SlideShare a Scribd company logo
1 of 33
Download to read offline
PRODUCT POLISHING
DALAM RANGKAIAN
DOWNSTREAM PROCESS
sebagai salah satu tahapan dalam dasar
Teknologi Bioproses
MUHAMAD IMAM KHAIRY
1141820029
INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA | 2020
PENDAHULUAN
Apa itu Bioproses?
Bioproses merupakan proses yang memanfaatkan organisme
(mikroorganisme) beserta komponennya untuk menghasilkan
suatu produk.1)
Teknologi Bioproses dalam hal ini mencakup dua proses yaitu
upstream processing dan downstream processing.2)
Referensi:
1) Hal. 2, Buku Teknologi Bioproses oleh Nur Istiana dkk, 2018.
2) Hal. 3, Buku Teknologi Bioproses oleh Nur Istiana dkk, 2018.
Apa itu upstream dan downstream process?
Upstream processing merupakan proses yag berkaitan dengan optimasi
fermentasi yang meliputi optimasi pertumbuhan mikroba (persiapan
kultur dan medium), desain fermentor, dan optimasi sistem kontrol
fermentasi. Sedangkan downstream processing meliputi proses pasca
fermentasi yaitu isolasi, ekstraksi, dan purifikasi produk fermentasi.3)
Referensi:
3) Hal. 3, Buku Teknologi Bioproses oleh Nur Istiana dkk, 2018.
UPSTREAM
PROCESSING
FERMENTASI
DOWNSTREAM
PROCESSING
PRODUCT
POLISHING
DIAGRAM ALIR TEKNOLOGI BIOPROSES
Dalam hal, ini proses downstream memiliki fungsi penangan
produk semi jadi hingga menjadi produk akhir. Proses downstream
adakalanya berfungsi sebagai proses tambahan saja sebelum
menuju proses akhir, atau dapat juga berfungsi sebagai proses akhir
sekaligus. Hal ini sangat ditentukan oleh karakteristik produk yang
diharapkan.4)
Langkah-langkah finishing utama dalam pemurnian produk
fermentasi adalah kristalisasi dan pengeringan.5)
PRODUCT POLISHING
Referensi:
4) Hal. 82, Buku Teknologi Bioproses oleh Nur Istiana dkk, 2018.
5) Hal. 378, Bioprocess Engineering oleh Michael L. S. dkk, 2002.
KRISTALISASI
Kristalisasi biasanya merupakan
langkah terakhir dalam menghasilkan produk
yang sangat murni seperti antibiotik. Kristalisasi
beroperasi pada suhu rendah, yang
meminimalkan degradasi termal pada bahan
yang sensitif terhadap panas. Operasi juga
dilakukan pada konsentrasi tinggi, oleh karena
itu kristalisasi memerlukan biaya unit rendah
sedangkan faktor pemisahannya tinggi.6)
SUHU
RENDAH
Referensi:
6) Hal. 378, Bioprocess Engineering oleh Michael L. S. dkk, 2002.
KRISTALISASI
Pembentukan kristal dapat dilakukan dari fase cair
maupun uap. Supersaturasi adalah parameter kunci dalam
kristalisasi, karena semakin banyak bahan terlarut dalam
larutan semakin tinggi kemungkinan pembentukan kristal.
Pembentukan inti dan pertumbuhan kristal adalah dua tahap
dalam setiap proses kristalisasi. Tingkat kedua tahap
tersebut menentukan kapasitas dan waktu tinggal alat
kristalisasi, sebagai laju proses kristalisasi.8)
Referensi:
8) Hal. 5, Drying and Crytallization oleh Tamer Alhalabi dkk, 2017.
PROSES KRISTALISASI
PEMBENTUKAN INTI
Pembentukan inti dapat dibagi menjadi
dua kasus yang berbeda. Pembentukan inti
primer terjadi dalam sistem bebas kristal,
ketika konsentrasi larutan mencapai batas
metastabil. Pembentukan inti sekunder
adalah proses yang mulai terjadi ketika ada
kristal dalam larutan supersaturasi, di luar
batas metastabil.9)
Referensi:
9) Hal. 5, Drying and Crytallization
oleh Tamer Alhalabi dkk, 2017.
PERTUMBUHAN KRISTAL
Laju pertumbuhan kristal adalah laju perpindahan molekul dari larutan ke
permukaan kristal berukuran kritis yang menyebabkan pembentukan kisi kristal.
Ada juga pembentukan inti yang berpengaruh pada laju pertumbuhan kristal.
Rasio ini tergantung pada jumlah init yang mengambil bagian dalam bentuk kristal
dan laju gesekan, yang menjelaskan seberapa mudah kristal pecah dan seberapa
kecil kristal yang pecah itu bereaksi.
Referensi:
9) Hal. 6, Drying and Crytallization
oleh Tamer Alhalabi dkk, 2017.
METODE KRISTALISASI
Kristalisasi memiliki dua metode
yaitu evaporasi dan pendinginan.
Teknik-teknik ini umumnya digunakan,
karena kecenderungan mereka untuk
pembentukan kristal yang lebih besar.10)
Referensi:
10) Hal. 7, Drying and Crytallization oleh Tamer Alhalabi dkk, 2017.
KRISTALISATOR
(CRYTALLIZER)
Kristalisator dapat dibagi menjadi
continuous crystallizer dan
batch crystallizer.
Ada kemungkinan untuk
melakukan kristalisasi dalam
beberapa tahap.11)
Referensi:
10) Hal. 7, Drying and Crytallization oleh Tamer Alhalabi dkk, 2017.
BATCH CRYSTALLIZER
Batch Crystallizer biasanya merupakan tangki
berselimut, tempat tipe impeler yang berbeda
dapat digunakan. Ada metode untuk mengontrol
ukuran kristal untuk kristalisasi batch, seperti
teknik seeding, programmed cooling, dan
ultrasound.
Seeding adalah teknik yang paling banyak
digunakan, dan tujuannya adalah untuk mencegah
pembentukan inti baru dalam proses batch,
dengan menambahkan seeds (biji kecil) di dalam
tangki. Ini mengurangi waktu yang dibutuhkan
kristalisasi, karena sekarang kristal tidak harus
terbentuk dalam interaksi acak, rekristalisasi
dapat segera dimulai.12)
Referensi:
10) Hal. 7, Drying and Crytallization oleh Tamer Alhalabi dkk, 2017.
CONTINUOUS CRYSTALLIZER
Forced-
Circulation (FC)
Draft-Tube
Baffled (DTB)
Fluidized-Bed
(FB)
PEMILIHAN KRISTALISATOR
PENEGERINGAN
Penghilanagn pelarut dari produk basah murni
(kristal atau zat terlarut) biasanya dilakukan
dengan pengeringan. Dalam memilih metode
pengeringan, sifat fisik produk, kepekaan
panasnya, dan kadar air akhir yang diinginkan
harus dipertimbangkan.11)
Kategori parameter yang harus dipertimbangkan:
1. Sifat fisik sistem padat-cair
2. Sifat intrinsik zat terlarut
3. Kondisi lingkungan pengeringan
4. Perpindahan panas11)
PENGERINGAN
Referensi:
11) Hal. 378, Bioprocess Engineering oleh Michael L. S. dkk, 2002.
Jenis utama pengering yang digunakan untuk pengeringan produk fermentasi adalah sebagai berikut:
VACUUM-TRAY DRYER
Terdiri dari rak yang dipanaskan
dalam satu ruang dan biasanya
digunakan dalam produk farmasi.
Ini adalah metode yang baik untuk
batch kecil dengan bahan yang
mahal, dimana kehilangan produk
dan kerusakan akibat panas harus
diminimalkan.12)
Referensi:
12) Hal. 379, Bioprocess Engineering oleh Michael L. S. dkk, 2002.
FREEZE DRYING (LYOPHILIZATION)
adalah metode di mana air
dihilangkan dengan sublimasi (dari
es padat ke uap) dari larutan beku.
Pembekuan bisa dilakukan baik di
luar atau di dalam ruang vakum
sebelum pengeringan. Metode ini
adalah digunakan untuk antibiotik,
larutan enzim, dan suspensi
bakteri.13)
Referensi:
13) Hal. 379, Bioprocess Engineering oleh Michael L. S. dkk, 2002.
ROTARY-DRUM DRYER
tidak baik untuk larutan kristal. Air
dihilangkan dengan konduksi
panas di atas lapisan tipis larutan
pada permukaan drum yang
berputar dengan uap. Produk
kering diambil dari drum dengan
bantuan pisau pada titik
pembuangan.14)
Referensi:
14) Hal. 379, Bioprocess Engineering oleh Michael L. S. dkk, 2002.
SPRAY DRYER
menggunakan atomisasi dan
penyemprotan larutan produk ke
dalam ruangan yang dipanaskan
melalui nozzle. Gas panas di dalam
kamar menyediakan panas yang
diperlukan untuk penguapan dari
cairan. Partikel kering dipisahkan
dari gas panas menggunakan
cyclones. Pengering semprot
mahal untuk dibeli tetapi
merupakan metode yang disukai
untuk bahan yang peka terhadap
panas.15)
Referensi:
15) Hal. 379, Bioprocess Engineering oleh Michael L. S. dkk, 2002.
PNEUMATIC CONVEYOR DRYER
menggunakan aliran udara panas untuk
menangguhkan dan mengangkut
partikel. Waktu retensi partikel dalam
aliran gas sangat pendek pendek,
biasanya beberapa detik. Sistem seperti
itu bekerja dengan baik ketika
pengeringan permukaan yang kritis,
tetapi tidak memberikan paparan yang
cukupuntuk mengeringkan partikel
berpori besar di mana pembuangan air
dikendalikan secara difusi. Sistem
Pneumatik konveyor sangat cocok
untuk bahan yang peka terhadap panas
dan mudah teroksidasi.16)
Referensi:
16) Hal. 379, Bioprocess Engineering oleh Michael L. S. dkk, 2002.
PEMBUANGAN
LIMBAH
WASTE
DISPOSAL
DIAGRAM ALIR TEKNOLOGI BIOPROSES
PENDAHULUAN
Apa itu Limbah?
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses
produksi, baik industri maupun domestik (rumah tangga).
Limbah industri berasal dari kegiatan industri, baik karena proses
secara langsung maupun proses secara tidak langsung. Limbah dari
kegiatan industri adalah limbah yang terprosuksi bersamaan dengan
proses produksi, dimana prosuk dan limbah hadir saat yang sama.
sedangkan limbah tidak langsung terproduksi sebelum proses maupun
sesudah proses produksi.17)
Referensi:
17) Hal. 23, Pengolahan Limbah Industri
oleh L. M. Arif, 2016
PENGOLAHAN LIMBAH
(PERATURAN PENGOLAHAN LIMBAH DI INDONESIA)
BAHAN BAKU
(PP 74/2001)
PROSES PRODUKSI PRODUK
LIMBAH GAS
(PP 41/2001)
LIMBAH
PADAT & CAIR
AIR BUANGAN
(PP 82/2001)
IPAL
SLUDGE
LIMBAH B3 (PP 18-85/1999)
Khusunya skema bioproses limbah
gas yang dihasilkan hanya berupa
gas fermentasi yang dipisahkan
melalui proses pemisahan, gas
hasil fermentasi dapat diolah
menjadi biogas.
Limbah padat,
semi-padat,
maupun cair
biasanya berupa
media sisa dan
pelarut (solvent).
LIMBAH PADAT, SEMI PADAT, DAN CAIR
Secara keseluruhan, limbah yang dihasilkan dari skema bioproses merupakan
limbah yang dapat terurai oleh mikroorganisme itu sendiri. Sehingga limbah benar-
benar yang sudah tidak dapat di-recycle berupa limbah organik yang dapat langsung
dibuang ke pembuangan (landfill). Adapun satu-satunya yang perlu diperhatikan
adalah memastikan komponen yang terbuang ke lingkungan sudah bebas dari
patogenitas mikroorganisme yang dapat dilakukan melalui proses sterilisasi.
Adapun pelarut yang digunakan selama proses pemisahan produk dapat digunakan kembali melalui
proses pemurnan pelarut, dan sisa yang tidak dapat dimurnikan merupakan limbah B3.
Adapun perlakuan limbah untuk menghilangkan
biomassa tersebut. Karena limbah berupa bahan
organik, penguraian menjadi senyawa sederahana
seperti gas CO2, gas N2, gas SO2, uap H2O dapat
dilakukan melalui proses insinerasi/pembakaran.
STERILISASI LIMBAH – AUTOKLAF
STERILISASI LIMBAH – SINAR UV
STERILISASI LIMBAH (AIR) – OZONISASI
INSINERATOR/PEMBAKAR
DAFTAR PUSTAKA
TEKKNOLOGI
BIOPROSES
Nur Istianah
Agustin K. W.
Feronika H. S
BIOPROCESS
ENGINEERING
Michael L. Schuler
Fikret Kargi
DRYING AND
CRYSTALLIZATION
Tamer Alhalabi
Kalle Koikkalainen
Lee Suen Ern
PENGOLAHAN
LIMBAH INDUSTRI
Latar M. Arif
DOWNSTREAM-POLISHING

More Related Content

What's hot

ITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonian
ITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonianITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonian
ITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonianFransiska Puteri
 
Morfologi bakteri, kapang dan khamir
Morfologi bakteri, kapang dan khamirMorfologi bakteri, kapang dan khamir
Morfologi bakteri, kapang dan khamirAgnescia Sera
 
Teknologi Fermentasi pada Natadecoco
Teknologi Fermentasi pada NatadecocoTeknologi Fermentasi pada Natadecoco
Teknologi Fermentasi pada NatadecocoNuruliswati
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi -  Teknik SterilisasiLaporan Mikrobiologi -  Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi - Teknik SterilisasiRukmana Suharta
 
Alat Kristalisasi
Alat KristalisasiAlat Kristalisasi
Alat Kristalisasiliabika
 
Laporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum PermanganometriLaporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum PermanganometriRidha Faturachmi
 
Praktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonPraktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonDwi Atika Atika
 
Laporan destilasi sederhana
Laporan destilasi sederhanaLaporan destilasi sederhana
Laporan destilasi sederhanawd_amaliah
 
Enzim ,klasifikasi dan fungsi enzim
Enzim ,klasifikasi dan fungsi enzimEnzim ,klasifikasi dan fungsi enzim
Enzim ,klasifikasi dan fungsi enzimadeputra93
 
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasiLaporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasiDian Khairunnisa
 
laporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basalaporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basawd_amaliah
 
Farmasi : Soxhletasi
Farmasi : SoxhletasiFarmasi : Soxhletasi
Farmasi : SoxhletasiArwinAr
 

What's hot (20)

ITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonian
ITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonianITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonian
ITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonian
 
Berat Jenis dan Rapat Jenis
Berat Jenis dan Rapat JenisBerat Jenis dan Rapat Jenis
Berat Jenis dan Rapat Jenis
 
Morfologi bakteri, kapang dan khamir
Morfologi bakteri, kapang dan khamirMorfologi bakteri, kapang dan khamir
Morfologi bakteri, kapang dan khamir
 
Kd meeting 13 14
Kd meeting 13 14Kd meeting 13 14
Kd meeting 13 14
 
Teknologi Fermentasi pada Natadecoco
Teknologi Fermentasi pada NatadecocoTeknologi Fermentasi pada Natadecoco
Teknologi Fermentasi pada Natadecoco
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi -  Teknik SterilisasiLaporan Mikrobiologi -  Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
 
Alat Kristalisasi
Alat KristalisasiAlat Kristalisasi
Alat Kristalisasi
 
Laporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum PermanganometriLaporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum Permanganometri
 
7 energi bebas gibbs
7 energi bebas gibbs7 energi bebas gibbs
7 energi bebas gibbs
 
Praktikum isolasi dna
Praktikum isolasi dnaPraktikum isolasi dna
Praktikum isolasi dna
 
Isomer e dan z
Isomer e dan zIsomer e dan z
Isomer e dan z
 
Praktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonPraktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid keton
 
Lipid
LipidLipid
Lipid
 
Laporan destilasi sederhana
Laporan destilasi sederhanaLaporan destilasi sederhana
Laporan destilasi sederhana
 
Laporan Sedimentasi
Laporan SedimentasiLaporan Sedimentasi
Laporan Sedimentasi
 
Enzim ,klasifikasi dan fungsi enzim
Enzim ,klasifikasi dan fungsi enzimEnzim ,klasifikasi dan fungsi enzim
Enzim ,klasifikasi dan fungsi enzim
 
amina & amida
amina & amidaamina & amida
amina & amida
 
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasiLaporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
 
laporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basalaporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basa
 
Farmasi : Soxhletasi
Farmasi : SoxhletasiFarmasi : Soxhletasi
Farmasi : Soxhletasi
 

Similar to DOWNSTREAM-POLISHING

Istilah dalam industri lingkungan
Istilah dalam industri lingkunganIstilah dalam industri lingkungan
Istilah dalam industri lingkunganJho Baday
 
Istilah Dalam Ilmu Lingkungan (Industri)
Istilah Dalam Ilmu Lingkungan (Industri)Istilah Dalam Ilmu Lingkungan (Industri)
Istilah Dalam Ilmu Lingkungan (Industri)ShabrinaAfhar
 
Teknologi pengelolaan limbah rumahsakit
Teknologi pengelolaan limbah rumahsakitTeknologi pengelolaan limbah rumahsakit
Teknologi pengelolaan limbah rumahsakitMuhammad Solihin
 
Tugas pengembangan limbah bab 1 4 (autosaved)
Tugas pengembangan limbah bab 1 4 (autosaved)Tugas pengembangan limbah bab 1 4 (autosaved)
Tugas pengembangan limbah bab 1 4 (autosaved)Rista Uyul
 
Kelas a 21080112140020 pt. combiphar bandung
Kelas a 21080112140020 pt. combiphar bandungKelas a 21080112140020 pt. combiphar bandung
Kelas a 21080112140020 pt. combiphar bandungElfebri Pasca
 
Laporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan Pustaka
Laporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan PustakaLaporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan Pustaka
Laporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan PustakaFransiska Puteri
 
microcrystalline cellulose from sengon wood
microcrystalline cellulose from sengon woodmicrocrystalline cellulose from sengon wood
microcrystalline cellulose from sengon wooddesipermatasari35
 
Tugas kimia 01 des 2013
Tugas kimia 01 des 2013Tugas kimia 01 des 2013
Tugas kimia 01 des 2013Pipo Aziz
 
Anaerobik digester
Anaerobik digesterAnaerobik digester
Anaerobik digesterIffa M.Nisa
 
Cooling water system
Cooling water systemCooling water system
Cooling water systemAprili yanti
 
Mengenal Tipe-Tipe Reaktor Biogas
Mengenal Tipe-Tipe Reaktor BiogasMengenal Tipe-Tipe Reaktor Biogas
Mengenal Tipe-Tipe Reaktor BiogasOpenThink Labs
 
PPT KEL.5 PENGLIM.pptx
PPT KEL.5 PENGLIM.pptxPPT KEL.5 PENGLIM.pptx
PPT KEL.5 PENGLIM.pptxVitaMaryamH
 
Makalah aerob anaerob
Makalah aerob anaerobMakalah aerob anaerob
Makalah aerob anaerobYusra Yuliana
 
DASAR_DASAR_TEKNOLOGI_PENGOLAHAN_LIMBAH.ppt
DASAR_DASAR_TEKNOLOGI_PENGOLAHAN_LIMBAH.pptDASAR_DASAR_TEKNOLOGI_PENGOLAHAN_LIMBAH.ppt
DASAR_DASAR_TEKNOLOGI_PENGOLAHAN_LIMBAH.pptalextugas
 

Similar to DOWNSTREAM-POLISHING (20)

Istilah dalam industri lingkungan
Istilah dalam industri lingkunganIstilah dalam industri lingkungan
Istilah dalam industri lingkungan
 
Istilah Dalam Ilmu Lingkungan (Industri)
Istilah Dalam Ilmu Lingkungan (Industri)Istilah Dalam Ilmu Lingkungan (Industri)
Istilah Dalam Ilmu Lingkungan (Industri)
 
Aplikasi bioteknologi 1
Aplikasi bioteknologi 1Aplikasi bioteknologi 1
Aplikasi bioteknologi 1
 
17562 19158-1-pb
17562 19158-1-pb17562 19158-1-pb
17562 19158-1-pb
 
Teknologi pengelolaan limbah rumahsakit
Teknologi pengelolaan limbah rumahsakitTeknologi pengelolaan limbah rumahsakit
Teknologi pengelolaan limbah rumahsakit
 
Tugas pengembangan limbah bab 1 4 (autosaved)
Tugas pengembangan limbah bab 1 4 (autosaved)Tugas pengembangan limbah bab 1 4 (autosaved)
Tugas pengembangan limbah bab 1 4 (autosaved)
 
Kelas a 21080112140020 pt. combiphar bandung
Kelas a 21080112140020 pt. combiphar bandungKelas a 21080112140020 pt. combiphar bandung
Kelas a 21080112140020 pt. combiphar bandung
 
Ipal tahu.
Ipal tahu.Ipal tahu.
Ipal tahu.
 
Tugas softskill
Tugas softskillTugas softskill
Tugas softskill
 
Laporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan Pustaka
Laporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan PustakaLaporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan Pustaka
Laporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan Pustaka
 
microcrystalline cellulose from sengon wood
microcrystalline cellulose from sengon woodmicrocrystalline cellulose from sengon wood
microcrystalline cellulose from sengon wood
 
Tugas kimia 01 des 2013
Tugas kimia 01 des 2013Tugas kimia 01 des 2013
Tugas kimia 01 des 2013
 
Anaerobik digester
Anaerobik digesterAnaerobik digester
Anaerobik digester
 
Cooling water system
Cooling water systemCooling water system
Cooling water system
 
Mengenal Tipe-Tipe Reaktor Biogas
Mengenal Tipe-Tipe Reaktor BiogasMengenal Tipe-Tipe Reaktor Biogas
Mengenal Tipe-Tipe Reaktor Biogas
 
PPT KEL.5 PENGLIM.pptx
PPT KEL.5 PENGLIM.pptxPPT KEL.5 PENGLIM.pptx
PPT KEL.5 PENGLIM.pptx
 
Makalah aerob anaerob
Makalah aerob anaerobMakalah aerob anaerob
Makalah aerob anaerob
 
makalah dryer
makalah dryermakalah dryer
makalah dryer
 
Pengelolaan sda
Pengelolaan sdaPengelolaan sda
Pengelolaan sda
 
DASAR_DASAR_TEKNOLOGI_PENGOLAHAN_LIMBAH.ppt
DASAR_DASAR_TEKNOLOGI_PENGOLAHAN_LIMBAH.pptDASAR_DASAR_TEKNOLOGI_PENGOLAHAN_LIMBAH.ppt
DASAR_DASAR_TEKNOLOGI_PENGOLAHAN_LIMBAH.ppt
 

More from Muhamad Imam Khairy

Essay: Teknologi Biorefinery dari Berbagai Sisi
Essay: Teknologi Biorefinery dari Berbagai SisiEssay: Teknologi Biorefinery dari Berbagai Sisi
Essay: Teknologi Biorefinery dari Berbagai SisiMuhamad Imam Khairy
 
Penisilin Essay by Muhamad Imam Khairy
Penisilin Essay by Muhamad Imam KhairyPenisilin Essay by Muhamad Imam Khairy
Penisilin Essay by Muhamad Imam KhairyMuhamad Imam Khairy
 
Pengaruh Medan dan Tegangan Listrik pada Elektroforesis dalam Proses PCR (Pol...
Pengaruh Medan dan Tegangan Listrik pada Elektroforesis dalam Proses PCR (Pol...Pengaruh Medan dan Tegangan Listrik pada Elektroforesis dalam Proses PCR (Pol...
Pengaruh Medan dan Tegangan Listrik pada Elektroforesis dalam Proses PCR (Pol...Muhamad Imam Khairy
 
Biomagnifikasi Essay by Muhamad Imam Khairy
Biomagnifikasi Essay by Muhamad Imam KhairyBiomagnifikasi Essay by Muhamad Imam Khairy
Biomagnifikasi Essay by Muhamad Imam KhairyMuhamad Imam Khairy
 
SNI 7325:2009 tentang Metoda Pengukuran Kadar Debu Respirabel di Udara Tempat...
SNI 7325:2009 tentang Metoda Pengukuran Kadar Debu Respirabel di Udara Tempat...SNI 7325:2009 tentang Metoda Pengukuran Kadar Debu Respirabel di Udara Tempat...
SNI 7325:2009 tentang Metoda Pengukuran Kadar Debu Respirabel di Udara Tempat...Muhamad Imam Khairy
 
SNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat Kerja
SNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat KerjaSNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat Kerja
SNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat KerjaMuhamad Imam Khairy
 
SNI 6989.72:2009 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 72: Cara Uji Kebutuhan O...
SNI 6989.72:2009 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 72: Cara Uji Kebutuhan O...SNI 6989.72:2009 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 72: Cara Uji Kebutuhan O...
SNI 6989.72:2009 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 72: Cara Uji Kebutuhan O...Muhamad Imam Khairy
 
SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...
SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...
SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...Muhamad Imam Khairy
 
SNI 6989.2:2009 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 2: Cara Uji Kebutuhan Oks...
SNI 6989.2:2009 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 2: Cara Uji Kebutuhan Oks...SNI 6989.2:2009 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 2: Cara Uji Kebutuhan Oks...
SNI 6989.2:2009 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 2: Cara Uji Kebutuhan Oks...Muhamad Imam Khairy
 
SNI 19-7119.9-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 9: Penentuan Lokasi Pengambi...
SNI 19-7119.9-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 9: Penentuan Lokasi Pengambi...SNI 19-7119.9-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 9: Penentuan Lokasi Pengambi...
SNI 19-7119.9-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 9: Penentuan Lokasi Pengambi...Muhamad Imam Khairy
 
SNI 19-7119.7-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 7: Cara Uji Kadar Sulfur Dio...
SNI 19-7119.7-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 7: Cara Uji Kadar Sulfur Dio...SNI 19-7119.7-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 7: Cara Uji Kadar Sulfur Dio...
SNI 19-7119.7-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 7: Cara Uji Kadar Sulfur Dio...Muhamad Imam Khairy
 
SNI 19-7119.6-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 6: Penentuan Lokasi Pengambi...
SNI 19-7119.6-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 6: Penentuan Lokasi Pengambi...SNI 19-7119.6-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 6: Penentuan Lokasi Pengambi...
SNI 19-7119.6-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 6: Penentuan Lokasi Pengambi...Muhamad Imam Khairy
 
SNI 19-7119.4-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 4: Cara Uji Kadar Timbal (Pb...
SNI 19-7119.4-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 4: Cara Uji Kadar Timbal (Pb...SNI 19-7119.4-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 4: Cara Uji Kadar Timbal (Pb...
SNI 19-7119.4-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 4: Cara Uji Kadar Timbal (Pb...Muhamad Imam Khairy
 
SNI 19-7119.3-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 3: Cara Uji Partikel Tersusp...
SNI 19-7119.3-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 3: Cara Uji Partikel Tersusp...SNI 19-7119.3-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 3: Cara Uji Partikel Tersusp...
SNI 19-7119.3-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 3: Cara Uji Partikel Tersusp...Muhamad Imam Khairy
 
SNI 19-7119.2-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 2: Cara Uji Kadar Nitrogen D...
SNI 19-7119.2-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 2: Cara Uji Kadar Nitrogen D...SNI 19-7119.2-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 2: Cara Uji Kadar Nitrogen D...
SNI 19-7119.2-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 2: Cara Uji Kadar Nitrogen D...Muhamad Imam Khairy
 
SNI 19-7119.1-2005 tentang Udara Amben - Bagian 1: Cara Uji Kadar Amoniak (NH...
SNI 19-7119.1-2005 tentang Udara Amben - Bagian 1: Cara Uji Kadar Amoniak (NH...SNI 19-7119.1-2005 tentang Udara Amben - Bagian 1: Cara Uji Kadar Amoniak (NH...
SNI 19-7119.1-2005 tentang Udara Amben - Bagian 1: Cara Uji Kadar Amoniak (NH...Muhamad Imam Khairy
 
SNI 19-7117.2-2005 tentang Emisi Gas Buang - Sumber Tidak Bergerak - Bagian 2...
SNI 19-7117.2-2005 tentang Emisi Gas Buang - Sumber Tidak Bergerak - Bagian 2...SNI 19-7117.2-2005 tentang Emisi Gas Buang - Sumber Tidak Bergerak - Bagian 2...
SNI 19-7117.2-2005 tentang Emisi Gas Buang - Sumber Tidak Bergerak - Bagian 2...Muhamad Imam Khairy
 
SNI 19-6449-2000 tentang Metode Pengujian Koagulasi - Flokulasi dengan Cara Jar
SNI 19-6449-2000 tentang Metode Pengujian Koagulasi - Flokulasi dengan Cara JarSNI 19-6449-2000 tentang Metode Pengujian Koagulasi - Flokulasi dengan Cara Jar
SNI 19-6449-2000 tentang Metode Pengujian Koagulasi - Flokulasi dengan Cara JarMuhamad Imam Khairy
 
SNI 16-7063-2004 tentang Nilai Ambang Batas Iklim Kerja (Panas), Kebisingan, ...
SNI 16-7063-2004 tentang Nilai Ambang Batas Iklim Kerja (Panas), Kebisingan, ...SNI 16-7063-2004 tentang Nilai Ambang Batas Iklim Kerja (Panas), Kebisingan, ...
SNI 16-7063-2004 tentang Nilai Ambang Batas Iklim Kerja (Panas), Kebisingan, ...Muhamad Imam Khairy
 
SNI 16-7062-2004 tentang Pengukuran Intensitas Penerangan di Tempat Kerja
SNI 16-7062-2004 tentang Pengukuran Intensitas Penerangan di Tempat KerjaSNI 16-7062-2004 tentang Pengukuran Intensitas Penerangan di Tempat Kerja
SNI 16-7062-2004 tentang Pengukuran Intensitas Penerangan di Tempat KerjaMuhamad Imam Khairy
 

More from Muhamad Imam Khairy (20)

Essay: Teknologi Biorefinery dari Berbagai Sisi
Essay: Teknologi Biorefinery dari Berbagai SisiEssay: Teknologi Biorefinery dari Berbagai Sisi
Essay: Teknologi Biorefinery dari Berbagai Sisi
 
Penisilin Essay by Muhamad Imam Khairy
Penisilin Essay by Muhamad Imam KhairyPenisilin Essay by Muhamad Imam Khairy
Penisilin Essay by Muhamad Imam Khairy
 
Pengaruh Medan dan Tegangan Listrik pada Elektroforesis dalam Proses PCR (Pol...
Pengaruh Medan dan Tegangan Listrik pada Elektroforesis dalam Proses PCR (Pol...Pengaruh Medan dan Tegangan Listrik pada Elektroforesis dalam Proses PCR (Pol...
Pengaruh Medan dan Tegangan Listrik pada Elektroforesis dalam Proses PCR (Pol...
 
Biomagnifikasi Essay by Muhamad Imam Khairy
Biomagnifikasi Essay by Muhamad Imam KhairyBiomagnifikasi Essay by Muhamad Imam Khairy
Biomagnifikasi Essay by Muhamad Imam Khairy
 
SNI 7325:2009 tentang Metoda Pengukuran Kadar Debu Respirabel di Udara Tempat...
SNI 7325:2009 tentang Metoda Pengukuran Kadar Debu Respirabel di Udara Tempat...SNI 7325:2009 tentang Metoda Pengukuran Kadar Debu Respirabel di Udara Tempat...
SNI 7325:2009 tentang Metoda Pengukuran Kadar Debu Respirabel di Udara Tempat...
 
SNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat Kerja
SNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat KerjaSNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat Kerja
SNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat Kerja
 
SNI 6989.72:2009 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 72: Cara Uji Kebutuhan O...
SNI 6989.72:2009 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 72: Cara Uji Kebutuhan O...SNI 6989.72:2009 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 72: Cara Uji Kebutuhan O...
SNI 6989.72:2009 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 72: Cara Uji Kebutuhan O...
 
SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...
SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...
SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...
 
SNI 6989.2:2009 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 2: Cara Uji Kebutuhan Oks...
SNI 6989.2:2009 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 2: Cara Uji Kebutuhan Oks...SNI 6989.2:2009 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 2: Cara Uji Kebutuhan Oks...
SNI 6989.2:2009 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 2: Cara Uji Kebutuhan Oks...
 
SNI 19-7119.9-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 9: Penentuan Lokasi Pengambi...
SNI 19-7119.9-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 9: Penentuan Lokasi Pengambi...SNI 19-7119.9-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 9: Penentuan Lokasi Pengambi...
SNI 19-7119.9-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 9: Penentuan Lokasi Pengambi...
 
SNI 19-7119.7-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 7: Cara Uji Kadar Sulfur Dio...
SNI 19-7119.7-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 7: Cara Uji Kadar Sulfur Dio...SNI 19-7119.7-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 7: Cara Uji Kadar Sulfur Dio...
SNI 19-7119.7-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 7: Cara Uji Kadar Sulfur Dio...
 
SNI 19-7119.6-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 6: Penentuan Lokasi Pengambi...
SNI 19-7119.6-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 6: Penentuan Lokasi Pengambi...SNI 19-7119.6-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 6: Penentuan Lokasi Pengambi...
SNI 19-7119.6-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 6: Penentuan Lokasi Pengambi...
 
SNI 19-7119.4-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 4: Cara Uji Kadar Timbal (Pb...
SNI 19-7119.4-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 4: Cara Uji Kadar Timbal (Pb...SNI 19-7119.4-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 4: Cara Uji Kadar Timbal (Pb...
SNI 19-7119.4-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 4: Cara Uji Kadar Timbal (Pb...
 
SNI 19-7119.3-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 3: Cara Uji Partikel Tersusp...
SNI 19-7119.3-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 3: Cara Uji Partikel Tersusp...SNI 19-7119.3-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 3: Cara Uji Partikel Tersusp...
SNI 19-7119.3-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 3: Cara Uji Partikel Tersusp...
 
SNI 19-7119.2-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 2: Cara Uji Kadar Nitrogen D...
SNI 19-7119.2-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 2: Cara Uji Kadar Nitrogen D...SNI 19-7119.2-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 2: Cara Uji Kadar Nitrogen D...
SNI 19-7119.2-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 2: Cara Uji Kadar Nitrogen D...
 
SNI 19-7119.1-2005 tentang Udara Amben - Bagian 1: Cara Uji Kadar Amoniak (NH...
SNI 19-7119.1-2005 tentang Udara Amben - Bagian 1: Cara Uji Kadar Amoniak (NH...SNI 19-7119.1-2005 tentang Udara Amben - Bagian 1: Cara Uji Kadar Amoniak (NH...
SNI 19-7119.1-2005 tentang Udara Amben - Bagian 1: Cara Uji Kadar Amoniak (NH...
 
SNI 19-7117.2-2005 tentang Emisi Gas Buang - Sumber Tidak Bergerak - Bagian 2...
SNI 19-7117.2-2005 tentang Emisi Gas Buang - Sumber Tidak Bergerak - Bagian 2...SNI 19-7117.2-2005 tentang Emisi Gas Buang - Sumber Tidak Bergerak - Bagian 2...
SNI 19-7117.2-2005 tentang Emisi Gas Buang - Sumber Tidak Bergerak - Bagian 2...
 
SNI 19-6449-2000 tentang Metode Pengujian Koagulasi - Flokulasi dengan Cara Jar
SNI 19-6449-2000 tentang Metode Pengujian Koagulasi - Flokulasi dengan Cara JarSNI 19-6449-2000 tentang Metode Pengujian Koagulasi - Flokulasi dengan Cara Jar
SNI 19-6449-2000 tentang Metode Pengujian Koagulasi - Flokulasi dengan Cara Jar
 
SNI 16-7063-2004 tentang Nilai Ambang Batas Iklim Kerja (Panas), Kebisingan, ...
SNI 16-7063-2004 tentang Nilai Ambang Batas Iklim Kerja (Panas), Kebisingan, ...SNI 16-7063-2004 tentang Nilai Ambang Batas Iklim Kerja (Panas), Kebisingan, ...
SNI 16-7063-2004 tentang Nilai Ambang Batas Iklim Kerja (Panas), Kebisingan, ...
 
SNI 16-7062-2004 tentang Pengukuran Intensitas Penerangan di Tempat Kerja
SNI 16-7062-2004 tentang Pengukuran Intensitas Penerangan di Tempat KerjaSNI 16-7062-2004 tentang Pengukuran Intensitas Penerangan di Tempat Kerja
SNI 16-7062-2004 tentang Pengukuran Intensitas Penerangan di Tempat Kerja
 

Recently uploaded

MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasarrenihartanti
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 

Recently uploaded (20)

MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 

DOWNSTREAM-POLISHING

  • 1. PRODUCT POLISHING DALAM RANGKAIAN DOWNSTREAM PROCESS sebagai salah satu tahapan dalam dasar Teknologi Bioproses MUHAMAD IMAM KHAIRY 1141820029 INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA | 2020
  • 2. PENDAHULUAN Apa itu Bioproses? Bioproses merupakan proses yang memanfaatkan organisme (mikroorganisme) beserta komponennya untuk menghasilkan suatu produk.1) Teknologi Bioproses dalam hal ini mencakup dua proses yaitu upstream processing dan downstream processing.2) Referensi: 1) Hal. 2, Buku Teknologi Bioproses oleh Nur Istiana dkk, 2018. 2) Hal. 3, Buku Teknologi Bioproses oleh Nur Istiana dkk, 2018.
  • 3. Apa itu upstream dan downstream process? Upstream processing merupakan proses yag berkaitan dengan optimasi fermentasi yang meliputi optimasi pertumbuhan mikroba (persiapan kultur dan medium), desain fermentor, dan optimasi sistem kontrol fermentasi. Sedangkan downstream processing meliputi proses pasca fermentasi yaitu isolasi, ekstraksi, dan purifikasi produk fermentasi.3) Referensi: 3) Hal. 3, Buku Teknologi Bioproses oleh Nur Istiana dkk, 2018.
  • 5. Dalam hal, ini proses downstream memiliki fungsi penangan produk semi jadi hingga menjadi produk akhir. Proses downstream adakalanya berfungsi sebagai proses tambahan saja sebelum menuju proses akhir, atau dapat juga berfungsi sebagai proses akhir sekaligus. Hal ini sangat ditentukan oleh karakteristik produk yang diharapkan.4) Langkah-langkah finishing utama dalam pemurnian produk fermentasi adalah kristalisasi dan pengeringan.5) PRODUCT POLISHING Referensi: 4) Hal. 82, Buku Teknologi Bioproses oleh Nur Istiana dkk, 2018. 5) Hal. 378, Bioprocess Engineering oleh Michael L. S. dkk, 2002.
  • 7. Kristalisasi biasanya merupakan langkah terakhir dalam menghasilkan produk yang sangat murni seperti antibiotik. Kristalisasi beroperasi pada suhu rendah, yang meminimalkan degradasi termal pada bahan yang sensitif terhadap panas. Operasi juga dilakukan pada konsentrasi tinggi, oleh karena itu kristalisasi memerlukan biaya unit rendah sedangkan faktor pemisahannya tinggi.6) SUHU RENDAH Referensi: 6) Hal. 378, Bioprocess Engineering oleh Michael L. S. dkk, 2002. KRISTALISASI
  • 8. Pembentukan kristal dapat dilakukan dari fase cair maupun uap. Supersaturasi adalah parameter kunci dalam kristalisasi, karena semakin banyak bahan terlarut dalam larutan semakin tinggi kemungkinan pembentukan kristal. Pembentukan inti dan pertumbuhan kristal adalah dua tahap dalam setiap proses kristalisasi. Tingkat kedua tahap tersebut menentukan kapasitas dan waktu tinggal alat kristalisasi, sebagai laju proses kristalisasi.8) Referensi: 8) Hal. 5, Drying and Crytallization oleh Tamer Alhalabi dkk, 2017. PROSES KRISTALISASI
  • 9. PEMBENTUKAN INTI Pembentukan inti dapat dibagi menjadi dua kasus yang berbeda. Pembentukan inti primer terjadi dalam sistem bebas kristal, ketika konsentrasi larutan mencapai batas metastabil. Pembentukan inti sekunder adalah proses yang mulai terjadi ketika ada kristal dalam larutan supersaturasi, di luar batas metastabil.9) Referensi: 9) Hal. 5, Drying and Crytallization oleh Tamer Alhalabi dkk, 2017.
  • 10. PERTUMBUHAN KRISTAL Laju pertumbuhan kristal adalah laju perpindahan molekul dari larutan ke permukaan kristal berukuran kritis yang menyebabkan pembentukan kisi kristal. Ada juga pembentukan inti yang berpengaruh pada laju pertumbuhan kristal. Rasio ini tergantung pada jumlah init yang mengambil bagian dalam bentuk kristal dan laju gesekan, yang menjelaskan seberapa mudah kristal pecah dan seberapa kecil kristal yang pecah itu bereaksi. Referensi: 9) Hal. 6, Drying and Crytallization oleh Tamer Alhalabi dkk, 2017.
  • 11. METODE KRISTALISASI Kristalisasi memiliki dua metode yaitu evaporasi dan pendinginan. Teknik-teknik ini umumnya digunakan, karena kecenderungan mereka untuk pembentukan kristal yang lebih besar.10) Referensi: 10) Hal. 7, Drying and Crytallization oleh Tamer Alhalabi dkk, 2017.
  • 12. KRISTALISATOR (CRYTALLIZER) Kristalisator dapat dibagi menjadi continuous crystallizer dan batch crystallizer. Ada kemungkinan untuk melakukan kristalisasi dalam beberapa tahap.11) Referensi: 10) Hal. 7, Drying and Crytallization oleh Tamer Alhalabi dkk, 2017.
  • 13. BATCH CRYSTALLIZER Batch Crystallizer biasanya merupakan tangki berselimut, tempat tipe impeler yang berbeda dapat digunakan. Ada metode untuk mengontrol ukuran kristal untuk kristalisasi batch, seperti teknik seeding, programmed cooling, dan ultrasound. Seeding adalah teknik yang paling banyak digunakan, dan tujuannya adalah untuk mencegah pembentukan inti baru dalam proses batch, dengan menambahkan seeds (biji kecil) di dalam tangki. Ini mengurangi waktu yang dibutuhkan kristalisasi, karena sekarang kristal tidak harus terbentuk dalam interaksi acak, rekristalisasi dapat segera dimulai.12) Referensi: 10) Hal. 7, Drying and Crytallization oleh Tamer Alhalabi dkk, 2017.
  • 17. Penghilanagn pelarut dari produk basah murni (kristal atau zat terlarut) biasanya dilakukan dengan pengeringan. Dalam memilih metode pengeringan, sifat fisik produk, kepekaan panasnya, dan kadar air akhir yang diinginkan harus dipertimbangkan.11) Kategori parameter yang harus dipertimbangkan: 1. Sifat fisik sistem padat-cair 2. Sifat intrinsik zat terlarut 3. Kondisi lingkungan pengeringan 4. Perpindahan panas11) PENGERINGAN Referensi: 11) Hal. 378, Bioprocess Engineering oleh Michael L. S. dkk, 2002.
  • 18. Jenis utama pengering yang digunakan untuk pengeringan produk fermentasi adalah sebagai berikut: VACUUM-TRAY DRYER Terdiri dari rak yang dipanaskan dalam satu ruang dan biasanya digunakan dalam produk farmasi. Ini adalah metode yang baik untuk batch kecil dengan bahan yang mahal, dimana kehilangan produk dan kerusakan akibat panas harus diminimalkan.12) Referensi: 12) Hal. 379, Bioprocess Engineering oleh Michael L. S. dkk, 2002.
  • 19. FREEZE DRYING (LYOPHILIZATION) adalah metode di mana air dihilangkan dengan sublimasi (dari es padat ke uap) dari larutan beku. Pembekuan bisa dilakukan baik di luar atau di dalam ruang vakum sebelum pengeringan. Metode ini adalah digunakan untuk antibiotik, larutan enzim, dan suspensi bakteri.13) Referensi: 13) Hal. 379, Bioprocess Engineering oleh Michael L. S. dkk, 2002.
  • 20. ROTARY-DRUM DRYER tidak baik untuk larutan kristal. Air dihilangkan dengan konduksi panas di atas lapisan tipis larutan pada permukaan drum yang berputar dengan uap. Produk kering diambil dari drum dengan bantuan pisau pada titik pembuangan.14) Referensi: 14) Hal. 379, Bioprocess Engineering oleh Michael L. S. dkk, 2002.
  • 21. SPRAY DRYER menggunakan atomisasi dan penyemprotan larutan produk ke dalam ruangan yang dipanaskan melalui nozzle. Gas panas di dalam kamar menyediakan panas yang diperlukan untuk penguapan dari cairan. Partikel kering dipisahkan dari gas panas menggunakan cyclones. Pengering semprot mahal untuk dibeli tetapi merupakan metode yang disukai untuk bahan yang peka terhadap panas.15) Referensi: 15) Hal. 379, Bioprocess Engineering oleh Michael L. S. dkk, 2002.
  • 22. PNEUMATIC CONVEYOR DRYER menggunakan aliran udara panas untuk menangguhkan dan mengangkut partikel. Waktu retensi partikel dalam aliran gas sangat pendek pendek, biasanya beberapa detik. Sistem seperti itu bekerja dengan baik ketika pengeringan permukaan yang kritis, tetapi tidak memberikan paparan yang cukupuntuk mengeringkan partikel berpori besar di mana pembuangan air dikendalikan secara difusi. Sistem Pneumatik konveyor sangat cocok untuk bahan yang peka terhadap panas dan mudah teroksidasi.16) Referensi: 16) Hal. 379, Bioprocess Engineering oleh Michael L. S. dkk, 2002.
  • 25. PENDAHULUAN Apa itu Limbah? Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi, baik industri maupun domestik (rumah tangga). Limbah industri berasal dari kegiatan industri, baik karena proses secara langsung maupun proses secara tidak langsung. Limbah dari kegiatan industri adalah limbah yang terprosuksi bersamaan dengan proses produksi, dimana prosuk dan limbah hadir saat yang sama. sedangkan limbah tidak langsung terproduksi sebelum proses maupun sesudah proses produksi.17) Referensi: 17) Hal. 23, Pengolahan Limbah Industri oleh L. M. Arif, 2016
  • 26. PENGOLAHAN LIMBAH (PERATURAN PENGOLAHAN LIMBAH DI INDONESIA) BAHAN BAKU (PP 74/2001) PROSES PRODUKSI PRODUK LIMBAH GAS (PP 41/2001) LIMBAH PADAT & CAIR AIR BUANGAN (PP 82/2001) IPAL SLUDGE LIMBAH B3 (PP 18-85/1999) Khusunya skema bioproses limbah gas yang dihasilkan hanya berupa gas fermentasi yang dipisahkan melalui proses pemisahan, gas hasil fermentasi dapat diolah menjadi biogas. Limbah padat, semi-padat, maupun cair biasanya berupa media sisa dan pelarut (solvent).
  • 27. LIMBAH PADAT, SEMI PADAT, DAN CAIR Secara keseluruhan, limbah yang dihasilkan dari skema bioproses merupakan limbah yang dapat terurai oleh mikroorganisme itu sendiri. Sehingga limbah benar- benar yang sudah tidak dapat di-recycle berupa limbah organik yang dapat langsung dibuang ke pembuangan (landfill). Adapun satu-satunya yang perlu diperhatikan adalah memastikan komponen yang terbuang ke lingkungan sudah bebas dari patogenitas mikroorganisme yang dapat dilakukan melalui proses sterilisasi. Adapun pelarut yang digunakan selama proses pemisahan produk dapat digunakan kembali melalui proses pemurnan pelarut, dan sisa yang tidak dapat dimurnikan merupakan limbah B3. Adapun perlakuan limbah untuk menghilangkan biomassa tersebut. Karena limbah berupa bahan organik, penguraian menjadi senyawa sederahana seperti gas CO2, gas N2, gas SO2, uap H2O dapat dilakukan melalui proses insinerasi/pembakaran.
  • 30. STERILISASI LIMBAH (AIR) – OZONISASI
  • 32. DAFTAR PUSTAKA TEKKNOLOGI BIOPROSES Nur Istianah Agustin K. W. Feronika H. S BIOPROCESS ENGINEERING Michael L. Schuler Fikret Kargi DRYING AND CRYSTALLIZATION Tamer Alhalabi Kalle Koikkalainen Lee Suen Ern PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI Latar M. Arif