1. Paper
PENYEBAB MANUSIA MENTAATI HUKUM
Dosen Pengampu:
M. Yusuf Ibrahim, S.H., M.H.
Disusun Oleh:
Mochammad Fathor Rosi
NPM. 201612023
Semester VIII (A)
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ABDURACHMAN SALEH SITUBONDO
2020
2. BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Hukum adalah dalam kompas ilmu untuk manusia, atau sosial ilmu karena
merupakan bagian yang penting dalam komponen manusia masyarakat dan budaya. Tidak
ada kejadian yang dikenal dari suatu keadaan dalam pengalaman manusia, dimana
masyarakat yang heterogen ada dan budaya telah tanpa atau sudah bebas dari hukum.
Dimanapun dan kapanpun masyarakat dan budaya yang ditemukan ada hukum juga
ditemukan, menggenangi seluruh masyarakat sebagai bagian dari budaya.
Peranan hukum didalam masyarakat sebagimana tujuan hukum itu sendiri adalah
menjamin kepastian dan keadilan, dalam kehidupan masyarakat senantiasa terdapat
perbedaan antara pola-pola perilaku atau tata-kelakuan yang berlaku dalam masyarakat
dengan pola-pola perilaku yang dikehendaki oleh norma-norma (kaidah) hukum. Hal ini
dapat menyebabkan timbulnya suatu masalah berupa kesenjangan sosial sehingga pada
waktu tertentu cenderung terjadi konflik dan ketegangan-ketegangan sosial yang tentunya
dapat mengganggu jalannya perubahan masyarakat sebagaimana arah yang dikehendaki.
Berdasarkan definisi diatas bahwasanya hukum harus ditaati dan dipatuhi, sebagai
mana menjadikan acuan bagi semua masyarakat untuk melakukan tindakan atau perilaku
yang tertib dan tidak saling merugikan antar individu.
Keadaan demikian terjadi oleh karena adanya hukum yang diciptakan diharapkan
dapat dijadikan pedoman (standard) dalam bertindak bagi masyarakat tidak ada kesadaran
hukum sehingga cenderung tidak ada ketaatan hukum.
B. Rumusan Masalah
1. Mengapa manusia harus taat pada hukum?
3. C. tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui bahwasanya mengapa manusia harus menaati hukum.
2. Untuk menajdikan tambahan wawasan dan edukasi bagi penulis dan pembaca.
4. BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Hukum
Berikut pengertian hukum menurut beberapa ahli, sebagai berikut:
1. Prof. Subekti, S.H.
Menurut Prof. Subekti SH keadilan berasal dari Tuhan YME dan setiap orang
diberi kemampuan, kecakapan untuk meraba dan merasakan keadilan itu. Dan
segala apa yang di dunia ini sudah semestinya menimbulkan dasar-dasar keadilan
pada manusia. Dengan demikian, hukum tidak hanya mencarikan keseimbangan
antara pelbagai kepentingan yang bertentangan satu sama lain, akan tetapi juga
untuk mendapatkan keseimbangan antara tuntutan keadilan tersebut dengan
“Ketertiban“ atau “Kepastian Hukum“.
2. Prof. Mr. Dr. L.J. Apeldoorn.
Dalam bukunya “Inleiding tot de studie van het Nederlanse Recht”, Apeldoorn
menyatakan bahwa tujuan Hukum adalah mengatur tata tertib dalam masyarakat
secara damai dan adil. Untuk mencapai kedamaian Hukum harus diciptakan
masyarakat yang adil dengan mengadakan perimbanagn antara kepentingan yang
saling bertentangan satu sama lain dan setiap orang harus memperoleh (sedapat
mungkin) apa yang menjadi haknya. Pendapat Van Apeldoorn ini dapat dikatakan
jalan tengah antara 2 teori tujuan hukum, Teori Etis dan Utilitis.
3. Aristoteles
Dalam Bukunya “Rhetorica” mencetuskan teorinya bahwa tujuan hukum
menghendaki keadilan semata-mata dan isi daripada hukum ditentukan oleh
kesadaran etis mengenai apa yang dikatakan adil dan apa yang dikatakan tidak
adil. Menurut teori ini buku mempunyai tugas suci dan luhur, ialah keadilan
dengan memberikan tiap-tiap orang apa yang berhak dia terima yang memerlukan
5. peraturan sendiri bagi tiap-tap kasus. Apabila ini dilaksanakan maka tidak akan
ada habisnya. Oleh karenanya Hukum harus membuat apa yang dinamakan
“Algemeene Regels”(Peratuaturan atau ketentuan-ketentyuan umum. Peraturan
ini diperlukan oleh masyarakat teratur demi kepentingan kepastian Hukum,
meskipun pad asewktu-waktu dadapat menimbulkan ketidak adilan.
2.2 mengapa manusia menaati hukum
Jadi untuk Pembentukan masyarakat sadar hukum dan taat akan hukum merupakan
cita-cita dari adanya norma-norma yang menginginkan masyarakat yang berkeadilan
sehingga sendi-sendi dari budaya masyarakat akan berkembang menuju terciptanya suatu
sistem masyarakat yang menghargai satu sama lainnya, membuat masyarakat sadar hukum
dan taat hukum bukanlah sesuatu yang mudah dengan membalik telapak tangan, banyak
yang harus diupayakan oleh pendiri atau pemikir negeri ini untuk memikirkan hal tersebut.
Hukum bukanlah satu-satunya yang berfungsi untuk menjadikan masyrakat sadar hukum
dan taat hukum, Indonesia yang notabene adalah negara yang sangat heterogen
tampaknya dalam membentuk formulasi hukum positif agak berbeda dengan negara-negara
yang kulturnya homogen, sangatlah penting kiranya sebelum membentuk suatu hukum
yang akan mengatur perjalanan masyarakat, haruslah digali tentang filsafat hukum secara
lebih komprehensif yang akan mewujudkan keadilan yang nyata bagi seluruh golongan,
suku, ras, agama yang ada di Indonesia.
Peranan hukum didalam masyarakat sebagimana tujuan hukum itu sendiri adalah
menjamin kepastian dan keadilan, dalam kehidupan masyarakat senantiasa terdapat
perbedaan antara pola-pola perilaku atau tata-kelakuan yang berlaku dalam masyarakat
dengan pola-pola perilaku yang dikehendaki oleh norma-norma (kaidah) hukum. Hal ini
dapat menyebabkan timbulnya suatu masalah berupa kesenjangan sosial sehingga pada
waktu tertentu cenderung terjadi konflik dan ketegangan-ketegangan sosial yang tentunya
dapat mengganggu jalannya perubahan masyarakat sebagaimana arah yang dikehendaki.
6. Dalam suatu kehidupan pastilah didalamnya terdapat beberapa alasan untuk seseorang
dalam mengambil sikap, melakukan sesuatu tindakan dan hal-hal lainnya tak luput dari kata
alasan dibelakan seuatu tindakan tersebut. Tidak terkecuali dalam bahasan ini (mengapa
orang taat pada hukum) juga memiliki beberapa alasan-alasan didalamnya. Berikut adalah
alasan yang dikutip dari beberapa ahli terkait mengapa orang menaati hukum:
Menurut Cristoper Berry Gray, ada tiga pandangan mengapa seorang mentaati hukum:
1. Pandangan Ekstrem pertama, adalah pandangan bahwa merupakan “kewajiban
moral” bagi setiap warga negara untuk melakukan yang terbaik yaitu senantiasa
mentaati hukum, kecuali dalam hal hukum memang menjadi tidak menjamin
kepastian atau inkonsistensi, kadang-kadang keadaan ini muncul dalam
pemerintahan rezim yang lalim.
2. Pandangan kedua yang dianggap pandangan tengah, adalah kewajiban utama
bagi setiap orang (Prima facie) adalah kewajiban mentaati hukum.
3. Pandangan Ketiga dianggap pandangan ekstrim kedua yang berlawanan dengan
pandangan pertama, adalah bahwa kita hanya mempunyai kewajiban moral untuk
hukum, jika hukum itu benar, dan kita tidak terikat untuk mentaati hukum.
Berikut ada juga beberapa teori dan pendapat dari beberapa aliran sebagai berikut,
Teori Theokrasi, Menurut teori ini, hukum harus ditaati karena menganggap bahwa
hukum adalah perintah Tuhan. Daam hal ini hukum dikaitkan dengan agama. Teori ini
berlaku bagi orang yang fanatik dengan agama dan tundu kepada hukum.
1. Teori Dedaulatan Rakyat (perjanjian masyarakat), Menurut teori ini, hukum harus
ditaati karena seolah-olah waktu awal membentuk negara ada perjanjian antara
yang memerintah dengan yang diperintah.
7. 2. Teori Kedaulatan Negara, Menurut teori ini, hukum harus ditaati karena negara
mempunyai kekuasaan yang mutlak sehingga negara bisa memaksakan kehendak
kepada rakyatnya tersebut.
3. Teori Kedaulatan Hukum, Menurut teori ini, hukum harus ditaati karena hukum itu
sesuai dengan perasaan hukum sebagian besar anggota masyarakat (hukum itu
dianggap cocok). Setiap orang itu mempunyai perasaan hukum buktinya ia bisa
membedakan mana yang adil mana yang tidak adil.
Jadi dapat kita simpulkan bahwasanya mengapa orang harus menaati hukum, yakni:
1. Orang mentaati hukum karena takut terkena hukuman. Ketaatan sebagai
pemenuhan suatu penerimaan terang yang dibujuk oleh harapan penghargaan
dan suatu usaha untuk menghindari kemungkinan hukuman, bukan karena
keinginan yang kuat untuk menaati hukum dari dalam diri.
2. Ketaatan yang bersifat identification, artinya ketaatan kepada suatu aturan karena
takut hubungan baiknya dengan seseorang menjadi rusak. Identifikasi, yaitu:
suatu penerimaan terhadap aturan bukan karena nilai hakikinya, dan pendekatan
hanyalah sebab keinginan seseorang untuk memelihara keanggotaan di dalam
suatu hubungan atau kelompok dengan ketaatan itu.
3. Ketaatan yang bersifat internalization, artinya ketaatan pada suatu aturan karena
ia benar-benar merasa bahwa aturan itu sesuai dengan nilai instrinsik yang
dianutnya.
8. BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jika kita ingin mengetahui alasan mengapa seseorang taat terhadap hukum kita juga
harus mengerti arti dari hukum itu sendiri ada yang telah dijabarkan oleh beberapa ahli
yang menyatakan hukum itu dibuat atau untuk mencipatkan ketertiban dan keadilan.
Dapat saya ambil kesimpulan dari penjelasan di bab sebelumnya mengapa orang
harus mengikuti hukum yakni: Orang mentaati hukum karena takut terkena hukuman.
Ketaatan sebagai pemenuhan suatu penerimaan terang yang dibujuk oleh harapan
penghargaan dan suatu usaha untuk menghindari kemungkinan hukuman, bukan karena
keinginan yang kuat untuk menaati hukum dari dalam diri, Ketaatan yang bersifat
identification, artinya ketaatan kepada suatu aturan karena takut hubungan baiknya dengan
seseorang menjadi rusak. Identifikasi, yaitu: suatu penerimaan terhadap aturan bukan
karena nilai hakikinya, dan pendekatan hanyalah sebab keinginan seseorang untuk
memelihara keanggotaan di dalam suatu hubungan atau kelompok dengan ketaatan itu dan
Ketaatan yang bersifat internalization, artinya ketaatan pada suatu aturan karena ia benar-
benar merasa bahwa aturan itu sesuai dengan nilai instrinsik yang dianutnya.
3.2 Saran
Untuk seluruh pembeca dan penulis menyarankan agar meperdalam filsafat hukum
karena dengan kita memperdalam filsafat hukum kita akan lebih mengenal alasan-alasan
mengapa seseorang taat terhadap hukum, mengapa negara berhak menghukum, dan
alasan-alasa seseorang melanggar hukum, pertanyaan pertanyaan tersebut dapat terkuak
dengan adanya filsafat hukum ini.