Epistemologi adalah cabang filsafat yang membahas mengenai ilmu pengetahuan, termasuk sumber, hakikat, dan validitas pengetahuan. Hukum ilmiah merupakan gambaran hubungan sebab akibat yang terbukti kebenarannya melalui data dan dapat menjelaskan peristiwa secara umum. Keduanya saling berkaitan karena tujuan ilmu pengetahuan adalah menemukan hukum ilmiah.
3. Pengertian Epistemologi
Secara etimologis, epistemologi berasal dari Bahasa Yunani, yaitu episteme dan
logos. Episteme artinya pengetahuan dan logos biasanya dipakai untuk pengetahuan
sistematik. Sehingga epistemologi adalah pengetahuan sistematik tentang
pengetahuan. Istilah ini pertama kali dipopulerka oleh J.F Ferier pada tahun 1854
yang membuat 2 cabang filsafat, yakni Epistemology dan Ontology.
Menurut Conny Semiawan dkk., (2005: 157) epistemologi adalah cabang filsafat
yang menjelaskan tentang masalah-masalah filosofis sekitar teori pengetahuan.
Epistemologi memfokuskan pada makna pengetahuan yang dihubungkan dengan
konsep, sumber dan kriteria pengetahuan, jenis pengetahuan dan sebagainya.
Pengertian epistemologi yang lebih jelas diungkapkan Dagobert D.Runes. Dia
menyatakan, bahwa epistemologi adalah cabang filsafat yang membahas sumber,
struktur, metode-metode dan validitas pengetahuan. Sementara itu, Azyumardi
Azra menambahkan, bahwa epistemologi sebagai “ilmu yang membahas tentang
keaslian, pengertian, struktur, metode dan validitas ilmu pengetahuan.
4. Dalam aspek epistemologi ini terdapat beberapa logika, yaitu
analogi, silogisme, premis mayor, dan premis minor. Secara
singkat dapat dikatakan bahwa epistemologi merupakan
salah satu cabang filsafat yang mempersoalkan mengenai
masalah hakikat pengetahuan. Dengan kata lain,
epistemologi merupakan disiplin filsafat yang secara khusus
hendak memperoleh pengetahuan tentang pengetahuan.
Dalam hal ini,berupa pengetahuan hasil serapan inderawi
yang secara sadar diperoleh, baik yang telah lama maupun
baru didapat. Disamping itu, sesuatu yang diperoleh secara
pasif atau diluar kesadaran.
5. Ruang Lingkup
M. Arifin menuturkan ruang lingkup epistemologi,
meliputi hakekat, sumber dan validitas pengetahuan.
Mudlor Achmad merinci menjadi enam aspek, yaitu
hakikat, unsur, macam, tumpuan, batas, dan sasaran
pengetahuan.
A.M Saefuddin menyebutkan, bahwa epistemologi
mencakup pertanyaan yang harus dijawab, apakah ilmu
itu, dari mana asalnya, apa sumbernya, apa hakikatnya,
bagaimana membangun ilmu yang tepat dan benar, apa
kebenaran itu, mungkinkah kita mencapai ilmu yang
benar, apa yang dapat kita ketahui, dan sampai dimanakah
batasannya. Semua pertanyaan itu dapat diringkat menjadi
dua masalah pokok, masalah sumber ilmu dan masalah
benarnya ilmu.
6. Objek dan Tujuan
Objek epistemologi ini menurut Jujun S.Suriasumatri berupa “segenap
proses yang terlibat dalam usaha kita untuk memperoleh pengetahuan.”
Proses untuk memperoleh pengetahuan inilah yang menjadi sasaran teori
pengetahuan dan sekaligus berfungsi mengantarkan tercapainya tujuan,
sebab sasaran itu merupakan suatu tahap pengantar yang harus dilalui
dalam mewujudkan tujuan. Tanpa suatu sasaran, mustahil tujuan bisa
terealisir, sebaliknya tanpa suatu tujuan, maka sasaran menjadi tidak
terarah sama sekali.
Jacques Martain mengetakan, “tujuan epistemologi bukanlah hal yang
utama untuk menajawab pertanyaan, apakah saya dapat tahu tetapi untuk
menemukan syarat –syarat yang memungkinkan saya dapat tahu”. Hal ini
menunjukkan, bahwa epistemologi bukan untuk memperoleh
pengetahuan. Meskipun keadaan ini tak bisa dihindari, akan tetapi yang
menjadi pusat perhatian dari tujuan epistemologi adalah lebih penting
dari itu, yaitu ingin memiliki potensi untuk memperoleh pengetahuan.
8. Pengertian Hukum Ilmiah
Hukum ilmiah merupakan perkembangan lebih lanjut
dari hipotesis. Yang mengungkapkan hubungan antara
sebab dan akibat antara peristiwa yang satu dengan
lainnya. Lanjutan dari sebuah hipotesis yang telah
mendapatkan status yang lebih pasti sifatnya, karena
telah dibuktikan kebenaran dengan adanya dukungan
dari fakta-fakta serta data yang tidak dapat
terbantahkan.
10. Kesimpulan
Bahwa epistemologi merupakan sebuah cabang filsafat yang
membahas mengenai ilmu pengetahuan. Bersumber dari mana
pengetahuan itu berasal, entah dari akal, pengalaman, intuisi maupun
dari alam.
Hukum ilmiah sendiri merupakan sebuah gambaran hubungan antara
sebab akibat yang ada dalam alam. Setaip terjadi akibat tidak lepas dari
sebuah sebab yang mengakibatkannya. Sebelum terjadi hukum ilmiah
terjadi dulu sebuah hipotesis yang kuat dan perlahan lahan akan
menjadi hukum ilmiah yang dapat dibuktikan dan tidak bisa
dibantahkan.
Jadi epistemologi dan hukum ilmiah ini akan saling berkaitan, karena
sejatinya tujuan dari sebuah ilmu pengetahuan adalah untuk
menemukan sebuah hukum ilmiah yang bisa menjelaskan suatu
peristiwa yang tengah menjadi sebuah masalah.