SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
KATA PENGANTAR
Assalamualikum Wr.Wb.
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah sejarah ini. Shalawat beriringan salam
kita hadiahkan kepada Nabi Muhammad SAW. yang telah membawa umatnya ke alam yang
berilmu pengetahuan seperti saat sekarang ini.
Makalah ini memuat tentang berfikir sejarah. Dengan adanya makalah
ini kamiberharap kita semua dapat lebih mengetahui tentang bagaimana berfikir
sejarah itu. Semoga dengan makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas lagi kepada
kita semua. Dalam penulisan makalah ini mungkin masih terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, oleh karena itu kami berharap pembaca dapat memberikan kritikan dan saran yang
membangun. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.
WassalamualikumWr.Wb.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
A. Proses Berfikir Sejarah Secara Sinkronik dan Diakronik________________3
B. Proses Berfikir Sejarah Secara Ruang Dan Waktu_____________________7
C. Proses Berfikir Sejarah Secara Kausalitas____________________________8
D. Proses Berfikir Sejarah Secara Periodesasi___________________________9
BAB III PENUTUP _13
A. Kesimpulan 13
B. Saran 14
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah adalah ilmu yang mandiri. Mandiri, artinya mempunyai filsafat ilmu sendiri,
permasalahan sendiri, dan penjelasan sendiri. Sejarah berarti menafsirkan, memahami, dan
mengerti. Kita mula dengan menunjukan ke khasan sejarah sebagai ilmu. Sejarah mengajarkan
kepada kita cara berpikir kronologis, artinya berpikirlah secara runtut, teratur, dan
berkesinambungan. Dengan konsep kronologis, sejarah akan memberikan kepada kita gambara
yang utuh tentang peristiwa atau perjalanan sejarah dari tinjauan aspek tertentu sehingga dengan
mudah kita dapat menarik manfaat dan makna dari hubungan antar peristiwa yang terjadi.
Adapun dalam kehidupan sehari-hari, konsep berfikir diakrnik atau kronologis ini sangat
diperlukan jika kita ingin memecahkan masalah. Tanpa berpikir secara runtut dan
berkesinambungan dalam mengidentifikasi suatu permasalahan, kita akan dihadapkan pada
pemecahan masalah atau pemberian solusi yang tidak tepat.
Cara berpikir sinkronik akan mengajarkan kepada kita untuk lebih teliti dalam mengamati
gejala atau fenomena tertentu, terhadap peristiwa atau kejadian pada waktu tertentu. Konsep
berpikir sinkronik banyak diterapkan pada ilmu-ilmu sosial lainnya, terutama jika ingin
mengetahui secara lebih mendalam tentang sesuatu hal yang tengah menjadi fokus perhatian kita.
Meskipun tidak melakukan perbandingan dengan sejumlah kondisi yang sama, tetapi dengan
memfokuskan perhatian terhadap suatu gejala atau fenomena tertentu dalam sebuah kajian akan
membuat kita lebih memaknai mengapa hal itu dapat terjadi.. Oleh karena itu, kita juga belajar
bahwa setiap akibat pasti ada sebabnya, sejauh mana kemampuan kita dapa mencegah sebab atau
mehgurangi atau bahkan menghindari akibat yang tidak kita inginkan.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas kami dapat mengemukakan beberapa rumusan masalah sebagai
berikut:
1) Apakah definisi dari sejarah?
2) Bagaimanakah proses berfikir sejarah secara diakronik?
3) Bagaimanakah proses berfikir sejarah secara sinkronik?
4) Bagaimanakah proses berfikir sejarah secara ruang dan waktu?
5) Bagaimanakah proses berfikir sejarah secara kausalitas?
6) Bagaimanakah proses berfikir sejarah secara periodesasi?
C. Tujuan
Dari latar belakang dan rumusan masalah diatas dapat ditarik kesimpulan tujuan dari pembuatan
makalah ini adalah
1) Dapat mengetahui definisi dari sejarah.
2) Dapat mengetahui bagaimanakah proses berfikir sejarah secara diakronik.
3) Dapat mengetahui bagaimanakah proses berfikir sejarah secara sinkronik.
4) Dapat memahami bagaimana proses berfikir sejarah secara ruang dan waktu.
5) Dapat mengetahui bagaimanakah proses berfikir sejarah secara kausalitas.
6) Dapat memahami bagaimana proses berfikir sejarah secara periodesasi.
II. PEMBAHASAN
A. Proses BerfikirSejarahSecara Sinkronik dan Diakronik
Kata sinkronis berasal dari bahasa Yunani syn yang berarti dengan, dankhronos yang
berarti waktu, masa. Sinkronis artinya segala sesuatu yang bersangkutan dengan peristiwa yang
terjadi di suatu masa / ruang tetapi terbatas dalam waktu. Sinkronis artinya meluas dalam ruang
tetapi terbatas dalam waktu yang mengandung kesistematisan tinggi. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, Sinkronik artinya segala sesuatu yang bersangkutan dengan peristiwa yang
terjadi di suatu masa yang terbatas. Menurut Galtung, pengertian sejarah secara sinkronik artinya
mempelajari pristiwa sejarah dengan berbagai aspeknya pada waktu atau kurun waktu yang
tertentu atau terbatas. Atau meneliti gejala-gejala yang meluas dalam ruang tetapi dalam waktu
yang terbatas
Berpikir sejarah secara sinkronis adalah mempelajari peristiwa yang sezaman, atau
bersifat horisontal, artinya mempelajari pristiwa sejarah dengan berbagai aspeknya pada waktu
atau kurun waktu yang tertentu atau terbatas. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan
bahwa pengertian berpikir sinkronik dalam sejarah adalah mempelajari (mengkaji) struktur
(karakter) suatu peristiwa sejarah dalam kurun waktu tertentu atau dibatasi oleh waktu.
a) Contoh berpikir sejarah secara sinkronis
Menggambarkan keadaan ekonomi di Indonesia pada suatu waktu tertentu, seperti: Keadaan
ekonomi masyarakat Indonesia tahun 1945-1950
b) Ciri-ciri berpikir sejarah secara sinkronis
Ø Mengkaji pada masa tertentu
Ø Menitik beratkan pengkajian pada strukturnya(karakternya)
Ø Bersifat horizontal
Ø Tidak ada konsep perbandingan
Ø Cakupan kajian lebih sempit
Ø Memiliki sistematis yang tinggi
Ø Bersifat lebih serius dan sulit
Menurut Galtung, diakronis berasal dari bahasa Yunani, dia artinya melintasi atau melewati dan
khronos yang berarti perjalanan waktu. Dengan demikian, diakronis dapat diartikan sebagai
suatu peristiwa yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa sebelumnya dan tidak berdiri
sendiri atau timbul secara tiba-tiba. Sebab sejarah meneliti gejala-gejala yang memanjang dalam
waktu, tetapi dalam ruang yang terbatas.
Konsep diakronis melihat bahwa peristiwa dalam sejarah mengalami perkembangan
dan bergerak sepanjang masa. Melalui proses inilah, manusia dapat melakukan perbandingan dan
melihat perkembangan sejarah kehidupan masyarakatnya dari jaman ke jaman berikutnya.
Suatu peristiwa sejarah tidak bisa lepas dari peristiwa sebelumnya dan akan
mempengaruhi peristiwa yang akan datang. Sehingga, berfikir secara diakronis haruslah dapat
memberikan penjelasan secara kronologis dan kausalita. Kronologi adalah catatan kejadian-
kejadian yang diurutkan sesuai dengan waktu terjadinya. Kronologi dalam peristiwa sejarah
dapat membantu merekonstruksi kembali suatu peristiwa berdasarkan urutan waktu secara tepat,
selain itu dapat juga membantu untuk membandingkan kejadian sejarah dalam waktu yang sama
di tempat berbeda yang terkait peristiwanya.
a) Contoh berpikir sejarah secara diakronis
Menjelaskan peristiwa detik-detik proklamasi harus menjelaskan pula peristiwa-peristiwa yang
melatarbelakanginya, seperti: peristiwa menyerahnya Jepang kepada sekutu, reaksi pemuda
Indonesia terhadap berita kekalahan Jepang, peristiwa Rengasdengklok, penyususnan teks
proklamasi, dan lain sebagainya.
b) Ciri-ciri berpikir sejarah secara diakronis
Ø Mengkaji dengan berlalunya masa
Ø Menitik beratkan pengkajian peristiwa pada sejarahnya
Ø Bersifat historis atau komparatif
Ø Bersifat vertikal
Ø Terdapat konsep perbandingan
Ø Cakupan kajian lebih luas
Keterkaitan Berpikir Sejarah Secara Diakronik dan Sinkronik
Sejarah adalah proses, dalam kata lain sejarah adalah perkembangan. Ilmu sejarah
sendiri memiliki sifat yang diakronis yaitu memanjang dalam waktu dan dalam ruang yang
terbatas. Sejarah mengenal adanya suatu proses kontinuitas atau berkelanjutan. Sehingga sejarah
itu sendiri merupakan suatu rekonstruksi peristiwa masa lalu yang bersifat kronologis.
Sedangkan ilmu sosial itu bersifat sinkronis (menekankan struktur) artinya ilmu sosial meluas
dalam ruang. Pendekatan sinkronis menganalisa sesuatu tertentu pada saat tertentu, titik tetap
pada waktunya. Ini tidak berusaha untuk membuat kesimpulan tentang perkembangan peristiwa
yang berkontribusi pada kondisi saat ini, tetapi hanya menganalisis suatu kondisi seperti itu. Ada
juga yang menyebutkan ilmu sinkronis, yaitu ilmu yang meneliti gejala - gejala yang meluas
dalam ruang tetapi dalam waktu yang terbatas.
Kedua ilmu ini saling berhubungan ( ilmu sejarah dan ilmu – ilmu sosial ). Kita ingin
mencatat bahwa ada persilangan antara sejarah yang diakronis dan ilmu sosial lain yang
sinkronis Artinya ada kalanya sejarah menggunakan ilmu sosial, dan sebaliknya, ilmu sosial
menggunakan sejarah Ilmu diakronis bercampur dengan sinkronis.
Menurut Kuntowijoyo, dalam mempelajari sejarah tidak lepas dari cara berfikir
diakronis dan berfikir sinkronis, karena keduanya saling melengkapi.
Contoh: Candi Borobudur merupakan peninggalan sejarah kehidupan bangsa Indonesia pada
masa Hindu-Budha. Sehingga dalam menceritakan tentang Candi Borobudur tidak hanya
menceritakan bagaimana urutan waktu (aspek Diakronis) Candi borobudur dibangun tapi juga
bisa kita lihat bagaimana kehidupan politik, ekonomi, sosial dan budaya (Aspek Sinkronis) pada
masa pembangunan Candi tersebut. Secara Diakronis Candi Borobudur dibangun antara kurun
waktu 760 sampai 830 M dan dibangun dalam 4 tahap dengan arsiteknya Gunadarma dan
rampung pada masa pemerintahan Raja Samaratungga. Kita dapat berfikir secara sinkronik dari
Bangunan monumental Semegah candi Borobudur mungkinkah dibangun oleh masyarakat yang
kacau, tentu saja tidak bangunan yang megah tersebut tentu dibangun masyarakat yang makmur
(aspek ekonomi), hidup bergotong royong dan toleransi (Aspek sosial budaya), memiliki raja
yang berwibawa (aspek politik) dan religius (aspek Agama).
B. Proses BerfikirSejarahSecaraRuang Dan Waktu
Sejarah terbentuk dari tiga unsur, yang ketiganya tidak dapat terpisahkan antara satu
dengan yang lain. Ketiga unsur tersebut, yaitu manusia, ruang dan waktu.
1. Manusia, Unsur manusia memiliki peran penting dalam peristiwa sejarah. Manusia
adalah pelaku/aktor utama yang sangat mementukan suatu peristiwa sejarah. Sehingga
mempelajari sejarah dapat diartikan juga kita mempelajari sejarah manusia. Sebagai aktor
sejarah, manusia memiliki kemampuan berpikir yang merupakan cikal bakal munculnya ide
kreatif. Ide kreatif inilah yang merupakan embrio terbentuknya kebudayaan.
2. Ruang, Dalam sejarah, ruang merupakan unsur penting yang harus ada. Ruang atau
tempat terjadinya peristiwa sejarah berkaitan dengan aspek geografis. Setiap komunitas yang
tinggal di suatu tempat, akan memiliki pola pikir dan sistem budaya yang diperoleh dari
leluhurnya. Sehingga kisah sejarah manusia merupakan proses interaksi dengan kehidupan
sosial, budaya, politik, ekonomi pada ruang atau tempat tertentu.
3. Waktu, Setiap manusia dan makhluk hidup lainnya hidup dalam waktu dan tidak
dapat dilepaskan dari waktu. Mereka berkaitan erat dengan kehidupan masa lalu, masa kini, dan
masa depan. Mempelajari sejarah bukan hanya mempelajari sesuatu yang berhenti, melainkan
sesuatu yang terus bergerak sejalan dengan perjalanan waktu. Setiap peristiwa sejarah berada
dalam kurun waktu tertentu yang memiliki latar belakang waktu sebelumnya.
Keterkaitan konsep ruang dan waktu dalam sejarah
Konsep ruang dan waktu merupakan unsur penting yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu
peristiwa dan perubahannya dalam kehidupan manusia sebagai subyek atau pelaku sejarah.
Segala aktivitas manusia pasti berlangsung bersamaan dengan tempat dan waktu kejadian.
Manusia selama hidupnya tidak bisa dilepaskan dari unsur tempat dan waktu karena perjalanan
manusia sama dengan perjalanan waktu itu sendiri pada suatu tempat dimana manusia hidup
(beraktivitas).
C. ProsesBerfikirSejarahSecara Kausalitas
Kausalitas merupakan prinsip sebab-akibat yang ilmu dan pengetahuan yang dengan
sendirinya bisa diketahui tanpa membutuhkan pengetahuan dan perantaraan ilmu yang lain dan
pasti antara segala kejadian, serta bahwa setiap kejadian memperoleh kepastian dan keharusan
serta kekhususan-kekhususan eksistensinya dari sesuatu atau berbagai hal lainnya yang
mendahuluinya, merupakan hal-hal yang diterima tanpa ragu dan tidak memerlukan sanggahan.
Keharusan dan keaslian sistem kausal merupakan bagian dari ilmu-ilmu manusia yang telah
dikenal bersama dan tidak diliputi keraguan apapun.
Kausalitas dibangun oleh hubungan antara suatu kejadian (sebab) dan kejadian kedua
(akibat atau dampak), yang mana kejadian kedua dipahami sebagai konsekuensi dari yang
pertama. Kausalitas merupakan asumsi dasar dari ilmu sains. Dalam metode ilmiah, ilmuwan
merancang eksperimen untuk menentukan kausalitas dari kehidupan nyata. Tertanam dalam
metode ilmiah adalah hipotesis tentang hubungan kausal. Tujuan dari metode ilmiah adalah
untuk menguji hipotesis tersebut.
Leopold Von Ronke mengeluarkan dictum bahwa hendaknya sejarawan menulis
sebagaimana yang terjadi yng sebenarnya. Artinya, sejarawan harus tunduk kepada fakta,
sejarawan harus punya integritas, dan sejarawan harus objektif (tidak boleh memihak). Dia
mengeluarkan dictum itu pada abad ke-19 tatkala pengaruh filsafat positivisme sangat dominan.
Dalam kausalitas sejarawan harus menganalisis dua hal, yaitu kasus (peristiwa) dan perubahan.
Keduanya berbeda dalam akibat yang ditimbulkan kasus bersifat prosesual tanpa perubaha ,
sedangkan dalam perubahan terjadi perubahan kausalitas, yaitu perubahan structural dan
perubahan sistem. Dalam studi kasus kita menemukan adanya kasus tunggal yang kompleks.
Kasus tunggal disebut sederhana bila sejarawan menemukan bahwa penyebabnya hanya satu
(monokausal), sedangkan kasus tunggal disebut kompleks kalau penyebabnya banyak
(multikausal).
D. Proses BerfikirSejarahSecaraPeriodesasi
Periodisasi adalah pembagian waktu menurut zamannya. Istilah periodisasi dalam bahasa
Indonesia sepadan dengan penzamanan atau pembabakan. Ketiga istilah ini (peridisasi,
penzamana dan pembabakan) mempunyai pengertian yang sama, yakni pembagian waktu
menurut zamannya.
Kata periodisasi berasal dari kata periode. Dalam bahasa Indonesia, kata periode
mempunyai tiga pengertian: (1) kurun waktu, (2) lingkaran waktu, dan (3) masa. Ketiga
pengertian ini mengandung arti yang sama yakni berkaitan dengan dimensi waktu. Oleh karena
itu memahami periode menjadi sangat penting dalam belajar sejarah karena dimensi waktu
merupakan sesuatu yang paling mendasar dalam ilmu sejarah. Periodisasi dalam ilmu sejarah
berfungsi untuk menyusun sistematika dalam penulisan sejarah.
Periodisasi diberikan berdasarkan caesuur atau pembagian waktu yang diberikan.
Pemberian caesuur diberikan oleh para pujangga untuk historiografi tradisional, dan sejarawan
untuk historiografi modern. Keduanya mempunyai perbedaa sebagai berikut: Dalam historiografi
tradisional suatu zaman diberi nama menurut seorang raja yang memerintah, atau dinasti yang
memerintah, atau nama kerajaannya. Sebagai contoh masa Raja Hawam Wuruk dalam sejarah
Kerajaan Majapahit, Masa dinasti atau wangsa Syailendra dalam sejarah Kerajaan Mataram
Hindu yang mendirikan Candi Borobudur, atau sejarah kota Makasar pada masa Kesultanan
Gowa. Dalam historigrafi modern, pembagian waktu diberikan berdasarkan penamaan kurun
waktu, misalnya periodisasi dalam sejarah Eropa yang dibagi menjadi tiga zaman, yaitu zaman
kuno, zaman pertengahan dan zaman modern. Pembagian ini diberikan oleh Christophorus
Cellarius (1638-1707), seorang ahli sejarah klasik Eropa berkebangsaan Jerman yang hidup pada
abad ke-17. Dialah yang membagi sejarah Eropa menjadi zaman kuno. pertengahan, dam
modern. Setiap periode diberikan batasan waktu 500 tahun. Berdasarkan pembagian waktu ini
maka zaman kuno Eropa berlangsung antara tahun 500 hingga tahun 1000, zaman pertengahan
Eropa berlangsung antara tahun 1000 hingga tahun 1500, dan zaman modern Eropa berlangsung
mulai dari tahun 1500 hingga sekarang.
Pembulatan waktu yang dilakukan Cellarius dalam periodisasinya bertujuan untuk
memberikan kemudahan dalam memahami perjalanan sejarah bangsa Eropa menuju bangsa yang
modern. Di samping pembulatan tahun, para sejarawan juga menggunakan pembulatan
berdasarkan abad. Sementara satu abad berjumlah 100 tahun. OLeh karena itu pembulatan waktu
berdasarkan abad memahami sejarah suatu bangsa dalam kurun waktu setiap seratus tahun.
Sebagai contoh dalam historigrafi Barat dikenal periodisasi yang membagi periodisasi menjadi
periode Reformasi – Protestan untuk sejarah Eropa pada abad ke-16, periode Rasionalisme untuk
sejarah Eropa pada abad ke-17, periode Pencerahan atau Aufklarung untuk sejarah Eropa pada
abad ke-18, dan peride Romantisme-Nasionalisme untuk sejarah Eropa pada abad ke-19.
Periodisasi juga diberikan para sejarawan Indonesia. Pada tahun 1957 para
sejarawan Indonesia membagi sejarah Indonesia menjadi enam periode, yaitu (1) Jaman
Prasejarah Indonesia, (2) Jaman Kuno, (3) Jaman Pertumbuhan dan Perkembangan Kerajaan-
Kerajaan Islam di Indonesia, (4) Abad Kesembilanbelas, (5) Jaman Kebangkian Nasional dan
Masa Akhir Hindia Belanda, dan (6) Jaman Jepang dan Jaman Republik Indonesia. Setiap
periode tersebut berlangsung dalam kurun waktu tertentu. Jalam prasejarah berlangsung sebelum
abad masehi, jaman kuno beralngsung dari awal abad Masehi hingga tahun 1500, jaman
pertumbuhan dan perkembangan Kerajaan-Kerajaan Islam berlangsung dari tahun 1500 hingga
tahun 1800, abad kesembilan belas berlangsung dari tahu 1800 hingga tahun 1900, jaman
kebangkitan nasional dan masa akhir Hindia Belanda berlangsung dari tahun 1900 hingga 1942,
dan jaman Jepang dan Jaman Republik Indonesia berlangsung dari tahun 1942 hingga sekarang.
Periodisasi sejarah Indonesia yang diberikan para sejarawan Indonesia tersebut
merupakan penggabungan dari pembulatan tahun dan pembulatan abad serta pertistiwa-peristiwa
politik yang dinilai sangat penting, seperti tahun 1942, yaitu awal penjajahan Jepang di Indonesia
yang menandai berakhirnya penjajahan Belanda di Indonesia.
Dalam sejarah politik ada kebiasaan membuat periodisasi berdasarkan
pemilihan caesuur pada tahun pertistiwa penting, antara lain akhir perang, awal revolusi, awal
suatu pemerintahan, dan lain sebagainya. Periodisasi seperti ini membuktikan bahwa ide
pentingnya peranan perang, diplomasi, dan peristiwa penting lain sangat menonjol. Jadi dominasi
sejarah politik dan perang sangat menentukan. Sebagai contoh adalah Revolusi Perancis pada
tahun 1789 yang dijadikan sebagai awal periode modern daam sejarah Perancis. Dapat
disimpulkan bahwa periodisasi dalam sejarah politik dilakukan seara tajam.
Pembagian periode secara tajam sebagaimana berlaku dalam sejarah politik tersebut
tidak dilakukan para sejarawan ekonomi dan social. Mereka membagi periode berdasarkan
konjungtur atau gelombang yang memperhatikan perubahan yang lambat. Sebagai contoh adalah
periodisasi yang dilakukan sejarawan Perancis, Braudel. Ia membagi sejarah menjadi tiga
periode yaitu sejarah kejadian-kejadian (L’histoire evenementielle), sejarah konjungtural, dan
sejarah jangka panjang atau sejarah structural.
Perubahan dalam sejarah structural (sejarah social) lebih lambat dari pada perubahan
yang berlangsung dalam sejarah konjungtural (sejarah ekonomi). Contoh sejarah structural adaah
perubahan struktur social atau struktur kekuasaan. Keduanya tidak dapat terjadi secara mendadak
dan berlangsung dalam waktu yang sangat lama. Perubahan dalam struktur social sangat
bergantung pada kemunculan golongan social baru. Kemuncula golonga social baru ini
menciptakan pola hubungan social yang baru pula di antara golongan-golongan social tersebut.
Dari uraian di atas, periodisasi yang paling sederhana adalah periodisasi dalam sejarah
politik. Relatif lebih mudah meetapkan caesuur masa pemerintahan penguasa, awal da akhir
perang, atau periode berdirinya suatu negara dan kerajaan daripada menentukan perubahan
konjungtural maupun structural. Kesulitan utama dalam membuat periodisasi berkaitan dengan
unit sejarah yang diambil. Semakin besar dan kompleks suatu unit, semakin sulit menetapkan
criteria tajam yang berlaku untuk seluruh unit.
Dalam menghadapi kesulitan-kesulitan itu perlu diperhatikan bahwa periodisasi hanya
suatu modalitas untuk member struktur atau bentuk kepada waktu, tidak diperlukan kemutlakan
dalam membuat pembatasan. Yang paling pokok ialah memakai criteria secara konsisten.
Kriteria adalah ukuran yang digunakan untuk menetapkan karakteristik zaman.
III. PENUTUP
A. Kesimpulan
Sejarah berasal dari serapan bahasa arab yaitu kata Syajarotun yang berarti pohon.
Pengertian sejarah secara umum diartikan kisah atau cerita yang mengupas kehidupan manusia
dimasa lampau. Menurut Kuntowijoyo, dalam mempelajari sejarah tidak terlepas dari cara
berpikir Diakronis dan Sinkronis, yang masing-masing saling melengkapai.
Strategi dalam mengembangkan berfikiris sejarah secara diakronis dan sinkronis kepada
siswa yaitu melalui kemahiran pemikiran sejarah. Pemikiran Sejarah merupakan salah satu
kemahiran yang penting dalam pendidikan Sejarah. Melalui kemahiran pemikiran Sejarah,
pelajar-pelajar dirangsang untuk lebih berfikir secara diakronis dan sinkronis. Hal ini secara
tidak langsung dapat meningkatkan pencapaian intelek para pelajar dan menjadikan Sejarah
sebagai satu mata pelajaran yang hidup dan tidak lagi membosankan.
Penerapan berfikir sejarah secara diakronik dan sinkronik dalam pembelajaran sejarah,
yaitu: Kepentingan (Significance), Epistemologi dan bukti (Epistemology and evidence),
Kesinambungan dan perubahan (Continuity and Change), Perkembangan dan kemerosotan
(Progress and decline), Empati dan penilaian moral (empathy and moral judgement), dan
Historical Agency.

More Related Content

What's hot

Modul Sejarah kelas x
Modul Sejarah kelas x Modul Sejarah kelas x
Modul Sejarah kelas x fajarnanda03
 
Bab 1 hakikat ilmu sejarah
Bab 1 hakikat ilmu sejarahBab 1 hakikat ilmu sejarah
Bab 1 hakikat ilmu sejarahMutiara N
 
Makalah metode pengumpulan sumber sejarah (1)
Makalah metode pengumpulan sumber sejarah (1)Makalah metode pengumpulan sumber sejarah (1)
Makalah metode pengumpulan sumber sejarah (1)DyanSinaga3
 
Kemampuan berpikir diakronis dan sinkronik
Kemampuan berpikir diakronis dan sinkronikKemampuan berpikir diakronis dan sinkronik
Kemampuan berpikir diakronis dan sinkronikGungun Misbah Gunawan
 
modul 1 = pengertian sejarah
modul 1 = pengertian sejarah modul 1 = pengertian sejarah
modul 1 = pengertian sejarah Rosdianah Rasit
 
Memahami sejarah dan penelitian sejarah
Memahami sejarah dan penelitian sejarahMemahami sejarah dan penelitian sejarah
Memahami sejarah dan penelitian sejarahKHartoko
 

What's hot (11)

Modul Sejarah kelas x
Modul Sejarah kelas x Modul Sejarah kelas x
Modul Sejarah kelas x
 
Modul 1 kb 1
Modul 1 kb 1Modul 1 kb 1
Modul 1 kb 1
 
Bab 1 hakikat ilmu sejarah
Bab 1 hakikat ilmu sejarahBab 1 hakikat ilmu sejarah
Bab 1 hakikat ilmu sejarah
 
Hakekat Sejarah
Hakekat SejarahHakekat Sejarah
Hakekat Sejarah
 
Makalah metode pengumpulan sumber sejarah (1)
Makalah metode pengumpulan sumber sejarah (1)Makalah metode pengumpulan sumber sejarah (1)
Makalah metode pengumpulan sumber sejarah (1)
 
Peran Giri Kedaton
Peran Giri Kedaton Peran Giri Kedaton
Peran Giri Kedaton
 
Kemampuan berpikir diakronis dan sinkronik
Kemampuan berpikir diakronis dan sinkronikKemampuan berpikir diakronis dan sinkronik
Kemampuan berpikir diakronis dan sinkronik
 
modul 1 = pengertian sejarah
modul 1 = pengertian sejarah modul 1 = pengertian sejarah
modul 1 = pengertian sejarah
 
Memahami sejarah dan penelitian sejarah
Memahami sejarah dan penelitian sejarahMemahami sejarah dan penelitian sejarah
Memahami sejarah dan penelitian sejarah
 
Kronologis
KronologisKronologis
Kronologis
 
Sifat ilmu sejarah
Sifat ilmu sejarahSifat ilmu sejarah
Sifat ilmu sejarah
 

Similar to BERFIKIR SEJARAH

Konsep Befikir DS.pptx
Konsep Befikir DS.pptxKonsep Befikir DS.pptx
Konsep Befikir DS.pptxMaduNurliasari
 
Buku Siswwa PAI Kelas 12 Edisi Revisi 2018.pdf
Buku Siswwa PAI Kelas 12 Edisi Revisi 2018.pdfBuku Siswwa PAI Kelas 12 Edisi Revisi 2018.pdf
Buku Siswwa PAI Kelas 12 Edisi Revisi 2018.pdfJumaidiSaefulloh
 
MODUL 10.1 MATERI AJAR CARA BERPIKIR SEJARAH FASE E.pdf
MODUL 10.1  MATERI AJAR CARA BERPIKIR SEJARAH FASE E.pdfMODUL 10.1  MATERI AJAR CARA BERPIKIR SEJARAH FASE E.pdf
MODUL 10.1 MATERI AJAR CARA BERPIKIR SEJARAH FASE E.pdfFransiskusXaveriusKa1
 
Kelas x konsep berpikir sejarah
Kelas x   konsep berpikir sejarahKelas x   konsep berpikir sejarah
Kelas x konsep berpikir sejarahyadilia
 
konsep berfikir sejarah
konsep berfikir sejarahkonsep berfikir sejarah
konsep berfikir sejarahabdulmalikf814
 
MATERI KELAS 10.pptx
MATERI KELAS 10.pptxMATERI KELAS 10.pptx
MATERI KELAS 10.pptxdevvypertiwi
 
Kelas X - Berpikir Sejarah .pdf
Kelas X - Berpikir Sejarah .pdfKelas X - Berpikir Sejarah .pdf
Kelas X - Berpikir Sejarah .pdfRudiHermawan62
 
PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP SEJARAH.docx
PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP SEJARAH.docxPENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP SEJARAH.docx
PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP SEJARAH.docxagustrianto10
 
Ppt setara daring modul 1 sejarah
Ppt setara daring modul 1 sejarahPpt setara daring modul 1 sejarah
Ppt setara daring modul 1 sejarahGebbyMinola
 
Materi 1 - Konsep Dasar Sejarah & Penelitian Sejarah.ppt
Materi 1 - Konsep Dasar Sejarah & Penelitian Sejarah.pptMateri 1 - Konsep Dasar Sejarah & Penelitian Sejarah.ppt
Materi 1 - Konsep Dasar Sejarah & Penelitian Sejarah.pptDinaNurArafat
 
X sejarah indonesia kd 3.1 semester 1
X sejarah indonesia kd 3.1 semester 1X sejarah indonesia kd 3.1 semester 1
X sejarah indonesia kd 3.1 semester 1WikantriUnuti
 
1.1 potongan materi ppg
1.1 potongan materi ppg1.1 potongan materi ppg
1.1 potongan materi ppgsmknetura
 
2. Sejarah SMA CBT. Makalah 2. Pengantar Ilmu Sejarah.pdf
2. Sejarah SMA CBT. Makalah 2. Pengantar Ilmu Sejarah.pdf2. Sejarah SMA CBT. Makalah 2. Pengantar Ilmu Sejarah.pdf
2. Sejarah SMA CBT. Makalah 2. Pengantar Ilmu Sejarah.pdfRAJAAFRENRA
 
Bab 1 Sejarah dan Manusia
Bab 1 Sejarah dan ManusiaBab 1 Sejarah dan Manusia
Bab 1 Sejarah dan ManusiaShirozu
 
Materi Sejarah 2.pptx
Materi Sejarah 2.pptxMateri Sejarah 2.pptx
Materi Sejarah 2.pptxFaisalAriij
 
Bab 2 sejarah sebagai ilmu
Bab 2 sejarah sebagai ilmu Bab 2 sejarah sebagai ilmu
Bab 2 sejarah sebagai ilmu Irma Suryani
 

Similar to BERFIKIR SEJARAH (20)

Pengertian diakronis dan sinkroni1
Pengertian diakronis dan sinkroni1Pengertian diakronis dan sinkroni1
Pengertian diakronis dan sinkroni1
 
67775-1594645082.pdf
67775-1594645082.pdf67775-1594645082.pdf
67775-1594645082.pdf
 
Konsep Befikir DS.pptx
Konsep Befikir DS.pptxKonsep Befikir DS.pptx
Konsep Befikir DS.pptx
 
Buku Siswwa PAI Kelas 12 Edisi Revisi 2018.pdf
Buku Siswwa PAI Kelas 12 Edisi Revisi 2018.pdfBuku Siswwa PAI Kelas 12 Edisi Revisi 2018.pdf
Buku Siswwa PAI Kelas 12 Edisi Revisi 2018.pdf
 
MODUL 10.1 MATERI AJAR CARA BERPIKIR SEJARAH FASE E.pdf
MODUL 10.1  MATERI AJAR CARA BERPIKIR SEJARAH FASE E.pdfMODUL 10.1  MATERI AJAR CARA BERPIKIR SEJARAH FASE E.pdf
MODUL 10.1 MATERI AJAR CARA BERPIKIR SEJARAH FASE E.pdf
 
Kelas x konsep berpikir sejarah
Kelas x   konsep berpikir sejarahKelas x   konsep berpikir sejarah
Kelas x konsep berpikir sejarah
 
konsep berfikir sejarah
konsep berfikir sejarahkonsep berfikir sejarah
konsep berfikir sejarah
 
MATERI KELAS 10.pptx
MATERI KELAS 10.pptxMATERI KELAS 10.pptx
MATERI KELAS 10.pptx
 
Kelas X - Berpikir Sejarah .pdf
Kelas X - Berpikir Sejarah .pdfKelas X - Berpikir Sejarah .pdf
Kelas X - Berpikir Sejarah .pdf
 
PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP SEJARAH.docx
PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP SEJARAH.docxPENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP SEJARAH.docx
PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP SEJARAH.docx
 
Ppt setara daring modul 1 sejarah
Ppt setara daring modul 1 sejarahPpt setara daring modul 1 sejarah
Ppt setara daring modul 1 sejarah
 
Materi 1 - Konsep Dasar Sejarah & Penelitian Sejarah.ppt
Materi 1 - Konsep Dasar Sejarah & Penelitian Sejarah.pptMateri 1 - Konsep Dasar Sejarah & Penelitian Sejarah.ppt
Materi 1 - Konsep Dasar Sejarah & Penelitian Sejarah.ppt
 
X sejarah indonesia kd 3.1 semester 1
X sejarah indonesia kd 3.1 semester 1X sejarah indonesia kd 3.1 semester 1
X sejarah indonesia kd 3.1 semester 1
 
Masyarakat prasejarah indonesia
Masyarakat prasejarah indonesiaMasyarakat prasejarah indonesia
Masyarakat prasejarah indonesia
 
1.1 potongan materi ppg
1.1 potongan materi ppg1.1 potongan materi ppg
1.1 potongan materi ppg
 
Sinkronik Diakronik.pptx
Sinkronik Diakronik.pptxSinkronik Diakronik.pptx
Sinkronik Diakronik.pptx
 
2. Sejarah SMA CBT. Makalah 2. Pengantar Ilmu Sejarah.pdf
2. Sejarah SMA CBT. Makalah 2. Pengantar Ilmu Sejarah.pdf2. Sejarah SMA CBT. Makalah 2. Pengantar Ilmu Sejarah.pdf
2. Sejarah SMA CBT. Makalah 2. Pengantar Ilmu Sejarah.pdf
 
Bab 1 Sejarah dan Manusia
Bab 1 Sejarah dan ManusiaBab 1 Sejarah dan Manusia
Bab 1 Sejarah dan Manusia
 
Materi Sejarah 2.pptx
Materi Sejarah 2.pptxMateri Sejarah 2.pptx
Materi Sejarah 2.pptx
 
Bab 2 sejarah sebagai ilmu
Bab 2 sejarah sebagai ilmu Bab 2 sejarah sebagai ilmu
Bab 2 sejarah sebagai ilmu
 

Recently uploaded

bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 

Recently uploaded (20)

bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 

BERFIKIR SEJARAH

  • 1. KATA PENGANTAR Assalamualikum Wr.Wb. Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah sejarah ini. Shalawat beriringan salam kita hadiahkan kepada Nabi Muhammad SAW. yang telah membawa umatnya ke alam yang berilmu pengetahuan seperti saat sekarang ini. Makalah ini memuat tentang berfikir sejarah. Dengan adanya makalah ini kamiberharap kita semua dapat lebih mengetahui tentang bagaimana berfikir sejarah itu. Semoga dengan makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas lagi kepada kita semua. Dalam penulisan makalah ini mungkin masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu kami berharap pembaca dapat memberikan kritikan dan saran yang membangun. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca. WassalamualikumWr.Wb.
  • 2. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang 1 B. Rumusan Masalah 2 C. Tujuan 2 BAB II PEMBAHASAN 3 A. Proses Berfikir Sejarah Secara Sinkronik dan Diakronik________________3 B. Proses Berfikir Sejarah Secara Ruang Dan Waktu_____________________7 C. Proses Berfikir Sejarah Secara Kausalitas____________________________8 D. Proses Berfikir Sejarah Secara Periodesasi___________________________9 BAB III PENUTUP _13 A. Kesimpulan 13 B. Saran 14
  • 3. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah adalah ilmu yang mandiri. Mandiri, artinya mempunyai filsafat ilmu sendiri, permasalahan sendiri, dan penjelasan sendiri. Sejarah berarti menafsirkan, memahami, dan mengerti. Kita mula dengan menunjukan ke khasan sejarah sebagai ilmu. Sejarah mengajarkan kepada kita cara berpikir kronologis, artinya berpikirlah secara runtut, teratur, dan berkesinambungan. Dengan konsep kronologis, sejarah akan memberikan kepada kita gambara yang utuh tentang peristiwa atau perjalanan sejarah dari tinjauan aspek tertentu sehingga dengan mudah kita dapat menarik manfaat dan makna dari hubungan antar peristiwa yang terjadi. Adapun dalam kehidupan sehari-hari, konsep berfikir diakrnik atau kronologis ini sangat diperlukan jika kita ingin memecahkan masalah. Tanpa berpikir secara runtut dan berkesinambungan dalam mengidentifikasi suatu permasalahan, kita akan dihadapkan pada pemecahan masalah atau pemberian solusi yang tidak tepat. Cara berpikir sinkronik akan mengajarkan kepada kita untuk lebih teliti dalam mengamati gejala atau fenomena tertentu, terhadap peristiwa atau kejadian pada waktu tertentu. Konsep berpikir sinkronik banyak diterapkan pada ilmu-ilmu sosial lainnya, terutama jika ingin mengetahui secara lebih mendalam tentang sesuatu hal yang tengah menjadi fokus perhatian kita. Meskipun tidak melakukan perbandingan dengan sejumlah kondisi yang sama, tetapi dengan memfokuskan perhatian terhadap suatu gejala atau fenomena tertentu dalam sebuah kajian akan membuat kita lebih memaknai mengapa hal itu dapat terjadi.. Oleh karena itu, kita juga belajar bahwa setiap akibat pasti ada sebabnya, sejauh mana kemampuan kita dapa mencegah sebab atau mehgurangi atau bahkan menghindari akibat yang tidak kita inginkan. B. Rumusan Masalah
  • 4. Dari latar belakang diatas kami dapat mengemukakan beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1) Apakah definisi dari sejarah? 2) Bagaimanakah proses berfikir sejarah secara diakronik? 3) Bagaimanakah proses berfikir sejarah secara sinkronik? 4) Bagaimanakah proses berfikir sejarah secara ruang dan waktu? 5) Bagaimanakah proses berfikir sejarah secara kausalitas? 6) Bagaimanakah proses berfikir sejarah secara periodesasi? C. Tujuan Dari latar belakang dan rumusan masalah diatas dapat ditarik kesimpulan tujuan dari pembuatan makalah ini adalah 1) Dapat mengetahui definisi dari sejarah. 2) Dapat mengetahui bagaimanakah proses berfikir sejarah secara diakronik. 3) Dapat mengetahui bagaimanakah proses berfikir sejarah secara sinkronik. 4) Dapat memahami bagaimana proses berfikir sejarah secara ruang dan waktu. 5) Dapat mengetahui bagaimanakah proses berfikir sejarah secara kausalitas. 6) Dapat memahami bagaimana proses berfikir sejarah secara periodesasi. II. PEMBAHASAN
  • 5. A. Proses BerfikirSejarahSecara Sinkronik dan Diakronik Kata sinkronis berasal dari bahasa Yunani syn yang berarti dengan, dankhronos yang berarti waktu, masa. Sinkronis artinya segala sesuatu yang bersangkutan dengan peristiwa yang terjadi di suatu masa / ruang tetapi terbatas dalam waktu. Sinkronis artinya meluas dalam ruang tetapi terbatas dalam waktu yang mengandung kesistematisan tinggi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Sinkronik artinya segala sesuatu yang bersangkutan dengan peristiwa yang terjadi di suatu masa yang terbatas. Menurut Galtung, pengertian sejarah secara sinkronik artinya mempelajari pristiwa sejarah dengan berbagai aspeknya pada waktu atau kurun waktu yang tertentu atau terbatas. Atau meneliti gejala-gejala yang meluas dalam ruang tetapi dalam waktu yang terbatas Berpikir sejarah secara sinkronis adalah mempelajari peristiwa yang sezaman, atau bersifat horisontal, artinya mempelajari pristiwa sejarah dengan berbagai aspeknya pada waktu atau kurun waktu yang tertentu atau terbatas. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengertian berpikir sinkronik dalam sejarah adalah mempelajari (mengkaji) struktur (karakter) suatu peristiwa sejarah dalam kurun waktu tertentu atau dibatasi oleh waktu. a) Contoh berpikir sejarah secara sinkronis Menggambarkan keadaan ekonomi di Indonesia pada suatu waktu tertentu, seperti: Keadaan ekonomi masyarakat Indonesia tahun 1945-1950 b) Ciri-ciri berpikir sejarah secara sinkronis Ø Mengkaji pada masa tertentu Ø Menitik beratkan pengkajian pada strukturnya(karakternya)
  • 6. Ø Bersifat horizontal Ø Tidak ada konsep perbandingan Ø Cakupan kajian lebih sempit Ø Memiliki sistematis yang tinggi Ø Bersifat lebih serius dan sulit Menurut Galtung, diakronis berasal dari bahasa Yunani, dia artinya melintasi atau melewati dan khronos yang berarti perjalanan waktu. Dengan demikian, diakronis dapat diartikan sebagai suatu peristiwa yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa sebelumnya dan tidak berdiri sendiri atau timbul secara tiba-tiba. Sebab sejarah meneliti gejala-gejala yang memanjang dalam waktu, tetapi dalam ruang yang terbatas. Konsep diakronis melihat bahwa peristiwa dalam sejarah mengalami perkembangan dan bergerak sepanjang masa. Melalui proses inilah, manusia dapat melakukan perbandingan dan melihat perkembangan sejarah kehidupan masyarakatnya dari jaman ke jaman berikutnya. Suatu peristiwa sejarah tidak bisa lepas dari peristiwa sebelumnya dan akan mempengaruhi peristiwa yang akan datang. Sehingga, berfikir secara diakronis haruslah dapat memberikan penjelasan secara kronologis dan kausalita. Kronologi adalah catatan kejadian- kejadian yang diurutkan sesuai dengan waktu terjadinya. Kronologi dalam peristiwa sejarah dapat membantu merekonstruksi kembali suatu peristiwa berdasarkan urutan waktu secara tepat, selain itu dapat juga membantu untuk membandingkan kejadian sejarah dalam waktu yang sama di tempat berbeda yang terkait peristiwanya. a) Contoh berpikir sejarah secara diakronis
  • 7. Menjelaskan peristiwa detik-detik proklamasi harus menjelaskan pula peristiwa-peristiwa yang melatarbelakanginya, seperti: peristiwa menyerahnya Jepang kepada sekutu, reaksi pemuda Indonesia terhadap berita kekalahan Jepang, peristiwa Rengasdengklok, penyususnan teks proklamasi, dan lain sebagainya. b) Ciri-ciri berpikir sejarah secara diakronis Ø Mengkaji dengan berlalunya masa Ø Menitik beratkan pengkajian peristiwa pada sejarahnya Ø Bersifat historis atau komparatif Ø Bersifat vertikal Ø Terdapat konsep perbandingan Ø Cakupan kajian lebih luas Keterkaitan Berpikir Sejarah Secara Diakronik dan Sinkronik Sejarah adalah proses, dalam kata lain sejarah adalah perkembangan. Ilmu sejarah sendiri memiliki sifat yang diakronis yaitu memanjang dalam waktu dan dalam ruang yang terbatas. Sejarah mengenal adanya suatu proses kontinuitas atau berkelanjutan. Sehingga sejarah itu sendiri merupakan suatu rekonstruksi peristiwa masa lalu yang bersifat kronologis. Sedangkan ilmu sosial itu bersifat sinkronis (menekankan struktur) artinya ilmu sosial meluas dalam ruang. Pendekatan sinkronis menganalisa sesuatu tertentu pada saat tertentu, titik tetap pada waktunya. Ini tidak berusaha untuk membuat kesimpulan tentang perkembangan peristiwa yang berkontribusi pada kondisi saat ini, tetapi hanya menganalisis suatu kondisi seperti itu. Ada juga yang menyebutkan ilmu sinkronis, yaitu ilmu yang meneliti gejala - gejala yang meluas dalam ruang tetapi dalam waktu yang terbatas.
  • 8. Kedua ilmu ini saling berhubungan ( ilmu sejarah dan ilmu – ilmu sosial ). Kita ingin mencatat bahwa ada persilangan antara sejarah yang diakronis dan ilmu sosial lain yang sinkronis Artinya ada kalanya sejarah menggunakan ilmu sosial, dan sebaliknya, ilmu sosial menggunakan sejarah Ilmu diakronis bercampur dengan sinkronis. Menurut Kuntowijoyo, dalam mempelajari sejarah tidak lepas dari cara berfikir diakronis dan berfikir sinkronis, karena keduanya saling melengkapi. Contoh: Candi Borobudur merupakan peninggalan sejarah kehidupan bangsa Indonesia pada masa Hindu-Budha. Sehingga dalam menceritakan tentang Candi Borobudur tidak hanya menceritakan bagaimana urutan waktu (aspek Diakronis) Candi borobudur dibangun tapi juga bisa kita lihat bagaimana kehidupan politik, ekonomi, sosial dan budaya (Aspek Sinkronis) pada masa pembangunan Candi tersebut. Secara Diakronis Candi Borobudur dibangun antara kurun waktu 760 sampai 830 M dan dibangun dalam 4 tahap dengan arsiteknya Gunadarma dan rampung pada masa pemerintahan Raja Samaratungga. Kita dapat berfikir secara sinkronik dari Bangunan monumental Semegah candi Borobudur mungkinkah dibangun oleh masyarakat yang kacau, tentu saja tidak bangunan yang megah tersebut tentu dibangun masyarakat yang makmur (aspek ekonomi), hidup bergotong royong dan toleransi (Aspek sosial budaya), memiliki raja yang berwibawa (aspek politik) dan religius (aspek Agama).
  • 9. B. Proses BerfikirSejarahSecaraRuang Dan Waktu Sejarah terbentuk dari tiga unsur, yang ketiganya tidak dapat terpisahkan antara satu dengan yang lain. Ketiga unsur tersebut, yaitu manusia, ruang dan waktu. 1. Manusia, Unsur manusia memiliki peran penting dalam peristiwa sejarah. Manusia adalah pelaku/aktor utama yang sangat mementukan suatu peristiwa sejarah. Sehingga mempelajari sejarah dapat diartikan juga kita mempelajari sejarah manusia. Sebagai aktor sejarah, manusia memiliki kemampuan berpikir yang merupakan cikal bakal munculnya ide kreatif. Ide kreatif inilah yang merupakan embrio terbentuknya kebudayaan. 2. Ruang, Dalam sejarah, ruang merupakan unsur penting yang harus ada. Ruang atau tempat terjadinya peristiwa sejarah berkaitan dengan aspek geografis. Setiap komunitas yang tinggal di suatu tempat, akan memiliki pola pikir dan sistem budaya yang diperoleh dari leluhurnya. Sehingga kisah sejarah manusia merupakan proses interaksi dengan kehidupan sosial, budaya, politik, ekonomi pada ruang atau tempat tertentu. 3. Waktu, Setiap manusia dan makhluk hidup lainnya hidup dalam waktu dan tidak dapat dilepaskan dari waktu. Mereka berkaitan erat dengan kehidupan masa lalu, masa kini, dan masa depan. Mempelajari sejarah bukan hanya mempelajari sesuatu yang berhenti, melainkan sesuatu yang terus bergerak sejalan dengan perjalanan waktu. Setiap peristiwa sejarah berada dalam kurun waktu tertentu yang memiliki latar belakang waktu sebelumnya. Keterkaitan konsep ruang dan waktu dalam sejarah Konsep ruang dan waktu merupakan unsur penting yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu peristiwa dan perubahannya dalam kehidupan manusia sebagai subyek atau pelaku sejarah. Segala aktivitas manusia pasti berlangsung bersamaan dengan tempat dan waktu kejadian. Manusia selama hidupnya tidak bisa dilepaskan dari unsur tempat dan waktu karena perjalanan
  • 10. manusia sama dengan perjalanan waktu itu sendiri pada suatu tempat dimana manusia hidup (beraktivitas). C. ProsesBerfikirSejarahSecara Kausalitas Kausalitas merupakan prinsip sebab-akibat yang ilmu dan pengetahuan yang dengan sendirinya bisa diketahui tanpa membutuhkan pengetahuan dan perantaraan ilmu yang lain dan pasti antara segala kejadian, serta bahwa setiap kejadian memperoleh kepastian dan keharusan serta kekhususan-kekhususan eksistensinya dari sesuatu atau berbagai hal lainnya yang mendahuluinya, merupakan hal-hal yang diterima tanpa ragu dan tidak memerlukan sanggahan. Keharusan dan keaslian sistem kausal merupakan bagian dari ilmu-ilmu manusia yang telah dikenal bersama dan tidak diliputi keraguan apapun. Kausalitas dibangun oleh hubungan antara suatu kejadian (sebab) dan kejadian kedua (akibat atau dampak), yang mana kejadian kedua dipahami sebagai konsekuensi dari yang pertama. Kausalitas merupakan asumsi dasar dari ilmu sains. Dalam metode ilmiah, ilmuwan merancang eksperimen untuk menentukan kausalitas dari kehidupan nyata. Tertanam dalam metode ilmiah adalah hipotesis tentang hubungan kausal. Tujuan dari metode ilmiah adalah untuk menguji hipotesis tersebut. Leopold Von Ronke mengeluarkan dictum bahwa hendaknya sejarawan menulis sebagaimana yang terjadi yng sebenarnya. Artinya, sejarawan harus tunduk kepada fakta, sejarawan harus punya integritas, dan sejarawan harus objektif (tidak boleh memihak). Dia mengeluarkan dictum itu pada abad ke-19 tatkala pengaruh filsafat positivisme sangat dominan. Dalam kausalitas sejarawan harus menganalisis dua hal, yaitu kasus (peristiwa) dan perubahan. Keduanya berbeda dalam akibat yang ditimbulkan kasus bersifat prosesual tanpa perubaha , sedangkan dalam perubahan terjadi perubahan kausalitas, yaitu perubahan structural dan perubahan sistem. Dalam studi kasus kita menemukan adanya kasus tunggal yang kompleks.
  • 11. Kasus tunggal disebut sederhana bila sejarawan menemukan bahwa penyebabnya hanya satu (monokausal), sedangkan kasus tunggal disebut kompleks kalau penyebabnya banyak (multikausal). D. Proses BerfikirSejarahSecaraPeriodesasi Periodisasi adalah pembagian waktu menurut zamannya. Istilah periodisasi dalam bahasa Indonesia sepadan dengan penzamanan atau pembabakan. Ketiga istilah ini (peridisasi, penzamana dan pembabakan) mempunyai pengertian yang sama, yakni pembagian waktu menurut zamannya. Kata periodisasi berasal dari kata periode. Dalam bahasa Indonesia, kata periode mempunyai tiga pengertian: (1) kurun waktu, (2) lingkaran waktu, dan (3) masa. Ketiga pengertian ini mengandung arti yang sama yakni berkaitan dengan dimensi waktu. Oleh karena itu memahami periode menjadi sangat penting dalam belajar sejarah karena dimensi waktu merupakan sesuatu yang paling mendasar dalam ilmu sejarah. Periodisasi dalam ilmu sejarah berfungsi untuk menyusun sistematika dalam penulisan sejarah. Periodisasi diberikan berdasarkan caesuur atau pembagian waktu yang diberikan. Pemberian caesuur diberikan oleh para pujangga untuk historiografi tradisional, dan sejarawan untuk historiografi modern. Keduanya mempunyai perbedaa sebagai berikut: Dalam historiografi tradisional suatu zaman diberi nama menurut seorang raja yang memerintah, atau dinasti yang memerintah, atau nama kerajaannya. Sebagai contoh masa Raja Hawam Wuruk dalam sejarah Kerajaan Majapahit, Masa dinasti atau wangsa Syailendra dalam sejarah Kerajaan Mataram Hindu yang mendirikan Candi Borobudur, atau sejarah kota Makasar pada masa Kesultanan Gowa. Dalam historigrafi modern, pembagian waktu diberikan berdasarkan penamaan kurun waktu, misalnya periodisasi dalam sejarah Eropa yang dibagi menjadi tiga zaman, yaitu zaman kuno, zaman pertengahan dan zaman modern. Pembagian ini diberikan oleh Christophorus
  • 12. Cellarius (1638-1707), seorang ahli sejarah klasik Eropa berkebangsaan Jerman yang hidup pada abad ke-17. Dialah yang membagi sejarah Eropa menjadi zaman kuno. pertengahan, dam modern. Setiap periode diberikan batasan waktu 500 tahun. Berdasarkan pembagian waktu ini maka zaman kuno Eropa berlangsung antara tahun 500 hingga tahun 1000, zaman pertengahan Eropa berlangsung antara tahun 1000 hingga tahun 1500, dan zaman modern Eropa berlangsung mulai dari tahun 1500 hingga sekarang. Pembulatan waktu yang dilakukan Cellarius dalam periodisasinya bertujuan untuk memberikan kemudahan dalam memahami perjalanan sejarah bangsa Eropa menuju bangsa yang modern. Di samping pembulatan tahun, para sejarawan juga menggunakan pembulatan berdasarkan abad. Sementara satu abad berjumlah 100 tahun. OLeh karena itu pembulatan waktu berdasarkan abad memahami sejarah suatu bangsa dalam kurun waktu setiap seratus tahun. Sebagai contoh dalam historigrafi Barat dikenal periodisasi yang membagi periodisasi menjadi periode Reformasi – Protestan untuk sejarah Eropa pada abad ke-16, periode Rasionalisme untuk sejarah Eropa pada abad ke-17, periode Pencerahan atau Aufklarung untuk sejarah Eropa pada abad ke-18, dan peride Romantisme-Nasionalisme untuk sejarah Eropa pada abad ke-19. Periodisasi juga diberikan para sejarawan Indonesia. Pada tahun 1957 para sejarawan Indonesia membagi sejarah Indonesia menjadi enam periode, yaitu (1) Jaman Prasejarah Indonesia, (2) Jaman Kuno, (3) Jaman Pertumbuhan dan Perkembangan Kerajaan- Kerajaan Islam di Indonesia, (4) Abad Kesembilanbelas, (5) Jaman Kebangkian Nasional dan Masa Akhir Hindia Belanda, dan (6) Jaman Jepang dan Jaman Republik Indonesia. Setiap periode tersebut berlangsung dalam kurun waktu tertentu. Jalam prasejarah berlangsung sebelum abad masehi, jaman kuno beralngsung dari awal abad Masehi hingga tahun 1500, jaman pertumbuhan dan perkembangan Kerajaan-Kerajaan Islam berlangsung dari tahun 1500 hingga tahun 1800, abad kesembilan belas berlangsung dari tahu 1800 hingga tahun 1900, jaman
  • 13. kebangkitan nasional dan masa akhir Hindia Belanda berlangsung dari tahun 1900 hingga 1942, dan jaman Jepang dan Jaman Republik Indonesia berlangsung dari tahun 1942 hingga sekarang. Periodisasi sejarah Indonesia yang diberikan para sejarawan Indonesia tersebut merupakan penggabungan dari pembulatan tahun dan pembulatan abad serta pertistiwa-peristiwa politik yang dinilai sangat penting, seperti tahun 1942, yaitu awal penjajahan Jepang di Indonesia yang menandai berakhirnya penjajahan Belanda di Indonesia. Dalam sejarah politik ada kebiasaan membuat periodisasi berdasarkan pemilihan caesuur pada tahun pertistiwa penting, antara lain akhir perang, awal revolusi, awal suatu pemerintahan, dan lain sebagainya. Periodisasi seperti ini membuktikan bahwa ide pentingnya peranan perang, diplomasi, dan peristiwa penting lain sangat menonjol. Jadi dominasi sejarah politik dan perang sangat menentukan. Sebagai contoh adalah Revolusi Perancis pada tahun 1789 yang dijadikan sebagai awal periode modern daam sejarah Perancis. Dapat disimpulkan bahwa periodisasi dalam sejarah politik dilakukan seara tajam. Pembagian periode secara tajam sebagaimana berlaku dalam sejarah politik tersebut tidak dilakukan para sejarawan ekonomi dan social. Mereka membagi periode berdasarkan konjungtur atau gelombang yang memperhatikan perubahan yang lambat. Sebagai contoh adalah periodisasi yang dilakukan sejarawan Perancis, Braudel. Ia membagi sejarah menjadi tiga periode yaitu sejarah kejadian-kejadian (L’histoire evenementielle), sejarah konjungtural, dan sejarah jangka panjang atau sejarah structural. Perubahan dalam sejarah structural (sejarah social) lebih lambat dari pada perubahan yang berlangsung dalam sejarah konjungtural (sejarah ekonomi). Contoh sejarah structural adaah perubahan struktur social atau struktur kekuasaan. Keduanya tidak dapat terjadi secara mendadak dan berlangsung dalam waktu yang sangat lama. Perubahan dalam struktur social sangat
  • 14. bergantung pada kemunculan golongan social baru. Kemuncula golonga social baru ini menciptakan pola hubungan social yang baru pula di antara golongan-golongan social tersebut. Dari uraian di atas, periodisasi yang paling sederhana adalah periodisasi dalam sejarah politik. Relatif lebih mudah meetapkan caesuur masa pemerintahan penguasa, awal da akhir perang, atau periode berdirinya suatu negara dan kerajaan daripada menentukan perubahan konjungtural maupun structural. Kesulitan utama dalam membuat periodisasi berkaitan dengan unit sejarah yang diambil. Semakin besar dan kompleks suatu unit, semakin sulit menetapkan criteria tajam yang berlaku untuk seluruh unit. Dalam menghadapi kesulitan-kesulitan itu perlu diperhatikan bahwa periodisasi hanya suatu modalitas untuk member struktur atau bentuk kepada waktu, tidak diperlukan kemutlakan dalam membuat pembatasan. Yang paling pokok ialah memakai criteria secara konsisten. Kriteria adalah ukuran yang digunakan untuk menetapkan karakteristik zaman.
  • 15. III. PENUTUP A. Kesimpulan Sejarah berasal dari serapan bahasa arab yaitu kata Syajarotun yang berarti pohon. Pengertian sejarah secara umum diartikan kisah atau cerita yang mengupas kehidupan manusia dimasa lampau. Menurut Kuntowijoyo, dalam mempelajari sejarah tidak terlepas dari cara berpikir Diakronis dan Sinkronis, yang masing-masing saling melengkapai. Strategi dalam mengembangkan berfikiris sejarah secara diakronis dan sinkronis kepada siswa yaitu melalui kemahiran pemikiran sejarah. Pemikiran Sejarah merupakan salah satu kemahiran yang penting dalam pendidikan Sejarah. Melalui kemahiran pemikiran Sejarah, pelajar-pelajar dirangsang untuk lebih berfikir secara diakronis dan sinkronis. Hal ini secara tidak langsung dapat meningkatkan pencapaian intelek para pelajar dan menjadikan Sejarah sebagai satu mata pelajaran yang hidup dan tidak lagi membosankan. Penerapan berfikir sejarah secara diakronik dan sinkronik dalam pembelajaran sejarah, yaitu: Kepentingan (Significance), Epistemologi dan bukti (Epistemology and evidence), Kesinambungan dan perubahan (Continuity and Change), Perkembangan dan kemerosotan (Progress and decline), Empati dan penilaian moral (empathy and moral judgement), dan Historical Agency.