SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
Leptospirosis
Latar Belakang
Leptospirosis adalah penyakit zoonosis yang penting di
dunia dan frekuensinya tinggi pada Negara tropis
Keluhan pada pasien yang terinfeksi
bervariasi dari yang ringan hanya flu like
syndrome, demam, myalgia dan sakit kepala
sampai yang berat hingga terjadi ikterus,
gangguan fungsi ginjal, diathesis diathesis
hemorrhagic atau yang disebut juga dengan
Weil diseases yang terutama disebabkan
oleh serovars Icterohaemorrhagiae
Di Indonesia pernah terjadi Wabah Leptospirosis, wabah
ini 12,0 % dari 418 sampel terdeteksi positif terinfeksi
leptospirosis. Meningkat tahun 2007, 93% dari 667
sampel telah dikonfirmasi terinfeksi leptospirosis.
Diagnosis yang cepat dan tepat
dibutuhkan untuk memberikan
terapi yang adekuat.
Terapi secara umum adalah suportif
dan pemberian antibiotik walaupun
masih ada keraguan pada beberapa
aspek terapi
Deskripsi
Kasus
Keluhan Utama :
Perempuan 63 tahun datang ke IGD dengan Pasien datang dengan
keluhan demam sejak 5 hari yang lalu.
Anamnesis
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien Mengeluh mual disertai dengan muntah sejak 5 hari yang lalu
sekitar 3x/hari, namun hari ini tidak muntah. Pasien juga mengeluh
BAB cair sejak 5 hari yang lalu sekitar 4-5x sehari, ampas(+), tidak ada
lendir, tidak ada darah. Batuk(+) kering sejak 1 minggu, pilek (-), sesak
nafas(-), nyeri dada(-). Betis kedua kaki dirasakan pasien pegal2 (+).
Kencing seperti teh sejak 5 hari yang lalu. Nafsu makan menurun.
RIwayat Pengobatan :
Riwayat pengobatan di sangkal.
Anamnesis
Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat Penyakit Dahulu Disangkal
Riwayat Psikososial :
Sebelumnya pasien membersihkan rumah karena banjir
Pemriksaan Fisik
Tekanan Darah : 102 / 55
mmHg
Pemeriksaan
Nadi : 112x/menit
Pemeriksaan RR :
22x/menit
Pemeriksaan
Suhu : 38 C
Pemeriksaan
Oksigen : 99%
Conjunctiva pasien icterus, pemeriksaan fisik thorax normal, pemeriksaan abdomen bising usus +
N, akral hangat kering merah dengan CRT <3 detik.
Nama Hasil Satuan Nilai Normal
Hemoglobin 15 g/dL 11.7 – 15.5
Jumlah eritrosit 5.14 10^6 / uL 3.8 – 5.20
Hematocrit 41.1 % 35.0 – 47.0
Jumlah leukosit 15.75 10^3/ ul 3.60 – 11.00
Ratio N/L 5.00 < 3.13
Jumlah Trombosit 91 10^3/ ul 150-400
MCV 80.0 fL 81.0 – 96.0
MCH 29.2 Pg 27.0 – 36.0
MCHC 36.5 g/L 31.0 – 37.0
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Nama Nilai Satuan Nilai Normal
Billirubin total 33.9 mg/dL 0-1
Billirubin Direk 21.6 mg/dL 0-0.2
Billirubin Indirect 12.3 mg/dL
SGOT 61 U/L 5-34
SGPT 43 U/L 0-55
Albumin Serum 2.64 g/dL 3.4-5.0
Glukosa Darah Acak 100 mg/dL 70-200
BUN 15.7 mg/dL 6-20
Kreatin Darah 12.9 Mg/dL 0.6-1.3
Natrium Darah 126 mmol/L 136 – 146
Kalium darah 4.7 mmol/L 3.5 – 5.0
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Pemeriksaan Xray
A : Normal
B : Normal
C : Ukuran Jantung Normal
D : Normal
E : Tidak ada Efusi
F : Paru Paru Tampak Normal
G : Gastric Gas (+)
H : Normal
I : Normal
Pemeriksaan EKG
Terapi Awal
Terapi awal di IGD pasien mendapatkan Inf.
Asering 500cc/1jam dilanjutkan inf Asering 14tpm,
Inj. Ranitidin 1 amp, Inj. Ondansetron 1 amp, Inj.
Parasetamol 1 gram, Attapulgite 3x2 tablet dan
dipasang kateter.
Pemeriksaan tanda tanda vital terbaru adalah GCS
456, TD 122/66 mmHg; nadi 108x/mnt; RR
20x/mnt; suhu 36.7 derajat, SpO2 98% spontan.
Advis dokter spesialis penyakit dalam sebagai
berikut :
Cefoperazone sulbactam 3x1, Caps garam 3x1,
Omeprazol 1x1 iv, Ondansetron 3x4 mg iv, Pro
USG Abdomen, Curcuma 2x1, UDCA 2x1, Nocid
3x1, Cek HBsAg anti HCV anti HIV, Vit K K 3x1 iv,
Cek IgM anti leptospirosis, Infus Livamin 500 cc
per 24 jam, dan Pro hemodialysis.
Pembahasan
Pasien ini didiagnosis dengan Leptospirosis
berat (Weil disease) karena pada anamnesis
dan pemeriksaan fisik ditemukan tanda dan
gejala leptospirosis dengan hasil pemeriksaan
serologi positif leptospirosis.
Dari anamnesis pada pasien ini ditemukan gejala
seperti demam dan mual muntah, terlebih lagi pasien
sebelumnya mengalami kondisi banjir dirumahnya.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya ikterus.
Pembahasan
Infeksi leptospirosis pada pemeriksaan fisik pada
umumnya didapatkan, demam, bradikardi, nyeri
tekan otot gastrocnemius, hepatomegali, ikterus.
Pada pemeriksaan darah lengkap penderita
sesuai dengan gambaran leptospirosis dengan
ditemukan adanya leukositosis dimana bila
leukosit subnormal dengan neutrofilia maka
akan sangat mungkin leptospirosis, pada kasus
berat dapat terjadi trombositopenia.
Pada pasien terjadi peningkatan SGOT dan SGPT
karena terjadinya gangguan hati, diikuti dengan
penurunan nilai albumin, terjadi juga
peningkatan bilirubin dimana bilirubin direk lebih
tinggi dari bilirubin indirek akibat kolestasis sesuai
dengan gambaran leptospirosis.
Pembahasan
Pada pemeriksaan faal ginjal didapatkan peningkatan nilai BUN dan
Kreatinin yang menunjukkan sudah terjadi kerusakan dari ginjal
sesuai dengan keadaan pasien.
Pada leptospirosis yang berat dapat terjadi kelainan pada
jantung yang terlihat pada EKG namun pada pasien ini EKG
dalam batas normal.
Pada leptospirosis foto toraks dapat normal, dapat pula terjadi terjadi
edema dan pendarahan yang mengakibatkan terjadinya haemorrhagic
lobar pneumonia.
Pembahasan
Diagnosis pasti dari leptospirosis ditegakkan
dengan ditemukannya bakteri pada biakan
darah, air kemih atau cairan serebrospinal atau
dengan ditemukannya antibodi terhadap bakteri
di dalam darah serta dari serologi.
Pada pasien ini didapatkan pemeriksaan
serologi IgM Anti leptospirosis positif
sehingga pasien sudah dapat di diagnosis
pasti infeksi leptospirosis.
Pembahasan
Pada Weil disease yang merupakan
leptospirosis berat adalah ditemukanya ikterus,
tanda - tanda gangguan ginjal dan diathesis
hemorrhagic dengan adanya trombositopenia
dan sesuai dengan kondisi pasien saat baru
masuk.
Diagnosis acute kidney injury (AKI) ditegakkan bila
peningkatan dari SCr ≥ 0,3 mg/dl (26,5 μmol/l) dalam
48 jam atau peningkatan SCr ≥ 1,5 kali dari nilai normal
yang terjadi tidak lebih dari 7 hari atau dengan volume
urine < 0,5 ml/kg/h dalam 6 jam.
Pada pasien ini ditemukan serum kreatinin 12.9 mg/dl
sehingga dapat dipastikan diagnosis AKI pada pasien
kami.
Pada pasien ditemukan adanya kadar BUN
yang mencapai 157 mg/dl sehingga
dilakukan hemodialisis elektif.
Pembahasan
Indikasi dilakukanya HD cito mengacu pada
kriteria klinis keadaan umum yang buruk
(ensefalopati uremikum, perikarditis uremikum,
edema paru refrakter, overload cairan, anuria > 5
hari) dan kriteria laboratorium asidosis
metabolic (pH <7,1), ureum darah >200 mg/dl,
hiperkalemia >7 mEq/L.
Pembahasan
Pemberian antibiotik cefoperazone sulbactam tiga kali per hari sebagai
terapi karena pemberian antibiotik pada leptospirosis.
Pemberian obat antibiotik Ceftriaxone 1 gr/hari selama tujuh hari. Penggunaan
cephalosporins digunakan secara equal untuk pengobatan leptospirosis berat dan
ceftriaxone atau cefotaxime telah disetujui walaupun penggunaan penisilin masih
direkomendasikan untuk kasus yang berat.
Kesimpulan
• Leptospirosis adalah penyakit yang dapat diobati yang umumnya terlihat di negara
berpenghasilan rendah dan berkembang.
• Manifestasi klinis dan tingkat keparahan penyakit sangat bervariasi.
• Tes diagnostik yang efisien dan parameter laboratorium klinis telah ditetapkan untuk
memastikan adanya penyakit.
• Modalitas pengobatan yang tersedia untuk penyakit tropis yang ditularkan melalui
vektor melibatkan penggunaan antibiotik seperti ampisilin, doksisiklin, yang dosisnya
bergantung pada prognosis pasien dan perkembangan penyakit.
Thank You

More Related Content

Similar to Leptospirosis Case Report Presentation.pptx

Acute gromerulonephritis
Acute gromerulonephritisAcute gromerulonephritis
Acute gromerulonephritis
Atin Nishi
 
glomerulonefritis anak
glomerulonefritis anakglomerulonefritis anak
glomerulonefritis anak
Suzika Dewi
 

Similar to Leptospirosis Case Report Presentation.pptx (20)

Acute gromerulonephritis
Acute gromerulonephritisAcute gromerulonephritis
Acute gromerulonephritis
 
Gastritis erosiva
Gastritis erosivaGastritis erosiva
Gastritis erosiva
 
Ckd
CkdCkd
Ckd
 
Ckd2
Ckd2Ckd2
Ckd2
 
askep-crf.ppt
askep-crf.pptaskep-crf.ppt
askep-crf.ppt
 
153075631 case-sn
153075631 case-sn153075631 case-sn
153075631 case-sn
 
Askep sindrom nefrotik
Askep sindrom nefrotikAskep sindrom nefrotik
Askep sindrom nefrotik
 
glomerulonefritis anak
glomerulonefritis anakglomerulonefritis anak
glomerulonefritis anak
 
Pemeriksaan Darah Lengkap (CBC)
Pemeriksaan Darah Lengkap (CBC)Pemeriksaan Darah Lengkap (CBC)
Pemeriksaan Darah Lengkap (CBC)
 
PILONEFRITIS
PILONEFRITISPILONEFRITIS
PILONEFRITIS
 
kmb 2 bph DEBBY.pptx
kmb 2 bph DEBBY.pptxkmb 2 bph DEBBY.pptx
kmb 2 bph DEBBY.pptx
 
Gagal ginjal akut pada malaria
Gagal ginjal akut pada malariaGagal ginjal akut pada malaria
Gagal ginjal akut pada malaria
 
Gagal ginjal akut pada malaria
Gagal ginjal akut pada malariaGagal ginjal akut pada malaria
Gagal ginjal akut pada malaria
 
Askep sindrom nefrotik AKPER PEMKAB MUNA
Askep sindrom nefrotik AKPER PEMKAB MUNA Askep sindrom nefrotik AKPER PEMKAB MUNA
Askep sindrom nefrotik AKPER PEMKAB MUNA
 
Sindrom nefrotik AKPER PEMKAB MUNA
Sindrom nefrotik AKPER PEMKAB MUNA Sindrom nefrotik AKPER PEMKAB MUNA
Sindrom nefrotik AKPER PEMKAB MUNA
 
Sindrom nefrotik
Sindrom nefrotikSindrom nefrotik
Sindrom nefrotik
 
Makalah arf atau gga
Makalah arf atau ggaMakalah arf atau gga
Makalah arf atau gga
 
LASKAP ANAK ITP (2) copy.pptx
LASKAP ANAK ITP (2) copy.pptxLASKAP ANAK ITP (2) copy.pptx
LASKAP ANAK ITP (2) copy.pptx
 
SN PRESENTASI.pptx
SN PRESENTASI.pptxSN PRESENTASI.pptx
SN PRESENTASI.pptx
 
INTERPRETASI DATA LAB.pdf
INTERPRETASI DATA LAB.pdfINTERPRETASI DATA LAB.pdf
INTERPRETASI DATA LAB.pdf
 

More from Hanun15 (7)

Shoulder Injury klasifikasi dan terapi.pptx
Shoulder Injury klasifikasi dan terapi.pptxShoulder Injury klasifikasi dan terapi.pptx
Shoulder Injury klasifikasi dan terapi.pptx
 
Carcinoma Nasopahryng in Patient Case Report
Carcinoma Nasopahryng in Patient Case ReportCarcinoma Nasopahryng in Patient Case Report
Carcinoma Nasopahryng in Patient Case Report
 
spine Injuries in sports, anatomy, epidemiology, and biomechanic.ppt
spine Injuries  in sports, anatomy, epidemiology, and biomechanic.pptspine Injuries  in sports, anatomy, epidemiology, and biomechanic.ppt
spine Injuries in sports, anatomy, epidemiology, and biomechanic.ppt
 
7. Rotator Cuff Injury Musculoskeletal.pptx
7. Rotator Cuff Injury Musculoskeletal.pptx7. Rotator Cuff Injury Musculoskeletal.pptx
7. Rotator Cuff Injury Musculoskeletal.pptx
 
Anterior Cervical Fusion Approach Fusion.pptx
Anterior Cervical Fusion Approach Fusion.pptxAnterior Cervical Fusion Approach Fusion.pptx
Anterior Cervical Fusion Approach Fusion.pptx
 
Radial Head Excision technique Operation .pptx
Radial Head Excision technique Operation .pptxRadial Head Excision technique Operation .pptx
Radial Head Excision technique Operation .pptx
 
Kelebihan dan Kekurangan Pola Pikir Ilmiah.pptx
Kelebihan dan Kekurangan Pola Pikir Ilmiah.pptxKelebihan dan Kekurangan Pola Pikir Ilmiah.pptx
Kelebihan dan Kekurangan Pola Pikir Ilmiah.pptx
 

Recently uploaded

PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
Acephasan2
 
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
srirezeki99
 
kel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdn
kel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdnkel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdn
kel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdn
cindyrenatasaleleuba
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
UserTank2
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
NezaPurna
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
NadrohSitepu1
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Yudiatma1
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Acephasan2
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
khalid1276
 

Recently uploaded (20)

PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
 
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
kel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdn
kel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdnkel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdn
kel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdn
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
 

Leptospirosis Case Report Presentation.pptx

  • 2. Latar Belakang Leptospirosis adalah penyakit zoonosis yang penting di dunia dan frekuensinya tinggi pada Negara tropis
  • 3. Keluhan pada pasien yang terinfeksi bervariasi dari yang ringan hanya flu like syndrome, demam, myalgia dan sakit kepala sampai yang berat hingga terjadi ikterus, gangguan fungsi ginjal, diathesis diathesis hemorrhagic atau yang disebut juga dengan Weil diseases yang terutama disebabkan oleh serovars Icterohaemorrhagiae Di Indonesia pernah terjadi Wabah Leptospirosis, wabah ini 12,0 % dari 418 sampel terdeteksi positif terinfeksi leptospirosis. Meningkat tahun 2007, 93% dari 667 sampel telah dikonfirmasi terinfeksi leptospirosis.
  • 4. Diagnosis yang cepat dan tepat dibutuhkan untuk memberikan terapi yang adekuat. Terapi secara umum adalah suportif dan pemberian antibiotik walaupun masih ada keraguan pada beberapa aspek terapi
  • 6. Keluhan Utama : Perempuan 63 tahun datang ke IGD dengan Pasien datang dengan keluhan demam sejak 5 hari yang lalu. Anamnesis Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien Mengeluh mual disertai dengan muntah sejak 5 hari yang lalu sekitar 3x/hari, namun hari ini tidak muntah. Pasien juga mengeluh BAB cair sejak 5 hari yang lalu sekitar 4-5x sehari, ampas(+), tidak ada lendir, tidak ada darah. Batuk(+) kering sejak 1 minggu, pilek (-), sesak nafas(-), nyeri dada(-). Betis kedua kaki dirasakan pasien pegal2 (+). Kencing seperti teh sejak 5 hari yang lalu. Nafsu makan menurun.
  • 7. RIwayat Pengobatan : Riwayat pengobatan di sangkal. Anamnesis Riwayat Penyakit Dahulu : Riwayat Penyakit Dahulu Disangkal Riwayat Psikososial : Sebelumnya pasien membersihkan rumah karena banjir
  • 8. Pemriksaan Fisik Tekanan Darah : 102 / 55 mmHg Pemeriksaan Nadi : 112x/menit Pemeriksaan RR : 22x/menit Pemeriksaan Suhu : 38 C Pemeriksaan Oksigen : 99% Conjunctiva pasien icterus, pemeriksaan fisik thorax normal, pemeriksaan abdomen bising usus + N, akral hangat kering merah dengan CRT <3 detik.
  • 9. Nama Hasil Satuan Nilai Normal Hemoglobin 15 g/dL 11.7 – 15.5 Jumlah eritrosit 5.14 10^6 / uL 3.8 – 5.20 Hematocrit 41.1 % 35.0 – 47.0 Jumlah leukosit 15.75 10^3/ ul 3.60 – 11.00 Ratio N/L 5.00 < 3.13 Jumlah Trombosit 91 10^3/ ul 150-400 MCV 80.0 fL 81.0 – 96.0 MCH 29.2 Pg 27.0 – 36.0 MCHC 36.5 g/L 31.0 – 37.0 PEMERIKSAAN PENUNJANG
  • 10. Nama Nilai Satuan Nilai Normal Billirubin total 33.9 mg/dL 0-1 Billirubin Direk 21.6 mg/dL 0-0.2 Billirubin Indirect 12.3 mg/dL SGOT 61 U/L 5-34 SGPT 43 U/L 0-55 Albumin Serum 2.64 g/dL 3.4-5.0 Glukosa Darah Acak 100 mg/dL 70-200 BUN 15.7 mg/dL 6-20 Kreatin Darah 12.9 Mg/dL 0.6-1.3 Natrium Darah 126 mmol/L 136 – 146 Kalium darah 4.7 mmol/L 3.5 – 5.0 PEMERIKSAAN PENUNJANG
  • 11. Pemeriksaan Xray A : Normal B : Normal C : Ukuran Jantung Normal D : Normal E : Tidak ada Efusi F : Paru Paru Tampak Normal G : Gastric Gas (+) H : Normal I : Normal
  • 13. Terapi Awal Terapi awal di IGD pasien mendapatkan Inf. Asering 500cc/1jam dilanjutkan inf Asering 14tpm, Inj. Ranitidin 1 amp, Inj. Ondansetron 1 amp, Inj. Parasetamol 1 gram, Attapulgite 3x2 tablet dan dipasang kateter. Pemeriksaan tanda tanda vital terbaru adalah GCS 456, TD 122/66 mmHg; nadi 108x/mnt; RR 20x/mnt; suhu 36.7 derajat, SpO2 98% spontan. Advis dokter spesialis penyakit dalam sebagai berikut : Cefoperazone sulbactam 3x1, Caps garam 3x1, Omeprazol 1x1 iv, Ondansetron 3x4 mg iv, Pro USG Abdomen, Curcuma 2x1, UDCA 2x1, Nocid 3x1, Cek HBsAg anti HCV anti HIV, Vit K K 3x1 iv, Cek IgM anti leptospirosis, Infus Livamin 500 cc per 24 jam, dan Pro hemodialysis.
  • 14. Pembahasan Pasien ini didiagnosis dengan Leptospirosis berat (Weil disease) karena pada anamnesis dan pemeriksaan fisik ditemukan tanda dan gejala leptospirosis dengan hasil pemeriksaan serologi positif leptospirosis. Dari anamnesis pada pasien ini ditemukan gejala seperti demam dan mual muntah, terlebih lagi pasien sebelumnya mengalami kondisi banjir dirumahnya. Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya ikterus.
  • 15. Pembahasan Infeksi leptospirosis pada pemeriksaan fisik pada umumnya didapatkan, demam, bradikardi, nyeri tekan otot gastrocnemius, hepatomegali, ikterus. Pada pemeriksaan darah lengkap penderita sesuai dengan gambaran leptospirosis dengan ditemukan adanya leukositosis dimana bila leukosit subnormal dengan neutrofilia maka akan sangat mungkin leptospirosis, pada kasus berat dapat terjadi trombositopenia. Pada pasien terjadi peningkatan SGOT dan SGPT karena terjadinya gangguan hati, diikuti dengan penurunan nilai albumin, terjadi juga peningkatan bilirubin dimana bilirubin direk lebih tinggi dari bilirubin indirek akibat kolestasis sesuai dengan gambaran leptospirosis.
  • 16. Pembahasan Pada pemeriksaan faal ginjal didapatkan peningkatan nilai BUN dan Kreatinin yang menunjukkan sudah terjadi kerusakan dari ginjal sesuai dengan keadaan pasien. Pada leptospirosis yang berat dapat terjadi kelainan pada jantung yang terlihat pada EKG namun pada pasien ini EKG dalam batas normal. Pada leptospirosis foto toraks dapat normal, dapat pula terjadi terjadi edema dan pendarahan yang mengakibatkan terjadinya haemorrhagic lobar pneumonia.
  • 17. Pembahasan Diagnosis pasti dari leptospirosis ditegakkan dengan ditemukannya bakteri pada biakan darah, air kemih atau cairan serebrospinal atau dengan ditemukannya antibodi terhadap bakteri di dalam darah serta dari serologi. Pada pasien ini didapatkan pemeriksaan serologi IgM Anti leptospirosis positif sehingga pasien sudah dapat di diagnosis pasti infeksi leptospirosis.
  • 18. Pembahasan Pada Weil disease yang merupakan leptospirosis berat adalah ditemukanya ikterus, tanda - tanda gangguan ginjal dan diathesis hemorrhagic dengan adanya trombositopenia dan sesuai dengan kondisi pasien saat baru masuk. Diagnosis acute kidney injury (AKI) ditegakkan bila peningkatan dari SCr ≥ 0,3 mg/dl (26,5 μmol/l) dalam 48 jam atau peningkatan SCr ≥ 1,5 kali dari nilai normal yang terjadi tidak lebih dari 7 hari atau dengan volume urine < 0,5 ml/kg/h dalam 6 jam. Pada pasien ini ditemukan serum kreatinin 12.9 mg/dl sehingga dapat dipastikan diagnosis AKI pada pasien kami.
  • 19. Pada pasien ditemukan adanya kadar BUN yang mencapai 157 mg/dl sehingga dilakukan hemodialisis elektif. Pembahasan Indikasi dilakukanya HD cito mengacu pada kriteria klinis keadaan umum yang buruk (ensefalopati uremikum, perikarditis uremikum, edema paru refrakter, overload cairan, anuria > 5 hari) dan kriteria laboratorium asidosis metabolic (pH <7,1), ureum darah >200 mg/dl, hiperkalemia >7 mEq/L.
  • 20. Pembahasan Pemberian antibiotik cefoperazone sulbactam tiga kali per hari sebagai terapi karena pemberian antibiotik pada leptospirosis. Pemberian obat antibiotik Ceftriaxone 1 gr/hari selama tujuh hari. Penggunaan cephalosporins digunakan secara equal untuk pengobatan leptospirosis berat dan ceftriaxone atau cefotaxime telah disetujui walaupun penggunaan penisilin masih direkomendasikan untuk kasus yang berat.
  • 21. Kesimpulan • Leptospirosis adalah penyakit yang dapat diobati yang umumnya terlihat di negara berpenghasilan rendah dan berkembang. • Manifestasi klinis dan tingkat keparahan penyakit sangat bervariasi. • Tes diagnostik yang efisien dan parameter laboratorium klinis telah ditetapkan untuk memastikan adanya penyakit. • Modalitas pengobatan yang tersedia untuk penyakit tropis yang ditularkan melalui vektor melibatkan penggunaan antibiotik seperti ampisilin, doksisiklin, yang dosisnya bergantung pada prognosis pasien dan perkembangan penyakit.