara ini, sumber daya dihilangkan yang secara tidak langsung menyebabkan penghapusan satu spesies tertentu dari spesies lainnya.
  • 9. Gambar 2.8 macan vs elang dalam memperebutkan mangsa (sumber : wikipedia.org) - Kompetisi intraspesifik adalah fenomena di mana organisme dari spesies yang sama saling bersaing untuk kebutuhan mereka. Alasan utama untuk kompetisi intraspesifik adalah kelebihan populasi. Dengan demikian, peningkatan kepadatan populasi akan mengarah pada kompetisi intraspesifik untuk sumber daya seperti makanan dan habitat yang terbatas. Persaingan intraspecifik paling terlihat selama proses perkawinan organisme. Proses kawin yang membutuhkan daya tarik betina mengalami persaingan intraspesifik yang tinggi di alam. a b Gambar 2.9 (a)kumpulan sapi mengonsumsi rumput (b) Ayam Vs Ayam dalam memperebutkan wilayah. (sumber: wikipedia.org)  Amensalisme adalah suatu bentuk interaksi(hubungan) biologis yang jika “On” maka organisme yang satu akan untung atau dapat juga netral (+/o) dan apabila “Off” maka kedua belah pihak akan netral. Contoh alelopati khusus tumbuhan. Pada interaksi alelopati, tumbuhan tertentu melepaskan bahan kimia tertentu ke lingkungan sehingga memengaruhi (menghambat pertumbuhan) tumbuhan tertentu yang ada disekitarnya. Fenomena ini terjadi tidak menguntungkan (o) pada tumbuhan yang mengeluarkan zat kimia, dalam jangka panjang, tumbuhan tersebut untung (+) karena dengan tertekannya tumbuhan tertentu di sekitarnya akhirnya akan menguasai sumber daya di sekitarnya. Karena itu, interaksi amensalisme dapat dipandang sebagai mekanisme kompetisi agresif. Contoh tumbuhan yang
  • 10. mengeluarkan zat alelopati adalah: alang-alang, pinus, kamboja. Gambar 2.10 alang alang yang mengeluarkan zat alelopati sehingga jarang dijumpai tumbuhan lain yang tumbuh subur disekitarnya (sumber : Wikipedia.org) 3. Interaksi antar komunitas Komunitas menurut barbour (1987) adalah kumpulan beberapa populasi berbeda yang saling berinteraksi di suatu wilayah yang sama; sebagai contoh komunitas sungai yang terdiri atas beberapa populasi seperti buaya, kuda nil, ular, ikan , plankton, dan lain-lain. Antara komunitas padang rumput dan sungai terjadi interaksi berupa peredaran organisme dari kedua komunitas tersebut. Kuda, banteng dapat menjadi sumber makanan bagi buaya, sebaliknya di sungai, ikan dapat menjadi makanan bagi macan. 3. Macam-Macam Ekosistem Dalam Campbell (2008) Secara garis besar ekosistem dibedakan menjadi ekosistem darat dan ekosistem perairan. Ekosistem perairan dibedakan atas ekosistem air tawar dan ekosistem air Laut. A. EkosistemDarat (Teresterial) Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan. Berdasarkan letak geografisnya, ekosistem darat dibedakan menjadi beberapa bioma. Bioma yaitu ekosistem darat yang khas pada dengan cakupan wilayah yang luasdandicirikanolehjenisflora dan fauna yangdominandiwilayahtertentu,Jenis-jenisbiomaadalahsebagaiberikut: a. Biomagurun Bioma gurun terjadi di pita keliling bumi dekat 30° LU dan LS atau pada lintang lain dibagian dalam benua seperti, gurun sahara di afrika dan Gurun gobi di asia tengah.
  • 11. Gambar 3.1 Bioma gurun (sumber : gurugeografi.id) Ciri-ciri bioma gurun diantaranya ; Curah hujan sangat rendah, + 30 cm/tahun, kecepatan penguapan air lebih cepat dari presipitasi, kelembaban udara sangat rendah, perbedaan suhu siang hari dengan malam hari sangat tinggi (siang dapat mencapai 45ºC dan malam dapat turun sampai 0ºC), tanah sangat tandus karena tidak mampu menyimpan air, flora: tumbuhan yang tumbuh adalah tumbuhan yang dapat beradaptasi dengan daerah kering (tumbuhan serofit), seperti kaktus, hewan besar yang hidup di gurun umumnya yang mampu menyimpan air, misalnya unta, sedang untuk hewan- hewan kecil misalnya kadal, ular, tikus, semut, umumnya hanya aktif hidup pada pagi hari, pada siang hari yang terik mereka hidup padalubang-lubang. b. Bioma padang rumput Bioma padang rumput membentang mulai dari daerah tropis sampai dengan daerahberiklimsedang,sepertiHongaria,RusiaSelatan,AsiaTengah, Amerika Selatan, danAustralia. Gambar 3.2 bioma padang rumput (sumber : temukanpengertian.com) Ciri-ciri bioma padang rumput; Curah hujan antara 25-50 cm/tahun, di beberapa daerah padang rumput curah hujannya dapat mencapai 100 cm/tahun, turunnya hujan yang tidak teratur menyebabkan porositas dan drainase kurang baik sehingga tumbuh-tumbuhan sukar mengambil air, Flora : tumbuhan yang mampu beradaptasi dengan daerah dengan porositas dan drainase kurang baik adalah rumput, meskipun ada pula tumbuhan lain yang hidup selain rumput,tetapikarena mereka merupakan vegetasiyang dominan maka disebut padang rumput. Nama padangrumput bermacam- macam seperti stepa di Rusia Selatan, puzta di Hongaria, prairi
  • 12. di Amerika Utara dan pampa di Argentina, Fauna : bison dan kuda liar (mustang) di Amerika, gajah dan jerapah di Afrika, domba dan kanguru di Australia. Juga terdapat karnivora seperti singa,serigala, dan sebagainya. c. BiomaHutanTropis Bioma hutan tropis merupakan bioma yang memiliki keanekaragaman jenis flora dan fauna yang paling tinggi. Meliputi daerah aliran sungai Amazone-Orinaco, Amerika Tengah, sebagian besar daerah Asia Tenggara dan Papua Nugini, serta lembah Kongo di Afrika. Gambar 3.3 bioma hutan hujan tropis (sumber : Wikipedia.org) Ciri-ciri bioma hutan hujan tropis menurut (Mattews, 2000) ; curah hajannya tinggi, merata sepanjang tahun, yaitu antara 200 - 400 cm/tahun, matahari bersinar sepanjang tahun, dari bulan satu ke bulan yang lain perubahan suhunya relatif kecil, di bawah kanopi atau tudung pohon, gelap sepanjang hari, sehingga tidak ada perubahan suhu antara siang dan malam hari, flora: terdapat beratus-ratus spesies tumbuhan. Pohon- pohon utama dapat mencapai ketinggian 20 - 40 m, dengan cabang- cabang berdaun lebat sehingga membentuk suatu tudung atau kanopi. Tumbuhan khas yang dijumpai adalah liana dan epifit, contoh: Anggrek dan paku Sarang Burung. Fauna: di daerah tudung yang cukup sinar matahari, pada siang hari hidup hewan-hewan yang bersifat diurnal yaitu hewan yang aktif pada siang hari, misalnya: burung hantu, babi hutan,kucing hutan, dan macan tutul. d. Bioma hutan gugur Ciri khas bioma hutan gugur adalah tumbuhannya sewaktu musim dingin, daun-daunnya meranggas. Bioma ini dapat dijumpai di Amerika Serikat, Eropa Barat, Asia Timur, dan Chili. Gambar 3.4 pohon yang meranggas (sumber: wikipedia.org)
  • 13. Ciri-ciri bioma hutan gugur dalam (Mattews, 2000) diantaranya ; curah hujan merata sepanjang tahun, 75 - 100 cm/tahun, mempunyai 4 musim: musim panas, musim dingin, musim gugur dan musim semi, keanekaragaman jenis tumbuhan lebih rendah daripada bioma hutan tropis, pohon sedikit (10-20) dan tidak terlalu rapat, hewan yang terdapat di hutan gugur antara lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung pelatuk, dan rakun (sebangsa luwak). e. Bioma taiga/Konifer Bioma ini kebanyakan terdapat di daerah antara subtropika dengan daerah kutub, seperti di daerah Skandinavia, Rusia, Siberia, Alaska, dan Kanada. Gambar 3.5 bioma taiga (sumber : jagad.id) Ciri-ciri bioma taiga diantaranya ; perbedaan antara suhu musim panas dan musim dingin cukup tinggi, pada musim panas suhu tinggi, pada musim dingin suhu sangat rendah, pertumbuhan tanaman terjadi pada musim panas yang berlangsung antara 3 sampai 6 bulan, flora khasnya adalah pohon berdaun jarum/pohon konifer, contoh pohon konifer adalah Pinus merkusii (pinus). Keanekaragaman tumbuhan di bioma taiga rendah, vegetasinya nyaris seragam, dominan pohon-pohon konifer karena nyaris seragam, hutannya disebut hutan homogen, fauna yang terdapat di daerah ini adalah beruang hitam, ajak, srigala dan burung-burung yang bermigrasi kedaerah tropis bila musim dingin tiba. Beberapa jenis hewan seperti tupai dan mamalia kecil lainnya maupun berhibernasi pada saat musim dingin. f. Bioma Tundra/Kutub Bioma ini terletak di kawasan lingkungan kutub utara sehingga iklimnya adalah iklim kutub. Istilah tundra berarti dataran tanpa pohon, vegetasinya didominasi oleh lumut dan lumut kerak, vegetasi lainnya adalah rumput- rumputan dan sedikit tumbuhan berbunga berukuran kecil. Gambar 3.6 bioma tundra (padangekspres.co.id) Ciri-ciri bioma tundra diantaranya ; mendapat sedikit energi radiasi matahari, musim dingin sangat panjang dapat berlangsung selama 9 bulan
  • 14. dengan suasana gelap, musim panas berlangsung selama 3 bulan, pada masa inilah vegetasi mengalami pertumbuhan, fauna khas bioma tundra adalah "Muskoxem" (bison berhulu tebal) dan Reindeer/Caribou(rusa kutub), pohon sedikit (10-20) dan tidak terlalu rapat. B. EkosistemPerairan (Akuatik) Ekosistem perairan adalah sistem yang beraneka ragam dan dinamis yang melingkupi sebagian besar bumi, faktor faktor biotik dan abiotik memengaruhi distribusi organisme di bumi, kombinasi faktor ini menentukan sifat bioma bumi, yaitu zona kehidupan di perairan di bumi, Rosmawati (2011) mengemukakan jenis ekosistem perairan berdasarkan pada perbedaan fisik dan kimiawi bioma perairan dibagi atas perairan tawar dan laut. 1. Ekosistem air tawar Ekosistem air tawar tertaut erat dengan tanah dan komponen biotik bioma darat yang dilalui atau tempat bioma perairan tawar berada. Karakteristik khas ekosistem perairan dipengaruhi oleh pola dan kecepatan air serta iklim, macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Berikut contoh ekosistem air tawar adalah:  Danau Danau merupakan ceruk atau sekungan yang terdapat pada permukaan Bumi dan terisi oleh air. Sehingga dapat dikatakan bahwa ekosistem danau ini merupakan hubungan dari beberapa populasi yang hidup di suatu ceruk atau cekungan terisi air di permukaan Bumi, dan saling mengadakan interaksi baik langsung maupun tidak langsung dengan lingkungannya. Gambar 3.8 Danau Linow, Tomohon, Sulawesi Utara (Sumber ; ekosistem-ekologi.com)  Sungai Ekosistem sungai ini mempunyai arti sebagai ekosistem yang berada di daerah sungai. Ekosistem sungai ini berarti segalam macam interaksi atau hubungan timbal balik dari makhluk hidup dan juga lingkungannya yang mana meliputi kawasan atau daerah sungai. Ekosistem sungai ini mempunyai suatu ciri khas adalah adanya aliran air yang searah sehingga memungkinkan adanya perubahan fisik dan kimia di dalamnya yang berlangsung secara terus menerus. Selain ciri khas
  • 15. tersebut, kita juga dapat menemukan beragam ciri atau karakteristik yang dimiliki oleh ekosistem sungai ini. Gambar 3.9 Sungai Kapuas (sumber : facebook.com)  Estuari Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. Estuari sering dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam. Ekosistem estuari memiliki produktivitas yang tinggi dan kaya akan nutrisi. Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput rawa garam, ganggang, dan fitoplankton. Komunitas hewannya antara lain berbagai cacing, kerang, kepiting, dan ikan. Gambar 3.11 ekosistem muara (sumber : mangrovejakarta.com) 2. Ekosistem air laut Memiliki kadar mineral yang tinggi, ion terbanyak ialah Cl (55%), namun kadar garamdilautbervariasi,adayangtinggi(sepertididaerahtropika)dan ada yang rendah (di laut beriklim dingin), ekosistem air laut tidak dipengaruhi oleh iklim dan cuaca, ekosistem laut dibagi menjadi beberapa zona,yaituzonaintertidal,zonaneritik, zona pelagik, zona fotik, zona bentik, dan zona afotik. Untuk lebih jelasnya bisa melihat gambar dari zonasi ekosistemlaut berikutini.
  • 16. Gambar 3.10 zonasi laut (sumber : Campbell Jilid 3)  Zona intertidal adalah area pasang surut air laut disepanjang garis pantai disebut dengan zona intertidal. Zona intertidal dapat berupa pantai berpasir, berbatu atau berlumpur. Organisme yang ada di zona intertidal ini antara lain rumput laut, abalon, anemon, kepiting, gangganghijau, teripang,danbintang laut.  Zonaneritik beradadiantarazonaintertidaldanzonapelagik.Kedalamanrata- rata zona laut dangkal ini adalah sekitar 200 m. Diwilayah tropis, zona neritik biasanyadihuniolehterumbukarang.Terumbukarangmenjadirumahbagiikan tropis dan ikan karang, contoh parrotfish, angelfish, buterflyfish. Selain itu organismepenghuniterumbukarangyaituspons,cacing,udang-udangan,bulu babi, danmoluska.  Zona pelagik kedalaman rata-rata zona pelagik adalah 4000 m. Sekitar 75% air laut berada dizona ini. Zona pelagik merupakan zona yang paling tidak produktif, karena kandungan nutrisinya begitu rendah. Organisme dizona ini umumnya bergantung pada sampah organik yang tenggelam dizona fotik. Contoh hewan yanghidupdizonaini adalah cumi-cumiraksasa. 4. Aliran Energi dan Piramida Ekologi A. Aliran Energi Semua organisme memerlukan energi untuk kelangsungan hidup seperti pertumbuhan, pemeliharaan, reproduksi. Pengaturan energi suatu ekosistem bergantung pada produktivitas primer. Menurut Odum (1993) energi didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengerjakan pekerjaan. Perilaku energi dapat dinyatakan dalam hukum-hukum termodinamika berikut:  Hukum termodinamika pertama: menyatakan bahwa “energi dapat diubah dari satu tip eke tipe yan lain, tetapi tidak dapat diciptakan ataupun dimusnahkan.  Hukum termodinamika kedua: menyatakan bahwa “tidak ada peristiwa atau proses yang melibatkan perubahan energi akan berlansung secara spontan kecuali
  • 17. dengan adanya penurunan energi dari bentuk yang dimampatkan ke bentuk yang disebarkan. Aliran energi dalam ekosistem adalah proses berpindahnya energi dari suatu tingkat trofik ke tingkat trofik berikutnya yang dapat digambarkan dengan rantai makanan atau dengan piramida biomassa. Organisme, ekosistem dan seluruh biosfir memiliki sifat termodinamika dasar untuk mampu menciptakan dan mampu mempertahankan tata tertib dalam tahapan tinggi, atau keadaan entropi rendah. a. Rantai Makanan Energi pangan sumber daya di dalam tumbuh-tumbuhan melalui satu seri organisme dengan diulang-ulang dimakan dan memakan dinamakan rantai pangan. Rantai makanan dimulai dari organisme autotrof dengan mengubah energi cahaya dari matahari menjadi energi kimia. Energi kimia ini akan diteruskan pada konsumen tingkat pertama atau primer, tingkat kedua atau sekunder, dan seterusnya. Rantai makanan terbagi menjadi dua tipe dasar yaitu rantai makanan rerumputan dan rantai makanan detritus, rantai makanan rerumputan merupakan rantai makanan yang diawali tumbuhan sebagai produsen pada trofik pertamanya, sementara rantai makanan detritus merupakan rantai jenis rantai makanan yang dimulai dari detrivor (organisme pemakan partikel organik), berikut contoh rantai makanan pada ekosistem darat : 1 2 3 4 Produsen Konsumen I Konsumen II Konsumen III Tingkat Trofik I Tingkat Trofik II Tingkat Trofik III Tingkat Trofik IV Rantai makanan pada ekosistem darat (sawah) dimana Padi sebagai produsen, tikus sebagai konsumen primer, ular sebagai konsumen sekunder dan elang sebagai konsumen tersier. b. Pengertian Jaring-Jaring makanan Setiap organisme memakan lebih dari satu makanan. Sehingga hubungan makan dan aliran energi pada ekosistem alami lebih kompleks dibandingkan hanya sekedar rantai makanan. Menurut Odum (1993) rantai-rantai pangan tidak merupakan urutan-urutan yang terpisah. Melainkan bersambungan satu dengan
  • 18. yang lainnya. Pola yang saling berkaitan itu disebut jaring-jaring pangan, di dalam komunitas-komunitas alam yang kompleks,organisme-organisme yang makanannya diperoleh dari tumbuhan-tumbuhan dengan jumlah langkah yang sama dikatakan termasuk ke dalam tingkat trofik yang sama. Contoh jaring-jaring makan adalah sebagai berikut. Gambar 4.1 Jaring jaring makanan pada ekosistem darat (hutan wilayah amerika utara) (sumber : sainsbiologi.com) B. Piramida Ekologi Setiap tahap dalam rantai makanan akan ada sejumlah energi yang hilang karena tidak terasimilasi atau lepas sebagai panas, sehingga organisme yang berada pada ujung tingkat trofik akan memperoleh energi lebih kecil, dalam Odum (1996) Piramida ekologi merupakan suatu diagram piramida yang dapat menggambarkan hubungan antara tingkat trofik satu dengan tingkat trofik lain, secara kuantitatif pada suatu ekosistem. Pada piramida ini organisme yang menempati tingkat trofik bawah relatif banyak jumlahnya. Makin tinggi tingkat trofiknya jumlah individunya semakin sedikit . Tingkat trofik tersebut terdiri dari produsen, konsumen primer, konsumen sekunder, konsumen tertier. Produsen selalu menempati tingkat trofik pertama atau paling bawah. Sedangkan herbivora atau konsumen primer menempati tingkat trofik kedua, konsumen sekunder menempati tingkat trofik ketiga, konsumen tertier menempati tingkat trofik ke empat atau puncak piramida. Piramida ekologi terdiri dari piramida jumlah, piramida biomassa, dan piramida energi.
  • 19.  Piramida Jumlah merupakan piramida yang menunjukkan jumlah organisme pada setiap tingkat trofik, sehingga mengabaikan jumlah biomassa dan aliran energi. Bentuk piramida jumlah cukup bervariasi pada komunitas tertentu, Berdasarkan besarnya pupulasi, piramida jumlah dapat berupa piramida tegak dan piramida jumlah terbalik (Odum, 1996). Gambar 4.2 Piramida Jumlah Tegak Gambar 4.3 Piramida Jumlah Terbalik Gambar 4.2 piramida jumlah tegak Kondisi padang rumput pada musim panas berdasarkan data tumbuhan. Gambar 4.3 Piramida Jumlah Terbalik Kondisi hutan daerah subtropis pada musim panas.  Piramida Biomassa merupakan piramida yang menunjukkan hubungan antara biomassa dan tingkat trofik melalui pengukuran biomassa pada setiap tingkat trofik. Semakin tinggitingkat trofik, semakin sedikit total biomassanya (g/m²). sebagian besar piramida biomassa menyempit tajam dari produsen primer ke konsumen puncak, akan tetapi ekosistem perairan tertentu memiliki piramida biomassa terbalik, dimana konsumen primer melebihi produsen, hal ini terjadi dikarenakan para produsen (fitoplankton) tumbuh bereproduksi dan dikonsumsi sedemikian cepat sehingga mereka tidak pernah berkembang menjadi ukuran populasi (Campbell, 2010). 1.500.000 200.000 90.000 1 Konsumen III Konsumen II Konsumen I Produsen 120.000 200 Produsen Konsumen I 150.000 2 Konsumen III Konsumen II
  • 20. Gambar 4.4 Piramida Biomassa Tegak Gambar 4.5 Piramida Biomassa Terbalik Gambar 4.4 piramida biomassa tegak pada ekosistem darat (sawah) dimana tumbuhan padi (produsen, tofik I) dimangsa oleh tikus (konsumen I, trofik II), kemudian tikus dimangsa oleh ular ratsnake (konsumen II, trofik III), selanjutnya ular ratsnake dimangsa oleh ular sanca (konsumen III, trofik IV). Gambar 4.5 piramida bimassa terbalik pada ekosistem laut massa fitoplankton selaku produsen utama pada titik tertentu akan lebih rendah daripada massa zooplankton selaku konsumen pertamanya.  Piramida Energi merupakan piramida yang menggambarkan jumlah energi yang berkurang dalam tingkatan trofik. Biasanya sekitar 80-90% energi berkurang selama proses kenaikan pada tingkatan trofik, efisiensi trofik umumnya sekitar 10% dan berkisar 5% hingga 20 % bergantung pada tipe ekosistemnya, hal ini terjadi dikarenakan sebagian besar energi digunakan dalam kelangsungan hidup organisme seperti respirasi, tumbuh, bergerak, dan sebagainya. Gambar 4.6 Piramida Energi (sumber : Campbell, 2010) 10000 J 1000 J 100 J 1 J Konsumen III Konsumen II Konsumen I Produsen 10000 g/m² 1000 g/m² 100 g/m² 1 g/m² Konsumen III Konsumen II Konsumen I Produsen 100 g/m² 10 g/m² Produsen Konsumen I
  • 21. Gambar 4.6 Piramida Energi pada ekosistem darat (sawah), padi (produsen) dimangsa oleh tikus (konsumen I), tikus dimangsa oleh ular ratsnake (konsumen II), ular ratsnake dimangsa oleh ular sanca (konsumen III), contoh ini mengasumsikan efisiensi trofik sebesat 10% untuk setiap tautan dalam rantai makanan. 5.Daur Biogeokimia Daur biogeokimia adalah siklus yang melibatkan senyawa kimia yang berpindah tempat melalui organisme sebagi perantara kemudian senyawa ini kembali ke lingkungan fisik. Pembangun tubuh organisme adalah materi yang tersusun dari unsur-unsur kimia. Unsur-unsur yang ada di alam ini tidk mungkin habis karena mengalami daur ulang (siklus zat). Beberapa siklus unsur atau zat kimia yang penting antara lain siklus air,karbon,nitrogen,fosfordanbelerang. a. Daur air (hidrologi) Gambar 5.1 Daur hidrologi (sumber : Campbell, 2010) Daur air merupakan suatu proses peredaran air dari atmosfer ke bumi. Seperti terlihat pada gambar 5.1 proses daur air di atmosfer pada umumnya berbentuk uap air yang berasal dari proses penguapan di darat dan di laut oleh panas matahari. Selanjutnya, uap air akan berkondensasi menjadi awan dan turun ke bumi dalam bentuk hujan. Air hujan di daratan masuk kedalam tanah membentuk air tanah atau mengalir di permukaan tanah menuju sunga, danau, dan laut. Tumbuhan memanfaatkan air tanah melalui akarnya, hewan memanfaatkan air permukaan untuk minum, sedangkan manusia memanfaatkan air tanah dan air permukaan untuk kebutuhan hidupnya. Pada saat yang bersamaan, tumbuhan, hewan, dan manusia akan melepaskan air ke atmosfer melalui proses respirasi (pernapasan) dan eksresi (pengeluaran). Proses peredaran air dari atmosfer ke laut dan organisme dengan lingkungannya disebut daur air.
  • 22. b. Daur Oksigen Gambar 5.6 Model sederhana untuk daur biogeokimia global O2. (Sumber : Smith, 2009) Sumber utama oksigen bebas ( O2) yang mendukung kehidupan adalah atmosfer. Ada dua sumber penting oksigen atmosfer. Salah satunya adalah pecahnya uap air melalui proses yang didorong oleh sinar matahari. Dalam reaksi ini, molekul air (H2O) dipisahkan untuk menghasilkan hidrogen dan oksigen. Sebagian besar hidrogen lolos ke luar angkasa. Jika hidrogen tidak lepas, ia akan bergabung kembali dengan oksigen untuk membentuk uap air lagi. Sumber oksigen kedua adalah fotosintesis, hanya aktif sejak kehidupan dimulai di Bumipada gambar 5.6 . Oksigen diproduksi oleh autotrof fotosintesis (tanaman hijau, alga, dan bakteri fotosintetik) dan dikonsumsi oleh autotrof dan heterotrof dalam proses respirasi seluler. Karena fotosintesis dan respirasi aerob melibatkan pelepasan dan penggunaan oksigen secara bergantian, jumlah oksigen yang masuk ke atmosfer harus melebihi jumlah yang diambil dalam respirasi (termasuk pembusukan bahan organik) dan proses geologis, seperti oksidasi batuan sedimen. Sebagian oksigen yang ada di atmosfer berasal dari ketidakseimbangan masa lalu antara fotosintesis dan respirasi pada tumbuhan. Bahan organik yang tidak terdekomposisi dalam bentuk bahan bakar fosil dan karbon dalam batuan sedimen mewakili fluks positif bersih oksigen ke atmosfer.
  • 23. c. Daur nitrogen Gambar 5.3 Daur nitrogen (sumber: Campbell, 2010) Nitrogen merupakan unsur utama dalam pembentukan protein. Sebagian besar nitrogen tersedia di atmosfer, yaitu sekitar 80%. Namun, kebanyakan organisme tidak dapat menggunakan nitrogen dalam bentuk unsur sebagai gas N2, oleh tumbuhan, unsur nitrogen baru termanfaatkan jika dalam bentuk ion nitrat(NO3-). Melalui proses makan dan dimakan, unsur nitrogen yang diserap tumbuhan berpindah ke konsumen II, III, dan seterusnya. Pada akhirnya, unsur tersebut akan kembali ke tanah, melalui eksresi atau ketika makhluk hidup mati. Pada gambar 5.3 tahapan siklus nitrogen bermula pada proses tumbuhan dapat menyerap nitrogen dalam bentuk nitrat (NO3), selanjutnya beberapa bakteri pada bintil akar leguminosa dan beberapa ganggang dapat memfiksasi N2 dari udara, selain itu halilintar juga menghasilkan N2 dan O yang terbawa air hujan berupa nitrat dan nitrit, selanjutnya mikroorganisme mengurai bangkai dan kotoran menjadi amonium, dan sampai pada bakteri denitrifikasi dalam tanah mengurai nitrat menjadi N bebas ke udara. d. Daur sulfur Gambar 5.4 Daur Sulfur (Sumber ; Odum, 1996) Sulfur memiliki fase gas dan sedimen. Seperti pada gambar 5.4 Belerang sedimen berasal dari pelapukan batuan, limpasan, dan dekomposisi bahan organik.
  • 24. Sumber gas belerang adalah dekomposisi bahan organik, penguapan lautan, dan letusan gunung berapi. Sebagian besar belerang yang dilepaskan ke atmosfer merupakan produk sampingan dari pembakaran bahan bakar fosil. Belerang memasuki atmosfer sebagian besar sebagai hidrogen sulfida, yang dengan cepat teroksidasi menjadi belerang dioksida, SO2. Sulfur dioksida bereaksi dengan uap air di atmosfer untuk membentuk asam sulfat yang dibawa ke Bumi dalam bentuk presipitasi. Tumbuhan memasukkan asam ini ke dalam asam amino yang mengandung sulfur. Konsumsi, ekskresi, dan kematian membawa belerang kembali ke tanah dan sedimen akuatik, tempat bakteri melepaskannya dalam bentuk anorganik. e. Daur fosfor Gambar 5.5 Daur fosfor dalam ekosistem perairan dan terestrial (Sumber : Smith, 2009) Fosfor terjadi hanya dalam jumlah menit di atmosfer. Oleh karena itu, siklus fosfor dapat mengikuti siklus air (hidrologis) hanya sebagian saja dari darat ke laut dapat dilihat pada gambar 5.5 Karena fosfor yang hilang dari ekosistem dengan cara ini tidak dikembalikan melalui siklus biogeokimia, pasokan fosfor sangat sedikit di bawah kondisi alam yang tidak terganggu. Kelangkaan alami fosfor dalam ekosistem perairan ditekankan oleh pertumbuhan eksplosif alga di air yang menerima pembuangan limbah kaya fosfor dalam jumlah besar. Reservoir utama fosfor adalah batuan dan deposit fosfat alam. Fosfor dilepaskan dari batuan dan mineral ini melalui pelapukan, pencucian, erosi, dan penambangan untuk digunakan sebagai pupuk pertanian. Hampir semua fosfor di ekosistem darat berasal dari pelapukan mineral kalsium fosfat, pada sebagian besar tanah, hanya sebagian kecil dari total fosfor yang tersedia untuk tanaman, bagian dari fosfor yang terkandung dalam tubuh tumbuhan dan hewan tenggelam ke dasar dan diendapkan dalam sedimen. Akibatnya, air permukaan dapat kehabisan fosfor, dan perairan dalam menjadi jenuh. Sebagian besar fosfor ini menjadi terkunci untuk jangka waktu yang lama di hipolimnion dan sedimen dasar, sementara beberapa dikembalikan ke permukaan air (Smith, 2009). PSaya Perkotaan / Industri PSaya Pupuk Pupuk PSaya Pelapukan PO PO PSaya Pertambangan Fosfat Pupuk dr tahi burung serapan PO organik Jadaiku Mati PSaya PSaya Kematian Pengeluara Penguraian Mineralisasi Sedimen PP = partikel fosfor P O = fosfat organik PSaya = fosfat anorganik
  • 25. f. Daur karbon Gambar 5.2 Daur karbon (sumber: Odum, 1996) Pada gambar 5.2 Tahapan daur Karbon dimulai pada karbon yang adadiudara dalam bentuk CO2 dan dapat terlarut dalam air, sementara pada tumbuhan darat maupun fitoplankton di dalam air CO2 diubah menjadi karbohidrat melalui proses fotosintesis. Dalam fotosintesis dihasilkan pula O2 yang dilepas keudara, selanjutnya Karbohidrat digunakan oleh konsumen untuk mendapatkan energi yang dibutuhkan, selain itu konsumen melakukan proses pernapasan (respirasi) yang menghasilkan CO2 yang kemudian dilepas ke udara. 6.Perubahan Ekosistem Dalam suatu ekosistem yang masih alami dan belum terganggu akan didapati adanya keseimbangan antara komponen-komponen penyusun ekosistem tersebut keadaan ini disebut homeostatis yaitu kemampuan ekosistem untuk dapat menahan berbagai perubahan alam dalam sistem secara menyeluruh. Menurut Anderson (1981, dalam Utina dkk;2009) Ekosistem yang dikatakan seimbang adalah apabila semua komponen baik biotik maupun abiotik berada pada porsi yang seharusnya baik jumlah maupun peranannya dalam lingkungan. Ketidakseimbangan ekosistem terjadi apabila semua komponen biotik maupun abiotik tidak berada pada porsi yang seharusnya baik jumlah maupun perananya dalam lingkungan. Sehingga dapat dikatakan tidak seimbang jika salah satu komponen pada ekosistem tersebut rusak. Misalnya populasi tikus di sawah sedikit karena terus diburu oleh para petani akan mengakibatkan populasi ular menurun karena kehabisan makanan berupa tikus. Dalam Darmayani (2021) Faktor ketidakseimbangan ekosistem disebabkan oIeh hal- hal berikut:
  • 26. a. Faktor alam Suatu ekosistem dapat mengalami kerusakan murni karena musabab alam. Misalnya saja gempa bumi, terjadinya kebakaran hutan akibat cuaca, banjir, longsor, tsunami dan bencana alam lainnya. Peristiwa peristiwa alam tersebut yang dapat memicu perubahan ekosistem, misalnya letusan gunung merapi yang membuat ekosistem yang ada di kawasan gunung merapi rusak, hal ini dikarenakan hewan, tumbuhan, dan manusia yang terdampak mengalami kematian. Gambar6..1(letusan gunung berapi dan banjir (sumber : merdeka.com) b. Perubahan karena faktor luar. Ekosistem dapat berubah karena berbagai faktor luar biasanya akibat ulah manusia. Contohnya Perubahan iklim di suatu ekosistem disebabkan oleh faktor manusia, terutama yang berkaitan dengan pemakaian bahan bakar fosil, penebangan hutan, perburuan hewan tak terkendali, kegiatan penggunaan pupuk yang berlebihan, penyalahgunaan lahan, dan lain lain. Gambar 6.2 penebangan liar dan industri berbahan baku fosil (sumber : theconservation.com)
  • 27. DAFTAR PUSTAKA Barbour, G.M., J.K. Burk dan W.D. Pitts. 1987. Terrestrial Plant Ecology. The Benjamin/Cummings publishing company. New York. Begon, M., J.L. Harper & C.R. Townsend 1996. Ecology: individuals, population and communities (3rd Edition). Blackwell Science, London. Campbell, N.A. Reece, J., & L.C. Michell. 2010. Biology. 8 Edition Jilid 3, California: Benjamin/Cummings Publishing. Darmayani, Dkk. 2021. Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Bandung. Widina Bakti Persada. Mcnaughton, S.J. Wolf. L.L. 1992. Ekologi Umum Edisi Kedua. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Matthews, E. Payne, R. 2000. “Pilot Analysis of Global Ecosystems:Forest Ecosystems. Washington D.C. World Resources Institute. Odum, E.P. 1996. Dasar dasar Ekologi. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Rosmawati. 2011. Ekologi Perairan. Hilliana Press. Jakarta Selatan Smith, T. M. Smith R.L .2009 . Elements of ecology. 8th editon, California: Benjamin/ Cummings Publishing. Utina, R. Wahyuni. D.B. 2009. Ekologi dan Lingkungan Hidup. Gorontalo. UNG Press.
  • 28. Glosarium Abiotik : Komponen ekosistem dari benda mati. Alelopati : Interaksi antarpopulasi, bila populasi yang satu menghasilkan zat yang dapat menghalangi tumbuhnya populasi lain. Autotrof : Organisme yang mampu menyediakan/mensintesis makanan sendiri dari bahan- bahan anorganik menjadi organik melalui proses fotosintesis maupun kemosintesis. Abisal : Daerah perairan dengan kedalaman mencapai 4.000 m. Sinar matahari tidak mampu menembus daerah ini. Amensalisme : bentuk interaksi biologis yang jika aktif maka salah satu organisme akan untung dan apabila tidak aktif maka kedua organisme netral. Biotik : Komponen ekosistem berupa organisme hidup. Bioma : Ekosistem darat yang khas pada wilayah tertentu dan dicirikan oleh jenis flora dan fauna yang dominan di wilayah tersebut. Bentik : Daerah dasar danau tempat terdapatnya bentos dan sisa-sisa organisme mati. Batial : Daerah lereng benua dengan kedalaman 200-2.500 m. Biomassa : Massa kering organisme. Biogeokimia : Siklus yang melibatkan senyawa kimia yang berpindah tempat melalui organisme sebagi perantara kemudian senyawa ini kembali ke lingkungan fisik. Bentos : Hewan dan tumbuhan yang hidup di dasar atau hidup pada endapan. Bentos dapat sessil (melekat) atau bergerak bebas, misalnya cacing dan remis. Daur : proses yang menunjukkan kejadian terus menerus dari zat dalam ekosistem. Danau : ceruk atau cekungan yang terdapat pada permukaan bumi dan terisi oleh air. Dekomposer : Disebut juga pengurai yaitu organisme yang mampu merombak sisa produk organisme / organisme yang telah mati menjadi senyawa anorganik. Detritivor : Organisme yang memakan serpihan-serpihan bahan organik (serasak). Ekosistem : Kesatuan fungsional antara makhluk hidup dengan lingkungannya yang di dalamnya terdapat hubungan dan interaksi yang sangat erat dan saling memengaruhi. Ekoton : zona peralihan antara dua ekosistem Estuari : tempat bersatunya sungai dan laut. Eutrofik : Perairan yang dangkal dan kaya akan kandungan makanan, karena fitoplankton sangat produktif. Heterotrof : Organisme yang tidak mampu menghasilkan makanan sendiri. Herbivori : bentuk interaksi di mana hewan mengonsumsi seluruh atau sebagian tumbuhan. Intertidal : Area pasang surut air laut disepanjang garis pantai. Jaring-jaring makanan : kumpulan dari beberapa rantai makanan. Konsumen : Organisme yang memperoleh bahan organik dari organisme lain. Komensalisme : hubungan antara dua organisme yang berbeda spesies yang bersifat obligatif(keharusan) jika terjadi interaksi saling menguntungkan namun jika tidak berinteraksi akan merugikan satu organisme namun organisme yang lain tidak terpengaruh. Kompetisi : merupakan interaksi antara organisme yang berupa persaingan dalam mendapatkan kepentingan yang sama. Litoral : Daerah pasang surut yang berbatasan dengan darat. Limnetik : Daerah air bebas yang jauh dari tepi dan masih dapat ditembus sinar matahari. Mesopelagik : Daerah dibawah epipelagik dengan kedalaman 200-1000 m. Mutualisme : Hubungan antara dua organisme yang berbeda spesies yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Nekton : Hewan yang aktif berenang dalam air, misalnya ikan. Neuston : Organisme yang mengapung atau berenang di permukaan air, misalnya serangga air.
  • 29. Netralisme : Hubungan tidak saling mengganggu antarorganisme dalam habitat yang sama yang bersifat tidak menguntungkan dan tidak merugikan kedua belah pihak. Neritik : zona di antara intertidal dan pelagik. Kedalaman rata-rata zona laut dangkal ini adalah sekitar 200 m. Oligotrofik : Danau yang dalam dan kekurangan nutrien, karena fitoplankton di daerah limnetik tidak produktif. Populasi : Organisasi mahluk hidup yang terdiri atas individu-individu sejenis. Produsen : organisme yang menjadi penyedia bahan organik bagi konsumen(pemangsa). Predasi : Hubungan antara mangsa dan pemangsa (predator). Parasitisme : Hubungan antarorganisme yang berbeda spesies bila salah satu organisme hidup pada organisme lain dan mengambil makanan dari hospes/inangnya sehingga bersifat merugikan inangnya. Plankton : Organisme yang melayang-layang di air yang mengikuti pergerakan air. Perifiton : Tumbuhan atau hewan yang melekat/bergantung pada tumbuhan atau benda lain, misalnya keong. Profundal : Bagian dari zona benthal di bagian perairan yang dalam dan tidak dapat ditembus lagi oleh cahaya matahari. Predasi : hubungan interaksi antara mangsa dan pemangsa. Protokooperasi : bentuk interaksi fakultatif(bukan keharusan) antara dua organisme yang saling menguntungkan dan bila tidak berinteraksi tidak terpengaruh. Rantai makanan : Perpindahan materi dan energi melalui proses makan dan dimakan dengan urutan tertentu. Sungai : aliran air searah dari hulu kehilir. Trofik : Fungsi atau kedudukan organisme di ekosistem berdasarkan sumber makanannya. Unnamed : interaksi tanpa nama adalah interaksi yang saling menguntungkan antara dua organisme namun apabila tidak berinteraksi maka salah satu organisme akan rugi.