Dokumen tersebut membahas tentang pilihan karir dan psikologi remaja siswa SMAN 91 Jakarta setelah lulus, serta motivasi berprestasi. Pilihan karir meliputi menganggur, mengikuti kursus, menikah, bekerja, atau kuliah. Psikologi remaja meliputi masalah penyesuaian diri dan identitas diri. Motivasi berprestasi meliputi tanggung jawab pribadi, cita-cita, dan usaha terbaik.

1. 9. PENJAJAKAN KARIR SISWA-SISWI SMAN 91 JAKARTA
Beberapa pilihan setelah lulus dari SMAN 91 Jakarta.
A. Menganggur
Jika kamu menganggur karena berbagai macam alasan,
ikutlah kegiatan-kegiatan yang positif seperti kursus atau
buka usaha, siapa tau malah nantinya dapat berwiraswasta.
B. Kursus
Jika kamu tidak melanjutkan studi di perguruan tinggi,
kamu bisa mempertimbangkan dengan mengambil kursus.
C. Menikah
Menikah dapat menjadi alternative jika kamu sudah dewasa
lahir dan batin. Jika kamu belum siap, pikirkanlah
alternative kegiatan lain.

2. D. Kerja
Jika kamu ingin bekerja setelah lulus SMA
masih dibutuhkan keterampilan tambahan.
E. Kuliah
Jika kamu ingin melanjutkan studi di
Perguruan Tinggi, kamu perlu memutuskan
fakultas dan jurusan apa yang bakal kamu ambil,
dan di universitas mana kamu berkuliah.

3. 10. PSIKOLOGI REMAJA SISWA-SISWI SMAN 91 JAKARTA
Remaja adalah suatu periode transisi dari masa awal anak
anak hingga masa awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira kira
10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun hingga 22
tahun.
Remaja sebagai masa perkembangan transisi antara masa
anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis,
kognitif, dan sosial-emosional, kecenderungan remaja akan
mengalami masalah dalam penyesuaian diri dengan lingkungan.
Diharapkan agar remaja dapat menjalani tugas perkembangan
dengan baik-baik dan penuh tanggung jawab. Masa remaja
sebagai masa mencari identitas diri, yang dicari remaja berupa
usaha untuk menjelaskan siapa dirinya dan apa peranannya
dalam masyarakat.

4. Masalah Remaja Di Sekolah
Lima masalah yang sering dihadapi para remaja di sekolah :
1. Perilaku Bermasalah
2. Perilaku menyimpang
3. Penyesuaian diri yang salah
4. Perilaku tidak dapat membedakan benar-salah
5. Perilaku hiperaktif (tidak terkontrol) akibat dari defisiensi
dalam perhatian
Peranan Lembaga Pendidikan untuk mengatasi hal tersebut
dengan pembinaan moral dalam lembaga keluarga, sekolah, dan
masyarakat secara harmonis : memberikan kesempatan dengan
mengadakan dialog untuk menyiapkan jalan bagi tindakan
bersama; memberikan pendampingan, perhatian dan cinta
sejati.

5. 11. MOTIVASI BERPRESTASI SISWA-SISWI SMAN 91 JAKARTA
Sebagai pelajar motivasi berprestasi adalah dorongan untuk
selalu berjuang bekerja keras untuk mencapai kesuksesan.
Aspek-aspek motivasi berprestasi antara lain :
1. Mempunyai tanggung jawab pribadi
2. Menetapkan standar unggulan nilai yang akan dicapai
3. Memiliki motivasi tinggi
4. Gigih dan giat serta kreatif
5. Berusaha mencapai cita-cita
6. Kemampuan memilah tugas sesuai tingkat kesulitan
7. Melakukan kegiatan sebaik-baiknya
8. Mengadakan antisipasi
9. Berdoa dan tawakal.