SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
Download to read offline
Divemanajemen
https://divemanajemen.blogspot.co.id/2017/11/13-kesalahan-ini-sering-dilakukan_26.html
https://divemanajemen.blogspot.co.id/2017/11/13-kesalahan-ini-sering-dilakukan_26.html
13 Kesalahan ini Sering dilakukan Penyelam
Pemula
Kegiatan penyelaman dapat dilakukan oleh siapa saja, namun tentunya dengan standar
dan prosedur yang benar.
Bagi kamu yang baru mengenal dunia penyelaman mungkin bahkan juga melakukan
beberapa kesalahan yang lazim terjadi berikut ini.
Foto by Divemanajemen
Untuk informasi dan meminimalisir kesalahan-kesalahan yang umum terjadi pada
aktifitas penyelaman kamu, mari simak!
Baca Juga :
Penampakan, Bangkai Kapal Boelongan Nederland Kawasan Mandeh
Kolam Renang "Raksasa" Gosong Laut Padang, Pesona Bawah Laut
Barotrauma Pada Penyelam, ini Penyebabnya
Panduan Menyelam WisataBudget di Bawah 2 Juta
Bahaya, Inilah beberapa Spot Penyelaman Nusa Penida
Kesalahan-kesalahan yang akan saya informasikan ini berdasarkan pengalaman
pribadi saya dan pengalaman pribadi beberapa penyelam yang saya temui.
no. 13 : Mengabaikan Dive Safety Stop
Dive Safety Stop merupakan prosedur penting pada kegiatan penyelaman.
Divemanajemen
https://divemanajemen.blogspot.co.id/2017/11/13-kesalahan-ini-sering-dilakukan_26.html
https://divemanajemen.blogspot.co.id/2017/11/13-kesalahan-ini-sering-dilakukan_26.html
Nitrogen akan masuk dan terkumpul dalam darah serta jaringan tubuh penyelam pada
saat menghirup udara dari tabung selam.
Peningkatan atau kelebihan kandungan nitrogen dalam darah berbanding lurus dengan
tingkat kedalaman dan lamanya waktu penyelaman.
Kelebihan nitrogen mulai larut ke jaringan tubuh penyelam saat penyelam naik ke
perairan yang lebih dangkal sebagai akibat dari penurunan tekanan pada tubuh oleh
lingkungan sekitar.
Jika kita naik ke permukaan air terlalu cepat, berisiko membentuk gelembung di
jaringan dan pembuluh darah sebagai akibat perbedaan tekanan yang berlebihan.
Sama seperti saat mengocok botol soda sebelum membukanya
Nitrogen yang terperangkap sangat berbahaya dan secara berkelanjutan menyebabkan
Penyakit Dekompresi.
Foto by Divemanajemen
Dive Safety Stop sangat disarankan dan diwajibkan setiap akan mengakhiri kegiatan
penyelaman.
Dive Safety Stop dilakukan dengan cara berhenti sejenak selama 3-5 menit pada
kedalaman 5m sebelum muncul ke permukaan air.
no. 12 : Ugal-Ugalan
Penyelaman sangat berbahaya jika dilakukan tidak sesuai dengan prosedur.
Meskipun telah memiliki lisensi penyelaman, sering penyelam pemula melakukan
kegiatan penyelaman tidak sesuai dengan prosedur penyelaman.
Divemanajemen
https://divemanajemen.blogspot.co.id/2017/11/13-kesalahan-ini-sering-dilakukan_26.html
https://divemanajemen.blogspot.co.id/2017/11/13-kesalahan-ini-sering-dilakukan_26.html
Penyelam pemula melakukan penyelaman sekehendak hati karena ketagihan
menyelam. Tidak memperhitungkan jeda waktu penyelaman, kondisi lingkungan-cuaca
pada saat menyelam dan lain sebagainya.
Bisa dikatakan penyelam pemula tersebut “ Ugal-ugalan”.
no. 11 : Lalai Terhadap Peralatan
Nyawa dan keselamatan penyelam di bawah permukaan air bergantung pada peralatan
yang digunakannya.
Kelengkapan dan kesiapan peralatan utama penyelaman harus benar-benar
diperhatikan, terutama regulator, BCD, masker, fins serta udara dalam tabung selam.
Adakalnya peralatan yang digunakannya tidak “Ready” namun tetap dipaksakan
melakukan penyelaman yang pada akhirnya berakibat fatal.
Dilain kasus karena panik dan permasalahan yang terjadi pada saat menyelam sering
peralatan yang digunakan tercecer.
no. 10 : Lupa "Buddy"
Istilah “buddy” tidak bisa dipisahkan dari kegiatan penyelaman.
Buddy atau dive-buddy secara umum berarti partner untuk saling „menjaga diri‟ mulai
dari sebelum masuk ke perairan, di dalam perairan dan setelah penyelaman.
Tugas buddy adalah untuk memeriksa kesiapan dan kelengkapan peralatan rekan
penyelamnya.
Seorang penyelam harus selalu berada dalam jarak pandang buddy nya, begitu pula
sebaliknya.Tujuannya untuk saling menjaga dan saling mengawasi.
Never Dive Alone
Kegiatan penyelaman tidak direkomendasikan untuk dilakukan sendirian.
Banyak penyelam pemula yang menganggap sepele dengan sistim buddy.
Pada awal turun ke bawah permukaan air memang dilakukan secara bersama-sama
namun setelah berada di bawah air dan menikmati keindahan dunia bawah laut,
penyelam pemula akan asik dengan dirinya sendiri serta lupa untuk saling mengawasi.
Akibatnya sering penyelam pemula lupa dimana buddy nya dan tidak jarang terpisah.
Baca juga : 3 Modal Penting ini Wajib dimiliki Penyelam
Divemanajemen
https://divemanajemen.blogspot.co.id/2017/11/13-kesalahan-ini-sering-dilakukan_26.html
https://divemanajemen.blogspot.co.id/2017/11/13-kesalahan-ini-sering-dilakukan_26.html
no. 9 : Terlalu Pede
Dunia bawah air adalah dunia yang asing bagi setiap individu penyelam, karena bukan
tempat hidup manusia. Manusia ditakdirkan hidup dipermukaan air atau alam terbuka.
Setiap individu sama-sama belajar untuk dapat memahami kondisi bawah air dan
berusaha menyamankan diri jika berada di bawah air.
tidak ada yang lebih baik dan terbaik.
Kenyamanan dan keahlian pada dasarnya didapatkan dari pengalaman dan kebiasaan.
Tentunya penyelam yang lebih dahulu masuk ke dunia penyelaman lebih paham
mengenai seluk-beluk dan tehnik penyelaman.
Penyelam pemula biasanya sering merasa lebih baik dari penyelam lainnya. Seolah-
olah lebih paham dengan dunia penyelaman.
Akibatnya, penyelam tersebut kurang menghargai orang disekitarnya.
no. 8 : Lupa Tujuan Penyelaman
Kegiatan penyelaman yang dilakukan tentunya mempunyai tujuan tertentu.
Tujuan penyelaman yang dimaksud dapat berupa hanya berwisata menikmati keidahan
bawah laut, tujuan penelitian ilmiah, pekerjaan, rescue, penyelamatan lingkungan dan
lain-lain.
Setelah berada di bawah perairan individu penyelam "Lupa" dan melakukan aktifitas
yang seharusnya tidak dilakukan, seperti merusak lingkungan bawah air, membuat
tulisan-tulisan dengan mengukir batuan dasar perairan, mengusik ketenangan
organisme laut, membuang material-material asing.
no. 7 : Kehilangan Orientasi
Kehilangan orientasi yang dimaksud adalah individu penyelam secara tiba-tiba tidak
mengenali lingkungan disekitarnya pada saat menyelam.
Kehilangan orientasi tersebut dikarenakan efek “vertigo”.
Penyelam merasa pusing seakan-akan sekelilingnya berputar-putar.
Penyebabnya adalah pecahnya gendang telinga akibat perubahan tekanan di dalam air
secara tiba-tiba. Keseimbangan penyelampuin akan terganggu.
Divemanajemen
https://divemanajemen.blogspot.co.id/2017/11/13-kesalahan-ini-sering-dilakukan_26.html
https://divemanajemen.blogspot.co.id/2017/11/13-kesalahan-ini-sering-dilakukan_26.html
Penyelam pemula yang melakukan kegiatan penyelaman terburu-buru dan tidak
menguasai teknik equalising umumnya akan mengalami hal ini.
no. 6 : Terburu-Buru
Ketenangan merupakan sikap yang paling utama dalam penyelaman. Dengan
ketenangan maka penyelam lebih mudah berfikir dan bergerak di dalam air.
Biasanya sebelum masuk ke dalam perairan, tim penyelaman akan brifing terlebih
dahulu.
Momen brefing ini dimanfaatkan untuk mengatur nafas secara normal, mengecek
kembali kesiapan individu penyelam dan peralatan.
Pada saat masuk ke dalam air. Lakukanlah tahap-demi tahap prosedur penyelaman
sehingga mendapatkan kenyamanan. Mulai dari mengurangi udara BCD secara
perlahan, melakukan equalising seiring bertambahnya kedalaman, mask clearing dan
lain sebagainya.
Penyelam pemula umumnya melakukan entry atau masuk ke dalam perairan dengan
terburu-buru. Udara dalam BCD dikosongkan sekaligus sehingga penyelam pemula
tersebut langsung “plong” masuk ke dalam perairan.
Perubahan tekanan akan terjadi secara drastis dan menekan rongga tubuh terutama
rongga telinga serta dada.
Perubahan tekanan tersebut membuat penyelam terkejut dan mengisi udara dalam
BCD nya dengan cepat yang mengakibatkan naik ke permukaan secara tiba-tiba pula.
Selain ber-efek tidak baik pada individu penyelam, waktu penyelaman yang
direncanakan juga akan terganggu.
Begitu juga pada saat akan naik ke permukaan air, lakukan secara perlahan dan tidak
buru-buru. Kecepatan naik ke permukaan maksimal 9m per menit. Lakukan dive safety
stop pada kedalaman 5m selama 3-5 menit.
no. 5 : Tidak Paham Isyarat
Komunikasi dalam penyelaman sangatlah penting.
Komunikasi dilakukan untuk menyampaikan maksud atau pesan kepada sesama
penyelam atau dari leader kepada kelompok penyelam yang dipimpin.
Jika penyelam masih di permukaan air dapat menggunakan suara, namun pada saat di
bawah air komunikasi umumnya dilakukan menggunakan isyarat tangan (hand signals).
Divemanajemen
https://divemanajemen.blogspot.co.id/2017/11/13-kesalahan-ini-sering-dilakukan_26.html
https://divemanajemen.blogspot.co.id/2017/11/13-kesalahan-ini-sering-dilakukan_26.html
Dunia penyelaman mengenal lebih dari 50 isyarat yang digunakan namun bisa
dipastikan tidak semua isyarat yang bisa dipahami oleh rata-rata penyelam yang ada.
Penyelam pemula biasanya tidak paham dengan isyarat tangan yang disampaikan baik
oleh sesama penyelam maupun oleh leader.
Kursus atau pelatihan penyelaman biasaya memberikan materi bahasa isyarat tersebut.
Minimal 8 isyarat tangan berikut harus bisa dimengerti atau dipahami oleh penyelam
pemula.
#. 1. Telapak tangan menarik garis horizontal di leher. Gerakan seperti ini menandakan
adanya masalah.
#.2. Jari telunjuk dan jempol yang membentuk huruf „O‟ dan membiarkan tiga jari
lainnya menghadap atas. Isyarat seperti ini menandakan „Oke‟, semua baik-baik saja.
#.3. Tangan dikepal dengan jempol menghadap ke atas. Bergegaslah naik ke atas atau
permukaan laut.
#.4. Tangan dikepal dengan jempol menghadap ke bawah. Menandakan agar penyelam
untuk turun ke bawah atau menyelam lebih dalam.
#5. Gerakan satu tangan memotong leher. Isyarat ini diartikan sebagai keadaan bahaya
karena kehabisan oksigen.
#6. Menunjukkan satu telapak tangan. Isyarat ini artinya 'stop'.
#7. Gerakkan jari telunjuk berdampingan. Isyarat ini berarti penyelam harus bergerak
bersama-sama hingga berdekatan atau saling bersentuhan satu sama lain.
#8. Gerakan tangan menyilang memeluk tubuh. Isyarat ini menandakan penyelam yang
merasa sangat kedinginan.
Foto by Divemanajemen
Divemanajemen
https://divemanajemen.blogspot.co.id/2017/11/13-kesalahan-ini-sering-dilakukan_26.html
https://divemanajemen.blogspot.co.id/2017/11/13-kesalahan-ini-sering-dilakukan_26.html
no. 4 : Lupa Posisi Peralatan
Seorang penyelam menggantungkan keselamatannya pada instrumen atau peralatan
selam yang digunakan.
Individu penyelam harus familiar dengan peralatan selam tersebut dan mengetahui
posisi serta fungsi masing-masing peralatan.
Mengetahui posisi dan fungsi masing-masing peralatan sangat penting, apalagi dalam
keadaan darurat penyelaman atau trouble.
Kesalahan umum yang dilakukan oleh penyelam pemula salah satunya lupa posisi
instrumen atau peralatan yang digunakannya.
no. 3 : Tidak Bisa Mengatur Boyancy
Daya apung (kontrol bouyancy) merupakan keterampilan penting dalam menyelam.
Penyelam berpengalaman bisa dilihat jika mampu menguasai kontrol bouyancy yang
baik.
Sebagaimana kita ketahui bersama, bouyancy setiap individu berbeda-beda. Ada
bouyancy negatif, positif, dan netral.
Memang bouyancy dapat dimanipulasi dengan bantuan peralatan yang digunakan
penyelam, namun faktor tubuh penyelam yaitu paru-paru adalah adalah alat dasar
untuk kontrol bouyancy secara natural.
Kapasitas rata-rata volume paru-paru manusia sekitar 4,6 liter untuk pria dan 3,6 liter
untuk wanita. Ketika manusia bernafas dengan normal, perubahan volume paru hanya
berkisar 0,5 liter untuk pria dan 0,39 liter untuk perempuan.
Untuk mencapai kondisi bouyancy netral, penyelam menghirup udara secara normal
yang akan menyebabkan tubuh naik secara perlahan dan menghembuskan nafas
secara normal yang akan menyebabkan tubuh turun secara perlahan pula.
Penyelam pemula pada umumnya belum bisa bernafas secara normal pada saat
menyelam. Selain kurang pengalaman bisa juga akibat kepanikan atau bahkan belum
menguasai teknik kontrol bouyancy.
Bouyancy yang tidak terkontrol menyebabkan aktifitas penyelaman akan terasa tidak
nyaman, cadangan udara dalam tabung cepat habis dan bisa membahayakan individu
penyelam serta lingkungan penyelaman itu sendiri.
no. 2 : Tidak Bernafas Secara Normal
Rata-rata kecepatan bernafas orang dewasa adalah 40 kali permenit. Dapat dipastikan
kecepatan bernafas penyelam pemula akan meningkat dan melebihi kecepatan rata-
rata tersebut bila terjadi kepanikan.
Divemanajemen
https://divemanajemen.blogspot.co.id/2017/11/13-kesalahan-ini-sering-dilakukan_26.html
https://divemanajemen.blogspot.co.id/2017/11/13-kesalahan-ini-sering-dilakukan_26.html
Rasa cemas dan panik bereaksi pada tubuh dengan meningkatnya kebutuhan oksigen.
Kebutuhan oksigen yang meningkat akan meningkatkan kerja jantung untuk
memompakan darah ke seluruh tubuh.
Bernafas di bawah permukaan air harus dilakukan seperti keadaan normal di
permukaan air sehingga tidak terjadi pemborosan cadangan udara dalam tabung
selam.
Dilain kasus, penyelam pemula beranggapan menahan nafas pada saat menyelam
akan menghemat ketersediaan udara dalam tabung dan dapat memperlama waktu
penyelaman.
Hal tersebut merupakan anggapan atau tindakan yang salah dan jangan dilakukan.
Pada saat menyelam bernapaslah secara normal. Tidak perlu menahannya agar tidak
menyebabkan emboli udara di paru-paru.
no. 1 : Panik
Kepanikan sering terjadi pada penyelam pemula. Apalagi disaat menghadapi kondisi
nyata penyelaman di laut terbuka.
Sebelum melakukan penyelaman di laut terbuka sudah pasti diajarkan teknik dan
pengetahuan penyelaman oleh instruktur selam.
Yang membedakannya, simulasi atau praktek penyelaman dilakukan di kolam renang.
Tentunya kondisi di kolam renang berbeda dengan di laut.
Bagi penyelam pemula, kondisi laut yang bergelombang, tiupan angin kencang,
pergerakan arus dan kehadiran beberapa organisme laut memberikan tekanan
psikologis seperti perasaan cemas.
Perasaan cemas inilah awal dari kepanikan. Tubuh membutuhkan lebih banyak supali
oksigen sehingga pola bernafas menjadi tidak normal dan jantungpun berdetak
kencang yang akhirnya menimbulkan kepanikan.
Kepanikan akan berlanjut setelah turun ke bawah permukaan air. Tekanan udara yang
ada di dalam air dan di daratan cukup berbeda. Tekanan udara yang ada di sekitar kita
akan meningkat.
Tekanan ini akan menghimpit bagian tubuh yang berongga, pada umumnya berefek
langsung pada rongga hidung, rongga telinga dan rongga dada berupa rasa sakit.
Reaksi awal bila terjadi kepanikan pada penyelam pemula diantaranya, sulit untuk
masuk ke badan air dan setelah berada di bawah permukaan air secara tiba-tiba naik
ke permukaan.
Divemanajemen
https://divemanajemen.blogspot.co.id/2017/11/13-kesalahan-ini-sering-dilakukan_26.html
https://divemanajemen.blogspot.co.id/2017/11/13-kesalahan-ini-sering-dilakukan_26.html
Kepanikan tersebut bisa diatasi dengan melakukan tahapan penyelaman dengan
perlahan, bernafas secara normal, memperhatikan arahan instruktur atau leader serta
yakin dan percaya pada buddy ataupun tim penyelaman.
Itu dia 13 kesalahan umum yang dilakukan oleh penyelam pemula. Semoga artikel ini
bermanfaat dan memberikan informasi pada kita semua yang ingin belajar menyelam.
(ARP).
Profil Penulis :
Harri Pranata
Lahir di Pekanbaru, Riau
Menamatkan pendidikan Strata 1 Jurusan Ilmu Kelautan Universitas Riau PadaTahun 2009.
Pada masa kuliah aktif di Marine Science Diving Club (MSDC) Universitas Riau dan Pengurus Provinsi
Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia (POSSI) Riau.
Mengikuti Pelatihan Penyusunan Dokumen Lingkungan Amdal B di PSLH UGM Pada Tahun 2011.
Terlibat langsung menyusun dokumen lingkungan hidup (konsultan lingkungan) sejak tahun 2011 sampai
saat ini.
Aktif menulis sejak tahun 2007.
Hobby : Menulis, Menyelam dan Research.
Motto : “ jalani saja”.
Kutipan :
“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam
masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.”
― Pramoedya Ananta Toer (Author)

More Related Content

Featured

Product Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
Product Design Trends in 2024 | Teenage EngineeringsProduct Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
Product Design Trends in 2024 | Teenage EngineeringsPixeldarts
 
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental HealthHow Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental HealthThinkNow
 
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdfAI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdfmarketingartwork
 
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024Neil Kimberley
 
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)contently
 
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024Albert Qian
 
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie InsightsSocial Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie InsightsKurio // The Social Media Age(ncy)
 
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024Search Engine Journal
 
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summarySpeakerHub
 
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd Clark Boyd
 
Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next Tessa Mero
 
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search IntentGoogle's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search IntentLily Ray
 
Time Management & Productivity - Best Practices
Time Management & Productivity -  Best PracticesTime Management & Productivity -  Best Practices
Time Management & Productivity - Best PracticesVit Horky
 
The six step guide to practical project management
The six step guide to practical project managementThe six step guide to practical project management
The six step guide to practical project managementMindGenius
 
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...RachelPearson36
 
Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...
Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...
Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...Applitools
 
12 Ways to Increase Your Influence at Work
12 Ways to Increase Your Influence at Work12 Ways to Increase Your Influence at Work
12 Ways to Increase Your Influence at WorkGetSmarter
 

Featured (20)

Product Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
Product Design Trends in 2024 | Teenage EngineeringsProduct Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
Product Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
 
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental HealthHow Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
 
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdfAI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
 
Skeleton Culture Code
Skeleton Culture CodeSkeleton Culture Code
Skeleton Culture Code
 
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
 
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
 
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
 
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie InsightsSocial Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
 
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
 
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
 
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
 
Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next
 
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search IntentGoogle's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
 
How to have difficult conversations
How to have difficult conversations How to have difficult conversations
How to have difficult conversations
 
Introduction to Data Science
Introduction to Data ScienceIntroduction to Data Science
Introduction to Data Science
 
Time Management & Productivity - Best Practices
Time Management & Productivity -  Best PracticesTime Management & Productivity -  Best Practices
Time Management & Productivity - Best Practices
 
The six step guide to practical project management
The six step guide to practical project managementThe six step guide to practical project management
The six step guide to practical project management
 
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
 
Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...
Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...
Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...
 
12 Ways to Increase Your Influence at Work
12 Ways to Increase Your Influence at Work12 Ways to Increase Your Influence at Work
12 Ways to Increase Your Influence at Work
 

13 Kesalahan Penyelam Pemula

  • 1. Divemanajemen https://divemanajemen.blogspot.co.id/2017/11/13-kesalahan-ini-sering-dilakukan_26.html https://divemanajemen.blogspot.co.id/2017/11/13-kesalahan-ini-sering-dilakukan_26.html 13 Kesalahan ini Sering dilakukan Penyelam Pemula Kegiatan penyelaman dapat dilakukan oleh siapa saja, namun tentunya dengan standar dan prosedur yang benar. Bagi kamu yang baru mengenal dunia penyelaman mungkin bahkan juga melakukan beberapa kesalahan yang lazim terjadi berikut ini. Foto by Divemanajemen Untuk informasi dan meminimalisir kesalahan-kesalahan yang umum terjadi pada aktifitas penyelaman kamu, mari simak! Baca Juga : Penampakan, Bangkai Kapal Boelongan Nederland Kawasan Mandeh Kolam Renang "Raksasa" Gosong Laut Padang, Pesona Bawah Laut Barotrauma Pada Penyelam, ini Penyebabnya Panduan Menyelam WisataBudget di Bawah 2 Juta Bahaya, Inilah beberapa Spot Penyelaman Nusa Penida Kesalahan-kesalahan yang akan saya informasikan ini berdasarkan pengalaman pribadi saya dan pengalaman pribadi beberapa penyelam yang saya temui. no. 13 : Mengabaikan Dive Safety Stop Dive Safety Stop merupakan prosedur penting pada kegiatan penyelaman.
  • 2. Divemanajemen https://divemanajemen.blogspot.co.id/2017/11/13-kesalahan-ini-sering-dilakukan_26.html https://divemanajemen.blogspot.co.id/2017/11/13-kesalahan-ini-sering-dilakukan_26.html Nitrogen akan masuk dan terkumpul dalam darah serta jaringan tubuh penyelam pada saat menghirup udara dari tabung selam. Peningkatan atau kelebihan kandungan nitrogen dalam darah berbanding lurus dengan tingkat kedalaman dan lamanya waktu penyelaman. Kelebihan nitrogen mulai larut ke jaringan tubuh penyelam saat penyelam naik ke perairan yang lebih dangkal sebagai akibat dari penurunan tekanan pada tubuh oleh lingkungan sekitar. Jika kita naik ke permukaan air terlalu cepat, berisiko membentuk gelembung di jaringan dan pembuluh darah sebagai akibat perbedaan tekanan yang berlebihan. Sama seperti saat mengocok botol soda sebelum membukanya Nitrogen yang terperangkap sangat berbahaya dan secara berkelanjutan menyebabkan Penyakit Dekompresi. Foto by Divemanajemen Dive Safety Stop sangat disarankan dan diwajibkan setiap akan mengakhiri kegiatan penyelaman. Dive Safety Stop dilakukan dengan cara berhenti sejenak selama 3-5 menit pada kedalaman 5m sebelum muncul ke permukaan air. no. 12 : Ugal-Ugalan Penyelaman sangat berbahaya jika dilakukan tidak sesuai dengan prosedur. Meskipun telah memiliki lisensi penyelaman, sering penyelam pemula melakukan kegiatan penyelaman tidak sesuai dengan prosedur penyelaman.
  • 3. Divemanajemen https://divemanajemen.blogspot.co.id/2017/11/13-kesalahan-ini-sering-dilakukan_26.html https://divemanajemen.blogspot.co.id/2017/11/13-kesalahan-ini-sering-dilakukan_26.html Penyelam pemula melakukan penyelaman sekehendak hati karena ketagihan menyelam. Tidak memperhitungkan jeda waktu penyelaman, kondisi lingkungan-cuaca pada saat menyelam dan lain sebagainya. Bisa dikatakan penyelam pemula tersebut “ Ugal-ugalan”. no. 11 : Lalai Terhadap Peralatan Nyawa dan keselamatan penyelam di bawah permukaan air bergantung pada peralatan yang digunakannya. Kelengkapan dan kesiapan peralatan utama penyelaman harus benar-benar diperhatikan, terutama regulator, BCD, masker, fins serta udara dalam tabung selam. Adakalnya peralatan yang digunakannya tidak “Ready” namun tetap dipaksakan melakukan penyelaman yang pada akhirnya berakibat fatal. Dilain kasus karena panik dan permasalahan yang terjadi pada saat menyelam sering peralatan yang digunakan tercecer. no. 10 : Lupa "Buddy" Istilah “buddy” tidak bisa dipisahkan dari kegiatan penyelaman. Buddy atau dive-buddy secara umum berarti partner untuk saling „menjaga diri‟ mulai dari sebelum masuk ke perairan, di dalam perairan dan setelah penyelaman. Tugas buddy adalah untuk memeriksa kesiapan dan kelengkapan peralatan rekan penyelamnya. Seorang penyelam harus selalu berada dalam jarak pandang buddy nya, begitu pula sebaliknya.Tujuannya untuk saling menjaga dan saling mengawasi. Never Dive Alone Kegiatan penyelaman tidak direkomendasikan untuk dilakukan sendirian. Banyak penyelam pemula yang menganggap sepele dengan sistim buddy. Pada awal turun ke bawah permukaan air memang dilakukan secara bersama-sama namun setelah berada di bawah air dan menikmati keindahan dunia bawah laut, penyelam pemula akan asik dengan dirinya sendiri serta lupa untuk saling mengawasi. Akibatnya sering penyelam pemula lupa dimana buddy nya dan tidak jarang terpisah. Baca juga : 3 Modal Penting ini Wajib dimiliki Penyelam
  • 4. Divemanajemen https://divemanajemen.blogspot.co.id/2017/11/13-kesalahan-ini-sering-dilakukan_26.html https://divemanajemen.blogspot.co.id/2017/11/13-kesalahan-ini-sering-dilakukan_26.html no. 9 : Terlalu Pede Dunia bawah air adalah dunia yang asing bagi setiap individu penyelam, karena bukan tempat hidup manusia. Manusia ditakdirkan hidup dipermukaan air atau alam terbuka. Setiap individu sama-sama belajar untuk dapat memahami kondisi bawah air dan berusaha menyamankan diri jika berada di bawah air. tidak ada yang lebih baik dan terbaik. Kenyamanan dan keahlian pada dasarnya didapatkan dari pengalaman dan kebiasaan. Tentunya penyelam yang lebih dahulu masuk ke dunia penyelaman lebih paham mengenai seluk-beluk dan tehnik penyelaman. Penyelam pemula biasanya sering merasa lebih baik dari penyelam lainnya. Seolah- olah lebih paham dengan dunia penyelaman. Akibatnya, penyelam tersebut kurang menghargai orang disekitarnya. no. 8 : Lupa Tujuan Penyelaman Kegiatan penyelaman yang dilakukan tentunya mempunyai tujuan tertentu. Tujuan penyelaman yang dimaksud dapat berupa hanya berwisata menikmati keidahan bawah laut, tujuan penelitian ilmiah, pekerjaan, rescue, penyelamatan lingkungan dan lain-lain. Setelah berada di bawah perairan individu penyelam "Lupa" dan melakukan aktifitas yang seharusnya tidak dilakukan, seperti merusak lingkungan bawah air, membuat tulisan-tulisan dengan mengukir batuan dasar perairan, mengusik ketenangan organisme laut, membuang material-material asing. no. 7 : Kehilangan Orientasi Kehilangan orientasi yang dimaksud adalah individu penyelam secara tiba-tiba tidak mengenali lingkungan disekitarnya pada saat menyelam. Kehilangan orientasi tersebut dikarenakan efek “vertigo”. Penyelam merasa pusing seakan-akan sekelilingnya berputar-putar. Penyebabnya adalah pecahnya gendang telinga akibat perubahan tekanan di dalam air secara tiba-tiba. Keseimbangan penyelampuin akan terganggu.
  • 5. Divemanajemen https://divemanajemen.blogspot.co.id/2017/11/13-kesalahan-ini-sering-dilakukan_26.html https://divemanajemen.blogspot.co.id/2017/11/13-kesalahan-ini-sering-dilakukan_26.html Penyelam pemula yang melakukan kegiatan penyelaman terburu-buru dan tidak menguasai teknik equalising umumnya akan mengalami hal ini. no. 6 : Terburu-Buru Ketenangan merupakan sikap yang paling utama dalam penyelaman. Dengan ketenangan maka penyelam lebih mudah berfikir dan bergerak di dalam air. Biasanya sebelum masuk ke dalam perairan, tim penyelaman akan brifing terlebih dahulu. Momen brefing ini dimanfaatkan untuk mengatur nafas secara normal, mengecek kembali kesiapan individu penyelam dan peralatan. Pada saat masuk ke dalam air. Lakukanlah tahap-demi tahap prosedur penyelaman sehingga mendapatkan kenyamanan. Mulai dari mengurangi udara BCD secara perlahan, melakukan equalising seiring bertambahnya kedalaman, mask clearing dan lain sebagainya. Penyelam pemula umumnya melakukan entry atau masuk ke dalam perairan dengan terburu-buru. Udara dalam BCD dikosongkan sekaligus sehingga penyelam pemula tersebut langsung “plong” masuk ke dalam perairan. Perubahan tekanan akan terjadi secara drastis dan menekan rongga tubuh terutama rongga telinga serta dada. Perubahan tekanan tersebut membuat penyelam terkejut dan mengisi udara dalam BCD nya dengan cepat yang mengakibatkan naik ke permukaan secara tiba-tiba pula. Selain ber-efek tidak baik pada individu penyelam, waktu penyelaman yang direncanakan juga akan terganggu. Begitu juga pada saat akan naik ke permukaan air, lakukan secara perlahan dan tidak buru-buru. Kecepatan naik ke permukaan maksimal 9m per menit. Lakukan dive safety stop pada kedalaman 5m selama 3-5 menit. no. 5 : Tidak Paham Isyarat Komunikasi dalam penyelaman sangatlah penting. Komunikasi dilakukan untuk menyampaikan maksud atau pesan kepada sesama penyelam atau dari leader kepada kelompok penyelam yang dipimpin. Jika penyelam masih di permukaan air dapat menggunakan suara, namun pada saat di bawah air komunikasi umumnya dilakukan menggunakan isyarat tangan (hand signals).
  • 6. Divemanajemen https://divemanajemen.blogspot.co.id/2017/11/13-kesalahan-ini-sering-dilakukan_26.html https://divemanajemen.blogspot.co.id/2017/11/13-kesalahan-ini-sering-dilakukan_26.html Dunia penyelaman mengenal lebih dari 50 isyarat yang digunakan namun bisa dipastikan tidak semua isyarat yang bisa dipahami oleh rata-rata penyelam yang ada. Penyelam pemula biasanya tidak paham dengan isyarat tangan yang disampaikan baik oleh sesama penyelam maupun oleh leader. Kursus atau pelatihan penyelaman biasaya memberikan materi bahasa isyarat tersebut. Minimal 8 isyarat tangan berikut harus bisa dimengerti atau dipahami oleh penyelam pemula. #. 1. Telapak tangan menarik garis horizontal di leher. Gerakan seperti ini menandakan adanya masalah. #.2. Jari telunjuk dan jempol yang membentuk huruf „O‟ dan membiarkan tiga jari lainnya menghadap atas. Isyarat seperti ini menandakan „Oke‟, semua baik-baik saja. #.3. Tangan dikepal dengan jempol menghadap ke atas. Bergegaslah naik ke atas atau permukaan laut. #.4. Tangan dikepal dengan jempol menghadap ke bawah. Menandakan agar penyelam untuk turun ke bawah atau menyelam lebih dalam. #5. Gerakan satu tangan memotong leher. Isyarat ini diartikan sebagai keadaan bahaya karena kehabisan oksigen. #6. Menunjukkan satu telapak tangan. Isyarat ini artinya 'stop'. #7. Gerakkan jari telunjuk berdampingan. Isyarat ini berarti penyelam harus bergerak bersama-sama hingga berdekatan atau saling bersentuhan satu sama lain. #8. Gerakan tangan menyilang memeluk tubuh. Isyarat ini menandakan penyelam yang merasa sangat kedinginan. Foto by Divemanajemen
  • 7. Divemanajemen https://divemanajemen.blogspot.co.id/2017/11/13-kesalahan-ini-sering-dilakukan_26.html https://divemanajemen.blogspot.co.id/2017/11/13-kesalahan-ini-sering-dilakukan_26.html no. 4 : Lupa Posisi Peralatan Seorang penyelam menggantungkan keselamatannya pada instrumen atau peralatan selam yang digunakan. Individu penyelam harus familiar dengan peralatan selam tersebut dan mengetahui posisi serta fungsi masing-masing peralatan. Mengetahui posisi dan fungsi masing-masing peralatan sangat penting, apalagi dalam keadaan darurat penyelaman atau trouble. Kesalahan umum yang dilakukan oleh penyelam pemula salah satunya lupa posisi instrumen atau peralatan yang digunakannya. no. 3 : Tidak Bisa Mengatur Boyancy Daya apung (kontrol bouyancy) merupakan keterampilan penting dalam menyelam. Penyelam berpengalaman bisa dilihat jika mampu menguasai kontrol bouyancy yang baik. Sebagaimana kita ketahui bersama, bouyancy setiap individu berbeda-beda. Ada bouyancy negatif, positif, dan netral. Memang bouyancy dapat dimanipulasi dengan bantuan peralatan yang digunakan penyelam, namun faktor tubuh penyelam yaitu paru-paru adalah adalah alat dasar untuk kontrol bouyancy secara natural. Kapasitas rata-rata volume paru-paru manusia sekitar 4,6 liter untuk pria dan 3,6 liter untuk wanita. Ketika manusia bernafas dengan normal, perubahan volume paru hanya berkisar 0,5 liter untuk pria dan 0,39 liter untuk perempuan. Untuk mencapai kondisi bouyancy netral, penyelam menghirup udara secara normal yang akan menyebabkan tubuh naik secara perlahan dan menghembuskan nafas secara normal yang akan menyebabkan tubuh turun secara perlahan pula. Penyelam pemula pada umumnya belum bisa bernafas secara normal pada saat menyelam. Selain kurang pengalaman bisa juga akibat kepanikan atau bahkan belum menguasai teknik kontrol bouyancy. Bouyancy yang tidak terkontrol menyebabkan aktifitas penyelaman akan terasa tidak nyaman, cadangan udara dalam tabung cepat habis dan bisa membahayakan individu penyelam serta lingkungan penyelaman itu sendiri. no. 2 : Tidak Bernafas Secara Normal Rata-rata kecepatan bernafas orang dewasa adalah 40 kali permenit. Dapat dipastikan kecepatan bernafas penyelam pemula akan meningkat dan melebihi kecepatan rata- rata tersebut bila terjadi kepanikan.
  • 8. Divemanajemen https://divemanajemen.blogspot.co.id/2017/11/13-kesalahan-ini-sering-dilakukan_26.html https://divemanajemen.blogspot.co.id/2017/11/13-kesalahan-ini-sering-dilakukan_26.html Rasa cemas dan panik bereaksi pada tubuh dengan meningkatnya kebutuhan oksigen. Kebutuhan oksigen yang meningkat akan meningkatkan kerja jantung untuk memompakan darah ke seluruh tubuh. Bernafas di bawah permukaan air harus dilakukan seperti keadaan normal di permukaan air sehingga tidak terjadi pemborosan cadangan udara dalam tabung selam. Dilain kasus, penyelam pemula beranggapan menahan nafas pada saat menyelam akan menghemat ketersediaan udara dalam tabung dan dapat memperlama waktu penyelaman. Hal tersebut merupakan anggapan atau tindakan yang salah dan jangan dilakukan. Pada saat menyelam bernapaslah secara normal. Tidak perlu menahannya agar tidak menyebabkan emboli udara di paru-paru. no. 1 : Panik Kepanikan sering terjadi pada penyelam pemula. Apalagi disaat menghadapi kondisi nyata penyelaman di laut terbuka. Sebelum melakukan penyelaman di laut terbuka sudah pasti diajarkan teknik dan pengetahuan penyelaman oleh instruktur selam. Yang membedakannya, simulasi atau praktek penyelaman dilakukan di kolam renang. Tentunya kondisi di kolam renang berbeda dengan di laut. Bagi penyelam pemula, kondisi laut yang bergelombang, tiupan angin kencang, pergerakan arus dan kehadiran beberapa organisme laut memberikan tekanan psikologis seperti perasaan cemas. Perasaan cemas inilah awal dari kepanikan. Tubuh membutuhkan lebih banyak supali oksigen sehingga pola bernafas menjadi tidak normal dan jantungpun berdetak kencang yang akhirnya menimbulkan kepanikan. Kepanikan akan berlanjut setelah turun ke bawah permukaan air. Tekanan udara yang ada di dalam air dan di daratan cukup berbeda. Tekanan udara yang ada di sekitar kita akan meningkat. Tekanan ini akan menghimpit bagian tubuh yang berongga, pada umumnya berefek langsung pada rongga hidung, rongga telinga dan rongga dada berupa rasa sakit. Reaksi awal bila terjadi kepanikan pada penyelam pemula diantaranya, sulit untuk masuk ke badan air dan setelah berada di bawah permukaan air secara tiba-tiba naik ke permukaan.
  • 9. Divemanajemen https://divemanajemen.blogspot.co.id/2017/11/13-kesalahan-ini-sering-dilakukan_26.html https://divemanajemen.blogspot.co.id/2017/11/13-kesalahan-ini-sering-dilakukan_26.html Kepanikan tersebut bisa diatasi dengan melakukan tahapan penyelaman dengan perlahan, bernafas secara normal, memperhatikan arahan instruktur atau leader serta yakin dan percaya pada buddy ataupun tim penyelaman. Itu dia 13 kesalahan umum yang dilakukan oleh penyelam pemula. Semoga artikel ini bermanfaat dan memberikan informasi pada kita semua yang ingin belajar menyelam. (ARP). Profil Penulis : Harri Pranata Lahir di Pekanbaru, Riau Menamatkan pendidikan Strata 1 Jurusan Ilmu Kelautan Universitas Riau PadaTahun 2009. Pada masa kuliah aktif di Marine Science Diving Club (MSDC) Universitas Riau dan Pengurus Provinsi Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia (POSSI) Riau. Mengikuti Pelatihan Penyusunan Dokumen Lingkungan Amdal B di PSLH UGM Pada Tahun 2011. Terlibat langsung menyusun dokumen lingkungan hidup (konsultan lingkungan) sejak tahun 2011 sampai saat ini. Aktif menulis sejak tahun 2007. Hobby : Menulis, Menyelam dan Research. Motto : “ jalani saja”. Kutipan : “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.” ― Pramoedya Ananta Toer (Author)