2. Dimulai dari terbentuknya zigot setelah terjadinya fertalisasi ovum oleh
sperma.
Pertumbuhan adalah penambahan sel yang bersifat irreversible.
Perkembangan adalah pertumbuhan yang disertai dengan organogenesis dan
diferensiasi struktur serta fungsi.
3. Tahap embrionik
Zigot mempunyai kemampuan untuk terus tumbuh dan dan berkembang.
Membelah secara mitosis
Ditandai dengan terjadinya spesialisasi dan diferensiasi sel-sel menghasilkan
organ hingga terbentuk individu utuh.
4.
5. Morulasi
Terjadi saat zigot yang terbentuk terus menerus
Pembelahan sel tidak terjadi bersamaan
Pembelahan lebih cepat terjadi pada bagian vertikal
Hasil dari morulasi adalah suatu bentuk seperti bola yang tersusun atas
banyak sel (morula)
6. Blastulasi
Tahap akhir fase morulasi
Pembagian sitoplasma menjadi 2 kutub
Konsentrasi sitoplasma kutub fungsional lebih sedikit daripada kutub vegetatif
Membentuk blastosol
Embrio yang memiliki blastosol disebut blastula
7. Gastrulasi
Tahap blastula yang mengalami pelekukan
Membentuk rongga baru (glastrosol)
Embrio mengalami diferensiasi dan mulai menghilangkan blastosol
Terbentuk 3 jaringan embrional (ektoderm, mesoderm, endoderm)
8. Diferensiasi dan organogenesis
Terjadi morfogenesis
Dikendalikan oleh hereditas (gen) yang dibawa saat terjadi pembentukan
kutub fungsional dan vegetatif
Terjadi imbas embrionik
9. Fase pasca embrionik
Regenerasi
Proses perbaikan pada bagian tubuh yang rusak dengan menggunakan sel-sel
cadangan yang belum mengalami diferensiasi. Juga merupakan proses
perkembang biakan untuk organisme yang berkembang biak aseksual
10. Metamorfosis
Proses perubahan ukuran, bentuk dan bagian-bagian tubuh hewan dalam tahap-
tahap kehidupanya dari muda menuju dewasa. Proses ini dikendalikan oleh
hormon. Hormon yang berpengaruh adalah tiroksin dan triodotironin yang
dihasilkan oleh kelenjar tiroid.