SlideShare a Scribd company logo
1 of 37
Pneumothorax pada Neonatus
Pembimbing :
dr. Ihsanul Amal, M.Med.Klin., Sp.BTKV
Yohan Parulian Sinaga
Program Studi Orthopaedi dan Traumatologi
Stase Bedah Thoraks Kardiovaskular – Bedah Dasar
Bulan September 2023
IDENTITAS
NAMA : By. Ny Gabriella Justine Hemar
RM : 02202527
JENIS KELAMIN : Perempuan
UMUR : 3 hari
ALAMAT : Jl. Perintis Lorong Flores Timika Indah, Mimika Baru
TGL MRS : 3/9/2023
Keluhan Utama
• Gangguan pernapasan, takipnea, retraksi interkostal, subkostal, dan suprasternal
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Sekarang
Bayi perempuan prematur dilahirkan oleh ibu P1A0 UK 28 minggu + 3, lahir secara spontan. skor
APGAR 6/8/8 pada menit 1, berat lahir 1,4 kg. Bayi dirawat di NICU untuk penatalaksanaan lebih
lanjut.
Bayi mengalami takipnea hingga 60-80 kali per menit dan bayi tetap berada pada Tekanan
Saluran Udara Positif Mekanis Berkelanjutan (CPAP) pada Tekanan Ekspirasi Akhir Positif (PEEP)
7 cm H20.
Diberikan 2 dosis Surfactan. Antibiotik IV Ampisilin dan Gentamicin dimulai diberikan.
Pada hari perawatan ke 3, bayi mulai mengalami gangguan pernapasan berat dengan peningkatan
takipnea, retraksi interkostal, subkostal, dan suprasternal yang parah. Baby gram segera dilakukan
dan menunjukkan adanya tension pneumotoraks sisi kiri dan oedem soft tissue dinding abdomen
hingga thorax sangat mungkin sepsis. Selanjutnya dilakukan Tindakan Neddle aspiration, dan
mengkonsulkan ke bagian BTKV untuk penanganan selanjutnya.
RPD
• HT (-), DM (-), Alergi (-), Asma (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Fisik
• KU : Aktif, Menangis
• VS : HR 147 x/mnt, RR 60 x/mnt, T 37 C SpO2 97% on CPAP PEEP 7 cm H20 FiO2
50%
Kepala
• I : Simetris (+), sklera ikterik (-/-), pupil isokor 3/3 mm, RC (+/+), RK (+/+)
• P : NT(-)
PEMERIKSAAN FISIK
Thorax
• I : Retraksi interkostal, subkostal, dan suprasternal KG (-/-)
• P : VF kiri < kanan, Krepitasi (-)
• P : Sonor/redup
• A :Vesikuler (+/menurun), rh (-/-), wh (-/-), S1-S2 regular, murmur (-)
Abdomen
• I : Distensi (-)
• A : BU (+)
• P : Timpani (+)
• P : Supel (+), nyeri tekan (-)
Foto Klinis
Rontgen Baby Gram
• Tgl 5/9/2023
• Thorax :
- Tension pneumothorax sinistra
- Opasitas reticulogranular mengarah gambaran HMD grade II
- Konfigurasi cor Normal
- Terpasang ETT pada proyeksi trakea dengan ujung distal
menghadap caudal setinggi lk. 1.28 cm diatas carina
• Abdomen :
- Udara gaster dan usus minimal disertai oedem soft tissue
dinding abdomen hingga thorax sangat mungkin sepsis
- Terpasang gastric tube dengan ujung distal pada proyeksi
gaster
Rontgen Baby Gram
Tgl 6/9/23 (Post Chest Tube)
• Thorax :
- Opasitas reticulo granular mengarah gambaran HMD grade II
- Emfisema subcutis regio dinding thorax sinistra
- Konfigurasi cor normal
- Terpasang ETT pada proyeksi trakea dengan ujung distal
menghadap ke caudal setinggi lk. 1.6cm diatas carina
Dibandingkan dengan foto tanggal 5/9/2023 secara radiologis
tidak tampak gambaran tension pneumothorax sinistra
Rontgen Baby Gram
• Dibandingkan dengan foto tanggal 6/9/2023 secara
radiologis gambaran mengarah Oedem pulmonum,
terpasang WSD, tak tampak gambaran HMD, tak
tampak emfisema subcutis regio dinding thorax
sinistra dan udara gaster dan usus minimal disertai
oedem soft tissue dinding abdomen hingga thorax
bertambah
Tgl 8/9/23 (Post Chest Tube)
Rontgen Baby Gram
• Dibandingkan dengan foto tanggal 8/9/2023
secara radiologis gambaran tampak dilatasi
Sistema usus halus dan colon, tampak
pneumonia bilateral tak tampak terpasang
ETT, tak tampak terpasang WSD
Tgl 8/9/23 (Post Aff Chest
Tube)
Pemeriksaan Penunjang
Lab : (3/09/2023)
Darah rutin
AL 5.200/µl
Hb 16.1 g/dl
Hmt 48.9 %
AT 177.000/µl
Fungsi hati
Bilirubin Total 8.80 g/dl
Bilirubin Direk 1.30 g/dl
Bilirubin Indirek 7.50 g/dl
Kardiovaskuler
CRP Kuantitatif 0.468
mg/dl
Diagnosis awal
- Tension Pneumothorax sinistra
- Respiratory distress syndrome
- Early onset sepsis
- Neonatal jaundice ec sepsis dd prematurity
- BBLSR, KB, BMK, Spontan
Tatalaksana
- Awasi KU/VS/tanda disteess napas
- Pro Insersi Chest tube + WSD hemithorax sinistra
- Perawatan di NICU, Ventilator mekanik mode PCAC VG
- Inj. Ampicilin 70 mg/12 jam IV
- Inj. Gentamycin 6 mg/24 jam IV
- Vit D 1 x 800IU
- Apialys drop 1 x 0.3 cc
- Zinc pro 1 x 0.2 cc
PNEUMOTHORAX
Definisi
• Adanya udara dalam cavitas pleura, yakni rongga antara
dinding thorax dengan paru.
Etiologi
• Dari paru melalui perforasi pleura visceralis
• Dari atmosfer sekitar melalui perforasi dinding dada dan
pleura parietalis, atau lebih jarang, melalui fistel esofageal
atau perforasi abdominal viscus
• Dari mikroorganisme pembentuk-gas dalam empyema di
spatium pleura (jarang).
Klasifikasi
Jenis Penumothorax menurut kejadian
• Pneumothorax spontan
• Primary spontaneous pneumothorax (PSP)  Terjadi bila tidak ada faktor
pencetus yang jelas, tidak ada penyebab yang jelas, bersifat idiopatik, tanpa
penyakit paru-paru. Pneumotoraks spontan familial merupakan penyebab
yang jarang terjadi pada neonatus dan dikaitkan dengan mutasi pada gen
folikulin (FCLN) Pneumothorax traumatik
• Secondary spontaneous pneumothorax (SSP)  Terjadi karena penyakit
paru-paru yang mendasarinya (sindrom gangguan pernapasan [RDS],
sindrom aspirasi mekonium [MAS], dan lain-lain).
Jenis Penumothorax menurut kejadian
• Traumatic pneumothorax
1. Iatrogenik terjadi akibat kecelakaan yang tidak disengaja selama
prosedur seperti penempatan jalur sentral atau torakosentesis.
2. Ventilasi tekanan positif (ventilasi mekanis atau noninvasif) dapat
menyebabkan barotrauma.
3. Trauma dada dapat terjadi bila terjadi trauma tumpul atau tembus
pada dada (jarang terjadi pada neonatus).
Jenis Pneumothorax berdasarkan Fistel
• Pneumothorax tertutup
• Setelah terjadi pneumotorak vistel tertutup secara spontan
• Pneumothorax terbuka
• Ada hub antara pleura dengan brokus
• Ada hub antara pleura dengan dinding dada
• Pneumothorax ventil
• Berbahaya oleh karena termasuk kegawatan paru
• Sifat ventil dimana udara bisa masuk tapi tidak bisa keluar
• Gejala mendadak dan makin lama makin berat
• Segera pasang wsd atau mini wsd ( kontra ventil )
Epidemiologi
• Insidensi pasti Pneumothorax sulit ditentukan.
• Terjadi secara spontan pada 1-2% dari seluruh neonatus.
• Insidensinya meningkat pada bayi prematur menjadi sekitar
6%.
• Insidensinya juga meningkat menjadi 9-10% pada bayi
dengan penyakit paru-paru yang mendasarinya (seperti RDS,
aspirasi mekonium, pneumonia, dan hipoplasia paru) yang
mendapat dukungan ventilasi, dan pada bayi yang mendapat
resusitasi kuat saat lahir.
Patofisiologi
• Kecenderungan paru-paru untuk kolaps, atau elastic recoil,
diseimbangkan pada keadaan istirahat normal dengan kecenderungan
yang melekat pada dinding dada untuk mengembang ke arah luar
• Menimbulkan tekanan negatif di ruang intrapleural.
• Ketika udara memasuki rongga pleura, paru-paru kolaps.
• Hipoksemia terjadi karena hipoventilasi alveolar, ketidakcocokan
ventilasi-perfusi, dan pirau intrapulmonal.
• Pada pneumotoraks sederhana, tekanan intrapleural adalah atmosferik,
dan paru-paru kolaps hingga 30%.
• Pada pneumotoraks yang rumit atau tension, kebocoran yang terus-
menerus menyebabkan peningkatan tekanan positif di rongga pleura,
dengan kompresi lebih lanjut pada paru-paru, pergeseran struktur
mediastinum ke sisi kontralateral, dan penurunan aliran balik vena dan
curah jantung.
Gambaran Klinis
• Bergantung pada tipe, ukuran, dan keparahan pneumothorax
• Tachypnea
• Tachycardia
• Dyspnea
• Shortness of breath
• Pleuritic chest pain
• Cyanosis
• Hypotension
• Shock
Pemeriksaan Fisik
• PF : frekuensi nafas
• PF Paru :
Inspeksi : Tertinggal pada pergerakan napas
Palpasi : Fremitus melemah
Perkusi : Hipersonor
Auskultasi : Suara napas melemah/ tidak terdengar
Diagnosis
1. Rontgen Thorax :
• Paru kolaps
• Pleural line
• Daerah avascular
• Hiper radio lusen tanda-tanda pendorongan
2. Transillumination of the chest
3. Analisa Gas Darah :
• Ph alkalosis respiratorik
• PO2 turun
• PCO2 ( normal/turun )
Diagnosis Banding
• Congenital lobar emphysema
• Atelectasis with compensatory hyperinflation
• Congenital diaphragmatic hernia
• Congenital cystic adenomatoid malformation
• Large pulmonary cyst
Manajemen
• Tujuan:
• Membuat paru kembali terekspansi
• Mengeliminasi patogenesis
• Menurunkan rekurensi pneumothorax
• Pilihan pengobatan bergantung pada:
• Klasifikasi pneumothorax
• Patogenesis
• Frekuensi terjadinya pneumothorax
• Ekstensi kolaps paru
• Keparahan penyakit
• Komplikasi dan konkotaminan penyakit yang mendasari
Algorithmic approach to the treatment of PSP.
CTD = Chest tube drainage
Needle aspiration
• Tempat tusukan harus berada di
SIC 2 sepanjang garis midklavikula
pada sisi yang dicurigai mengalami
pneumotoraks.
• SIC 4 pada garis aksilaris anterior
juga dapat digunakan.
Water Seal Drainage (WSD)
Surgery in the treatment of pneumothorax
• Jika pasien mengalami episode pneumotoraks berulang kali atau
jika paru tetap tidak mengembang setelah 5 hari dengan chest tube
terpasang, terapi operatif seperti berikut mungkin diperlukan:
1. Torakoskopi: Bedah torakoskopi berbantuan video (VATS)
2. Elektrokauter: Pleurodesis atau skleroterapi
3. Laser treatment
4. Resection of blebs or pleura
5. Open thoracotomy
Komplikasi
• Tension Pneumothorax  Fatal
• Hemopneumothorax Spontan
• Fistula Bronchopleural
• Pneumomediastinum
• Chronic pneumothorax (kegagalan paru untuk ekspansi
kembali)
• Emfisema mediastinal dan subkutan
Referensi
1.Patterson GA, et al. Pearson’s Thoracic & Esophageal Surgery. 3rd Ed. 2008. Philadelphia:Churcill
Livingstone Elsevier
2.Shields TW. General thoracic surgery. 8th ed. Lippincott Williams & Wilkins. 2018.
3.Yuh DD, Vricella LA, Yang SC, Doty JR. Textbook of Cardiothoracic Surgery. 2nd ed. McGraw-Hill
Education; 2014
4.MacDuff M, Arnold A, Harvey J. Management of spontaneous pneumothorax: British Thoracic
Society pleural disease guideline 2010. Thorax 2010;65(Suppl 2
5.Kouritas VK, Papagiannopoulos K, Lazaridis G, Baka S, Mpoukovinas I, Karavasilis V, et
al.Pneumomediastinum. Journal of thoracic disease. 2015; 7(Suppl 1): S44.
Terima Kasih

More Related Content

Similar to Pneumothorax pada Neonatus

ka_.172_slide_gawat_napas_pada_neonatus.pdf
ka_.172_slide_gawat_napas_pada_neonatus.pdfka_.172_slide_gawat_napas_pada_neonatus.pdf
ka_.172_slide_gawat_napas_pada_neonatus.pdfTyaraRahma
 
efusi-pleura-masive-Pneumotoraks (1).pptx
efusi-pleura-masive-Pneumotoraks (1).pptxefusi-pleura-masive-Pneumotoraks (1).pptx
efusi-pleura-masive-Pneumotoraks (1).pptxAbedNegoSebayang
 
TOK TUGU.Akut abdomen dan ilius pada anak.pptx
TOK TUGU.Akut abdomen dan ilius pada anak.pptxTOK TUGU.Akut abdomen dan ilius pada anak.pptx
TOK TUGU.Akut abdomen dan ilius pada anak.pptxadedhani
 
Teknik Radiografi 3 Pediatric
Teknik Radiografi 3 PediatricTeknik Radiografi 3 Pediatric
Teknik Radiografi 3 PediatricNona Zesifa
 
Laporan Kasus-PERFORASI GASTER.ppt
Laporan Kasus-PERFORASI GASTER.pptLaporan Kasus-PERFORASI GASTER.ppt
Laporan Kasus-PERFORASI GASTER.pptSanjaya Soebagio
 
Refarat BPF-Ruby (1).pptx
Refarat BPF-Ruby (1).pptxRefarat BPF-Ruby (1).pptx
Refarat BPF-Ruby (1).pptxFirdausRuby
 
Askep Pneumonia.pptx
Askep Pneumonia.pptxAskep Pneumonia.pptx
Askep Pneumonia.pptxamin265170
 
Lapsus Apendisitis - dr. Dea Ardelia P (1).pptx
Lapsus Apendisitis - dr. Dea Ardelia P (1).pptxLapsus Apendisitis - dr. Dea Ardelia P (1).pptx
Lapsus Apendisitis - dr. Dea Ardelia P (1).pptxabdurrahmanafaharidh
 
PERSALINAN POSTTERM kehamilan dari udayana
PERSALINAN POSTTERM kehamilan dari udayanaPERSALINAN POSTTERM kehamilan dari udayana
PERSALINAN POSTTERM kehamilan dari udayanaandyyusrizal2
 
Kegawat Daruratan Kehamilan Lanjut
Kegawat Daruratan Kehamilan LanjutKegawat Daruratan Kehamilan Lanjut
Kegawat Daruratan Kehamilan LanjutUFDK
 
Abses paru by dr.Yanuarman
Abses paru by dr.Yanuarman Abses paru by dr.Yanuarman
Abses paru by dr.Yanuarman Ajo Yayan
 
Gangguan nafas pada bayi baru lahir
Gangguan nafas pada bayi baru lahirGangguan nafas pada bayi baru lahir
Gangguan nafas pada bayi baru lahiroctaviasulistya
 
Cbl tatalaksana pneumonia in the elderly
Cbl tatalaksana pneumonia in the elderlyCbl tatalaksana pneumonia in the elderly
Cbl tatalaksana pneumonia in the elderlyDevina Ciayadi
 
Asfiksia neonatorum (high lights)
Asfiksia neonatorum (high lights)Asfiksia neonatorum (high lights)
Asfiksia neonatorum (high lights)mskosim
 
Management Airway PPT.pptx
Management Airway PPT.pptxManagement Airway PPT.pptx
Management Airway PPT.pptxtheoronaldo1
 

Similar to Pneumothorax pada Neonatus (20)

Emergency o&g
Emergency o&gEmergency o&g
Emergency o&g
 
Pneumotoraks
PneumotoraksPneumotoraks
Pneumotoraks
 
ka_.172_slide_gawat_napas_pada_neonatus.pdf
ka_.172_slide_gawat_napas_pada_neonatus.pdfka_.172_slide_gawat_napas_pada_neonatus.pdf
ka_.172_slide_gawat_napas_pada_neonatus.pdf
 
efusi-pleura-masive-Pneumotoraks (1).pptx
efusi-pleura-masive-Pneumotoraks (1).pptxefusi-pleura-masive-Pneumotoraks (1).pptx
efusi-pleura-masive-Pneumotoraks (1).pptx
 
TOK TUGU.Akut abdomen dan ilius pada anak.pptx
TOK TUGU.Akut abdomen dan ilius pada anak.pptxTOK TUGU.Akut abdomen dan ilius pada anak.pptx
TOK TUGU.Akut abdomen dan ilius pada anak.pptx
 
Teknik Radiografi 3 Pediatric
Teknik Radiografi 3 PediatricTeknik Radiografi 3 Pediatric
Teknik Radiografi 3 Pediatric
 
glaukoma uum
glaukoma uumglaukoma uum
glaukoma uum
 
Laporan Kasus-PERFORASI GASTER.ppt
Laporan Kasus-PERFORASI GASTER.pptLaporan Kasus-PERFORASI GASTER.ppt
Laporan Kasus-PERFORASI GASTER.ppt
 
Refarat BPF-Ruby (1).pptx
Refarat BPF-Ruby (1).pptxRefarat BPF-Ruby (1).pptx
Refarat BPF-Ruby (1).pptx
 
Askep Pneumonia.pptx
Askep Pneumonia.pptxAskep Pneumonia.pptx
Askep Pneumonia.pptx
 
Lapsus Apendisitis - dr. Dea Ardelia P (1).pptx
Lapsus Apendisitis - dr. Dea Ardelia P (1).pptxLapsus Apendisitis - dr. Dea Ardelia P (1).pptx
Lapsus Apendisitis - dr. Dea Ardelia P (1).pptx
 
PPT ASKEP KRITIS.pptx
PPT ASKEP KRITIS.pptxPPT ASKEP KRITIS.pptx
PPT ASKEP KRITIS.pptx
 
PERSALINAN POSTTERM kehamilan dari udayana
PERSALINAN POSTTERM kehamilan dari udayanaPERSALINAN POSTTERM kehamilan dari udayana
PERSALINAN POSTTERM kehamilan dari udayana
 
Kegawat Daruratan Kehamilan Lanjut
Kegawat Daruratan Kehamilan LanjutKegawat Daruratan Kehamilan Lanjut
Kegawat Daruratan Kehamilan Lanjut
 
efusi pleura.pptx
efusi pleura.pptxefusi pleura.pptx
efusi pleura.pptx
 
Abses paru by dr.Yanuarman
Abses paru by dr.Yanuarman Abses paru by dr.Yanuarman
Abses paru by dr.Yanuarman
 
Gangguan nafas pada bayi baru lahir
Gangguan nafas pada bayi baru lahirGangguan nafas pada bayi baru lahir
Gangguan nafas pada bayi baru lahir
 
Cbl tatalaksana pneumonia in the elderly
Cbl tatalaksana pneumonia in the elderlyCbl tatalaksana pneumonia in the elderly
Cbl tatalaksana pneumonia in the elderly
 
Asfiksia neonatorum (high lights)
Asfiksia neonatorum (high lights)Asfiksia neonatorum (high lights)
Asfiksia neonatorum (high lights)
 
Management Airway PPT.pptx
Management Airway PPT.pptxManagement Airway PPT.pptx
Management Airway PPT.pptx
 

Recently uploaded

Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxImahMagwa
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxmariaboisala21
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxrikosyahputra0173
 
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptxPENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptxheru687292
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxzidanlbs25
 
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Shary Armonitha
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfAuliaAulia63
 

Recently uploaded (7)

Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
 
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptxPENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
 
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
 

Pneumothorax pada Neonatus

  • 1. Pneumothorax pada Neonatus Pembimbing : dr. Ihsanul Amal, M.Med.Klin., Sp.BTKV Yohan Parulian Sinaga Program Studi Orthopaedi dan Traumatologi Stase Bedah Thoraks Kardiovaskular – Bedah Dasar Bulan September 2023
  • 2. IDENTITAS NAMA : By. Ny Gabriella Justine Hemar RM : 02202527 JENIS KELAMIN : Perempuan UMUR : 3 hari ALAMAT : Jl. Perintis Lorong Flores Timika Indah, Mimika Baru TGL MRS : 3/9/2023
  • 3. Keluhan Utama • Gangguan pernapasan, takipnea, retraksi interkostal, subkostal, dan suprasternal
  • 4. ANAMNESIS Riwayat Penyakit Sekarang Bayi perempuan prematur dilahirkan oleh ibu P1A0 UK 28 minggu + 3, lahir secara spontan. skor APGAR 6/8/8 pada menit 1, berat lahir 1,4 kg. Bayi dirawat di NICU untuk penatalaksanaan lebih lanjut. Bayi mengalami takipnea hingga 60-80 kali per menit dan bayi tetap berada pada Tekanan Saluran Udara Positif Mekanis Berkelanjutan (CPAP) pada Tekanan Ekspirasi Akhir Positif (PEEP) 7 cm H20. Diberikan 2 dosis Surfactan. Antibiotik IV Ampisilin dan Gentamicin dimulai diberikan. Pada hari perawatan ke 3, bayi mulai mengalami gangguan pernapasan berat dengan peningkatan takipnea, retraksi interkostal, subkostal, dan suprasternal yang parah. Baby gram segera dilakukan dan menunjukkan adanya tension pneumotoraks sisi kiri dan oedem soft tissue dinding abdomen hingga thorax sangat mungkin sepsis. Selanjutnya dilakukan Tindakan Neddle aspiration, dan mengkonsulkan ke bagian BTKV untuk penanganan selanjutnya. RPD • HT (-), DM (-), Alergi (-), Asma (-)
  • 5. PEMERIKSAAN FISIK Pemeriksaan Fisik • KU : Aktif, Menangis • VS : HR 147 x/mnt, RR 60 x/mnt, T 37 C SpO2 97% on CPAP PEEP 7 cm H20 FiO2 50% Kepala • I : Simetris (+), sklera ikterik (-/-), pupil isokor 3/3 mm, RC (+/+), RK (+/+) • P : NT(-)
  • 6. PEMERIKSAAN FISIK Thorax • I : Retraksi interkostal, subkostal, dan suprasternal KG (-/-) • P : VF kiri < kanan, Krepitasi (-) • P : Sonor/redup • A :Vesikuler (+/menurun), rh (-/-), wh (-/-), S1-S2 regular, murmur (-) Abdomen • I : Distensi (-) • A : BU (+) • P : Timpani (+) • P : Supel (+), nyeri tekan (-)
  • 8. Rontgen Baby Gram • Tgl 5/9/2023 • Thorax : - Tension pneumothorax sinistra - Opasitas reticulogranular mengarah gambaran HMD grade II - Konfigurasi cor Normal - Terpasang ETT pada proyeksi trakea dengan ujung distal menghadap caudal setinggi lk. 1.28 cm diatas carina • Abdomen : - Udara gaster dan usus minimal disertai oedem soft tissue dinding abdomen hingga thorax sangat mungkin sepsis - Terpasang gastric tube dengan ujung distal pada proyeksi gaster
  • 9. Rontgen Baby Gram Tgl 6/9/23 (Post Chest Tube) • Thorax : - Opasitas reticulo granular mengarah gambaran HMD grade II - Emfisema subcutis regio dinding thorax sinistra - Konfigurasi cor normal - Terpasang ETT pada proyeksi trakea dengan ujung distal menghadap ke caudal setinggi lk. 1.6cm diatas carina Dibandingkan dengan foto tanggal 5/9/2023 secara radiologis tidak tampak gambaran tension pneumothorax sinistra
  • 10. Rontgen Baby Gram • Dibandingkan dengan foto tanggal 6/9/2023 secara radiologis gambaran mengarah Oedem pulmonum, terpasang WSD, tak tampak gambaran HMD, tak tampak emfisema subcutis regio dinding thorax sinistra dan udara gaster dan usus minimal disertai oedem soft tissue dinding abdomen hingga thorax bertambah Tgl 8/9/23 (Post Chest Tube)
  • 11. Rontgen Baby Gram • Dibandingkan dengan foto tanggal 8/9/2023 secara radiologis gambaran tampak dilatasi Sistema usus halus dan colon, tampak pneumonia bilateral tak tampak terpasang ETT, tak tampak terpasang WSD Tgl 8/9/23 (Post Aff Chest Tube)
  • 12. Pemeriksaan Penunjang Lab : (3/09/2023) Darah rutin AL 5.200/µl Hb 16.1 g/dl Hmt 48.9 % AT 177.000/µl Fungsi hati Bilirubin Total 8.80 g/dl Bilirubin Direk 1.30 g/dl Bilirubin Indirek 7.50 g/dl Kardiovaskuler CRP Kuantitatif 0.468 mg/dl
  • 13. Diagnosis awal - Tension Pneumothorax sinistra - Respiratory distress syndrome - Early onset sepsis - Neonatal jaundice ec sepsis dd prematurity - BBLSR, KB, BMK, Spontan
  • 14. Tatalaksana - Awasi KU/VS/tanda disteess napas - Pro Insersi Chest tube + WSD hemithorax sinistra - Perawatan di NICU, Ventilator mekanik mode PCAC VG - Inj. Ampicilin 70 mg/12 jam IV - Inj. Gentamycin 6 mg/24 jam IV - Vit D 1 x 800IU - Apialys drop 1 x 0.3 cc - Zinc pro 1 x 0.2 cc
  • 16. Definisi • Adanya udara dalam cavitas pleura, yakni rongga antara dinding thorax dengan paru.
  • 17. Etiologi • Dari paru melalui perforasi pleura visceralis • Dari atmosfer sekitar melalui perforasi dinding dada dan pleura parietalis, atau lebih jarang, melalui fistel esofageal atau perforasi abdominal viscus • Dari mikroorganisme pembentuk-gas dalam empyema di spatium pleura (jarang).
  • 19. Jenis Penumothorax menurut kejadian • Pneumothorax spontan • Primary spontaneous pneumothorax (PSP)  Terjadi bila tidak ada faktor pencetus yang jelas, tidak ada penyebab yang jelas, bersifat idiopatik, tanpa penyakit paru-paru. Pneumotoraks spontan familial merupakan penyebab yang jarang terjadi pada neonatus dan dikaitkan dengan mutasi pada gen folikulin (FCLN) Pneumothorax traumatik • Secondary spontaneous pneumothorax (SSP)  Terjadi karena penyakit paru-paru yang mendasarinya (sindrom gangguan pernapasan [RDS], sindrom aspirasi mekonium [MAS], dan lain-lain).
  • 20. Jenis Penumothorax menurut kejadian • Traumatic pneumothorax 1. Iatrogenik terjadi akibat kecelakaan yang tidak disengaja selama prosedur seperti penempatan jalur sentral atau torakosentesis. 2. Ventilasi tekanan positif (ventilasi mekanis atau noninvasif) dapat menyebabkan barotrauma. 3. Trauma dada dapat terjadi bila terjadi trauma tumpul atau tembus pada dada (jarang terjadi pada neonatus).
  • 21. Jenis Pneumothorax berdasarkan Fistel • Pneumothorax tertutup • Setelah terjadi pneumotorak vistel tertutup secara spontan • Pneumothorax terbuka • Ada hub antara pleura dengan brokus • Ada hub antara pleura dengan dinding dada • Pneumothorax ventil • Berbahaya oleh karena termasuk kegawatan paru • Sifat ventil dimana udara bisa masuk tapi tidak bisa keluar • Gejala mendadak dan makin lama makin berat • Segera pasang wsd atau mini wsd ( kontra ventil )
  • 22.
  • 23. Epidemiologi • Insidensi pasti Pneumothorax sulit ditentukan. • Terjadi secara spontan pada 1-2% dari seluruh neonatus. • Insidensinya meningkat pada bayi prematur menjadi sekitar 6%. • Insidensinya juga meningkat menjadi 9-10% pada bayi dengan penyakit paru-paru yang mendasarinya (seperti RDS, aspirasi mekonium, pneumonia, dan hipoplasia paru) yang mendapat dukungan ventilasi, dan pada bayi yang mendapat resusitasi kuat saat lahir.
  • 24. Patofisiologi • Kecenderungan paru-paru untuk kolaps, atau elastic recoil, diseimbangkan pada keadaan istirahat normal dengan kecenderungan yang melekat pada dinding dada untuk mengembang ke arah luar • Menimbulkan tekanan negatif di ruang intrapleural. • Ketika udara memasuki rongga pleura, paru-paru kolaps. • Hipoksemia terjadi karena hipoventilasi alveolar, ketidakcocokan ventilasi-perfusi, dan pirau intrapulmonal. • Pada pneumotoraks sederhana, tekanan intrapleural adalah atmosferik, dan paru-paru kolaps hingga 30%. • Pada pneumotoraks yang rumit atau tension, kebocoran yang terus- menerus menyebabkan peningkatan tekanan positif di rongga pleura, dengan kompresi lebih lanjut pada paru-paru, pergeseran struktur mediastinum ke sisi kontralateral, dan penurunan aliran balik vena dan curah jantung.
  • 25.
  • 26. Gambaran Klinis • Bergantung pada tipe, ukuran, dan keparahan pneumothorax • Tachypnea • Tachycardia • Dyspnea • Shortness of breath • Pleuritic chest pain • Cyanosis • Hypotension • Shock
  • 27. Pemeriksaan Fisik • PF : frekuensi nafas • PF Paru : Inspeksi : Tertinggal pada pergerakan napas Palpasi : Fremitus melemah Perkusi : Hipersonor Auskultasi : Suara napas melemah/ tidak terdengar
  • 28. Diagnosis 1. Rontgen Thorax : • Paru kolaps • Pleural line • Daerah avascular • Hiper radio lusen tanda-tanda pendorongan 2. Transillumination of the chest 3. Analisa Gas Darah : • Ph alkalosis respiratorik • PO2 turun • PCO2 ( normal/turun )
  • 29. Diagnosis Banding • Congenital lobar emphysema • Atelectasis with compensatory hyperinflation • Congenital diaphragmatic hernia • Congenital cystic adenomatoid malformation • Large pulmonary cyst
  • 30. Manajemen • Tujuan: • Membuat paru kembali terekspansi • Mengeliminasi patogenesis • Menurunkan rekurensi pneumothorax • Pilihan pengobatan bergantung pada: • Klasifikasi pneumothorax • Patogenesis • Frekuensi terjadinya pneumothorax • Ekstensi kolaps paru • Keparahan penyakit • Komplikasi dan konkotaminan penyakit yang mendasari
  • 31. Algorithmic approach to the treatment of PSP. CTD = Chest tube drainage
  • 32. Needle aspiration • Tempat tusukan harus berada di SIC 2 sepanjang garis midklavikula pada sisi yang dicurigai mengalami pneumotoraks. • SIC 4 pada garis aksilaris anterior juga dapat digunakan.
  • 34. Surgery in the treatment of pneumothorax • Jika pasien mengalami episode pneumotoraks berulang kali atau jika paru tetap tidak mengembang setelah 5 hari dengan chest tube terpasang, terapi operatif seperti berikut mungkin diperlukan: 1. Torakoskopi: Bedah torakoskopi berbantuan video (VATS) 2. Elektrokauter: Pleurodesis atau skleroterapi 3. Laser treatment 4. Resection of blebs or pleura 5. Open thoracotomy
  • 35. Komplikasi • Tension Pneumothorax  Fatal • Hemopneumothorax Spontan • Fistula Bronchopleural • Pneumomediastinum • Chronic pneumothorax (kegagalan paru untuk ekspansi kembali) • Emfisema mediastinal dan subkutan
  • 36. Referensi 1.Patterson GA, et al. Pearson’s Thoracic & Esophageal Surgery. 3rd Ed. 2008. Philadelphia:Churcill Livingstone Elsevier 2.Shields TW. General thoracic surgery. 8th ed. Lippincott Williams & Wilkins. 2018. 3.Yuh DD, Vricella LA, Yang SC, Doty JR. Textbook of Cardiothoracic Surgery. 2nd ed. McGraw-Hill Education; 2014 4.MacDuff M, Arnold A, Harvey J. Management of spontaneous pneumothorax: British Thoracic Society pleural disease guideline 2010. Thorax 2010;65(Suppl 2 5.Kouritas VK, Papagiannopoulos K, Lazaridis G, Baka S, Mpoukovinas I, Karavasilis V, et al.Pneumomediastinum. Journal of thoracic disease. 2015; 7(Suppl 1): S44.