SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
Download to read offline
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan Nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan yang
berkesinambungan yang meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa, dan
negara. Mempercepat pembangunan ekonomi daerah yang efektif dan kuat dengan
memberdayakan pelaku dan potensi ekonomi daerah, serta memperhatikan
penataan ruang fisik maupun sosial sehingga terjadi pemerataan pertumbuhan
ekonomi sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah (GBHN, 1999) merupakan
tujuan dari pembangunan nasional, serta untuk mencapai tingkat pembangunan
yang tinggi dan tetap menjaga kestabilan ekonomi.
Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses di mana
pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumberdaya-sumberdaya yang
ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor
swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang
perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah tersebut.
(Lincolin Arsyad, 2010). Oleh karena itu pemerintah pusat memberikan
kesempatan kepada pemerintah daerah untuk mengatur rumah tangganya sendiri
dalam pelaksanaan pembangunan untuk meningkatkan kinerja daerah dan
kesejahteraan masyarakat. Untuk itu tahun 2000 diberlakukan otonomi daerah
yang ditandai dengan dikeluarkannya Undang-Undang No 22 Tahun 1999 yang
2
diperbaharui dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang
Pemerintahan Daerah.
Otonomi daerah berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
Tentang Pemerintahan Daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah
otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Salah satu maksud pemberian hak otonomi daerah agar pemerintah daerah dapat
menggali potensi dan sumber-sumber keuangan daerah guna membiayai
pelaksanaan pembangunan dan memaksimalkan penerimaan daerahnya, termasuk
memaksimalkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Pajak Daerah di daerah
otonom bersangkutan. Daerah otonom adalah kesatuan masyarakat hukum yang
mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri
berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Visi otonomi daerah di bidang ekonomi adalah otonomi daerah di satu
pihak harus menjamin lancarnya pelaksanaan kebijakan ekonomi nasional di
daerah, dan di lain pihak terbukanya peluang bagi pemerintah daerah dalam
mengembangkan kebijakan regional dan lokal untuk mengoptimalkan
pendayagunaan potensi ekonomi di daerahnya (Rasyid, 2005). Salah satu bentuk
kebijakan pelaksanaan visi bidang ekonomi adalah kebijakan penerimaan daerah
(termasuk perpajakan). Dimana pemerintah daerah diberikan kebebasan untuk
3
mencari sumber penerimaan daerahnya yang dapat mendukung anggaran
pengeluaran daerahnya.
Sumber-sumber potensi pendapatan daerah yang dimiliki oleh suatu
daerah akan mempengaruhi kekuatan keuangan sekaligus menentukan tingkat
kemandirian suatu daerah otonom. Semakin besar penerimaan PAD suatu daerah,
maka semakin rendah tingkat ketergantungan pemerintah daerah tersebut terhadap
pemerintah pusat. Sebaliknya, semakin rendah penerimaan PAD suatu daerah,
maka semakin tinggi tingkat ketergantungan pemerintah daerah tersebut terhadap
pemerintah pusat. Oleh karena itu, pemerintah daerah dituntut optimal dalam
menggali sumber pendapatan di daerahnya dalam rangka memperoleh devisa dan
mengakumulasi dana bagi daerahnya guna melaksanakan pembangunan.
Dengan demikian peran Pendapatan Asli Daerah (PAD) menjadi sangat
penting sebagai sumber pembiayaan pemerintah daerah karena merupakan tolak
ukur dalam pelaksanaan otonomi daerah, dimana proporsi PAD terhadap total
penerimaan merupakan indikasi “Derajat Kemandirian” keuangan suatu
pemerintah daerah. Sumber-sumber PAD sebenarnya sangatlah diharapkan dapat
menjadi salah satu solusi bagi pendanaan daerah dan diharapkan menjadi
penyangga utama dalam membiayai kegiatan-kegiatan daerahnya. Semakin
banyak kebutuhan daerah yang dapat dibiayai dengan PAD, maka akan semakin
tinggi kualitas otonominya (Dini Nurmayasari, 2010).
Salah satu komponen Pendapatan Asli Daerah yang mempunyai kontribusi
dan potensi terbesar di Kota Yogyakarta adalah pajak daerah. Pajak daerah adalah
iuran wajib kepada daerah oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
4
dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk
keperluan daerah. Beberapa macam pajak yang dipungut oleh pemerintah Kota
Yogyakarta diantaranya yaitu Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Reklame, Pajak
Hiburan, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Parkir, Pajak Air Bawah Tanah, Pajak
Bumi dan Bangunan (PBB), Pajak Sarang Burung Walet, dan Bea Perolehan Hak
Atas Tanah Dan Bangunan (BPHTB).
Terdapat satu jenis pajak yang menarik dari semua pajak yang dikelola
oleh Pemerintah Kota Yogyakarta, yaitu pajak reklame. Pajak reklame adalah
pajak atas penyelenggaraan reklame. Pajak reklame dikenakan dengan alasan
bahwa reklame dipergunakan untuk memperkenalkan, menganjurkan atau
memujikan suatu barang, jasa atau orang yang ditempatkan atau yang dapat
dilihat, dibaca, dan didengarkan dari suatu tempat umum, kecuali yang dilakukan
oleh pemerintah.
Mencermati penerimaan Pendapatan Asli Daerah, Pajak Daerah dan Pajak
Reklame Kota Yogyakarta pada 2010:Q1 – 2012:Q4 seperti yang terlihat pada
Tabel 1.1, diketahui bahwa nilai dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) mengalami
peningkatan dengan nilai pertumbuhan cenderung meningkat. Hal tersebut tidak
jauh berbeda jika dibandingkan dengan pertumbuhan Pajak Daerah yang
mengalami peningkatan cukup signifikan. Sementara penerimaan pajak reklame
mengalami peningkatan beberapa tahun terakhir walaupun mempunyai
pertumbuhan yang relatif rendah dan tidak sebanding dengan pertumbuhan
penerimaan pajak yang lain secara keseluruhan.
5
Tabel 1.1
Pendapatan Asli Daerah, Pajak Daerah dan Pajak Reklame Kota Yogyakarta
2010:Q1 - 2012:Q4 (Rp)
Tahun
dan
Kuartal
Pendapatan
Asli Daerah
(Rp)
Pertum
buhan
PAD
(%)
Pajak Daerah
(Rp)
Pertum
buhan
PD
(%)
Pajak
Reklame
(Rp)
Pertum
buhan
PR
(%)
2012:Q1 72.036.157.892 43,45 46.639.587.326 28,82 1.492.468.321 16,38
2012:Q2 79.854.881.562 47,19 50.121.894.872 30,90 1.547.470.333 16,05
2012:Q3 88.619.263.472 49,60 53.953.651.116 32,49 1.603.466.274 15,74
2012:Q4 98.329.303.622 50,90 58.134.856.060 33,62 1.660.456.144 15,43
2011:Q1 50.217.845.602 19,73 36.204.844.131 16,51 1.282.399.556 11,52
2011:Q2 54.253.936.316 24,56 38.289.356.881 19,63 1.333.425.854 16,55
2011:Q3 59.235.685.268 29,72 40.723.318.331 22,64 1.385.446.081 19,76
2011:Q4 65.163.092.460 35,02 43.506.728.479 25,47 1.438.460.237 21,05
2010:Q1 41.942.759.930 10,15 31.074.961.965 6,71 1.149.929.080 -9,40
2010:Q2 43.556.765.010 9,66 32.007.095.479 7,57 1.144.097.865 -9,65
2010:Q3 45.662.912.555 10,86 33.206.872.505 9,23 1.156.887.844 -7,90
2010:Q4 48.261.202.564 13,60 34.674.293.044 11,66 1.188.299.019 -4,08
Sumber : DPDPK Kota Yogyakarta,diolah
Bila dilihat dari kontribusinya bagi Pajak Daerah, Pajak Reklame sebagai
salah satu sumber pendapatan daerah yang berpotensi dan dapat memberikan
kontribusi yang maksimal apabila dilakukan pemungutan secara efisien, efektif,
dan transparan sehingga dapat lebih berperan dalam usaha peningkatan
Pendapatan Asli Daerah di Kota Yogyakarta. Mencermati perkembangan
kontribusi pajak reklame terhadap pajak daerah sesuai yang terlihat pada Gambar
1.2 terlihat kontribusi pajak reklame mengalami penurunan, namun realisasi
penerimaan pajak reklame setiap kuartalnya mengalami peningkatan walaupun
masih cukup kecil dibanding jenis pajak lain yaitu rata-rata sebesar
Rp3.851.211.672/tahun. Hal ini membuktikan bahwa pajak reklame bukan pajak
unggulan di Kota Yogyakarta. Tetapi cukup menarik untuk diteliti, melihat
6
kenyataan di lapangan banyak reklame ditemukan di tempat-tempat umum
maupun di ruas jalan namun kontribusinya masih kecil.
Mencermati perkembangan penerimaan dan kontribusi pajak reklame Kota
Yogyakarta terlihat ada beberapa faktor yang menyebabkan penerimaan pajak
reklame relatif kecil. Menurut Dini Nurmayasari (2010), dalam penelitiannya
membuktikan bahwa jumlah penduduk berpengaruh terhadap jumlah penerimaan
Pajak Reklame. Pertumbuhan penduduk dan angkatan kerja dianggap sebagai
salah satu faktor yang positif dalam memacu pertumbuhan ekonomi. Penduduk
dianggap sebagai pemacu pembangunan. Banyaknya jumlah penduduk akan
memacu kegiatan produksi, konsumsi dari penduduk inilah yang akan
menimbulkan permintaan agregat. Pada gilirannya, peningkatan konsumsi agregat
memungkinkan usaha-usaha produktif berkembang, begitu pula perekonomian
secara keseluruhan (Dumairy, 1999).
Gambar 1.1
Kontribusi Pajak Reklame terhadap Pajak Daerah Kota
Yogyakarta, 2010:Q1 – 2012:Q4 (%)
Sumber : DPDPK Kota Yogyakarta, diolah
7
Nurmayasari (2010) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa PDRB
berpengaruh terhadap penerimaan pajak reklame. PDRB merupakan jumlah nilai
tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah/wilayah
tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh
seluruh unit kegiatan ekonomi dalam suatu daerah/wilayah pada suatu periode
tertentu (BPS, 2009). Salah satu faktor penting untuk mengetahui kondisi
ekonomi di suatu wilayah tertentu dalam suatu periode tertentu dapat ditunjukkan
oleh data PDRB daerah tersebut. Apabila nilai PDRB mengalami peningkatan
maka akan membawa pengaruh positif pada kenaikan penerimaan daerah.
Semakin tinggi pendapatan seseorang maka akan semakin tinggi pula kemampuan
seseorang untuk membayar berbagai pungutan yang ditetapkan pemerintah,
sehingga semakin tinggi pula kemampuan masyarakat daerah tersebut untuk
membayar pajak daerah yang digunakan untuk membiayai pengeluaran rutin dan
pengeluaran pembangunan pemerintah (Mardiasmo, 2000 dalam Dini
Nurmayasari).
Menurut Vera Fransisca P (2013) dan Dini Nurmayasari (2010) jumlah
industri mempunyai pengaruh positif terhadap penerimaan pajak reklame. Jumlah
industri adalah jumlah usaha industri baik industri kecil, menengah maupun besar
yang ada di Kota Yogyakarta. Industri yang menggunakan jasa pemasangan
reklame secara otomatis akan mempengaruhi besarnya PAD yang diterima Kota
Yogyakarta. Hal ini disebabkan apabila suatu industri yang ingin memasarkan
produknya dapat menggunakan atau memasang reklame agar dapat diketahui oleh
masayarakat. Bertambahnya jumlah industri yang memasang reklame
8
mengakibatkan obyek pajak bertambah luas, sehingga penerimaan daerah pun
meningkat.
Altim Setiawan (2009) menyimpulkan dalam penelitiannya bahwa
klasifikasi jalan merupakan prioritas utama dalam tingkat kepentingan nilai
strategis lokasi pemasangan reklame, urutan berikutnya adalah sudut pandang,
ketinggian dan guna lahan. Secara tidak langsung faktor-faktor tersebut
mempengaruhi nilai penerimaan pajak reklame. Sementara Vera Fransisca Pesik
(2012) menyimpulkan kelas jalan berpengaruh terhadap penerimaan pajak
reklame. Hal ini menunjukkan panjang jalan disuatu daerah mempengaruhi
tingkat penerimaan pajak reklame. Semakin panjang jalan semakin banyak pilihan
ruang untuk tempat pemasangan reklame. Penggunaan ruas jalan untuk
penempatan reklame sebagai media promosi dan publikasi suatu produk ataupun
kegiatan merupakan hal yang lazim dilihat disepanjang jalan baik di pertigaan
jalan, perempatan jalan maupun jalan-jalan yang ramai dilalui. Panjang jalan yang
dimaksud disini adalah panjang jalan secara keseluruhan yang ada di Kota
Yogyakarta.
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk
mengadakan penelitian lebih lanjut, yang dituangkan dalam bentuk usulan
penelitian dengan judul “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Penerimaan Pajak Reklame Kota Yogyakarta Periode 2003:Q1 – 2012:Q4”.
9
B. Batasan Masalah
Sehubungan dengan faktor keterbatasan yang ada dan mengingat
banyaknya faktor yang mempengaruhi penerimaan pajak reklame, maka peneliti
hanya membahas pada :
1. Variabel-variabel yang dianggap berpengaruh terhadap besar kecilnya
penerimaan pajak reklame Kota Yogyakarta yaitu PDRB, jumlah penduduk,
jumlah industri, dan panjang jalan.
2. Data yang digunakan adalah data kuartal yaitu tahun 2003:Q1- 2012:Q4 terdiri
atas :
a. Penerimaan Pajak Reklame.
b. Produk Domestik Regional Bruto.
c. Jumlah Penduduk.
d. Jumlah Industri.
e. Panjang jalan
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang penelitian tersebut diatas, maka
peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh PDRB terhadap penerimaan Pajak Reklame Kota
Yogyakarta?
2. Bagaimana pengaruh jumlah penduduk terhadap penerimaan Pajak Reklame
Kota Yogyakarta?
10
3. Bagaimana pengaruh jumlah industri terhadap penerimaan Pajak Reklame
Kota Yogyakarta?
4. Bagaimana pengaruh panjang jalan terhadap penerimaan Pajak Reklame Kota
Yogyakarta?
5. Bagaimana pengaruh jumlah penduduk, jumah industri, panjang jalan dan
PDRB secara bersama terhadap penerimaan Pajak Reklame Kota Yogyakarta?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi penerimaan pajak reklame Kota Yogyakarta. Adapun tujuan yang
ingin dicapai dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengidentifikasi pengaruh PDRB terhadap penerimaan Pajak Reklame
Kota Yogyakarta.
2. Untuk mengidentifikasi pengaruh jumlah penduduk terhadap penerimaan
Pajak Reklame Kota Yogyakarta.
3. Untuk mengidentifikasi pengaruh jumlah industri terhadap penerimaan Pajak
Reklame Kota Yogyakarta.
4. Untuk mengidentifikasi pengaruh panjang jalan terhadap penerimaan Pajak
Reklame Kota Yogyakarta.
5. Untuk mengidentifikasi pengaruh PDRB, jumlah penduduk, jumlah industri,
dan panjang jalan terhadap penerimaan Pajak Reklame Kota Yogyakarta.
11
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian tersebut adalah :
1. Bagi Penulis.
Menambah khasanah keilmuan serta sumber pustaka (referensi) dalam bidang
pengembangan potensi Pajak Daerah di Kota Yogyakarta, khususnya Pajak
Reklame.
2. Bagi Masyarakat.
Sebagai acuan bagi masyarakat terutama wajib pajak untuk menyadari
pentingnya membayar pajak reklame.
3. Bagi Pemerintah.
a. Sebagai bahan masukan bagi para pengambil keputusan untuk
merumuskan kebijakan strategis untuk meningkatkan realisasi penerimaan
Pajak Reklame Kota Yogyakarta.
b. Diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi Pemerintah Kota
Yogyakarta dan Dinas Pajak Daerah dan Pengelolaan Keuangan (DPDPK)
Kota Yogyakarta dalam menerapkan kebijakan dalam rangka
meningkatkan realisasi penerimaan Pajak Reklame Kota Yogyakarta.
4. Bagi Pembaca.
Sebagai bahan informasi dan dapat dijadikan referensi bagi penelitian-
penelitian selanjutnya tentang peningkatan penerimaan Pajak Reklame Kota
Yogyakarta.

More Related Content

What's hot

Tugas Ekonomi, Dhanny Deswita Maheswari, Ranti Pusriana, Perpajakan, SMAN 12 ...
Tugas Ekonomi, Dhanny Deswita Maheswari, Ranti Pusriana, Perpajakan, SMAN 12 ...Tugas Ekonomi, Dhanny Deswita Maheswari, Ranti Pusriana, Perpajakan, SMAN 12 ...
Tugas Ekonomi, Dhanny Deswita Maheswari, Ranti Pusriana, Perpajakan, SMAN 12 ...dhanny deswita
 
Tugas ekonomi,Enggar fajri hasti,Ranti,Perpajakan Indonesia,SMA 12 Tanggerang...
Tugas ekonomi,Enggar fajri hasti,Ranti,Perpajakan Indonesia,SMA 12 Tanggerang...Tugas ekonomi,Enggar fajri hasti,Ranti,Perpajakan Indonesia,SMA 12 Tanggerang...
Tugas ekonomi,Enggar fajri hasti,Ranti,Perpajakan Indonesia,SMA 12 Tanggerang...enggar fajri hasti
 
Tugas ekonomi,Enggar fajri hasti,Ranti Pusriana S.pd,Perpajakan Indonesia,SMA...
Tugas ekonomi,Enggar fajri hasti,Ranti Pusriana S.pd,Perpajakan Indonesia,SMA...Tugas ekonomi,Enggar fajri hasti,Ranti Pusriana S.pd,Perpajakan Indonesia,SMA...
Tugas ekonomi,Enggar fajri hasti,Ranti Pusriana S.pd,Perpajakan Indonesia,SMA...enggar fajri hasti
 
Tugas Ekonomi, Dhanny Deswita Maheswari, Ranti Pusriana, Perpajakan, SMAN 12 ...
Tugas Ekonomi, Dhanny Deswita Maheswari, Ranti Pusriana, Perpajakan, SMAN 12 ...Tugas Ekonomi, Dhanny Deswita Maheswari, Ranti Pusriana, Perpajakan, SMAN 12 ...
Tugas Ekonomi, Dhanny Deswita Maheswari, Ranti Pusriana, Perpajakan, SMAN 12 ...dhanny deswita
 
ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH ...
ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH ...ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH ...
ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH ...STIE Mulia Pratama
 
Catatan singkat pembahasan paket ruu reformasi perpajakan umi hanik
Catatan singkat pembahasan paket ruu reformasi perpajakan umi hanikCatatan singkat pembahasan paket ruu reformasi perpajakan umi hanik
Catatan singkat pembahasan paket ruu reformasi perpajakan umi hanikUmi Hanik
 
253 article text-753-1-10-20191219 -desy amaliati setiawan-penelitian
253 article text-753-1-10-20191219 -desy amaliati setiawan-penelitian253 article text-753-1-10-20191219 -desy amaliati setiawan-penelitian
253 article text-753-1-10-20191219 -desy amaliati setiawan-penelitianSEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA
 
Desentralisasi fiskal di indonesia : Permasalahan dan Pencapaian
Desentralisasi fiskal di indonesia : Permasalahan dan PencapaianDesentralisasi fiskal di indonesia : Permasalahan dan Pencapaian
Desentralisasi fiskal di indonesia : Permasalahan dan PencapaianIsnu Rahadi Wiratama
 
analisis sumber penerimaan bontang
analisis sumber penerimaan bontanganalisis sumber penerimaan bontang
analisis sumber penerimaan bontangMuhammad Amri
 
Pengaruh retribusi pelayanan pasar terhadap retribusi daerah sebagai sumber p...
Pengaruh retribusi pelayanan pasar terhadap retribusi daerah sebagai sumber p...Pengaruh retribusi pelayanan pasar terhadap retribusi daerah sebagai sumber p...
Pengaruh retribusi pelayanan pasar terhadap retribusi daerah sebagai sumber p...Aktfe Ummy
 

What's hot (15)

Tugas Ekonomi, Dhanny Deswita Maheswari, Ranti Pusriana, Perpajakan, SMAN 12 ...
Tugas Ekonomi, Dhanny Deswita Maheswari, Ranti Pusriana, Perpajakan, SMAN 12 ...Tugas Ekonomi, Dhanny Deswita Maheswari, Ranti Pusriana, Perpajakan, SMAN 12 ...
Tugas Ekonomi, Dhanny Deswita Maheswari, Ranti Pusriana, Perpajakan, SMAN 12 ...
 
Tugas ekonomi,Enggar fajri hasti,Ranti,Perpajakan Indonesia,SMA 12 Tanggerang...
Tugas ekonomi,Enggar fajri hasti,Ranti,Perpajakan Indonesia,SMA 12 Tanggerang...Tugas ekonomi,Enggar fajri hasti,Ranti,Perpajakan Indonesia,SMA 12 Tanggerang...
Tugas ekonomi,Enggar fajri hasti,Ranti,Perpajakan Indonesia,SMA 12 Tanggerang...
 
Pad sintang
Pad sintangPad sintang
Pad sintang
 
Tugas ekonomi,Enggar fajri hasti,Ranti Pusriana S.pd,Perpajakan Indonesia,SMA...
Tugas ekonomi,Enggar fajri hasti,Ranti Pusriana S.pd,Perpajakan Indonesia,SMA...Tugas ekonomi,Enggar fajri hasti,Ranti Pusriana S.pd,Perpajakan Indonesia,SMA...
Tugas ekonomi,Enggar fajri hasti,Ranti Pusriana S.pd,Perpajakan Indonesia,SMA...
 
Tugas Ekonomi, Dhanny Deswita Maheswari, Ranti Pusriana, Perpajakan, SMAN 12 ...
Tugas Ekonomi, Dhanny Deswita Maheswari, Ranti Pusriana, Perpajakan, SMAN 12 ...Tugas Ekonomi, Dhanny Deswita Maheswari, Ranti Pusriana, Perpajakan, SMAN 12 ...
Tugas Ekonomi, Dhanny Deswita Maheswari, Ranti Pusriana, Perpajakan, SMAN 12 ...
 
Analisis Ksesenjangan Pajak
Analisis Ksesenjangan PajakAnalisis Ksesenjangan Pajak
Analisis Ksesenjangan Pajak
 
ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH ...
ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH ...ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH ...
ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH ...
 
Catatan singkat pembahasan paket ruu reformasi perpajakan umi hanik
Catatan singkat pembahasan paket ruu reformasi perpajakan umi hanikCatatan singkat pembahasan paket ruu reformasi perpajakan umi hanik
Catatan singkat pembahasan paket ruu reformasi perpajakan umi hanik
 
Pengelolaan SPT PPN
Pengelolaan SPT PPNPengelolaan SPT PPN
Pengelolaan SPT PPN
 
makalah pajak
makalah pajakmakalah pajak
makalah pajak
 
222
222222
222
 
253 article text-753-1-10-20191219 -desy amaliati setiawan-penelitian
253 article text-753-1-10-20191219 -desy amaliati setiawan-penelitian253 article text-753-1-10-20191219 -desy amaliati setiawan-penelitian
253 article text-753-1-10-20191219 -desy amaliati setiawan-penelitian
 
Desentralisasi fiskal di indonesia : Permasalahan dan Pencapaian
Desentralisasi fiskal di indonesia : Permasalahan dan PencapaianDesentralisasi fiskal di indonesia : Permasalahan dan Pencapaian
Desentralisasi fiskal di indonesia : Permasalahan dan Pencapaian
 
analisis sumber penerimaan bontang
analisis sumber penerimaan bontanganalisis sumber penerimaan bontang
analisis sumber penerimaan bontang
 
Pengaruh retribusi pelayanan pasar terhadap retribusi daerah sebagai sumber p...
Pengaruh retribusi pelayanan pasar terhadap retribusi daerah sebagai sumber p...Pengaruh retribusi pelayanan pasar terhadap retribusi daerah sebagai sumber p...
Pengaruh retribusi pelayanan pasar terhadap retribusi daerah sebagai sumber p...
 

Similar to Latar Belakang Penelitian

120-Article Text-143-1-10-20190718.pdf
120-Article Text-143-1-10-20190718.pdf120-Article Text-143-1-10-20190718.pdf
120-Article Text-143-1-10-20190718.pdfsultansahrir1
 
Kontribusi dan efektivitas pad candra 2015
Kontribusi dan efektivitas  pad  candra  2015Kontribusi dan efektivitas  pad  candra  2015
Kontribusi dan efektivitas pad candra 2015candra romanda
 
Ekbis vol 2 2019 (autosaved) haris
Ekbis vol 2 2019 (autosaved) harisEkbis vol 2 2019 (autosaved) haris
Ekbis vol 2 2019 (autosaved) harisHARISMM1
 
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PAJAK REKLAME DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN AS...
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PAJAK REKLAME DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN AS...IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PAJAK REKLAME DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN AS...
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PAJAK REKLAME DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN AS...fekonunisalab
 
Pembangunan ekonoi daerah
Pembangunan ekonoi daerahPembangunan ekonoi daerah
Pembangunan ekonoi daerahsuhemah emah
 
121338083 pengaruh-pemeriksaan-pajak-daerah-terhadap-penerimaan-pajak-daerah-...
121338083 pengaruh-pemeriksaan-pajak-daerah-terhadap-penerimaan-pajak-daerah-...121338083 pengaruh-pemeriksaan-pajak-daerah-terhadap-penerimaan-pajak-daerah-...
121338083 pengaruh-pemeriksaan-pajak-daerah-terhadap-penerimaan-pajak-daerah-...Operator Warnet Vast Raha
 
Dampak pemekaran wilayah terhadap kesejahteraan masyarakat
Dampak pemekaran wilayah terhadap kesejahteraan masyarakatDampak pemekaran wilayah terhadap kesejahteraan masyarakat
Dampak pemekaran wilayah terhadap kesejahteraan masyarakatOperator Warnet Vast Raha
 
Sistem Perpajakan Indonesia
Sistem Perpajakan IndonesiaSistem Perpajakan Indonesia
Sistem Perpajakan IndonesiaPutri Shafira
 
Pp seminsr efektifitas pemungutan pajak restoran kota palembang
Pp seminsr efektifitas pemungutan pajak restoran kota palembangPp seminsr efektifitas pemungutan pajak restoran kota palembang
Pp seminsr efektifitas pemungutan pajak restoran kota palembangfaniaelisa17
 
Apbn dan apbd
Apbn dan apbdApbn dan apbd
Apbn dan apbdalfaii
 
Jurnal lq ekbisAPLIKASI LOCATION QUOTIENT (LQ) SEBAGAI METODE PENENTUAN KOMOD...
Jurnal lq ekbisAPLIKASI LOCATION QUOTIENT (LQ) SEBAGAI METODE PENENTUAN KOMOD...Jurnal lq ekbisAPLIKASI LOCATION QUOTIENT (LQ) SEBAGAI METODE PENENTUAN KOMOD...
Jurnal lq ekbisAPLIKASI LOCATION QUOTIENT (LQ) SEBAGAI METODE PENENTUAN KOMOD...Ronykur Ronykur
 
Sukma dewi oktavianti Artikel Mata Kuliah Aplikasi Perpajakan tentang PPN
Sukma dewi oktavianti Artikel Mata Kuliah Aplikasi Perpajakan tentang PPNSukma dewi oktavianti Artikel Mata Kuliah Aplikasi Perpajakan tentang PPN
Sukma dewi oktavianti Artikel Mata Kuliah Aplikasi Perpajakan tentang PPNSukmaDewi13
 

Similar to Latar Belakang Penelitian (20)

Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
120-Article Text-143-1-10-20190718.pdf
120-Article Text-143-1-10-20190718.pdf120-Article Text-143-1-10-20190718.pdf
120-Article Text-143-1-10-20190718.pdf
 
Kontribusi dan efektivitas pad candra 2015
Kontribusi dan efektivitas  pad  candra  2015Kontribusi dan efektivitas  pad  candra  2015
Kontribusi dan efektivitas pad candra 2015
 
Ekbis vol 2 2019 (autosaved) haris
Ekbis vol 2 2019 (autosaved) harisEkbis vol 2 2019 (autosaved) haris
Ekbis vol 2 2019 (autosaved) haris
 
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PAJAK REKLAME DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN AS...
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PAJAK REKLAME DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN AS...IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PAJAK REKLAME DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN AS...
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PAJAK REKLAME DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN AS...
 
Keuangan negara
Keuangan negaraKeuangan negara
Keuangan negara
 
Pembangunan ekonoi daerah
Pembangunan ekonoi daerahPembangunan ekonoi daerah
Pembangunan ekonoi daerah
 
121338083 pengaruh-pemeriksaan-pajak-daerah-terhadap-penerimaan-pajak-daerah-...
121338083 pengaruh-pemeriksaan-pajak-daerah-terhadap-penerimaan-pajak-daerah-...121338083 pengaruh-pemeriksaan-pajak-daerah-terhadap-penerimaan-pajak-daerah-...
121338083 pengaruh-pemeriksaan-pajak-daerah-terhadap-penerimaan-pajak-daerah-...
 
Tubes Pengek Smt 2
Tubes Pengek Smt 2Tubes Pengek Smt 2
Tubes Pengek Smt 2
 
Dampak pemekaran wilayah terhadap kesejahteraan masyarakat
Dampak pemekaran wilayah terhadap kesejahteraan masyarakatDampak pemekaran wilayah terhadap kesejahteraan masyarakat
Dampak pemekaran wilayah terhadap kesejahteraan masyarakat
 
Sistem Perpajakan Indonesia
Sistem Perpajakan IndonesiaSistem Perpajakan Indonesia
Sistem Perpajakan Indonesia
 
Makalah pajak daerah
Makalah pajak daerahMakalah pajak daerah
Makalah pajak daerah
 
BAB 1 (Autosaved).docx
BAB 1 (Autosaved).docxBAB 1 (Autosaved).docx
BAB 1 (Autosaved).docx
 
Pp seminsr efektifitas pemungutan pajak restoran kota palembang
Pp seminsr efektifitas pemungutan pajak restoran kota palembangPp seminsr efektifitas pemungutan pajak restoran kota palembang
Pp seminsr efektifitas pemungutan pajak restoran kota palembang
 
Makalah masalah dan potensi daerah
Makalah masalah dan potensi daerahMakalah masalah dan potensi daerah
Makalah masalah dan potensi daerah
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Apbn dan apbd
Apbn dan apbdApbn dan apbd
Apbn dan apbd
 
Jurnal lq ekbisAPLIKASI LOCATION QUOTIENT (LQ) SEBAGAI METODE PENENTUAN KOMOD...
Jurnal lq ekbisAPLIKASI LOCATION QUOTIENT (LQ) SEBAGAI METODE PENENTUAN KOMOD...Jurnal lq ekbisAPLIKASI LOCATION QUOTIENT (LQ) SEBAGAI METODE PENENTUAN KOMOD...
Jurnal lq ekbisAPLIKASI LOCATION QUOTIENT (LQ) SEBAGAI METODE PENENTUAN KOMOD...
 
138 293-1-pb
138 293-1-pb138 293-1-pb
138 293-1-pb
 
Sukma dewi oktavianti Artikel Mata Kuliah Aplikasi Perpajakan tentang PPN
Sukma dewi oktavianti Artikel Mata Kuliah Aplikasi Perpajakan tentang PPNSukma dewi oktavianti Artikel Mata Kuliah Aplikasi Perpajakan tentang PPN
Sukma dewi oktavianti Artikel Mata Kuliah Aplikasi Perpajakan tentang PPN
 

More from Opissen Yudisyus

Uji error correction model (ecm) dengan eviews
Uji error correction model (ecm) dengan eviewsUji error correction model (ecm) dengan eviews
Uji error correction model (ecm) dengan eviewsOpissen Yudisyus
 
Khutbah idul fitri ramadhan mengajarkan komitmen 2017
Khutbah idul fitri ramadhan mengajarkan komitmen 2017Khutbah idul fitri ramadhan mengajarkan komitmen 2017
Khutbah idul fitri ramadhan mengajarkan komitmen 2017Opissen Yudisyus
 
Khutbah idul fitri ramadhan membentuk kepribadian yang shalih
Khutbah idul fitri  ramadhan membentuk kepribadian yang shalihKhutbah idul fitri  ramadhan membentuk kepribadian yang shalih
Khutbah idul fitri ramadhan membentuk kepribadian yang shalihOpissen Yudisyus
 
Afta ancaman atau tantangan
Afta ancaman atau tantanganAfta ancaman atau tantangan
Afta ancaman atau tantanganOpissen Yudisyus
 
Pemikiran ekonomi al ghazali
Pemikiran ekonomi al ghazaliPemikiran ekonomi al ghazali
Pemikiran ekonomi al ghazaliOpissen Yudisyus
 
Uji asumsi klasik dengan data panel
Uji asumsi klasik dengan data panelUji asumsi klasik dengan data panel
Uji asumsi klasik dengan data panelOpissen Yudisyus
 
Analisis Uji asumsi klasik dengan Eviews
Analisis Uji asumsi klasik dengan EviewsAnalisis Uji asumsi klasik dengan Eviews
Analisis Uji asumsi klasik dengan EviewsOpissen Yudisyus
 
Tutorial pool data dengan eviews
Tutorial pool data dengan eviewsTutorial pool data dengan eviews
Tutorial pool data dengan eviewsOpissen Yudisyus
 
Regresi data panel dengan eviews
Regresi data panel dengan eviewsRegresi data panel dengan eviews
Regresi data panel dengan eviewsOpissen Yudisyus
 
Human capital ( mutu modal manusia)
Human capital ( mutu modal manusia)Human capital ( mutu modal manusia)
Human capital ( mutu modal manusia)Opissen Yudisyus
 
keberlanjutan & kelangkaan Sumber daya alam
 keberlanjutan & kelangkaan Sumber daya alam keberlanjutan & kelangkaan Sumber daya alam
keberlanjutan & kelangkaan Sumber daya alamOpissen Yudisyus
 
Strategi dominan & keseimbangan nash
Strategi dominan & keseimbangan nashStrategi dominan & keseimbangan nash
Strategi dominan & keseimbangan nashOpissen Yudisyus
 
analisis bcg ( Boston consulting group)
analisis bcg ( Boston consulting group)analisis bcg ( Boston consulting group)
analisis bcg ( Boston consulting group)Opissen Yudisyus
 
Pengertian nilai dan penilaian aset
Pengertian nilai dan penilaian asetPengertian nilai dan penilaian aset
Pengertian nilai dan penilaian asetOpissen Yudisyus
 
Penetapan harga dan penggunaan faktor produksi
Penetapan harga dan penggunaan faktor produksiPenetapan harga dan penggunaan faktor produksi
Penetapan harga dan penggunaan faktor produksiOpissen Yudisyus
 
Pasar Oligopoli game theory
Pasar Oligopoli   game theoryPasar Oligopoli   game theory
Pasar Oligopoli game theoryOpissen Yudisyus
 
krisis moneter perspektif moneter islam
krisis moneter perspektif moneter islamkrisis moneter perspektif moneter islam
krisis moneter perspektif moneter islamOpissen Yudisyus
 
Fungsi & peranan uang dalam perekonomian
Fungsi & peranan uang dalam perekonomianFungsi & peranan uang dalam perekonomian
Fungsi & peranan uang dalam perekonomianOpissen Yudisyus
 
Instruksi permainan outbound
Instruksi permainan outboundInstruksi permainan outbound
Instruksi permainan outboundOpissen Yudisyus
 

More from Opissen Yudisyus (20)

Uji error correction model (ecm) dengan eviews
Uji error correction model (ecm) dengan eviewsUji error correction model (ecm) dengan eviews
Uji error correction model (ecm) dengan eviews
 
Khutbah idul fitri ramadhan mengajarkan komitmen 2017
Khutbah idul fitri ramadhan mengajarkan komitmen 2017Khutbah idul fitri ramadhan mengajarkan komitmen 2017
Khutbah idul fitri ramadhan mengajarkan komitmen 2017
 
Khutbah idul fitri ramadhan membentuk kepribadian yang shalih
Khutbah idul fitri  ramadhan membentuk kepribadian yang shalihKhutbah idul fitri  ramadhan membentuk kepribadian yang shalih
Khutbah idul fitri ramadhan membentuk kepribadian yang shalih
 
Afta ancaman atau tantangan
Afta ancaman atau tantanganAfta ancaman atau tantangan
Afta ancaman atau tantangan
 
Pemikiran ekonomi al ghazali
Pemikiran ekonomi al ghazaliPemikiran ekonomi al ghazali
Pemikiran ekonomi al ghazali
 
Uji asumsi klasik dengan data panel
Uji asumsi klasik dengan data panelUji asumsi klasik dengan data panel
Uji asumsi klasik dengan data panel
 
Analisis Uji asumsi klasik dengan Eviews
Analisis Uji asumsi klasik dengan EviewsAnalisis Uji asumsi klasik dengan Eviews
Analisis Uji asumsi klasik dengan Eviews
 
Tutorial pool data dengan eviews
Tutorial pool data dengan eviewsTutorial pool data dengan eviews
Tutorial pool data dengan eviews
 
Regresi data panel dengan eviews
Regresi data panel dengan eviewsRegresi data panel dengan eviews
Regresi data panel dengan eviews
 
Human capital ( mutu modal manusia)
Human capital ( mutu modal manusia)Human capital ( mutu modal manusia)
Human capital ( mutu modal manusia)
 
keberlanjutan & kelangkaan Sumber daya alam
 keberlanjutan & kelangkaan Sumber daya alam keberlanjutan & kelangkaan Sumber daya alam
keberlanjutan & kelangkaan Sumber daya alam
 
Strategi dominan & keseimbangan nash
Strategi dominan & keseimbangan nashStrategi dominan & keseimbangan nash
Strategi dominan & keseimbangan nash
 
analisis bcg ( Boston consulting group)
analisis bcg ( Boston consulting group)analisis bcg ( Boston consulting group)
analisis bcg ( Boston consulting group)
 
Pengertian nilai dan penilaian aset
Pengertian nilai dan penilaian asetPengertian nilai dan penilaian aset
Pengertian nilai dan penilaian aset
 
Penetapan harga dan penggunaan faktor produksi
Penetapan harga dan penggunaan faktor produksiPenetapan harga dan penggunaan faktor produksi
Penetapan harga dan penggunaan faktor produksi
 
Pasar Oligopoli game theory
Pasar Oligopoli   game theoryPasar Oligopoli   game theory
Pasar Oligopoli game theory
 
krisis moneter perspektif moneter islam
krisis moneter perspektif moneter islamkrisis moneter perspektif moneter islam
krisis moneter perspektif moneter islam
 
Fungsi & peranan uang dalam perekonomian
Fungsi & peranan uang dalam perekonomianFungsi & peranan uang dalam perekonomian
Fungsi & peranan uang dalam perekonomian
 
Ketenagakerjaan Indonesia
Ketenagakerjaan IndonesiaKetenagakerjaan Indonesia
Ketenagakerjaan Indonesia
 
Instruksi permainan outbound
Instruksi permainan outboundInstruksi permainan outbound
Instruksi permainan outbound
 

Recently uploaded

7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptxObyMoris1
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxMunawwarahDjalil
 
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxMOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxHakamNiazi
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxRito Doank
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).pptIntroduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppttami83
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxumusilmi2019
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuanganzulfikar425966
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganlangkahgontay88
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaWahyuKamilatulFauzia
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptSalsabillaPutriAyu
 
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh ImplementasiPengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh ImplementasiGustiAdityaR
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxFrida Adnantara
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISHakamNiazi
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaarmanamo012
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 

Recently uploaded (20)

7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
 
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxMOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).pptIntroduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
 
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh ImplementasiPengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 

Latar Belakang Penelitian

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan Nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan yang meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara. Mempercepat pembangunan ekonomi daerah yang efektif dan kuat dengan memberdayakan pelaku dan potensi ekonomi daerah, serta memperhatikan penataan ruang fisik maupun sosial sehingga terjadi pemerataan pertumbuhan ekonomi sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah (GBHN, 1999) merupakan tujuan dari pembangunan nasional, serta untuk mencapai tingkat pembangunan yang tinggi dan tetap menjaga kestabilan ekonomi. Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses di mana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah tersebut. (Lincolin Arsyad, 2010). Oleh karena itu pemerintah pusat memberikan kesempatan kepada pemerintah daerah untuk mengatur rumah tangganya sendiri dalam pelaksanaan pembangunan untuk meningkatkan kinerja daerah dan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu tahun 2000 diberlakukan otonomi daerah yang ditandai dengan dikeluarkannya Undang-Undang No 22 Tahun 1999 yang
  • 2. 2 diperbaharui dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah. Otonomi daerah berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Salah satu maksud pemberian hak otonomi daerah agar pemerintah daerah dapat menggali potensi dan sumber-sumber keuangan daerah guna membiayai pelaksanaan pembangunan dan memaksimalkan penerimaan daerahnya, termasuk memaksimalkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Pajak Daerah di daerah otonom bersangkutan. Daerah otonom adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Visi otonomi daerah di bidang ekonomi adalah otonomi daerah di satu pihak harus menjamin lancarnya pelaksanaan kebijakan ekonomi nasional di daerah, dan di lain pihak terbukanya peluang bagi pemerintah daerah dalam mengembangkan kebijakan regional dan lokal untuk mengoptimalkan pendayagunaan potensi ekonomi di daerahnya (Rasyid, 2005). Salah satu bentuk kebijakan pelaksanaan visi bidang ekonomi adalah kebijakan penerimaan daerah (termasuk perpajakan). Dimana pemerintah daerah diberikan kebebasan untuk
  • 3. 3 mencari sumber penerimaan daerahnya yang dapat mendukung anggaran pengeluaran daerahnya. Sumber-sumber potensi pendapatan daerah yang dimiliki oleh suatu daerah akan mempengaruhi kekuatan keuangan sekaligus menentukan tingkat kemandirian suatu daerah otonom. Semakin besar penerimaan PAD suatu daerah, maka semakin rendah tingkat ketergantungan pemerintah daerah tersebut terhadap pemerintah pusat. Sebaliknya, semakin rendah penerimaan PAD suatu daerah, maka semakin tinggi tingkat ketergantungan pemerintah daerah tersebut terhadap pemerintah pusat. Oleh karena itu, pemerintah daerah dituntut optimal dalam menggali sumber pendapatan di daerahnya dalam rangka memperoleh devisa dan mengakumulasi dana bagi daerahnya guna melaksanakan pembangunan. Dengan demikian peran Pendapatan Asli Daerah (PAD) menjadi sangat penting sebagai sumber pembiayaan pemerintah daerah karena merupakan tolak ukur dalam pelaksanaan otonomi daerah, dimana proporsi PAD terhadap total penerimaan merupakan indikasi “Derajat Kemandirian” keuangan suatu pemerintah daerah. Sumber-sumber PAD sebenarnya sangatlah diharapkan dapat menjadi salah satu solusi bagi pendanaan daerah dan diharapkan menjadi penyangga utama dalam membiayai kegiatan-kegiatan daerahnya. Semakin banyak kebutuhan daerah yang dapat dibiayai dengan PAD, maka akan semakin tinggi kualitas otonominya (Dini Nurmayasari, 2010). Salah satu komponen Pendapatan Asli Daerah yang mempunyai kontribusi dan potensi terbesar di Kota Yogyakarta adalah pajak daerah. Pajak daerah adalah iuran wajib kepada daerah oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
  • 4. 4 dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah. Beberapa macam pajak yang dipungut oleh pemerintah Kota Yogyakarta diantaranya yaitu Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Reklame, Pajak Hiburan, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Parkir, Pajak Air Bawah Tanah, Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Pajak Sarang Burung Walet, dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan (BPHTB). Terdapat satu jenis pajak yang menarik dari semua pajak yang dikelola oleh Pemerintah Kota Yogyakarta, yaitu pajak reklame. Pajak reklame adalah pajak atas penyelenggaraan reklame. Pajak reklame dikenakan dengan alasan bahwa reklame dipergunakan untuk memperkenalkan, menganjurkan atau memujikan suatu barang, jasa atau orang yang ditempatkan atau yang dapat dilihat, dibaca, dan didengarkan dari suatu tempat umum, kecuali yang dilakukan oleh pemerintah. Mencermati penerimaan Pendapatan Asli Daerah, Pajak Daerah dan Pajak Reklame Kota Yogyakarta pada 2010:Q1 – 2012:Q4 seperti yang terlihat pada Tabel 1.1, diketahui bahwa nilai dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) mengalami peningkatan dengan nilai pertumbuhan cenderung meningkat. Hal tersebut tidak jauh berbeda jika dibandingkan dengan pertumbuhan Pajak Daerah yang mengalami peningkatan cukup signifikan. Sementara penerimaan pajak reklame mengalami peningkatan beberapa tahun terakhir walaupun mempunyai pertumbuhan yang relatif rendah dan tidak sebanding dengan pertumbuhan penerimaan pajak yang lain secara keseluruhan.
  • 5. 5 Tabel 1.1 Pendapatan Asli Daerah, Pajak Daerah dan Pajak Reklame Kota Yogyakarta 2010:Q1 - 2012:Q4 (Rp) Tahun dan Kuartal Pendapatan Asli Daerah (Rp) Pertum buhan PAD (%) Pajak Daerah (Rp) Pertum buhan PD (%) Pajak Reklame (Rp) Pertum buhan PR (%) 2012:Q1 72.036.157.892 43,45 46.639.587.326 28,82 1.492.468.321 16,38 2012:Q2 79.854.881.562 47,19 50.121.894.872 30,90 1.547.470.333 16,05 2012:Q3 88.619.263.472 49,60 53.953.651.116 32,49 1.603.466.274 15,74 2012:Q4 98.329.303.622 50,90 58.134.856.060 33,62 1.660.456.144 15,43 2011:Q1 50.217.845.602 19,73 36.204.844.131 16,51 1.282.399.556 11,52 2011:Q2 54.253.936.316 24,56 38.289.356.881 19,63 1.333.425.854 16,55 2011:Q3 59.235.685.268 29,72 40.723.318.331 22,64 1.385.446.081 19,76 2011:Q4 65.163.092.460 35,02 43.506.728.479 25,47 1.438.460.237 21,05 2010:Q1 41.942.759.930 10,15 31.074.961.965 6,71 1.149.929.080 -9,40 2010:Q2 43.556.765.010 9,66 32.007.095.479 7,57 1.144.097.865 -9,65 2010:Q3 45.662.912.555 10,86 33.206.872.505 9,23 1.156.887.844 -7,90 2010:Q4 48.261.202.564 13,60 34.674.293.044 11,66 1.188.299.019 -4,08 Sumber : DPDPK Kota Yogyakarta,diolah Bila dilihat dari kontribusinya bagi Pajak Daerah, Pajak Reklame sebagai salah satu sumber pendapatan daerah yang berpotensi dan dapat memberikan kontribusi yang maksimal apabila dilakukan pemungutan secara efisien, efektif, dan transparan sehingga dapat lebih berperan dalam usaha peningkatan Pendapatan Asli Daerah di Kota Yogyakarta. Mencermati perkembangan kontribusi pajak reklame terhadap pajak daerah sesuai yang terlihat pada Gambar 1.2 terlihat kontribusi pajak reklame mengalami penurunan, namun realisasi penerimaan pajak reklame setiap kuartalnya mengalami peningkatan walaupun masih cukup kecil dibanding jenis pajak lain yaitu rata-rata sebesar Rp3.851.211.672/tahun. Hal ini membuktikan bahwa pajak reklame bukan pajak unggulan di Kota Yogyakarta. Tetapi cukup menarik untuk diteliti, melihat
  • 6. 6 kenyataan di lapangan banyak reklame ditemukan di tempat-tempat umum maupun di ruas jalan namun kontribusinya masih kecil. Mencermati perkembangan penerimaan dan kontribusi pajak reklame Kota Yogyakarta terlihat ada beberapa faktor yang menyebabkan penerimaan pajak reklame relatif kecil. Menurut Dini Nurmayasari (2010), dalam penelitiannya membuktikan bahwa jumlah penduduk berpengaruh terhadap jumlah penerimaan Pajak Reklame. Pertumbuhan penduduk dan angkatan kerja dianggap sebagai salah satu faktor yang positif dalam memacu pertumbuhan ekonomi. Penduduk dianggap sebagai pemacu pembangunan. Banyaknya jumlah penduduk akan memacu kegiatan produksi, konsumsi dari penduduk inilah yang akan menimbulkan permintaan agregat. Pada gilirannya, peningkatan konsumsi agregat memungkinkan usaha-usaha produktif berkembang, begitu pula perekonomian secara keseluruhan (Dumairy, 1999). Gambar 1.1 Kontribusi Pajak Reklame terhadap Pajak Daerah Kota Yogyakarta, 2010:Q1 – 2012:Q4 (%) Sumber : DPDPK Kota Yogyakarta, diolah
  • 7. 7 Nurmayasari (2010) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa PDRB berpengaruh terhadap penerimaan pajak reklame. PDRB merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah/wilayah tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit kegiatan ekonomi dalam suatu daerah/wilayah pada suatu periode tertentu (BPS, 2009). Salah satu faktor penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu wilayah tertentu dalam suatu periode tertentu dapat ditunjukkan oleh data PDRB daerah tersebut. Apabila nilai PDRB mengalami peningkatan maka akan membawa pengaruh positif pada kenaikan penerimaan daerah. Semakin tinggi pendapatan seseorang maka akan semakin tinggi pula kemampuan seseorang untuk membayar berbagai pungutan yang ditetapkan pemerintah, sehingga semakin tinggi pula kemampuan masyarakat daerah tersebut untuk membayar pajak daerah yang digunakan untuk membiayai pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan pemerintah (Mardiasmo, 2000 dalam Dini Nurmayasari). Menurut Vera Fransisca P (2013) dan Dini Nurmayasari (2010) jumlah industri mempunyai pengaruh positif terhadap penerimaan pajak reklame. Jumlah industri adalah jumlah usaha industri baik industri kecil, menengah maupun besar yang ada di Kota Yogyakarta. Industri yang menggunakan jasa pemasangan reklame secara otomatis akan mempengaruhi besarnya PAD yang diterima Kota Yogyakarta. Hal ini disebabkan apabila suatu industri yang ingin memasarkan produknya dapat menggunakan atau memasang reklame agar dapat diketahui oleh masayarakat. Bertambahnya jumlah industri yang memasang reklame
  • 8. 8 mengakibatkan obyek pajak bertambah luas, sehingga penerimaan daerah pun meningkat. Altim Setiawan (2009) menyimpulkan dalam penelitiannya bahwa klasifikasi jalan merupakan prioritas utama dalam tingkat kepentingan nilai strategis lokasi pemasangan reklame, urutan berikutnya adalah sudut pandang, ketinggian dan guna lahan. Secara tidak langsung faktor-faktor tersebut mempengaruhi nilai penerimaan pajak reklame. Sementara Vera Fransisca Pesik (2012) menyimpulkan kelas jalan berpengaruh terhadap penerimaan pajak reklame. Hal ini menunjukkan panjang jalan disuatu daerah mempengaruhi tingkat penerimaan pajak reklame. Semakin panjang jalan semakin banyak pilihan ruang untuk tempat pemasangan reklame. Penggunaan ruas jalan untuk penempatan reklame sebagai media promosi dan publikasi suatu produk ataupun kegiatan merupakan hal yang lazim dilihat disepanjang jalan baik di pertigaan jalan, perempatan jalan maupun jalan-jalan yang ramai dilalui. Panjang jalan yang dimaksud disini adalah panjang jalan secara keseluruhan yang ada di Kota Yogyakarta. Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian lebih lanjut, yang dituangkan dalam bentuk usulan penelitian dengan judul “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Pajak Reklame Kota Yogyakarta Periode 2003:Q1 – 2012:Q4”.
  • 9. 9 B. Batasan Masalah Sehubungan dengan faktor keterbatasan yang ada dan mengingat banyaknya faktor yang mempengaruhi penerimaan pajak reklame, maka peneliti hanya membahas pada : 1. Variabel-variabel yang dianggap berpengaruh terhadap besar kecilnya penerimaan pajak reklame Kota Yogyakarta yaitu PDRB, jumlah penduduk, jumlah industri, dan panjang jalan. 2. Data yang digunakan adalah data kuartal yaitu tahun 2003:Q1- 2012:Q4 terdiri atas : a. Penerimaan Pajak Reklame. b. Produk Domestik Regional Bruto. c. Jumlah Penduduk. d. Jumlah Industri. e. Panjang jalan C. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang penelitian tersebut diatas, maka peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh PDRB terhadap penerimaan Pajak Reklame Kota Yogyakarta? 2. Bagaimana pengaruh jumlah penduduk terhadap penerimaan Pajak Reklame Kota Yogyakarta?
  • 10. 10 3. Bagaimana pengaruh jumlah industri terhadap penerimaan Pajak Reklame Kota Yogyakarta? 4. Bagaimana pengaruh panjang jalan terhadap penerimaan Pajak Reklame Kota Yogyakarta? 5. Bagaimana pengaruh jumlah penduduk, jumah industri, panjang jalan dan PDRB secara bersama terhadap penerimaan Pajak Reklame Kota Yogyakarta? D. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan pajak reklame Kota Yogyakarta. Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengidentifikasi pengaruh PDRB terhadap penerimaan Pajak Reklame Kota Yogyakarta. 2. Untuk mengidentifikasi pengaruh jumlah penduduk terhadap penerimaan Pajak Reklame Kota Yogyakarta. 3. Untuk mengidentifikasi pengaruh jumlah industri terhadap penerimaan Pajak Reklame Kota Yogyakarta. 4. Untuk mengidentifikasi pengaruh panjang jalan terhadap penerimaan Pajak Reklame Kota Yogyakarta. 5. Untuk mengidentifikasi pengaruh PDRB, jumlah penduduk, jumlah industri, dan panjang jalan terhadap penerimaan Pajak Reklame Kota Yogyakarta.
  • 11. 11 E. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian tersebut adalah : 1. Bagi Penulis. Menambah khasanah keilmuan serta sumber pustaka (referensi) dalam bidang pengembangan potensi Pajak Daerah di Kota Yogyakarta, khususnya Pajak Reklame. 2. Bagi Masyarakat. Sebagai acuan bagi masyarakat terutama wajib pajak untuk menyadari pentingnya membayar pajak reklame. 3. Bagi Pemerintah. a. Sebagai bahan masukan bagi para pengambil keputusan untuk merumuskan kebijakan strategis untuk meningkatkan realisasi penerimaan Pajak Reklame Kota Yogyakarta. b. Diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi Pemerintah Kota Yogyakarta dan Dinas Pajak Daerah dan Pengelolaan Keuangan (DPDPK) Kota Yogyakarta dalam menerapkan kebijakan dalam rangka meningkatkan realisasi penerimaan Pajak Reklame Kota Yogyakarta. 4. Bagi Pembaca. Sebagai bahan informasi dan dapat dijadikan referensi bagi penelitian- penelitian selanjutnya tentang peningkatan penerimaan Pajak Reklame Kota Yogyakarta.