SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
Download to read offline
MAKALAH KONGRES KEBUDAYAAN 2008




 Budaya Kreatif
Peluang, Hambatan & Solusi


                 oleh Peni Cameron
                    Oktober 2008




 Kita adalah bulu-bulu kecil dalam kepak sayap Garuda,
   bagian dari kebhinekaan yang menyatupadukan diri
                        melalui
            pembentukan bangsa berkarakter
               dan berbudaya merah putih.
Penulis bukan seorang budayawan, tetapi terkait dalam pengembangan industri
            kreatif 4 tahun belakangan ini. Dalam mengembangkan salah satu indsutri kreatif
            yaitu ‘animasi’, penulis menemui banyak hal yang dapat disampaikan dalam
            diskusi soal ekonomi kreatif dan industri budaya. Pengamatan dan pengalaman
PENGANTAR
            penulis ketika melakukan Road to Animation Festival di 12 kota di Indonesia,
            ketika menjalin kerja sama dengan lebih dari 20 tv lokal, dan ketika mengembang-
            kan pemasaran animasi Indonesia, rasanya dapat menjadi modal ‘menularkan’
            kegundahan untuk mencari solusi dalam forum ini.

            Dengan tema Kongres Kebudayaan 2008 “Memajukan Negeri, Menyejahterakan
            Rakyat” penulis perlu menyampaikan pengantar:

            Memajukan negeri. Negeri yang dimaksud meliputi pluralitas kekayaan tanah air
            Indonesia. Bangsa Indonesia terbentuk dari berbagai suku, ras, agama, bahasa
            dan budaya, mendiami ribuan pulau besar dan kecil, yang tersebar dari Sabang
            sampai Merauke, dari Miangas sampai Rote yang dahulu termasyur dengan
            sebutan Nusantara. Secara geografis, Indonesia memiliki letak yang sangat
            strategis dalam lintasan dunia ditunjang iklim tropis yang hangat dan menyuburkan.
            Kekayaan Indonesia meliputi, aneka budaya etnis, aneka jenis flora dan fauna,
            serta sumber alam perut bumi yang melimpah. Dengan kondisi demikian,
            Indonesia sudah memiliki modal besar untuk bersaing di kancah internasional.

            Kenyataannya, modal besar tersebut belum maksimal dimanfaatkan karena
            kurangnya modal lain yang tak kalah penting, yakni karakter dan jatidiri
            bangsa yang kuat. Karenanya, perlu terus dicari formula pengembangan
            kebudayaan yang berujung pada penguatan identitas dan kesadaran nasional
            yang berbasis pluralisme agar terbentuk semangat dan percaya diri yang kuat
            untuk menyejajarkan diri dengan bangsa-bangsa maju di dunia.

            Menyejahterakan rakyat. Tujuan manusia menciptakan budaya adalah demi
            kesejahteraan. Kesejahteraan yang dimaksud meliputi material dan moral,
            dapat mengandung makna luas meliputi, rasa aman, harga diri, keadilan,
            martabat manusia, kebebasan (aktualisasi diri, beragama, berkarya dan
            lain-lain).
Di era globalisasi ini, pengembangan kebudayaan Indonesia diarahkan untuk
            memperkuat karakter bangsa sehingga memiliki kualitas yang memadai dalam
            bersaing menghadapi tantangan perkembangan zaman. Untuk skala Indonesia
            yang luas dengan jumlah penduduk yang sangat banyak dan multietnik, kesejah
            teraan rakyat adalah sebuah beban yang cukup berat. Perlu dicari syarat dan
            ukuran yang objektif, sehingga dapat diterima oleh seluruh rakyat. Kesejahteraan
            moral, kadang punya arti dan ukuran yang berbeda, dari sudut pemerintah dan
PENGANTAR
            rakyat. Untuk menuju kesejahteraan itu, perlu digali potensi, kreativitas dan
            keahlian yang bersumber dari kearifan atau falsafah budaya bangsa yang beragam.
            Sedangkan kesejahteraan material, dapat mengarah meningkatnya perekomian
            rakyat yang berbasis sumberdaya manusia yang kreatif, dan kekayaan budaya
            dan lingkungan.

            Dengan tujuan :

            1. Memfasilitasi pemetaan dan pembahasan gagasan, aspirasi, minat dan
               partisipasi bangsa Indonesia khususnya tokoh masyarakat, budayawan,
               pakar budaya, ilmuwan, dan pemerintah, akan orientasi budayanya demi
               membangun kebudayaan nasional yang berbasis pluralisme dan
               multikulturalisme
            2. Menggali berbagai metode pendekatan budaya yang kompeten untuk
               menjawab tantangan zaman khususunya dalam arus globalisasi serta era
               gelombang ekonomi keempat
            3. Mencari titik temu dan saling pengertian dari kebersamaan Bangsa Indonesia,
               dengan menggali nilai-nilai luhur budaya bangsa yang dapat memperkuat jatidiri,
               hingga mampu cepat bangkit dari keterpurukan ekonomi dan mampu bersaing
               serta berkiprah di dunia internasional
            4. Membangun keyakinan dan komitmen, bahwa warisan budaya bangsa
               Indonesia yang luhur dapat menjadi modal utama untuk mengelola kekayaan
               budaya bangsa demi kesejahteraan rakyat.
            5. Merumuskan rekomendasi langkah konkrit serta rencana aksi yang terukur
               bagi para pemangku kepentingan dalam bidang kebudayaan, demi memajukan
               negeri dan menyejahterakan rakyat

            Maka untuk itu , penulis mencoba memberikan dan berbagi informasi atas peluang,
            hambatan dan solusi baik yang telah dilakukan maupun yang sedang dilakukan
            khususnya dalam bidang ‘animasi’ yang mudah mudahan dapat dipakai dalam
            membangun industri budaya/ekonomi kreatif dari sektor lainnya.




            Peni Cameron
PENGANTAR
DAFTAR ISI
             DAFTAR ISI

             BAB I     LATAR BELAKANG
             BAB II    PELUANG INDONESIA SEBAGAI NEGARA KAYA
                       INDUSTRI BUDAYA
                       • Peluang Industri Budaya
                       • Kaitan Perilaku dan Budaya Kreatif
                       • Pendidikan Dasar sangat Berperan
             BAB III   STUDI KASUS ANIMASI
                       • Peluang Industri Animasi
                       • Hambatan dan Akar Permasalahan
                       • Solusi
             BAB IV    SINERGI UNTUK SOLUSI
                       • Kebutuhan Industri
                       • Pembentukan Badan
                       • Pola
                       • Action Plan
             BAB V     RANGKUMAN
             BAB VI    PENUTUP
BAB I


                 Sudah disebutkan dengan jelas diatas bahwa, perlunya karakter dan jatidiri
LATAR BELAKANG   bangsa yang kuat untuk menciptakan budaya demi kesejahteraan. Dimana
                 Kesejahteraan yang dimaksud meliputi material dan moral, dapat mengandung
                 makna luas meliputi, rasa aman, harga diri, keadilan, martabat manusia,
                 kebebasan (aktualisasi diri, beragama, berkarya dan lain-lain).

                 Berikut ini adalah beberapa referensi yang penulis gunakan acuan dan sekaligus
                 menyemangati penulisan ini, antara lain :

                     • Setelah era informasi, dunia bergeser menyiapkan berbagai langkah untuk
                       membangun ekonomi nya, berdasarkan suatu pendekatan ‘ekonomi kreatif’
                       yang tidak lain hanya didasarkan pada kenyataan bahwa kreativitas dan
                       inovasi merupakan sesuatu yang selalu harus ada secara kontinyu bila
                       tetap ingin berkompetisi (Baumol, William J. 2002. The Free-Market Innova
                       tion Machine: Analyzing the Growth Miracle of Capitalism. Princeton, NJ:
                       Princeton University Press.)

                     • Pergeseran menuju ekonomi kreatif ini, bukan berarti meniadakan segala
                       yang sebelumnya (agro, industri & informasi), tetapi kreativitas & inovasi ini
                       diletakkan sebagai hal yang penting dan utama (driving force) untuk
                       pengembangan ekonomi disemua sektor pembangunan (Bell, Daniel. 1999.
                       The Coming of Post-Industrial Society : A Venture in Social Forecasting.
                       New York: Basic Books )

                     • Menurut Castells (Castells, Manuel. 2001. The Internet galaxy: reections on
                       the Internet, business, and society. New York: Oxford University Press.)
                       dalam menghadapi ekonomi kreatif setiap perusahaan ataupun individu
                       harus dapat memanfaatkan semua informasi global (internet) untuk
                       mengembang kan kreativitas dan talenta nya.

                     • Bahkan secara lebih ekstrim, Robert Reich berpendapat bahwa keuntungan
                       usaha tidak datang dari volume produk, tetapi justru datang dari kreativitas
                       dan penemuan baru secara kontinyu menjembatani kebutuhan dan solusi
                       dan untuk hal itu pembeli harus membayar lebih (Reich, Robert. 1991. The
                       Work of Nations: Preparing Ourselves for 21stcentury Capitalism. New York:
                       A. A. Knopf.)

                     • Sebuah riset yang disponsori oleh Harvard Academy for International and
                       Area Studies pada akhir 1990-an, yang melibatkan ilmuwan-ilmuwan sosial
                       paling senior diantaranya Michael E. Porter, Seymour Martin Lipsett dan
                       Francis Fukuyama, menghasilkan temuan yang kuat bahwa “Budaya menen
                       tukan kemajuan dari setiap masyarakat, negara, dan bagsa di seluruh dunia,
                       baik ditinjau dari sisi politik, sosial, maupun ekonomi. Tanpa kecuali”.
                       Jika budaya dimaknai sebagai strategi untuk bertahan (surviving) dan
                       me nang (winning), maka untuk bersaing, bertahan dan menang dalam
                       gempuran era globalisasi, suatu bangsa harus memiliki budaya yang
                       bermartabat dan memiliki nilai-nilai budaya tinggi.
• Cora du bois, seorang antropolog yang melakukan penelitian nya di
                       pulau Alor, NTT mengatakan bahwa Manusia tanpa budaya adalah mahluk
LATAR BELAKANG         tidak bermakna dan sebaliknya budaya tanpa manusia adalah sesuatu yang
                       tidak berarti . Keduanya, manusia dan budaya adalah sesuatu yang interaktif
                       (Du Bois, 1959.pp.9. Social Forces in Southeast Asia. Cambridge, Mass.,
                       Harvard University Press, 1964.)

                 Dan juga beberapa motivator nasional yang kita kenal dari Indonesia meskipun
                 mungkin belum dapat dikatakan sejajar dengan yang seperti tersebut diatas (yang
                 sudah diakui secara Internasional), akan tetapi mereka sudah memulai membuat
                 gerakan dan motivasi soal karakter bangsa, seperti :

                     • Andre Wongso – Bila kita melunakkan diri kita, maka kita akan menghadapi
                       kehidupan yang keras dan sebaliknya, bila kita keras terhadap diri kita, maka
                       kita akan menghadapi kehidupan yang lunak

                     • Mario Teguh – Apakah anda melihat jalan menuju terwujudnya mimpi anda
                       dalam pekerjaan anda ? Bila tidak, anda akan cenderung bermimpi dan tidur
                       terus dalam pekerjaan anda

                 Dari pengantar dan latar belakang, kalimat ; perilaku, karakter, budaya akan men
                 jadi spirit dan acuan dari pembicara untuk menyampaikan makalahnya, yaitu:

                     • Culture & Personality – Membentuk Karakter Bangsa yang Kuat – Membuat
                       Kreatif menjadi Budaya – Terbentuklah Indsutri Budaya – dan menumbuhkan
                       Ekonomi Kreatif.

                     • Dengan mencari SOLUSI atas segala PELUANG dan HAMBATAN yang terjadi
                       dengan BERSINERGI dalam studi kasus animasi.
BAB II
PELUANG INDONESIA SEBAGAI NEGARA KAYA
                                        INDONESIA NEGARA YANG KAYA …?

                                        Ya, NEGARA yang KAYA…
                                        • Penduduk 220 juta orang (secara fisik)
                                        • 300 etnis suku & budaya & bahasa daerah
                                        • Kekayaan alam
                                        • Gunung, hutan, flora, fauna dan seluruh penghuninya
                                        • Pantai, Laut, Koral, flora dan fauna Laut dan seluruh penghuninya
                                        • Tanah yang subur
                                        • Gunung Berapi
                                        • Punya sejarah dijajah dan merdeka
                                        • Puluhan ribu Profesor, Doktor, Sarjana
                                        • Petani, Peternak, Pelaut, Seniman, Buruh, dll

                                        “Siapa bilang, NEGARA kita MISKIN…?”
                                        Sangat kontradiksi karena kita belum mampu mensejahterakan masyarakat...
                                        sehingga mungkin boleh kita keluarkan kalimat : “Siapa bilang, NEGARA kita
                                        KAYA…?

                                        Ada rasa panas membara yang menjadi pemicu, kadang, kalau kita dicemooh atau
                                        ditindas. Seperti kasus batik yang ‘dicuri’ dll, tiba tiba saja semua masyarakat jadi
                                        pakai batik. Sayangnya ‘bangkit’nya kok kebanyakan hanya kalau benar benar
                                        tertindas... belum keluar dari hati nurani maupun perlakuan sehari hari.

                                        Sebagai contoh dari kekayaan kita tadi :
                                        • Kalau saja, setahun sekali, 20% dari penduduk Indonesia mempunyai ide kreatif,
                                          maka karya yang dihasilkan adalah 45 juta ide inovasi baru tiap tahun..
                                        • Kalau saja, tiap tahun tiap daerah/suku membuat satu film soal budayanya, akan
                                          dihasilkan 300 film/tahun.
                                        • Kalau saja, tiap tahun tiap daerah/suku membuat satu lagu soal budayanya, akan
                                          dihasilkan 300 lagu/tahun.
                                        • Kalau saja, mungkin, professor, doctor, master dan lain lain yang pintar2 mau
                                          turun gunung, jangan di universitas tapi langsung ke daerah pelosok…
                                        • Kalau saja, semua lokasi berpantai dan berkoral, bisa diperkenalkan, kita bakal
                                          punya ratusan wisata laut...

                                        Tapi semua perumpamaan dan peluang ini jadi bisa NOL besar, kalau semua pihak
                                        mengharapkan pihak lain yang melakukan...

                                        Kita bisa jadi KAYA, kalau saja ada dan lebih banyak orang yang mau berpikir dan
                                        berbuat LEBIH.

                                        Bagaimana caranya kita bisa punya setidaknya 45 juta buah IDE KREATIF tiap
                                        tahun ?Apa sebenarnya hambatannya ? Mau dibilang Negara Miskin – supaya
                                        dapat pinjaman lagi ? Atau siap mau dianggap KAYA karena usaha sendiri ?
> PELUANG INDUSTRI BUDAYA
PELUANG INDONESIA SEBAGAI NEGARA KAYA
                                        Kita semua sudah tahu tentang Industri Budaya, bagaimana peluangnya untuk
                                        memajukan negeri dan mensejahterakan masyarakat.
                                        Yang menjadi masalah adalah: … Bagaimana menjadikan budaya sebagai industri?
                                        Apa yang real?
                                        Kira2 dapat dikatakan sebagai berikut :
                                           • Kalau kita bisa membuat ‘Ketoprak’ seperti industri broadway di New York
                                             dan London..? Atau kalau tari tarian kita mendunia seperti tarian Latin ?
                                             Atau kalau bahasa kita bisa diakui menjadi salah satu dari 25 bahasa top
                                             Internasional ?
                                           • Apa sih yang kita inginkan ? Jangan-jangan kita belum tahu apa yang
                                             kita inginkan ?
                                           • Atau seperti Hongkong yang terkenal dengan makanannya ?
                                           • Atau seperti Singapore yang tiba tiba maju dan terkenal hanya karena
                                            bisa mengakomidasi beberapa budaya yang ada di negaranya dengan sangat
                                            baik ?…
                                           • Atau seperti China yang menakjubkan dengan performance tarian yang
                                             selalu dikombinasikan dengan akrobat-sirkusnya ?
                                           • Atau seperti film Amerika dengan ‘hero’nya ?
                                             Suatu pandangan serupa dinyatakan oleh Aksoy dan Robins yang
                                             menjelaskan bahwa industri film di Holywood menjadi demikian besar bukan
                                             hanya karena kemampuan dan kreativitas pembuat2 film tetapi juga karena
                                             berbagai usaha untuk mengembangkan pasar dunia untuk menyenangi film
                                             Holywood. Membuat budaya Holywood menjadi mendunia (Aksoy, Asu and
                                             Kevin Robins. 1992. Hollywood for the 21st Century: Global Competition for
                                             Critical Mass in Image Markets.” Cambridge Journal of Economics 16:1-22.)

                                        Jarak tempuh Singapore – Jakarta hanya satu setengah jam dengan pesawat
                                        terbang, tetapi sudah puluhan tahun, kita belum juga dapat memanfaatkan situasi
                                        tersebut dengan maksimal.. Sementara itu promosi, baik wisata maupun produk
                                        dari negara lain di Indonesia, baik melalui pameran maupun melalui media elek-
                                        tronik semakin gencar...

                                        Apa/Bagaimana sih yang menjadikan
                                        “bangga buatan Indonesia tidak sekedar slogan?”
                                        Apa/Bagaimana sih yang menjadikan
                                        “membuat lebih berarti daripada membeli ?”
                                        Apa sih yang menjadikan
                                        “membeli buatan luar negeri lebih membanggakan daripada buatan Indonesia?”


                                        > KAITAN PERILAKU dan BUDAYA KREATIF

                                        Pembicara mencoba mengaitkan ‘budaya’ atau perilaku dengan nasehat embah
                                        jaman dulu… dalam bentuk film yang sudah diperlihatkan pada kita semua.
                                        Inti dari film tersebut adalah sbb :
PELUANG INDONESIA SEBAGAI NEGARA KAYA
                                        Film Pertama :
                                        Jangan minta minta.. jika diberi, baru diterima, dan kalau diberi yang tidak sesuai
                                        atau merugikan, ya jangan diterima dari siapapun juga.. Kalau bisa tanganmu yang
                                        ke bawah(member) daripada menengadah (meminta).
                                        Setelah menerima, kita harus bilang terima kasih (biasanya diajarkan sejak balita)..
                                        lalu arti terima kasih adalah.. sudah terima harus dikasih, ‘dishare’ kepada orang
                                        lain yang membutuhkan. Ini juga berlaku kepada materi yang dikonsumsi fisik mau-
                                        pun mental termasuk ilmu pendidikan.

                                        Film Kedua :
                                        Jangan nyontek.. karena nyontek adalah bagian dari ketidak puasan atas hasil
                                        usaha sendiri. Berpikir lebih baik mendapatkan hasil baik dengan mengcopy karya
                                        orang lain.

                                        Film ketiga :
                                        Sportivitas saat ini banyak terjadi dalam kompetisi olahraga. Tetapi tidak dalam
                                        kasus yang lain. Yang terjadi saat ini adalah arti kalah :

                                        JANGAN MINTA-           Jika dilaksanakan, kecendurungan masyarakat akan bikin
                                        MINTA                   sendiri daripada meminta, survivingnya akan jalan, dan
                                                                akan menumbuhkan perilaku kreatif (biarpun masih dalam
                                                                konteks ‘kepepet’).

                                        JANGAN NYONTEK          Ini cikal-bakal masyarakat menghargai dan menghormati
                                                                hak karya/cipta orang lain. Mencuri,mengcopy,dll sangat
                                                                terkait dengan adakah rasa bersalah mereka sejak kecil
                                                                apabila menyontek.

                                        SPORTIVITAS             Memberi penghargaan kepada yang mampu dan men-
                                                                dukung dengan tulus kemenangan seseorang.
                                                                Sehingga sinergi dapat dibangun karena tidak ada orang
                                                                yang iri atas kemenangan orang lain, tetapi justru mau
                                                                membantu yang menang agar tujuan semua pihak dapat
                                                                tercapai. Pertandingan olahraga, sangat mendukung
                                                                sifat sportivitas. Apalagi dalam skala internasional, semua
                                                                masyarakat mendukung kontingen Indonesia, sayangnya
                                                                kadang pada pertandingan nasional, malah terkesan
                                                                memecah-belah karena justru penonton/pendukung
                                                                daerah yang tidak sportif dan merusak makna
                                                                ‘pertandingan’ itu sendiri.

                                        Alasannya karena mengalah, bukan karena memang yang lain, karena alasan
                                        politik atau suap-menyuap, dan masih banyak alasan selain introspeksi dan men-
                                        gakui keunggulan lawan.

                                        Tiga perilaku di atas merupakan hambatan terbentuknya karakter yang terkait
                                        dengan budaya kreatif adalah peran pendidikan dasar.
> PENDIDIKAN DASAR SANGAT BERPERAN
PELUANG INDONESIA SEBAGAI NEGARA KAYA
                                        Lagi lagi, kita semua pasti sudah tau soal 3 pokok diatas. Tanpa bermaksud meng-
                                        gurui, akan tetapi 3 hal pokok itu perlu dan harus dilaksanakan sejak usia dini. Dan
                                        sangat terkait dengan sistem pendidikan kita, jangan lupa pendidikan juga harus
                                        dilakukan dari rumah dan keluarga bukan 100% tanggung jawab dari pendidikan
                                        formal saja.

                                        Sebagai contoh :
                                        JANGAN MINTA-MINTA :
                                          • Jika siswa di sekolah ditugasi membuat sesuatu yang kreatif, apakah dapat
                                            dipikirkan supaya bahan2nya tidak membeli tetapi mencari di tempat sampah,
                                            atau kebun atau barang bekas (tidak harus baru). Lem pun dapat dibuat dari
                                            kanji yang diberi air, dll , dsb.
                                          • Berikan nilai lebih kepada yang membuat sendiri yang mau berkreasi.
                                          • Jangan berikan anak2 Anda uang saku yang berlebihan, bahkan kadang
                                            kurangilah uang saku, agar anak Anda mau berusaha sendiri.
                                          • Jangan manjakan industri dengan memberikan sesuatu yang masih dapat
                                            mereka usahakan sendiri (ini juga merupakan prinsip bisnis wiraswasta =
                                            usaha sendiri), tetapi berikan kemudahan yang memang hanya dapat
                                            diberikan oleh pemerintah seperti aturan/regulasi, dispensasi pajak,
                                            promosi, dll.
                                          • Arti terima-kasih di atas juga memberikan pengertian akan perlunya berbagi
                                            termasuk ilmu pengetahuan yang diperoleh. Komunikasi di jaman sekarang
                                            dengan adanya multimedia memberikan kesempatan yang sangat luas untuk
                                            berbagi.


                                        JANGAN NYONTEK :
                                          • Menghargai hasil karya sendiri, marahlah apabila ada yang nyontek
                                            pekerjaan mu, karena ini awal dan cikal-bakal penghargaan terhadap Haki.
                                          • Apakah ada sekolah yang mau menskors dan memberikan hukuman
                                            berat pada yang nyontek, atau para guru cenderung tutup mata saja?
                                          • Lupakan saat ini kita berkampanye soal Haki dan hak cipta, kalau
                                            nyontek bahkan sudah menjadi ‘budaya’.
                                          • Nyontek di kehidupan kerja, berarti mengambil ide orang lain untuk kepen-
                                            tingan sendiri, supaya mendapat pengakuan atas ide yang bukan haknya.
                                          • Dalam industri kreatif, jasa sering diabaikan, ini dapat dilihat pada posisi
                                            pekerjaan arsitektur. Banyak yang tidak diberi penghargaan yang layak
                                            bahkan dianggap tidak terpakai, padahal dijual hanya dengan diganti sedikit
                                            desainnya.
                                          • Nyontek, mengcopy, membajak adalah KARAKTER, sehingga harus
                                            diberantas dari usia dini. Aturan yang diberlakukan untuk melindungi HAKI,
                                            dll tidak akan mempan dan berfungsi baik, hanya akan menimbulkan
                                            kesempatan untuk berbuat yang tidak benar dalam hal yang lain.
SPORTIVITAS :
PELUANG INDONESIA SEBAGAI NEGARA KAYA
                                          • Saling menghargai dan mendukung kemenangan seseorang sangat
                                            penting, sehingga tercapai tujuan bersama, memajukan negara dan
                                            menyejahterakan masyarakat. Dalam hal ini justru kalangan tingkat atas,
                                            dalam kasus politik, pemerintah dan anggota lembaga perwakilan rakyat
                                            yang malah justru menunjukkan contoh yang tidak dapat dijadikan panutan.
                                          • Kekalahan partai politik juga tidak pernah mencoba menghargai kemenangan
                                            yang lain dengan ikut mendukung yang menang melanjutkan pekerjaannya,
                                            tetapi selalu justru melihat hanya hal-hal yang negatif untuk salingmenjatuh
                                            kan. (Kita justru sedang membicarakan kalangan atas, yang semuanya
                                            duduk di tingkat ‘mengatur negara’.

                                           Hal hal tersebut di atas merupakan salah satu cara untuk membentuk ‘budaya
                                        kreatif’. Mari kita coba pikirkan bersama, hal tersebut di atas. Apabila perilaku
                                        tersebut dilaksanakan, maka lebih mudah menjadikan peluang budaya menjadi
                                        sebuah industri besar. Karena yang dibutuhkan untuk menumbuhkan industri
                                        budaya adalah budaya kreatif, dan budaya kreatif secara otomatis akan tumbuh
                                        apabila karakter perilaku juga terbentuk (ataupun dibentuk).


                                                  Untuk menumbuhkan “ekonomi kreatif” yang penting adalah :
                                                           Ciptakan budaya kreatif (sisi supply)
                                               Mengembangkan imaginasi untuk menciptakan sesuatu yang baru
                                                                           dan
                                              Membentuk gaya hidup menikmati produk budaya & kreativitas lokal
                                                                     (sisi demand)
                                                                          serta
                                                 Mengembangkan pasar yang dapat menyerap produk kreatif


                                           Kreativitas adalah sesuatu yang dimiliki oleh otak manusia. Dari kreativitas
                                        menuju inovasi adalah dengan menciptakan sesuatu yang banyak diminati orang.
                                        Dari awalnya hanya berupa ide, harus dikembangkan melalui ‘creative engine’.
                                        Ide ini nantinya harus di Haki-kan karena menjadi intangible product.
                                        Hasil dari ide ini harus dijadikan industri agar menjadi tangible products.




                                                                      creative                               HaKI
                                          ide, HaKI                                                      (intangible)
                                                                       engine


                                                                      industri                           tangible
                                                                                                         products
BAB III
STUDI KASUS ANIMASI   Kasus animasi di Indonesia penulis angkat sebagai kasus, karena, menurut penulis,
                      hal ini merupakan representasi dari kondisi industri kreatif di Indonesia, dan dapat
                      digunakan sebagai landasan berpijak mengembangkan industri kreatif, industri
                      yang belum terstruktur.

                      > PELUANG PERKEMBANGAN ANIMASI INDONESIA

                      Animasi Indonesia telah berkembang sesuai dengan kebutuhan penggunanya.
                      Kebutuhan animasi untuk kepentingan kebutuhan iklan sudah cukup terpenuhi.
                      Demikian juga kebutuhan animasi untuk kebutuhan trik dalam film live juga sudah
                      terpenuhi. Bahkan untuk kebutuhan film live mancanegara pun trik melalui animas-
                      inya dilakukan oleh animator Indonesia. Film animasi asing, termasuk yang sedang
                      beredar di Indonesia, juga dibuat oleh animator Indonesia. Beberapa animator
                      Indonesia bekerja untuk membuat film animasi negara lain.

                      Usaha animasi yang terkemas dalam bentuk industri, masih sangat sedikit. Ada
                      beberapa yang mengemas usahanya dalam bentuk industri tetapi belum banyak
                      yang memproduksi film (serial maupun layar lebar) untuk kepentingan film animasi
                      dalam negeri. Usaha terbanyak adalah mendudukkan animatornya sebagai tenaga
                      outsourcing untuk membuat film animasi luar negeri.

                      Bila perhitungan kebutuhan film (serial) animasi di Indonesia didasarkan pada
                      jumlah stasiun televisi nasional dan lokal dikalikan dengan frekuensi penayangan
                      film (serial) animasi setiap minggunya, akan menghasilkan angka yang mengejut-
                      kan. Sayangnya hampir seluruh angkanya dipenuhi oleh film (serial) animasi
                      asing. Bagi animator Indonesia, kesalahan kondisi ini dilemparkan kepada ke-
                      tiadaan dukungan para pemangku kepentingan pada film animasi nasional, dan
                      murahnya harga beli film (serial) animasi oleh sebuah stasiun televisi. Murahnya
                      harga beli film animasi sangat jauh dari mimpi animator Indonesia yang
                      menginginkan keuntungan dengan sekali jual karyanya ke satu stasiun televisi.

                      Keterampilan membuat animasi diperlukan juga untuk membuat game, baik game
                      on line yang biasanya berjenjang dan berkesinambungan yang sering membuat
                      kecanduan pemainnya tetapi mendatangkan uang yang banyak bagi penciptanya,
                      maupun arcade (game pendek dan instan).

                      Usaha kreatif lainnya yang lahir dari animasi adalah show di antara komunitas
                      tertentu yang menampilkan karakter animasi lengkap dengan kostum dalam film
                      animasi (cost-play).

                      Penjualan hasil merchandising karakter film (serial) animasi juga merupakan usaha
                      kreatif yang patut diperhitungkan.

                      Animasi memiliki long tail market yang bila diupayakan secara profesional akan
                      menghasilkan.
STUDI KASUS ANIMASI   > HAMBATAN dan AKAR PERMASALAHAN

                      Kondisi belum terstrukturnya industri animasi di Indonesia, produk animasi
                      diselesaikan oleh satu kelompok animator serabutan yang berarti semua bisa dan
                      bisa semua. Kondisi ini melupakan prinsip kerja pembuatan film: Film adalah karya
                      kolektif dan masing-masing personal membidangi dan bertanggung jawab sesuai
                      profesinya.

                      Kondisi belum terstrukturnya industri animasi di Indonesia juga berakibat pada
                      daya tahan hidup kelompok ‘industri’ animasi. Profesi animator disandang hanya
                      beberapa lama ketika mengerjakan ‘project’ dan sesudahnya berprofesi sebagai
                      pedagang, pramuniaga dan profesi lain, sambil menunggu pangilan bekerja bila
                      ada project dari pemerintah atau donasi swasta.

                      Kondisi ini dikaitkan dengan besarnya biaya produksi mengakibatkan daya
                      dukung finansial animator menurun, bahkan sedikit sekali animator yang mampu
                      membangun animasi sebagai industri. Kondisi ini diperparah karena belum adanya
                      investor yang bergerak di bidang industri animasi, serta kalangan perbankan yang
                      belum percaya pada industri animasi mengingat banyak perbankan yang belum
                      dapat melihat prospek ke depan industri animasi yang mampu menggerakkan
                      kelompok industri lain.

                      Kemandirian produksi yang belum terjadi pada film animasi Indonesia, menjadikan
                      profesi animator ‘belum dipercaya’ sebagai media berekspresi sekaligus sebagai
                      profesi. Animator menjadi pekerjaan masa senggang.

                      Banyak animator yang lebih suka bekerja sendiri sehingga tidak terjadi resiko
                      kesalahan karena orang lain. Artinya banyak animator yang berlaku sebagai aktor
                      (animator adalah aktor yang mewakilkan dirinya melalui karya animasi yang
                      dibuatnya), sekaligus penulis cerita, penulis skrip, sutradara, editor, kalau perlu
                      pengisi musik, dialog, dan sederet pekerjaan kreatif lainnya. Dalam konteks ini,
                      animator lebih senang membuat karya animasi pendek dalam rangka lomba
                      animasi, atau membuat filler.

                      Perkembangan teknologi juga sangat mendukung bahwa seseorang mampu
                      membuat segalanya seorang diri. Akibat dari hal ini adalah sistem produksi yang
                      harus dibangun, tidak terjadi, bahkan setiap animator mendudukkan animator
                      lainnya sebagai pesaing.
STUDI KASUS ANIMASI   Pekerjaan animasi yang sarat dengan muatan budaya sekaligus menuntut
                      dikuasainya teknologi produksi menggunakan hardware dan software ‘canggih’
                      seringkali menarik pendulum profesi animator pada salah satu sisi. Ketika
                      pendulum berpihak pada sisi otak kanan, perilaku animator ‘susah diatur’ dan
                      melupakan target produksi, sementara ketika pendulum berpihak pada sisi
                      sebaliknya teknologi menjadi segalanya, bahkan melupakan prinsip bahwa
                      teknologi hanya peralatan untuk memudahkan produksi. Keberadaan pendulum
                      sebagaimana digambarkan, keduanya cenderung membawa kerugian manakala
                      tidak diatur seimbang. Keduanya sering melupakan pendekatan pembuatan film
                      yang harus bercerita dengan visual yang harus terjaga prinsip sinematografinya
                      sehingga imaji penonton dengan imaji sutradara menjadi sama, setidaknya hampir
                      sama. Berdasarkan pengalaman, banyak kasus penonton film (live maupun
                      animasi) kecewa karena lebih indah imaji yang dia ciptakan sendiri pada saat
                      membaca novelnya.

                      Persaingan harga jual dengan film animasi asing belum disadari oleh sebagian
                      terbesar animator Indonesia, bahwa penjualan hak tayang pada berbagai televisi
                      di berbagai negara mampu menekan harga jual pada suatu stasiun televisi tertentu.

                      Mahalnya software asli untuk animasi, memaksa animator menggunakan
                      software illegal.

                      Akar Permasalahannya adalah:

                      1. Soal packaging, pemasaran, dan distribusi.
                         Tidak dapat menjual/mendapatkan penghasilan dari hasil jualan filmnya
                         ke media elektronik;
                      2. Soal Soft kompetensi (team work, bahasa, dll);
                      3. Soal creative engine, supaya mau berkarya;


                      > SOLUSI

                      Solusi yang penulis sampaikan di sini adalah solusi yang telah penulis lakukan
                      selaku industri yang setelah melakukan pengamatan seperlunya, terasa dapat
                      mengatasi akar permasalahan animasi.

                      Melakukan rosdshow ke 12 kota besar di Indonesia pada tahun 2007, berlaku
                      untuk umum namun dengan dasar pemilihan kota-kota yang memiliki SMK – Seni
                      Rupa dan Kerajinan (dahulu: Sekolah Menengah Seni Rupa dan Sekolah Menengah
                      Industri Kerajinan, yang secara formal mendapatkan pelajaran menggambar lebih
                      intensif daripada jenis sekolah yang lain).

                      Dari hasil roadshow tersebut didapat hasil:
                      1. Pemetaan kebutuhan animasi di daerah, disertai langkah sederhana mengubah
                         strategi dari yang semula penjualan ke tv nasional, menjadi penjualan hak
                         tayang pada tv lokal. Saat ini terdapat lebih dari 70 tv lokal.
                      2. Masih kurangnya kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh industry animasi
                         di daerah.
STUDI KASUS ANIMASI   Dalam rangka membangun soft kompetensi di kalangan animator sekaligus
                      membangun karakter bangsa, sejak tahun 2007, penulis menyelenggarakan CAM’s
                      AWARD, acara tahunan yang melombakan pembuatan animasi berbentuk iklan
                      layanan masyarakat bertemakan budaya disiplin, tepat waktu, budaya antre, anti
                      korupsi, sadar lingkungan, dsb. Tahun 2008

                      Dalam rangka menumbuhkan creative engine di kalangan masyarakat dan
                      mencintai budaya Indonesia, sejak tahun 2008, penulis menyelenggarakan
                      Indonesia Creative Idol, acara tahunan yang melombakan 9 spektrum industri
                      kreatif mengangkat unsur budaya daerah. Sembilan spectrum tersebut adalah:
                      digital music, digital comic, animation, music performance, dance performance,
                      fashion, craft, applied science, dan game.

                      Hasil lomba akan didaftarkan Haki-nya atas nama penciptanya dan untuk selanjut-
                      nya akan dibuatkan buku direktori yang diharapkan dapat menjadi media promosi
                      karya cipta tersebut. Direncanakan pada tahun 2010, Indonesia Creative Idol akan
                      dikembangkan dan ditingkatkan menjadi Asia-Pasific Creative Idol dan menjadikan
                      Indonesia as a Founder.

                      Dalam rangka membantu para animator memasarkan karyanya, sejak tahun 2007,
                      penulis merintis pemasaran animasi metoda baru yang kami sebut dengan Ani-
                      mart. Animart merupakan cara baru pemasaran animasi Indonesia sebagai karya
                      utuh yang akan terkait dengan share biaya produksi, sponsor produksi, sponsor
                      penayangan, pembelian hak penggunaan merchandising.

                      Solusi ini tentu saja penulis lakukan setelah melalui pertimbangan panjang serta
                      sesudah mendengarkan saran dan sumbangan pikiran berbagai pihak baik
                      pemerintah (unsur-unsur: Depdiknas, Depperind, Depbudpar, Kementerian Negara
                      Riset dan Teknologi - KNRT) maupun para praktisi industri dan unsur akademisi.

                      Menggali saran dan sumbangan pemikiran tersebut sudah sejak lama dilakukan
                      melalui serangkaian panjang diskusi tentang industri kreatif. Diskusi terdahulu,
                      dilakukan oleh para praktisi industri animasi dengan berbagai lembaga pemerintah
                      pada tahun 2006 (inisiasi oleh Ainaki dengan mengundang British Councils Jakarta,
                      Digital Studio College, Depdiknas, Depperind, Depdag, Depbudpar, Depnakertrans,
                      Depkominfo, KNRT, dan Badan Nasional Sertifikasi Profesi - BNSP). Diskusi beri-
                      kutnya diinisiasi oleh KNRT dengan mengundang lembaga terkait, dilakukan 2 kali.
                      Pertimbangan lain juga didapat dari diskusi sejenis yang diselenggarakan oleh
                      Depperin sesudahnya, serta masukan-masukan yang penulis dapatkan ketika
                      mempresentasikan rencana penyelenggaraan Indonesia Creative Idol pada
                      jajaran Depdag.
SINERGI UNTUK SOLUSI                                          BAB IV



                       > KEBUTUHAN INDUSTRI

                       Pada hakikatnya, yang dibutuhkan industri terdiri atas 4 hal, yaitu fasilitas edukasi,
                       fasilitas produksi, promosi dan distribusi.

                       Fasilitas edukasi terkait dengan tersedianya institusi pendidikan dan pelatihan,
                       standar kompetensi, program pendidikan/kurikulum, lembaga sertifikasi profesi,
                       pelatihan bertaraf nasional, pelatihan bertaraf internasional, dan diselenggarakan-
                       nya seminar atau workshop.

                       » Terkait dengan program pendidikan, industri memerlukan program yang da
                         pat mengatasi masalah langsung, bukan yang berpanjang-panjang hanya karena
                         memenuhi tuntutan pohon keilmuannya. Standar kompetensi harus menjadi
                         acuan penyusunan program.

                       » Fasilitas produksi terkait dengan peralatan produksi, manajemen produksi, biaya
                         produksi, dan kebutuhan peralatan teknologi informasi dan komunikasi sebagai
                         penunjang produksi.

                       » Terkait dengan peralatan produksi, pemerintah harus mengatur secara cermat
                         regulasi pengadaan dan penggunaan peralatan yang disediakan oleh pemerintah
                         yang diperuntukkan sebagai bantuan kepada swasta. Sampai saat ini, masih
                         banyak peralatan yang pengadaannya oleh pemerintah, tetapi ketika akan
                         digu nakan oleh swasta belum dapat dilakukan karena regulasinya belum
                         mendukung.

                       » Terkait dengan biaya produksi, industri membutuhkan kemudahan pengurusan
                         pinjaman bank dan regulasi perpajakan.

                       Kebutuhan Promosi bagi industri, meliputi kebutuhan diselenggarakannya pameran
                       nasional dan internasional, dikutsertakannya industri pada perdagangan interna-
                       sional dan sebagai delegasi bisnis, serta kemudahan mengikuti festival nasional
                       dan internasional.

                       » Terkait dengan keikutsertaan industri pada pameran, perdagangan internasional,
                         delegasi bisnis, industri sering memandang bahwa pemerintah perlu mencermati
                         industri yang harus dibantu, bukan yang sudah menjadi besar dan mampu
                         mem biayai perjalanan dan event.

                       » Terkait dengan keikutsertaan industri dalam festival nasional dan internasional,
                         industri membutuhkan bimbingan agar dapat memenangkan dirinya dalam
                         festival, dan bukan sebaliknya, festival digunakan oleh pemerintah untuk
                         mengukur industri yang sudah baik.
SINERGI UNTUK SOLUSI   Fasilitas distribusi yang dibutuhkan oleh industri adalah outlet, baik yang real
                       maupun outlet maya. Outlet real dapat memanfaatkan keberadaan
                       perdagangan internasional dan kantor Kadin di berbagai provinsi dan
                       kabupaten/kota. Outlet maya dapat dilakukan dengan membuat website khusus
                       setiap jenis industri dan website yang link dengan website lain
                       yang terkait (termasuk website resmi departemen teknis).

                       Selain 4 hal kebutuhan hakiki tersebut, masih terdapat kebutuhan berupa Bisnis
                       Center yang independen dan mengakomodasi segala jenis dan strata industri, serta
                       kemudahan mencari hasil kajian tentang industri tertentu, termasuk produk yang
                       sedang diperlukan pasar, harga, dan persyaratan mutu.

                       > Pembentukan Badan

                       Mengingat ekonomi kreatif berbasis budaya kreatif ini menyangkut hampir semua
                       spektrum kehidupan manusia dan terkait dengan berbagai departemen teknis
                       sebagai Pembina, perlu adanya badan atau lembaga khusus, independen, yang
                       mampu mensinergikan potensi berbagai departemen berdasarkan Tugas Pokok
                       dan Fungsi, para praktisi industri, dan kalangan akademisi.

                       Beberapa pengamat dan pemikir dalam beberapa kesempatan yang penulis ikuti
                       diskusinya, merancang badan tersebut dikoordinasikan oleh Depbudpar, didukung
                       oleh departemen teknis:

                       1. Depkominfo dan Depbudpar melakukan pembinaan dan pengembangan untuk
                          Klaster Creative Conten;
                       2. Depperin dan Depdag melakukan pembinaan dan pengembangan untuk
                          Klaster Creative Product;
                       3. Depbudpar melakukan pembinaan dan pengembangan untuk Klaster
                          Creative Performance;
                       4. Kementerian Negara Riset dan Teknologi melakukan pembinaan dan
                          pengembangan untuk Klaster Creative Science.
                       5. Departemen lain memberikan dukungan regulasi, antara lain melibatkan
                          Dephukham untuk Hak Cipta dan Paten, Depkeu untuk masalah Keuangan
                          dan Pajak, Depdiknas untuk masalah Program Pendidikan dan Kurikulum,
                          Depnakertrans untuk masalah Standar Kompetensi, dan Depdag untuk
                          masalah Perdagangan Dalam Negeri dan Internasional.


                       > Pola

                       Pola kerja badan atau lembaga sebagaimana disebut terdahulu dapat mengikuti
                       pola kerja seperti KOCA (Korean Culture and Content Agency), sebuah lembaga
                       independen di Korea.

                       Setiap departemen yang terlibat diharapkan dapat menyelaraskan anggaran dan
                       tugas pembinaan serta regulasi sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan
                       pertumbuhan industri, tanpa harus salingmendahului, demi kepentingan bersama.
                       Rancangan anggaran departemen disusun dengan acuan kebutuhan yang telah
                       ditetapkan bersama dalam badan atau lembaga.
SINERGI UNTUK SOLUSI   Goal setting dalam bidang pendanaan yang bagus diharapkan dapat terjelma
                       antardepartemen dengan prinsip taat azas terhadap rencana yang telah disepakati,
                       misalnya, antara lain:

                       1. Depperin: pengadaan peralatan produksi, manajemen produksi,
                          biaya produksi, dan share biaya pengadaan bisnis center;
                       2. Depdiknas: penunjukan institusi pendidikan, Program Pendidikan/
                          Kurikulum untuk pendidikan nasional/internasional, dan share biaya pengadaan
                          bisnis center;
                       3. Depnakertrans: penyusunan standar kompetensi, pembentukan lembaga
                          sertifikasi profesi, dan share biaya pengadaan bisnis center;
                       4. Depkominfo: pengadaan peralatan TIK, promosi dan info pameran nasional/
                          internasional, promosi dan info festival nasional/internasional dan share
                           biaya pengadaan bisnis center;
                       5. Depdag: penyelenggaraan pameran dan festival nasional, pengikutsertaan
                          industri pada pameran dan festival internasional serta delegasi bisnis,
                          promosi dan pembukaan outlet di KBRI melalui atase perdagangan, dan
                          share biaya pengadaan bisnis center;
                       6. Depbudpar: penyelenggaraan pameran nasional/internasional, pelatihan
                          dalam rangka keikutsertaan industri dalam festIval internasional, dan share
                          biaya pengadaan bisnis center;
                       7. Menegpora: penyelenggaraan pameran nasional, penyelenggaraan festival
                          nasional, pelatihan nasional/internasional, dan share biaya pengadaan bisnis
                         center;
                       8. Kadin: pembukaan outlet real pada Kadinda, pembuatan outlet maya,
                          pembentukan badan atau lembaga (Pembina dan pengembang), share
                          biaya pengadaan bisnis center; share biaya pengadaan bisnis center;
                       9. Depkeu: mengatur semua kebutuhan dana pada masing-masing
                          departemen dan lembaga.
> ACTION PLAN

              Rancangan kelompok pengembang ini telah merencanakan action plan
              sebagaimana terdapat dalam lampiran dibawah ini, meliputi kegiatan sejak
              tahun 2008 sampai dengan tahun 2012.
ACTION PLAN
BAB V



              > INDUSTRI BUDAYA dan MESIN KREATIVITAS

              Pada dasarnya untuk tetap dapat berkembang dan berkompetisi, semua jenis
RAN GKUMA N
              industri memanfaatkan berbagai jenis kreativitas yang menempel pada orang-
              orang yang mendukungnya secara langsung ataupun melalui pembelajaran
              melalui jaringan informasi (internet). Sehingga seperti yang telah disampaikan di
              atas, sangatlah penting untuk memelihara dan mengembangkan kreativitas
              yang dimiliki masyarakat menjadi suatu “mesin kreativitas’ (creative engine)
              yang setiap kali dapat dimanfaatkan oleh industri.

              Ada dua sisi yang perlu diperhatikan dalam hal ini, pertama adalah kreativitas dari
              berbagai pelaku untuk menghasilkan suatu produk atau jasa kreatif. Kedua adalah
              membentuk pasar yang dapat dan senang untuk menyerap berbagai produk kreatif
              tersebut. Kedua sisi ini menjelaskan bahwa untuk menumbuhkan industri kreatif,
              kita perlu membangun suatu budaya kreatif, baik sebagai penghasil berbagai
              produk maupun sebagai penyerap dan pengguna dari berbagai produk tersebut.


              > BUDAYA KREATIF HANYA SEBAGIAN dari yang DIBUTUHKAN

              Bila kita berpandapat bahwa semua manusia di dunia yang berawal dari bayi itu
              sama, maka mengapa masyarakat di setiap bangsa atau suku menjadi demikian
              unik. Freud dalam bukunya mengatakan bahwa semua perbedaan itu muncul
              karena adanya perbedaan budaya yang di ‘instalasi’ kepada anak sejak masih
              berusia muda.

              Budaya unik pada setiap kelompok inilah yang pada akhirnya membentuk ‘modal
              budaya’ suatu bangsa atau suku untuk kemudian dapat dikembangkan sebagai
              modal untuk meningkatkan kesejahteraannya.

              Tentunya ‘budaya bangsa’ yang dibicarakan ini tidak hanya terbatas pada kekayaan
              budaya kreatif tetapi juga menyangkut budaya bekerja keras, budaya disiplin,
              budaya ingin maju dll. yang kesemuanya perlu menjadi suatu kesatuan budaya
              yang mampu memanfaatkan modal kreativitas bangsa menjadi sesuatu untuk
              meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

              Kekayaan budaya dan kreativitas bangsa kita tidak serta-merta dapat diubah
              menjadi industri kreatif yang maju tanpa diiringi budaya kerja keras, budaya
              disiplin, budaya industri dll.
> EKONOMI KREATIF

              Bahwa untuk menumbuhkan Ekonomi Kreatif diperlukan 2 hal yaitu :
              • Menciptakan Budaya Kreatif
              • Membentuk gaya hidup menikmati produk budaya & kreativitas lokal
                (sisi demand)

              Untuk Menciptakan Budaya Kreatif diperlukan pembentukan perilaku - karakter
RAN GKUMA N
              pribadi agar ‘kreatif’ diantaranya adalah :
              • Jangan minta minta
              • Jangan nyontek
              • Sifat sportivitas
              Yang harus ditanamkan sejak usia dini sebagai pendidikan dasar.

              Untuk Membentuk Gaya hidup menikmati produk budaya & kreativitas lokal
              diperlukan outlet dapat berupa kegiatan dan fasilitas yang sifatnya memicu
              untuk bangga ‘pamer’ dengan buatan Indonesia. Buat produk Indonesia
              membanjiri dunia.

              Cara yang paling mudah adalah dengan cara berkampanye. Memanfaatkan
              kemajuan teknologi informasi dan Komunikasi yang dan jaringan multimedia yang
              ada, sehingga dengan sedikit ‘kreatif’ akan tercapai tujuan efektif dan ekonomis.


              > STUDI KASUS ANIMASI

              Lewat animasi terbukti dapat mencakup banyak hal yaitu adalah sbb:
              • Pelajaran pertama yang diperoleh oleh balita dengan menonton animasi;
              • Karakter yang dibuat dapat di’karyakan’ lagi dalam bentuk film, games, vcd,
                merchandising yang tidak lapuk dimakan waktu (contoh: Disney);
              • Film Animasi dapat dianggap sebagai media awal untuk menumbuhkan
                rentetan industri terkait di belakangnya, karena dapat dinikmati oleh
                masyarakat banyak dengan fasilitas yang rata-rata terjangkau (melalui media TV).


              > SINERGI UNTUK SOLUSI

              Diperlukan sinergi antara semua pihak terkait termasuk pemerintah, industri,
              perbankan, komunitas, konsumen dalam suatu badan atau apapun bentuknya.
              Sehingga semua kegiatan terencana dan dari hulu sampai ke hilir. Dari ide –
              pendidikan - produksi – sampai ke pemasaran dan distribusi. Dan ini tidak akan
              mampu kalau hanya dilaksanakan oleh satu departemen saja. Banyak sudah studi
              kasus soal badan ini dari negara negara lain. Kita harus mampu menyaingi mereka.
              Inti dari sinergi adalah, semua salingmemberikan kekuatan terbaiknya, dan
              bukannya ingin menjadi yang terkuat dan ‘main’ sendiri.
BAB VI



           Tidak ada rencana yang tidak baik saat ini, hanya saja, kita harus berpacu dengan
           waktu dan dana. Apalagi saat ini kejadian krisis keuangan dunia dapat memberi
           dampak yang kurang baik bagi pembangunan ekonomi Indonesia.

           Pembentukan rencana pemerintah memerlukan waktu yang relatif lama dan mahal,
           karena ada pokja, ada rapat bersama, dll, dsb. Ada cara yang belum pernah dicoba
           dan mudah, siapa tahu berdampak positif. Kita coba saja dengan menempatkan
PENUTU P
           Staf Ahli Menteri Bidang Budaya dan Kreatif di setiap departemen pemerintah
           sehingga semua kegiatan diharapkan lebih kreatif (dalam arti tampilan lebih cantik
           dengan biaya yang lebih ekonomis), produknya menggunakan pola dan ragam hias
           budaya kita. Sesuatu yang menjadi kekhasan bangsa kita, di mata dunia.

More Related Content

Similar to Kongres Kebudayaan Peni Cameron

Perkembangan ekonomi kreatif show
Perkembangan ekonomi kreatif showPerkembangan ekonomi kreatif show
Perkembangan ekonomi kreatif showIrfan Tualang
 
Pekan Produk Kreatif Indonesia 2010
Pekan Produk Kreatif Indonesia  2010Pekan Produk Kreatif Indonesia  2010
Pekan Produk Kreatif Indonesia 2010Indonesia Kreatif
 
Materi diksa- wawasan-budaya
Materi diksa- wawasan-budayaMateri diksa- wawasan-budaya
Materi diksa- wawasan-budayaR Enroll
 
Bedah_Cetak_Biru_Ekonomi_Kreatif(2).pptx
Bedah_Cetak_Biru_Ekonomi_Kreatif(2).pptxBedah_Cetak_Biru_Ekonomi_Kreatif(2).pptx
Bedah_Cetak_Biru_Ekonomi_Kreatif(2).pptxRidwanUntad1
 
Bagi UTS Pendidikan kewarganegaraan.pdf
Bagi UTS Pendidikan kewarganegaraan.pdfBagi UTS Pendidikan kewarganegaraan.pdf
Bagi UTS Pendidikan kewarganegaraan.pdfrestujonatansatriapu
 
MENGEMBANGKAN EKONOMI KREATIF BERDASARKAN POTENSI WILAYAH UNTUK MENINGKATKAN ...
MENGEMBANGKAN EKONOMI KREATIF BERDASARKAN POTENSI WILAYAH UNTUK MENINGKATKAN ...MENGEMBANGKAN EKONOMI KREATIF BERDASARKAN POTENSI WILAYAH UNTUK MENINGKATKAN ...
MENGEMBANGKAN EKONOMI KREATIF BERDASARKAN POTENSI WILAYAH UNTUK MENINGKATKAN ...genotramadhan
 
suhono_semarang_SDK.pptx
suhono_semarang_SDK.pptxsuhono_semarang_SDK.pptx
suhono_semarang_SDK.pptxKepalaSekolah2
 
Suhono semarang sdk
Suhono semarang sdkSuhono semarang sdk
Suhono semarang sdkRimba Yudha
 
suhono_semarang_SDK.pptx
suhono_semarang_SDK.pptxsuhono_semarang_SDK.pptx
suhono_semarang_SDK.pptxKepalaSekolah2
 
Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara-Bambang Hendarsyah-BPSDM Kemendagri
Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara-Bambang Hendarsyah-BPSDM KemendagriWawasan Kebangsaan dan Bela Negara-Bambang Hendarsyah-BPSDM Kemendagri
Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara-Bambang Hendarsyah-BPSDM Kemendagrib hendarsyah
 
Ppt globalisasi
Ppt globalisasiPpt globalisasi
Ppt globalisasihalilibun
 

Similar to Kongres Kebudayaan Peni Cameron (20)

Perkembangan ekonomi kreatif show
Perkembangan ekonomi kreatif showPerkembangan ekonomi kreatif show
Perkembangan ekonomi kreatif show
 
Hidup mahasiswa
Hidup mahasiswaHidup mahasiswa
Hidup mahasiswa
 
Pekan Produk Kreatif Indonesia 2010
Pekan Produk Kreatif Indonesia  2010Pekan Produk Kreatif Indonesia  2010
Pekan Produk Kreatif Indonesia 2010
 
Materi diksa- wawasan-budaya
Materi diksa- wawasan-budayaMateri diksa- wawasan-budaya
Materi diksa- wawasan-budaya
 
Sekilas PPKI 2011
Sekilas PPKI 2011Sekilas PPKI 2011
Sekilas PPKI 2011
 
Bedah_Cetak_Biru_Ekonomi_Kreatif(2).pptx
Bedah_Cetak_Biru_Ekonomi_Kreatif(2).pptxBedah_Cetak_Biru_Ekonomi_Kreatif(2).pptx
Bedah_Cetak_Biru_Ekonomi_Kreatif(2).pptx
 
Globalisasi
GlobalisasiGlobalisasi
Globalisasi
 
NETS ppt
NETS pptNETS ppt
NETS ppt
 
Ilmu Budaya Dasar
Ilmu Budaya DasarIlmu Budaya Dasar
Ilmu Budaya Dasar
 
Ppt interaksi global
Ppt interaksi globalPpt interaksi global
Ppt interaksi global
 
Forum ekonomi kreatif
Forum ekonomi kreatifForum ekonomi kreatif
Forum ekonomi kreatif
 
Bagi UTS Pendidikan kewarganegaraan.pdf
Bagi UTS Pendidikan kewarganegaraan.pdfBagi UTS Pendidikan kewarganegaraan.pdf
Bagi UTS Pendidikan kewarganegaraan.pdf
 
MENGEMBANGKAN EKONOMI KREATIF BERDASARKAN POTENSI WILAYAH UNTUK MENINGKATKAN ...
MENGEMBANGKAN EKONOMI KREATIF BERDASARKAN POTENSI WILAYAH UNTUK MENINGKATKAN ...MENGEMBANGKAN EKONOMI KREATIF BERDASARKAN POTENSI WILAYAH UNTUK MENINGKATKAN ...
MENGEMBANGKAN EKONOMI KREATIF BERDASARKAN POTENSI WILAYAH UNTUK MENINGKATKAN ...
 
Retorika Industri Kreatif
Retorika Industri KreatifRetorika Industri Kreatif
Retorika Industri Kreatif
 
suhono_semarang_SDK.pptx
suhono_semarang_SDK.pptxsuhono_semarang_SDK.pptx
suhono_semarang_SDK.pptx
 
Suhono semarang sdk
Suhono semarang sdkSuhono semarang sdk
Suhono semarang sdk
 
suhono_semarang_SDK.pptx
suhono_semarang_SDK.pptxsuhono_semarang_SDK.pptx
suhono_semarang_SDK.pptx
 
Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara-Bambang Hendarsyah-BPSDM Kemendagri
Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara-Bambang Hendarsyah-BPSDM KemendagriWawasan Kebangsaan dan Bela Negara-Bambang Hendarsyah-BPSDM Kemendagri
Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara-Bambang Hendarsyah-BPSDM Kemendagri
 
Ppt globalisasi
Ppt globalisasiPpt globalisasi
Ppt globalisasi
 
PPT IRA.pptx
PPT IRA.pptxPPT IRA.pptx
PPT IRA.pptx
 

More from Catur PW

Manajemen Media Sosial untuk Instansi Pemerintah
Manajemen Media Sosial untuk Instansi PemerintahManajemen Media Sosial untuk Instansi Pemerintah
Manajemen Media Sosial untuk Instansi PemerintahCatur PW
 
Gami.. Apa? (Pengenalan tentang Gamification)
Gami.. Apa? (Pengenalan tentang Gamification)Gami.. Apa? (Pengenalan tentang Gamification)
Gami.. Apa? (Pengenalan tentang Gamification)Catur PW
 
Social Media Serving Freq for Personal Branding
Social Media Serving Freq for Personal BrandingSocial Media Serving Freq for Personal Branding
Social Media Serving Freq for Personal BrandingCatur PW
 
JamiQ at FreSh
JamiQ at FreShJamiQ at FreSh
JamiQ at FreShCatur PW
 
IDBYTE on FreSh
IDBYTE on FreShIDBYTE on FreSh
IDBYTE on FreShCatur PW
 
Inaicta at FreSh
Inaicta at FreShInaicta at FreSh
Inaicta at FreShCatur PW
 
Iseng Main Kreatif - FreShJoss by Anto Motulz
Iseng Main Kreatif - FreShJoss by Anto MotulzIseng Main Kreatif - FreShJoss by Anto Motulz
Iseng Main Kreatif - FreShJoss by Anto MotulzCatur PW
 
Berpikir Kreatif Bekerja Aktif - Dian Noeh Abubakar
Berpikir Kreatif Bekerja Aktif - Dian Noeh AbubakarBerpikir Kreatif Bekerja Aktif - Dian Noeh Abubakar
Berpikir Kreatif Bekerja Aktif - Dian Noeh AbubakarCatur PW
 
The Daily Media
The Daily MediaThe Daily Media
The Daily MediaCatur PW
 
Social media gender gap
Social media gender gapSocial media gender gap
Social media gender gapCatur PW
 
6 of Madonna's most powerful lessons
6 of Madonna's most powerful lessons6 of Madonna's most powerful lessons
6 of Madonna's most powerful lessonsCatur PW
 
An on-line personal branding strategy through social media
An on-line personal branding strategy through social mediaAn on-line personal branding strategy through social media
An on-line personal branding strategy through social mediaCatur PW
 
How to engage customer online (through social media)
How to engage customer online (through social media) How to engage customer online (through social media)
How to engage customer online (through social media) Catur PW
 
Belajar mendengar dengan "kuping digital"
Belajar mendengar dengan "kuping digital"Belajar mendengar dengan "kuping digital"
Belajar mendengar dengan "kuping digital"Catur PW
 
Plasa.com at FreSh (freedom of sharing)
Plasa.com at FreSh (freedom of sharing)Plasa.com at FreSh (freedom of sharing)
Plasa.com at FreSh (freedom of sharing)Catur PW
 
Tokopedia at FreSh (freedom of sharing)
Tokopedia at FreSh (freedom of sharing)Tokopedia at FreSh (freedom of sharing)
Tokopedia at FreSh (freedom of sharing)Catur PW
 
FreSh (freedom of sharing)
FreSh (freedom of sharing)FreSh (freedom of sharing)
FreSh (freedom of sharing)Catur PW
 
Indonesia Unite
Indonesia UniteIndonesia Unite
Indonesia UniteCatur PW
 
How To Monetize Your Video Content
How To Monetize Your Video ContentHow To Monetize Your Video Content
How To Monetize Your Video ContentCatur PW
 
Bubu Awards Presentation
Bubu Awards PresentationBubu Awards Presentation
Bubu Awards PresentationCatur PW
 

More from Catur PW (20)

Manajemen Media Sosial untuk Instansi Pemerintah
Manajemen Media Sosial untuk Instansi PemerintahManajemen Media Sosial untuk Instansi Pemerintah
Manajemen Media Sosial untuk Instansi Pemerintah
 
Gami.. Apa? (Pengenalan tentang Gamification)
Gami.. Apa? (Pengenalan tentang Gamification)Gami.. Apa? (Pengenalan tentang Gamification)
Gami.. Apa? (Pengenalan tentang Gamification)
 
Social Media Serving Freq for Personal Branding
Social Media Serving Freq for Personal BrandingSocial Media Serving Freq for Personal Branding
Social Media Serving Freq for Personal Branding
 
JamiQ at FreSh
JamiQ at FreShJamiQ at FreSh
JamiQ at FreSh
 
IDBYTE on FreSh
IDBYTE on FreShIDBYTE on FreSh
IDBYTE on FreSh
 
Inaicta at FreSh
Inaicta at FreShInaicta at FreSh
Inaicta at FreSh
 
Iseng Main Kreatif - FreShJoss by Anto Motulz
Iseng Main Kreatif - FreShJoss by Anto MotulzIseng Main Kreatif - FreShJoss by Anto Motulz
Iseng Main Kreatif - FreShJoss by Anto Motulz
 
Berpikir Kreatif Bekerja Aktif - Dian Noeh Abubakar
Berpikir Kreatif Bekerja Aktif - Dian Noeh AbubakarBerpikir Kreatif Bekerja Aktif - Dian Noeh Abubakar
Berpikir Kreatif Bekerja Aktif - Dian Noeh Abubakar
 
The Daily Media
The Daily MediaThe Daily Media
The Daily Media
 
Social media gender gap
Social media gender gapSocial media gender gap
Social media gender gap
 
6 of Madonna's most powerful lessons
6 of Madonna's most powerful lessons6 of Madonna's most powerful lessons
6 of Madonna's most powerful lessons
 
An on-line personal branding strategy through social media
An on-line personal branding strategy through social mediaAn on-line personal branding strategy through social media
An on-line personal branding strategy through social media
 
How to engage customer online (through social media)
How to engage customer online (through social media) How to engage customer online (through social media)
How to engage customer online (through social media)
 
Belajar mendengar dengan "kuping digital"
Belajar mendengar dengan "kuping digital"Belajar mendengar dengan "kuping digital"
Belajar mendengar dengan "kuping digital"
 
Plasa.com at FreSh (freedom of sharing)
Plasa.com at FreSh (freedom of sharing)Plasa.com at FreSh (freedom of sharing)
Plasa.com at FreSh (freedom of sharing)
 
Tokopedia at FreSh (freedom of sharing)
Tokopedia at FreSh (freedom of sharing)Tokopedia at FreSh (freedom of sharing)
Tokopedia at FreSh (freedom of sharing)
 
FreSh (freedom of sharing)
FreSh (freedom of sharing)FreSh (freedom of sharing)
FreSh (freedom of sharing)
 
Indonesia Unite
Indonesia UniteIndonesia Unite
Indonesia Unite
 
How To Monetize Your Video Content
How To Monetize Your Video ContentHow To Monetize Your Video Content
How To Monetize Your Video Content
 
Bubu Awards Presentation
Bubu Awards PresentationBubu Awards Presentation
Bubu Awards Presentation
 

Recently uploaded

RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptx
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptxRISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptx
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptxerlyndakasim2
 
PRTOTO SITUS SPORTING BET DAN TOGEL TERPERCAYA
PRTOTO SITUS SPORTING BET DAN TOGEL TERPERCAYAPRTOTO SITUS SPORTING BET DAN TOGEL TERPERCAYA
PRTOTO SITUS SPORTING BET DAN TOGEL TERPERCAYALex PRTOTO
 
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptxTERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptxFORTRESS
 
Capital Asset Priceng Model atau CAPM 11
Capital Asset Priceng Model atau CAPM 11Capital Asset Priceng Model atau CAPM 11
Capital Asset Priceng Model atau CAPM 11Al-ghifari Erik
 
PPT-Business-Plan makanan khas indonesia
PPT-Business-Plan makanan khas indonesiaPPT-Business-Plan makanan khas indonesia
PPT-Business-Plan makanan khas indonesiaSukmaWati809736
 
Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptx
Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptxMemaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptx
Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptxSintaDosi
 
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda Aceh
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda AcehTERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda Aceh
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda AcehFORTRESS
 
KEAGENAN KAPAL DALAM DUNIA MARITIME INDO
KEAGENAN KAPAL DALAM DUNIA MARITIME INDOKEAGENAN KAPAL DALAM DUNIA MARITIME INDO
KEAGENAN KAPAL DALAM DUNIA MARITIME INDOANNISAUMAYAHS
 
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak BonusUNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonusunikbetslotbankmaybank
 
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2PutriMuaini
 
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak""Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"HaseebBashir5
 
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contohLAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contohkhunagnes1
 
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang Populer
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang PopulerMengenal Rosa777: Situs Judi Online yang Populer
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang PopulerHaseebBashir5
 
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...HaseebBashir5
 
Perspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
Perspektif Psikologi dalam Perubahan OrganisasiPerspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
Perspektif Psikologi dalam Perubahan OrganisasiSeta Wicaksana
 
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di Indonesia
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di IndonesiaJudul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di Indonesia
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di IndonesiaHaseebBashir5
 
SLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttx
SLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttxSLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttx
SLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttxdevina81
 
MAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docx
MAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docxMAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docx
MAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docxYogiAJ
 
PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024
PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024
PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024HelmyTransformasi
 
"Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind...
"Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind..."Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind...
"Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind...HaseebBashir5
 

Recently uploaded (20)

RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptx
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptxRISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptx
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptx
 
PRTOTO SITUS SPORTING BET DAN TOGEL TERPERCAYA
PRTOTO SITUS SPORTING BET DAN TOGEL TERPERCAYAPRTOTO SITUS SPORTING BET DAN TOGEL TERPERCAYA
PRTOTO SITUS SPORTING BET DAN TOGEL TERPERCAYA
 
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptxTERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptx
 
Capital Asset Priceng Model atau CAPM 11
Capital Asset Priceng Model atau CAPM 11Capital Asset Priceng Model atau CAPM 11
Capital Asset Priceng Model atau CAPM 11
 
PPT-Business-Plan makanan khas indonesia
PPT-Business-Plan makanan khas indonesiaPPT-Business-Plan makanan khas indonesia
PPT-Business-Plan makanan khas indonesia
 
Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptx
Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptxMemaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptx
Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptx
 
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda Aceh
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda AcehTERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda Aceh
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda Aceh
 
KEAGENAN KAPAL DALAM DUNIA MARITIME INDO
KEAGENAN KAPAL DALAM DUNIA MARITIME INDOKEAGENAN KAPAL DALAM DUNIA MARITIME INDO
KEAGENAN KAPAL DALAM DUNIA MARITIME INDO
 
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak BonusUNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
 
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2
 
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak""Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
 
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contohLAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
 
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang Populer
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang PopulerMengenal Rosa777: Situs Judi Online yang Populer
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang Populer
 
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...
 
Perspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
Perspektif Psikologi dalam Perubahan OrganisasiPerspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
Perspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
 
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di Indonesia
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di IndonesiaJudul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di Indonesia
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di Indonesia
 
SLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttx
SLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttxSLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttx
SLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttx
 
MAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docx
MAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docxMAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docx
MAKALAH MANAJEMEN BISNIS RIRIS DAN YUDI.docx
 
PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024
PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024
PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024
 
"Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind...
"Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind..."Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind...
"Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind...
 

Kongres Kebudayaan Peni Cameron

  • 1. MAKALAH KONGRES KEBUDAYAAN 2008 Budaya Kreatif Peluang, Hambatan & Solusi oleh Peni Cameron Oktober 2008 Kita adalah bulu-bulu kecil dalam kepak sayap Garuda, bagian dari kebhinekaan yang menyatupadukan diri melalui pembentukan bangsa berkarakter dan berbudaya merah putih.
  • 2. Penulis bukan seorang budayawan, tetapi terkait dalam pengembangan industri kreatif 4 tahun belakangan ini. Dalam mengembangkan salah satu indsutri kreatif yaitu ‘animasi’, penulis menemui banyak hal yang dapat disampaikan dalam diskusi soal ekonomi kreatif dan industri budaya. Pengamatan dan pengalaman PENGANTAR penulis ketika melakukan Road to Animation Festival di 12 kota di Indonesia, ketika menjalin kerja sama dengan lebih dari 20 tv lokal, dan ketika mengembang- kan pemasaran animasi Indonesia, rasanya dapat menjadi modal ‘menularkan’ kegundahan untuk mencari solusi dalam forum ini. Dengan tema Kongres Kebudayaan 2008 “Memajukan Negeri, Menyejahterakan Rakyat” penulis perlu menyampaikan pengantar: Memajukan negeri. Negeri yang dimaksud meliputi pluralitas kekayaan tanah air Indonesia. Bangsa Indonesia terbentuk dari berbagai suku, ras, agama, bahasa dan budaya, mendiami ribuan pulau besar dan kecil, yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Rote yang dahulu termasyur dengan sebutan Nusantara. Secara geografis, Indonesia memiliki letak yang sangat strategis dalam lintasan dunia ditunjang iklim tropis yang hangat dan menyuburkan. Kekayaan Indonesia meliputi, aneka budaya etnis, aneka jenis flora dan fauna, serta sumber alam perut bumi yang melimpah. Dengan kondisi demikian, Indonesia sudah memiliki modal besar untuk bersaing di kancah internasional. Kenyataannya, modal besar tersebut belum maksimal dimanfaatkan karena kurangnya modal lain yang tak kalah penting, yakni karakter dan jatidiri bangsa yang kuat. Karenanya, perlu terus dicari formula pengembangan kebudayaan yang berujung pada penguatan identitas dan kesadaran nasional yang berbasis pluralisme agar terbentuk semangat dan percaya diri yang kuat untuk menyejajarkan diri dengan bangsa-bangsa maju di dunia. Menyejahterakan rakyat. Tujuan manusia menciptakan budaya adalah demi kesejahteraan. Kesejahteraan yang dimaksud meliputi material dan moral, dapat mengandung makna luas meliputi, rasa aman, harga diri, keadilan, martabat manusia, kebebasan (aktualisasi diri, beragama, berkarya dan lain-lain).
  • 3. Di era globalisasi ini, pengembangan kebudayaan Indonesia diarahkan untuk memperkuat karakter bangsa sehingga memiliki kualitas yang memadai dalam bersaing menghadapi tantangan perkembangan zaman. Untuk skala Indonesia yang luas dengan jumlah penduduk yang sangat banyak dan multietnik, kesejah teraan rakyat adalah sebuah beban yang cukup berat. Perlu dicari syarat dan ukuran yang objektif, sehingga dapat diterima oleh seluruh rakyat. Kesejahteraan moral, kadang punya arti dan ukuran yang berbeda, dari sudut pemerintah dan PENGANTAR rakyat. Untuk menuju kesejahteraan itu, perlu digali potensi, kreativitas dan keahlian yang bersumber dari kearifan atau falsafah budaya bangsa yang beragam. Sedangkan kesejahteraan material, dapat mengarah meningkatnya perekomian rakyat yang berbasis sumberdaya manusia yang kreatif, dan kekayaan budaya dan lingkungan. Dengan tujuan : 1. Memfasilitasi pemetaan dan pembahasan gagasan, aspirasi, minat dan partisipasi bangsa Indonesia khususnya tokoh masyarakat, budayawan, pakar budaya, ilmuwan, dan pemerintah, akan orientasi budayanya demi membangun kebudayaan nasional yang berbasis pluralisme dan multikulturalisme 2. Menggali berbagai metode pendekatan budaya yang kompeten untuk menjawab tantangan zaman khususunya dalam arus globalisasi serta era gelombang ekonomi keempat 3. Mencari titik temu dan saling pengertian dari kebersamaan Bangsa Indonesia, dengan menggali nilai-nilai luhur budaya bangsa yang dapat memperkuat jatidiri, hingga mampu cepat bangkit dari keterpurukan ekonomi dan mampu bersaing serta berkiprah di dunia internasional 4. Membangun keyakinan dan komitmen, bahwa warisan budaya bangsa Indonesia yang luhur dapat menjadi modal utama untuk mengelola kekayaan budaya bangsa demi kesejahteraan rakyat. 5. Merumuskan rekomendasi langkah konkrit serta rencana aksi yang terukur bagi para pemangku kepentingan dalam bidang kebudayaan, demi memajukan negeri dan menyejahterakan rakyat Maka untuk itu , penulis mencoba memberikan dan berbagi informasi atas peluang, hambatan dan solusi baik yang telah dilakukan maupun yang sedang dilakukan khususnya dalam bidang ‘animasi’ yang mudah mudahan dapat dipakai dalam membangun industri budaya/ekonomi kreatif dari sektor lainnya. Peni Cameron
  • 4. PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR ISI BAB I LATAR BELAKANG BAB II PELUANG INDONESIA SEBAGAI NEGARA KAYA INDUSTRI BUDAYA • Peluang Industri Budaya • Kaitan Perilaku dan Budaya Kreatif • Pendidikan Dasar sangat Berperan BAB III STUDI KASUS ANIMASI • Peluang Industri Animasi • Hambatan dan Akar Permasalahan • Solusi BAB IV SINERGI UNTUK SOLUSI • Kebutuhan Industri • Pembentukan Badan • Pola • Action Plan BAB V RANGKUMAN BAB VI PENUTUP
  • 5. BAB I Sudah disebutkan dengan jelas diatas bahwa, perlunya karakter dan jatidiri LATAR BELAKANG bangsa yang kuat untuk menciptakan budaya demi kesejahteraan. Dimana Kesejahteraan yang dimaksud meliputi material dan moral, dapat mengandung makna luas meliputi, rasa aman, harga diri, keadilan, martabat manusia, kebebasan (aktualisasi diri, beragama, berkarya dan lain-lain). Berikut ini adalah beberapa referensi yang penulis gunakan acuan dan sekaligus menyemangati penulisan ini, antara lain : • Setelah era informasi, dunia bergeser menyiapkan berbagai langkah untuk membangun ekonomi nya, berdasarkan suatu pendekatan ‘ekonomi kreatif’ yang tidak lain hanya didasarkan pada kenyataan bahwa kreativitas dan inovasi merupakan sesuatu yang selalu harus ada secara kontinyu bila tetap ingin berkompetisi (Baumol, William J. 2002. The Free-Market Innova tion Machine: Analyzing the Growth Miracle of Capitalism. Princeton, NJ: Princeton University Press.) • Pergeseran menuju ekonomi kreatif ini, bukan berarti meniadakan segala yang sebelumnya (agro, industri & informasi), tetapi kreativitas & inovasi ini diletakkan sebagai hal yang penting dan utama (driving force) untuk pengembangan ekonomi disemua sektor pembangunan (Bell, Daniel. 1999. The Coming of Post-Industrial Society : A Venture in Social Forecasting. New York: Basic Books ) • Menurut Castells (Castells, Manuel. 2001. The Internet galaxy: reections on the Internet, business, and society. New York: Oxford University Press.) dalam menghadapi ekonomi kreatif setiap perusahaan ataupun individu harus dapat memanfaatkan semua informasi global (internet) untuk mengembang kan kreativitas dan talenta nya. • Bahkan secara lebih ekstrim, Robert Reich berpendapat bahwa keuntungan usaha tidak datang dari volume produk, tetapi justru datang dari kreativitas dan penemuan baru secara kontinyu menjembatani kebutuhan dan solusi dan untuk hal itu pembeli harus membayar lebih (Reich, Robert. 1991. The Work of Nations: Preparing Ourselves for 21stcentury Capitalism. New York: A. A. Knopf.) • Sebuah riset yang disponsori oleh Harvard Academy for International and Area Studies pada akhir 1990-an, yang melibatkan ilmuwan-ilmuwan sosial paling senior diantaranya Michael E. Porter, Seymour Martin Lipsett dan Francis Fukuyama, menghasilkan temuan yang kuat bahwa “Budaya menen tukan kemajuan dari setiap masyarakat, negara, dan bagsa di seluruh dunia, baik ditinjau dari sisi politik, sosial, maupun ekonomi. Tanpa kecuali”. Jika budaya dimaknai sebagai strategi untuk bertahan (surviving) dan me nang (winning), maka untuk bersaing, bertahan dan menang dalam gempuran era globalisasi, suatu bangsa harus memiliki budaya yang bermartabat dan memiliki nilai-nilai budaya tinggi.
  • 6. • Cora du bois, seorang antropolog yang melakukan penelitian nya di pulau Alor, NTT mengatakan bahwa Manusia tanpa budaya adalah mahluk LATAR BELAKANG tidak bermakna dan sebaliknya budaya tanpa manusia adalah sesuatu yang tidak berarti . Keduanya, manusia dan budaya adalah sesuatu yang interaktif (Du Bois, 1959.pp.9. Social Forces in Southeast Asia. Cambridge, Mass., Harvard University Press, 1964.) Dan juga beberapa motivator nasional yang kita kenal dari Indonesia meskipun mungkin belum dapat dikatakan sejajar dengan yang seperti tersebut diatas (yang sudah diakui secara Internasional), akan tetapi mereka sudah memulai membuat gerakan dan motivasi soal karakter bangsa, seperti : • Andre Wongso – Bila kita melunakkan diri kita, maka kita akan menghadapi kehidupan yang keras dan sebaliknya, bila kita keras terhadap diri kita, maka kita akan menghadapi kehidupan yang lunak • Mario Teguh – Apakah anda melihat jalan menuju terwujudnya mimpi anda dalam pekerjaan anda ? Bila tidak, anda akan cenderung bermimpi dan tidur terus dalam pekerjaan anda Dari pengantar dan latar belakang, kalimat ; perilaku, karakter, budaya akan men jadi spirit dan acuan dari pembicara untuk menyampaikan makalahnya, yaitu: • Culture & Personality – Membentuk Karakter Bangsa yang Kuat – Membuat Kreatif menjadi Budaya – Terbentuklah Indsutri Budaya – dan menumbuhkan Ekonomi Kreatif. • Dengan mencari SOLUSI atas segala PELUANG dan HAMBATAN yang terjadi dengan BERSINERGI dalam studi kasus animasi.
  • 7. BAB II PELUANG INDONESIA SEBAGAI NEGARA KAYA INDONESIA NEGARA YANG KAYA …? Ya, NEGARA yang KAYA… • Penduduk 220 juta orang (secara fisik) • 300 etnis suku & budaya & bahasa daerah • Kekayaan alam • Gunung, hutan, flora, fauna dan seluruh penghuninya • Pantai, Laut, Koral, flora dan fauna Laut dan seluruh penghuninya • Tanah yang subur • Gunung Berapi • Punya sejarah dijajah dan merdeka • Puluhan ribu Profesor, Doktor, Sarjana • Petani, Peternak, Pelaut, Seniman, Buruh, dll “Siapa bilang, NEGARA kita MISKIN…?” Sangat kontradiksi karena kita belum mampu mensejahterakan masyarakat... sehingga mungkin boleh kita keluarkan kalimat : “Siapa bilang, NEGARA kita KAYA…? Ada rasa panas membara yang menjadi pemicu, kadang, kalau kita dicemooh atau ditindas. Seperti kasus batik yang ‘dicuri’ dll, tiba tiba saja semua masyarakat jadi pakai batik. Sayangnya ‘bangkit’nya kok kebanyakan hanya kalau benar benar tertindas... belum keluar dari hati nurani maupun perlakuan sehari hari. Sebagai contoh dari kekayaan kita tadi : • Kalau saja, setahun sekali, 20% dari penduduk Indonesia mempunyai ide kreatif, maka karya yang dihasilkan adalah 45 juta ide inovasi baru tiap tahun.. • Kalau saja, tiap tahun tiap daerah/suku membuat satu film soal budayanya, akan dihasilkan 300 film/tahun. • Kalau saja, tiap tahun tiap daerah/suku membuat satu lagu soal budayanya, akan dihasilkan 300 lagu/tahun. • Kalau saja, mungkin, professor, doctor, master dan lain lain yang pintar2 mau turun gunung, jangan di universitas tapi langsung ke daerah pelosok… • Kalau saja, semua lokasi berpantai dan berkoral, bisa diperkenalkan, kita bakal punya ratusan wisata laut... Tapi semua perumpamaan dan peluang ini jadi bisa NOL besar, kalau semua pihak mengharapkan pihak lain yang melakukan... Kita bisa jadi KAYA, kalau saja ada dan lebih banyak orang yang mau berpikir dan berbuat LEBIH. Bagaimana caranya kita bisa punya setidaknya 45 juta buah IDE KREATIF tiap tahun ?Apa sebenarnya hambatannya ? Mau dibilang Negara Miskin – supaya dapat pinjaman lagi ? Atau siap mau dianggap KAYA karena usaha sendiri ?
  • 8. > PELUANG INDUSTRI BUDAYA PELUANG INDONESIA SEBAGAI NEGARA KAYA Kita semua sudah tahu tentang Industri Budaya, bagaimana peluangnya untuk memajukan negeri dan mensejahterakan masyarakat. Yang menjadi masalah adalah: … Bagaimana menjadikan budaya sebagai industri? Apa yang real? Kira2 dapat dikatakan sebagai berikut : • Kalau kita bisa membuat ‘Ketoprak’ seperti industri broadway di New York dan London..? Atau kalau tari tarian kita mendunia seperti tarian Latin ? Atau kalau bahasa kita bisa diakui menjadi salah satu dari 25 bahasa top Internasional ? • Apa sih yang kita inginkan ? Jangan-jangan kita belum tahu apa yang kita inginkan ? • Atau seperti Hongkong yang terkenal dengan makanannya ? • Atau seperti Singapore yang tiba tiba maju dan terkenal hanya karena bisa mengakomidasi beberapa budaya yang ada di negaranya dengan sangat baik ?… • Atau seperti China yang menakjubkan dengan performance tarian yang selalu dikombinasikan dengan akrobat-sirkusnya ? • Atau seperti film Amerika dengan ‘hero’nya ? Suatu pandangan serupa dinyatakan oleh Aksoy dan Robins yang menjelaskan bahwa industri film di Holywood menjadi demikian besar bukan hanya karena kemampuan dan kreativitas pembuat2 film tetapi juga karena berbagai usaha untuk mengembangkan pasar dunia untuk menyenangi film Holywood. Membuat budaya Holywood menjadi mendunia (Aksoy, Asu and Kevin Robins. 1992. Hollywood for the 21st Century: Global Competition for Critical Mass in Image Markets.” Cambridge Journal of Economics 16:1-22.) Jarak tempuh Singapore – Jakarta hanya satu setengah jam dengan pesawat terbang, tetapi sudah puluhan tahun, kita belum juga dapat memanfaatkan situasi tersebut dengan maksimal.. Sementara itu promosi, baik wisata maupun produk dari negara lain di Indonesia, baik melalui pameran maupun melalui media elek- tronik semakin gencar... Apa/Bagaimana sih yang menjadikan “bangga buatan Indonesia tidak sekedar slogan?” Apa/Bagaimana sih yang menjadikan “membuat lebih berarti daripada membeli ?” Apa sih yang menjadikan “membeli buatan luar negeri lebih membanggakan daripada buatan Indonesia?” > KAITAN PERILAKU dan BUDAYA KREATIF Pembicara mencoba mengaitkan ‘budaya’ atau perilaku dengan nasehat embah jaman dulu… dalam bentuk film yang sudah diperlihatkan pada kita semua. Inti dari film tersebut adalah sbb :
  • 9. PELUANG INDONESIA SEBAGAI NEGARA KAYA Film Pertama : Jangan minta minta.. jika diberi, baru diterima, dan kalau diberi yang tidak sesuai atau merugikan, ya jangan diterima dari siapapun juga.. Kalau bisa tanganmu yang ke bawah(member) daripada menengadah (meminta). Setelah menerima, kita harus bilang terima kasih (biasanya diajarkan sejak balita).. lalu arti terima kasih adalah.. sudah terima harus dikasih, ‘dishare’ kepada orang lain yang membutuhkan. Ini juga berlaku kepada materi yang dikonsumsi fisik mau- pun mental termasuk ilmu pendidikan. Film Kedua : Jangan nyontek.. karena nyontek adalah bagian dari ketidak puasan atas hasil usaha sendiri. Berpikir lebih baik mendapatkan hasil baik dengan mengcopy karya orang lain. Film ketiga : Sportivitas saat ini banyak terjadi dalam kompetisi olahraga. Tetapi tidak dalam kasus yang lain. Yang terjadi saat ini adalah arti kalah : JANGAN MINTA- Jika dilaksanakan, kecendurungan masyarakat akan bikin MINTA sendiri daripada meminta, survivingnya akan jalan, dan akan menumbuhkan perilaku kreatif (biarpun masih dalam konteks ‘kepepet’). JANGAN NYONTEK Ini cikal-bakal masyarakat menghargai dan menghormati hak karya/cipta orang lain. Mencuri,mengcopy,dll sangat terkait dengan adakah rasa bersalah mereka sejak kecil apabila menyontek. SPORTIVITAS Memberi penghargaan kepada yang mampu dan men- dukung dengan tulus kemenangan seseorang. Sehingga sinergi dapat dibangun karena tidak ada orang yang iri atas kemenangan orang lain, tetapi justru mau membantu yang menang agar tujuan semua pihak dapat tercapai. Pertandingan olahraga, sangat mendukung sifat sportivitas. Apalagi dalam skala internasional, semua masyarakat mendukung kontingen Indonesia, sayangnya kadang pada pertandingan nasional, malah terkesan memecah-belah karena justru penonton/pendukung daerah yang tidak sportif dan merusak makna ‘pertandingan’ itu sendiri. Alasannya karena mengalah, bukan karena memang yang lain, karena alasan politik atau suap-menyuap, dan masih banyak alasan selain introspeksi dan men- gakui keunggulan lawan. Tiga perilaku di atas merupakan hambatan terbentuknya karakter yang terkait dengan budaya kreatif adalah peran pendidikan dasar.
  • 10. > PENDIDIKAN DASAR SANGAT BERPERAN PELUANG INDONESIA SEBAGAI NEGARA KAYA Lagi lagi, kita semua pasti sudah tau soal 3 pokok diatas. Tanpa bermaksud meng- gurui, akan tetapi 3 hal pokok itu perlu dan harus dilaksanakan sejak usia dini. Dan sangat terkait dengan sistem pendidikan kita, jangan lupa pendidikan juga harus dilakukan dari rumah dan keluarga bukan 100% tanggung jawab dari pendidikan formal saja. Sebagai contoh : JANGAN MINTA-MINTA : • Jika siswa di sekolah ditugasi membuat sesuatu yang kreatif, apakah dapat dipikirkan supaya bahan2nya tidak membeli tetapi mencari di tempat sampah, atau kebun atau barang bekas (tidak harus baru). Lem pun dapat dibuat dari kanji yang diberi air, dll , dsb. • Berikan nilai lebih kepada yang membuat sendiri yang mau berkreasi. • Jangan berikan anak2 Anda uang saku yang berlebihan, bahkan kadang kurangilah uang saku, agar anak Anda mau berusaha sendiri. • Jangan manjakan industri dengan memberikan sesuatu yang masih dapat mereka usahakan sendiri (ini juga merupakan prinsip bisnis wiraswasta = usaha sendiri), tetapi berikan kemudahan yang memang hanya dapat diberikan oleh pemerintah seperti aturan/regulasi, dispensasi pajak, promosi, dll. • Arti terima-kasih di atas juga memberikan pengertian akan perlunya berbagi termasuk ilmu pengetahuan yang diperoleh. Komunikasi di jaman sekarang dengan adanya multimedia memberikan kesempatan yang sangat luas untuk berbagi. JANGAN NYONTEK : • Menghargai hasil karya sendiri, marahlah apabila ada yang nyontek pekerjaan mu, karena ini awal dan cikal-bakal penghargaan terhadap Haki. • Apakah ada sekolah yang mau menskors dan memberikan hukuman berat pada yang nyontek, atau para guru cenderung tutup mata saja? • Lupakan saat ini kita berkampanye soal Haki dan hak cipta, kalau nyontek bahkan sudah menjadi ‘budaya’. • Nyontek di kehidupan kerja, berarti mengambil ide orang lain untuk kepen- tingan sendiri, supaya mendapat pengakuan atas ide yang bukan haknya. • Dalam industri kreatif, jasa sering diabaikan, ini dapat dilihat pada posisi pekerjaan arsitektur. Banyak yang tidak diberi penghargaan yang layak bahkan dianggap tidak terpakai, padahal dijual hanya dengan diganti sedikit desainnya. • Nyontek, mengcopy, membajak adalah KARAKTER, sehingga harus diberantas dari usia dini. Aturan yang diberlakukan untuk melindungi HAKI, dll tidak akan mempan dan berfungsi baik, hanya akan menimbulkan kesempatan untuk berbuat yang tidak benar dalam hal yang lain.
  • 11. SPORTIVITAS : PELUANG INDONESIA SEBAGAI NEGARA KAYA • Saling menghargai dan mendukung kemenangan seseorang sangat penting, sehingga tercapai tujuan bersama, memajukan negara dan menyejahterakan masyarakat. Dalam hal ini justru kalangan tingkat atas, dalam kasus politik, pemerintah dan anggota lembaga perwakilan rakyat yang malah justru menunjukkan contoh yang tidak dapat dijadikan panutan. • Kekalahan partai politik juga tidak pernah mencoba menghargai kemenangan yang lain dengan ikut mendukung yang menang melanjutkan pekerjaannya, tetapi selalu justru melihat hanya hal-hal yang negatif untuk salingmenjatuh kan. (Kita justru sedang membicarakan kalangan atas, yang semuanya duduk di tingkat ‘mengatur negara’. Hal hal tersebut di atas merupakan salah satu cara untuk membentuk ‘budaya kreatif’. Mari kita coba pikirkan bersama, hal tersebut di atas. Apabila perilaku tersebut dilaksanakan, maka lebih mudah menjadikan peluang budaya menjadi sebuah industri besar. Karena yang dibutuhkan untuk menumbuhkan industri budaya adalah budaya kreatif, dan budaya kreatif secara otomatis akan tumbuh apabila karakter perilaku juga terbentuk (ataupun dibentuk). Untuk menumbuhkan “ekonomi kreatif” yang penting adalah : Ciptakan budaya kreatif (sisi supply) Mengembangkan imaginasi untuk menciptakan sesuatu yang baru dan Membentuk gaya hidup menikmati produk budaya & kreativitas lokal (sisi demand) serta Mengembangkan pasar yang dapat menyerap produk kreatif Kreativitas adalah sesuatu yang dimiliki oleh otak manusia. Dari kreativitas menuju inovasi adalah dengan menciptakan sesuatu yang banyak diminati orang. Dari awalnya hanya berupa ide, harus dikembangkan melalui ‘creative engine’. Ide ini nantinya harus di Haki-kan karena menjadi intangible product. Hasil dari ide ini harus dijadikan industri agar menjadi tangible products. creative HaKI ide, HaKI (intangible) engine industri tangible products
  • 12. BAB III STUDI KASUS ANIMASI Kasus animasi di Indonesia penulis angkat sebagai kasus, karena, menurut penulis, hal ini merupakan representasi dari kondisi industri kreatif di Indonesia, dan dapat digunakan sebagai landasan berpijak mengembangkan industri kreatif, industri yang belum terstruktur. > PELUANG PERKEMBANGAN ANIMASI INDONESIA Animasi Indonesia telah berkembang sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Kebutuhan animasi untuk kepentingan kebutuhan iklan sudah cukup terpenuhi. Demikian juga kebutuhan animasi untuk kebutuhan trik dalam film live juga sudah terpenuhi. Bahkan untuk kebutuhan film live mancanegara pun trik melalui animas- inya dilakukan oleh animator Indonesia. Film animasi asing, termasuk yang sedang beredar di Indonesia, juga dibuat oleh animator Indonesia. Beberapa animator Indonesia bekerja untuk membuat film animasi negara lain. Usaha animasi yang terkemas dalam bentuk industri, masih sangat sedikit. Ada beberapa yang mengemas usahanya dalam bentuk industri tetapi belum banyak yang memproduksi film (serial maupun layar lebar) untuk kepentingan film animasi dalam negeri. Usaha terbanyak adalah mendudukkan animatornya sebagai tenaga outsourcing untuk membuat film animasi luar negeri. Bila perhitungan kebutuhan film (serial) animasi di Indonesia didasarkan pada jumlah stasiun televisi nasional dan lokal dikalikan dengan frekuensi penayangan film (serial) animasi setiap minggunya, akan menghasilkan angka yang mengejut- kan. Sayangnya hampir seluruh angkanya dipenuhi oleh film (serial) animasi asing. Bagi animator Indonesia, kesalahan kondisi ini dilemparkan kepada ke- tiadaan dukungan para pemangku kepentingan pada film animasi nasional, dan murahnya harga beli film (serial) animasi oleh sebuah stasiun televisi. Murahnya harga beli film animasi sangat jauh dari mimpi animator Indonesia yang menginginkan keuntungan dengan sekali jual karyanya ke satu stasiun televisi. Keterampilan membuat animasi diperlukan juga untuk membuat game, baik game on line yang biasanya berjenjang dan berkesinambungan yang sering membuat kecanduan pemainnya tetapi mendatangkan uang yang banyak bagi penciptanya, maupun arcade (game pendek dan instan). Usaha kreatif lainnya yang lahir dari animasi adalah show di antara komunitas tertentu yang menampilkan karakter animasi lengkap dengan kostum dalam film animasi (cost-play). Penjualan hasil merchandising karakter film (serial) animasi juga merupakan usaha kreatif yang patut diperhitungkan. Animasi memiliki long tail market yang bila diupayakan secara profesional akan menghasilkan.
  • 13. STUDI KASUS ANIMASI > HAMBATAN dan AKAR PERMASALAHAN Kondisi belum terstrukturnya industri animasi di Indonesia, produk animasi diselesaikan oleh satu kelompok animator serabutan yang berarti semua bisa dan bisa semua. Kondisi ini melupakan prinsip kerja pembuatan film: Film adalah karya kolektif dan masing-masing personal membidangi dan bertanggung jawab sesuai profesinya. Kondisi belum terstrukturnya industri animasi di Indonesia juga berakibat pada daya tahan hidup kelompok ‘industri’ animasi. Profesi animator disandang hanya beberapa lama ketika mengerjakan ‘project’ dan sesudahnya berprofesi sebagai pedagang, pramuniaga dan profesi lain, sambil menunggu pangilan bekerja bila ada project dari pemerintah atau donasi swasta. Kondisi ini dikaitkan dengan besarnya biaya produksi mengakibatkan daya dukung finansial animator menurun, bahkan sedikit sekali animator yang mampu membangun animasi sebagai industri. Kondisi ini diperparah karena belum adanya investor yang bergerak di bidang industri animasi, serta kalangan perbankan yang belum percaya pada industri animasi mengingat banyak perbankan yang belum dapat melihat prospek ke depan industri animasi yang mampu menggerakkan kelompok industri lain. Kemandirian produksi yang belum terjadi pada film animasi Indonesia, menjadikan profesi animator ‘belum dipercaya’ sebagai media berekspresi sekaligus sebagai profesi. Animator menjadi pekerjaan masa senggang. Banyak animator yang lebih suka bekerja sendiri sehingga tidak terjadi resiko kesalahan karena orang lain. Artinya banyak animator yang berlaku sebagai aktor (animator adalah aktor yang mewakilkan dirinya melalui karya animasi yang dibuatnya), sekaligus penulis cerita, penulis skrip, sutradara, editor, kalau perlu pengisi musik, dialog, dan sederet pekerjaan kreatif lainnya. Dalam konteks ini, animator lebih senang membuat karya animasi pendek dalam rangka lomba animasi, atau membuat filler. Perkembangan teknologi juga sangat mendukung bahwa seseorang mampu membuat segalanya seorang diri. Akibat dari hal ini adalah sistem produksi yang harus dibangun, tidak terjadi, bahkan setiap animator mendudukkan animator lainnya sebagai pesaing.
  • 14. STUDI KASUS ANIMASI Pekerjaan animasi yang sarat dengan muatan budaya sekaligus menuntut dikuasainya teknologi produksi menggunakan hardware dan software ‘canggih’ seringkali menarik pendulum profesi animator pada salah satu sisi. Ketika pendulum berpihak pada sisi otak kanan, perilaku animator ‘susah diatur’ dan melupakan target produksi, sementara ketika pendulum berpihak pada sisi sebaliknya teknologi menjadi segalanya, bahkan melupakan prinsip bahwa teknologi hanya peralatan untuk memudahkan produksi. Keberadaan pendulum sebagaimana digambarkan, keduanya cenderung membawa kerugian manakala tidak diatur seimbang. Keduanya sering melupakan pendekatan pembuatan film yang harus bercerita dengan visual yang harus terjaga prinsip sinematografinya sehingga imaji penonton dengan imaji sutradara menjadi sama, setidaknya hampir sama. Berdasarkan pengalaman, banyak kasus penonton film (live maupun animasi) kecewa karena lebih indah imaji yang dia ciptakan sendiri pada saat membaca novelnya. Persaingan harga jual dengan film animasi asing belum disadari oleh sebagian terbesar animator Indonesia, bahwa penjualan hak tayang pada berbagai televisi di berbagai negara mampu menekan harga jual pada suatu stasiun televisi tertentu. Mahalnya software asli untuk animasi, memaksa animator menggunakan software illegal. Akar Permasalahannya adalah: 1. Soal packaging, pemasaran, dan distribusi. Tidak dapat menjual/mendapatkan penghasilan dari hasil jualan filmnya ke media elektronik; 2. Soal Soft kompetensi (team work, bahasa, dll); 3. Soal creative engine, supaya mau berkarya; > SOLUSI Solusi yang penulis sampaikan di sini adalah solusi yang telah penulis lakukan selaku industri yang setelah melakukan pengamatan seperlunya, terasa dapat mengatasi akar permasalahan animasi. Melakukan rosdshow ke 12 kota besar di Indonesia pada tahun 2007, berlaku untuk umum namun dengan dasar pemilihan kota-kota yang memiliki SMK – Seni Rupa dan Kerajinan (dahulu: Sekolah Menengah Seni Rupa dan Sekolah Menengah Industri Kerajinan, yang secara formal mendapatkan pelajaran menggambar lebih intensif daripada jenis sekolah yang lain). Dari hasil roadshow tersebut didapat hasil: 1. Pemetaan kebutuhan animasi di daerah, disertai langkah sederhana mengubah strategi dari yang semula penjualan ke tv nasional, menjadi penjualan hak tayang pada tv lokal. Saat ini terdapat lebih dari 70 tv lokal. 2. Masih kurangnya kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh industry animasi di daerah.
  • 15. STUDI KASUS ANIMASI Dalam rangka membangun soft kompetensi di kalangan animator sekaligus membangun karakter bangsa, sejak tahun 2007, penulis menyelenggarakan CAM’s AWARD, acara tahunan yang melombakan pembuatan animasi berbentuk iklan layanan masyarakat bertemakan budaya disiplin, tepat waktu, budaya antre, anti korupsi, sadar lingkungan, dsb. Tahun 2008 Dalam rangka menumbuhkan creative engine di kalangan masyarakat dan mencintai budaya Indonesia, sejak tahun 2008, penulis menyelenggarakan Indonesia Creative Idol, acara tahunan yang melombakan 9 spektrum industri kreatif mengangkat unsur budaya daerah. Sembilan spectrum tersebut adalah: digital music, digital comic, animation, music performance, dance performance, fashion, craft, applied science, dan game. Hasil lomba akan didaftarkan Haki-nya atas nama penciptanya dan untuk selanjut- nya akan dibuatkan buku direktori yang diharapkan dapat menjadi media promosi karya cipta tersebut. Direncanakan pada tahun 2010, Indonesia Creative Idol akan dikembangkan dan ditingkatkan menjadi Asia-Pasific Creative Idol dan menjadikan Indonesia as a Founder. Dalam rangka membantu para animator memasarkan karyanya, sejak tahun 2007, penulis merintis pemasaran animasi metoda baru yang kami sebut dengan Ani- mart. Animart merupakan cara baru pemasaran animasi Indonesia sebagai karya utuh yang akan terkait dengan share biaya produksi, sponsor produksi, sponsor penayangan, pembelian hak penggunaan merchandising. Solusi ini tentu saja penulis lakukan setelah melalui pertimbangan panjang serta sesudah mendengarkan saran dan sumbangan pikiran berbagai pihak baik pemerintah (unsur-unsur: Depdiknas, Depperind, Depbudpar, Kementerian Negara Riset dan Teknologi - KNRT) maupun para praktisi industri dan unsur akademisi. Menggali saran dan sumbangan pemikiran tersebut sudah sejak lama dilakukan melalui serangkaian panjang diskusi tentang industri kreatif. Diskusi terdahulu, dilakukan oleh para praktisi industri animasi dengan berbagai lembaga pemerintah pada tahun 2006 (inisiasi oleh Ainaki dengan mengundang British Councils Jakarta, Digital Studio College, Depdiknas, Depperind, Depdag, Depbudpar, Depnakertrans, Depkominfo, KNRT, dan Badan Nasional Sertifikasi Profesi - BNSP). Diskusi beri- kutnya diinisiasi oleh KNRT dengan mengundang lembaga terkait, dilakukan 2 kali. Pertimbangan lain juga didapat dari diskusi sejenis yang diselenggarakan oleh Depperin sesudahnya, serta masukan-masukan yang penulis dapatkan ketika mempresentasikan rencana penyelenggaraan Indonesia Creative Idol pada jajaran Depdag.
  • 16. SINERGI UNTUK SOLUSI BAB IV > KEBUTUHAN INDUSTRI Pada hakikatnya, yang dibutuhkan industri terdiri atas 4 hal, yaitu fasilitas edukasi, fasilitas produksi, promosi dan distribusi. Fasilitas edukasi terkait dengan tersedianya institusi pendidikan dan pelatihan, standar kompetensi, program pendidikan/kurikulum, lembaga sertifikasi profesi, pelatihan bertaraf nasional, pelatihan bertaraf internasional, dan diselenggarakan- nya seminar atau workshop. » Terkait dengan program pendidikan, industri memerlukan program yang da pat mengatasi masalah langsung, bukan yang berpanjang-panjang hanya karena memenuhi tuntutan pohon keilmuannya. Standar kompetensi harus menjadi acuan penyusunan program. » Fasilitas produksi terkait dengan peralatan produksi, manajemen produksi, biaya produksi, dan kebutuhan peralatan teknologi informasi dan komunikasi sebagai penunjang produksi. » Terkait dengan peralatan produksi, pemerintah harus mengatur secara cermat regulasi pengadaan dan penggunaan peralatan yang disediakan oleh pemerintah yang diperuntukkan sebagai bantuan kepada swasta. Sampai saat ini, masih banyak peralatan yang pengadaannya oleh pemerintah, tetapi ketika akan digu nakan oleh swasta belum dapat dilakukan karena regulasinya belum mendukung. » Terkait dengan biaya produksi, industri membutuhkan kemudahan pengurusan pinjaman bank dan regulasi perpajakan. Kebutuhan Promosi bagi industri, meliputi kebutuhan diselenggarakannya pameran nasional dan internasional, dikutsertakannya industri pada perdagangan interna- sional dan sebagai delegasi bisnis, serta kemudahan mengikuti festival nasional dan internasional. » Terkait dengan keikutsertaan industri pada pameran, perdagangan internasional, delegasi bisnis, industri sering memandang bahwa pemerintah perlu mencermati industri yang harus dibantu, bukan yang sudah menjadi besar dan mampu mem biayai perjalanan dan event. » Terkait dengan keikutsertaan industri dalam festival nasional dan internasional, industri membutuhkan bimbingan agar dapat memenangkan dirinya dalam festival, dan bukan sebaliknya, festival digunakan oleh pemerintah untuk mengukur industri yang sudah baik.
  • 17. SINERGI UNTUK SOLUSI Fasilitas distribusi yang dibutuhkan oleh industri adalah outlet, baik yang real maupun outlet maya. Outlet real dapat memanfaatkan keberadaan perdagangan internasional dan kantor Kadin di berbagai provinsi dan kabupaten/kota. Outlet maya dapat dilakukan dengan membuat website khusus setiap jenis industri dan website yang link dengan website lain yang terkait (termasuk website resmi departemen teknis). Selain 4 hal kebutuhan hakiki tersebut, masih terdapat kebutuhan berupa Bisnis Center yang independen dan mengakomodasi segala jenis dan strata industri, serta kemudahan mencari hasil kajian tentang industri tertentu, termasuk produk yang sedang diperlukan pasar, harga, dan persyaratan mutu. > Pembentukan Badan Mengingat ekonomi kreatif berbasis budaya kreatif ini menyangkut hampir semua spektrum kehidupan manusia dan terkait dengan berbagai departemen teknis sebagai Pembina, perlu adanya badan atau lembaga khusus, independen, yang mampu mensinergikan potensi berbagai departemen berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi, para praktisi industri, dan kalangan akademisi. Beberapa pengamat dan pemikir dalam beberapa kesempatan yang penulis ikuti diskusinya, merancang badan tersebut dikoordinasikan oleh Depbudpar, didukung oleh departemen teknis: 1. Depkominfo dan Depbudpar melakukan pembinaan dan pengembangan untuk Klaster Creative Conten; 2. Depperin dan Depdag melakukan pembinaan dan pengembangan untuk Klaster Creative Product; 3. Depbudpar melakukan pembinaan dan pengembangan untuk Klaster Creative Performance; 4. Kementerian Negara Riset dan Teknologi melakukan pembinaan dan pengembangan untuk Klaster Creative Science. 5. Departemen lain memberikan dukungan regulasi, antara lain melibatkan Dephukham untuk Hak Cipta dan Paten, Depkeu untuk masalah Keuangan dan Pajak, Depdiknas untuk masalah Program Pendidikan dan Kurikulum, Depnakertrans untuk masalah Standar Kompetensi, dan Depdag untuk masalah Perdagangan Dalam Negeri dan Internasional. > Pola Pola kerja badan atau lembaga sebagaimana disebut terdahulu dapat mengikuti pola kerja seperti KOCA (Korean Culture and Content Agency), sebuah lembaga independen di Korea. Setiap departemen yang terlibat diharapkan dapat menyelaraskan anggaran dan tugas pembinaan serta regulasi sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan pertumbuhan industri, tanpa harus salingmendahului, demi kepentingan bersama. Rancangan anggaran departemen disusun dengan acuan kebutuhan yang telah ditetapkan bersama dalam badan atau lembaga.
  • 18. SINERGI UNTUK SOLUSI Goal setting dalam bidang pendanaan yang bagus diharapkan dapat terjelma antardepartemen dengan prinsip taat azas terhadap rencana yang telah disepakati, misalnya, antara lain: 1. Depperin: pengadaan peralatan produksi, manajemen produksi, biaya produksi, dan share biaya pengadaan bisnis center; 2. Depdiknas: penunjukan institusi pendidikan, Program Pendidikan/ Kurikulum untuk pendidikan nasional/internasional, dan share biaya pengadaan bisnis center; 3. Depnakertrans: penyusunan standar kompetensi, pembentukan lembaga sertifikasi profesi, dan share biaya pengadaan bisnis center; 4. Depkominfo: pengadaan peralatan TIK, promosi dan info pameran nasional/ internasional, promosi dan info festival nasional/internasional dan share biaya pengadaan bisnis center; 5. Depdag: penyelenggaraan pameran dan festival nasional, pengikutsertaan industri pada pameran dan festival internasional serta delegasi bisnis, promosi dan pembukaan outlet di KBRI melalui atase perdagangan, dan share biaya pengadaan bisnis center; 6. Depbudpar: penyelenggaraan pameran nasional/internasional, pelatihan dalam rangka keikutsertaan industri dalam festIval internasional, dan share biaya pengadaan bisnis center; 7. Menegpora: penyelenggaraan pameran nasional, penyelenggaraan festival nasional, pelatihan nasional/internasional, dan share biaya pengadaan bisnis center; 8. Kadin: pembukaan outlet real pada Kadinda, pembuatan outlet maya, pembentukan badan atau lembaga (Pembina dan pengembang), share biaya pengadaan bisnis center; share biaya pengadaan bisnis center; 9. Depkeu: mengatur semua kebutuhan dana pada masing-masing departemen dan lembaga.
  • 19. > ACTION PLAN Rancangan kelompok pengembang ini telah merencanakan action plan sebagaimana terdapat dalam lampiran dibawah ini, meliputi kegiatan sejak tahun 2008 sampai dengan tahun 2012. ACTION PLAN
  • 20. BAB V > INDUSTRI BUDAYA dan MESIN KREATIVITAS Pada dasarnya untuk tetap dapat berkembang dan berkompetisi, semua jenis RAN GKUMA N industri memanfaatkan berbagai jenis kreativitas yang menempel pada orang- orang yang mendukungnya secara langsung ataupun melalui pembelajaran melalui jaringan informasi (internet). Sehingga seperti yang telah disampaikan di atas, sangatlah penting untuk memelihara dan mengembangkan kreativitas yang dimiliki masyarakat menjadi suatu “mesin kreativitas’ (creative engine) yang setiap kali dapat dimanfaatkan oleh industri. Ada dua sisi yang perlu diperhatikan dalam hal ini, pertama adalah kreativitas dari berbagai pelaku untuk menghasilkan suatu produk atau jasa kreatif. Kedua adalah membentuk pasar yang dapat dan senang untuk menyerap berbagai produk kreatif tersebut. Kedua sisi ini menjelaskan bahwa untuk menumbuhkan industri kreatif, kita perlu membangun suatu budaya kreatif, baik sebagai penghasil berbagai produk maupun sebagai penyerap dan pengguna dari berbagai produk tersebut. > BUDAYA KREATIF HANYA SEBAGIAN dari yang DIBUTUHKAN Bila kita berpandapat bahwa semua manusia di dunia yang berawal dari bayi itu sama, maka mengapa masyarakat di setiap bangsa atau suku menjadi demikian unik. Freud dalam bukunya mengatakan bahwa semua perbedaan itu muncul karena adanya perbedaan budaya yang di ‘instalasi’ kepada anak sejak masih berusia muda. Budaya unik pada setiap kelompok inilah yang pada akhirnya membentuk ‘modal budaya’ suatu bangsa atau suku untuk kemudian dapat dikembangkan sebagai modal untuk meningkatkan kesejahteraannya. Tentunya ‘budaya bangsa’ yang dibicarakan ini tidak hanya terbatas pada kekayaan budaya kreatif tetapi juga menyangkut budaya bekerja keras, budaya disiplin, budaya ingin maju dll. yang kesemuanya perlu menjadi suatu kesatuan budaya yang mampu memanfaatkan modal kreativitas bangsa menjadi sesuatu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kekayaan budaya dan kreativitas bangsa kita tidak serta-merta dapat diubah menjadi industri kreatif yang maju tanpa diiringi budaya kerja keras, budaya disiplin, budaya industri dll.
  • 21. > EKONOMI KREATIF Bahwa untuk menumbuhkan Ekonomi Kreatif diperlukan 2 hal yaitu : • Menciptakan Budaya Kreatif • Membentuk gaya hidup menikmati produk budaya & kreativitas lokal (sisi demand) Untuk Menciptakan Budaya Kreatif diperlukan pembentukan perilaku - karakter RAN GKUMA N pribadi agar ‘kreatif’ diantaranya adalah : • Jangan minta minta • Jangan nyontek • Sifat sportivitas Yang harus ditanamkan sejak usia dini sebagai pendidikan dasar. Untuk Membentuk Gaya hidup menikmati produk budaya & kreativitas lokal diperlukan outlet dapat berupa kegiatan dan fasilitas yang sifatnya memicu untuk bangga ‘pamer’ dengan buatan Indonesia. Buat produk Indonesia membanjiri dunia. Cara yang paling mudah adalah dengan cara berkampanye. Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan Komunikasi yang dan jaringan multimedia yang ada, sehingga dengan sedikit ‘kreatif’ akan tercapai tujuan efektif dan ekonomis. > STUDI KASUS ANIMASI Lewat animasi terbukti dapat mencakup banyak hal yaitu adalah sbb: • Pelajaran pertama yang diperoleh oleh balita dengan menonton animasi; • Karakter yang dibuat dapat di’karyakan’ lagi dalam bentuk film, games, vcd, merchandising yang tidak lapuk dimakan waktu (contoh: Disney); • Film Animasi dapat dianggap sebagai media awal untuk menumbuhkan rentetan industri terkait di belakangnya, karena dapat dinikmati oleh masyarakat banyak dengan fasilitas yang rata-rata terjangkau (melalui media TV). > SINERGI UNTUK SOLUSI Diperlukan sinergi antara semua pihak terkait termasuk pemerintah, industri, perbankan, komunitas, konsumen dalam suatu badan atau apapun bentuknya. Sehingga semua kegiatan terencana dan dari hulu sampai ke hilir. Dari ide – pendidikan - produksi – sampai ke pemasaran dan distribusi. Dan ini tidak akan mampu kalau hanya dilaksanakan oleh satu departemen saja. Banyak sudah studi kasus soal badan ini dari negara negara lain. Kita harus mampu menyaingi mereka. Inti dari sinergi adalah, semua salingmemberikan kekuatan terbaiknya, dan bukannya ingin menjadi yang terkuat dan ‘main’ sendiri.
  • 22. BAB VI Tidak ada rencana yang tidak baik saat ini, hanya saja, kita harus berpacu dengan waktu dan dana. Apalagi saat ini kejadian krisis keuangan dunia dapat memberi dampak yang kurang baik bagi pembangunan ekonomi Indonesia. Pembentukan rencana pemerintah memerlukan waktu yang relatif lama dan mahal, karena ada pokja, ada rapat bersama, dll, dsb. Ada cara yang belum pernah dicoba dan mudah, siapa tahu berdampak positif. Kita coba saja dengan menempatkan PENUTU P Staf Ahli Menteri Bidang Budaya dan Kreatif di setiap departemen pemerintah sehingga semua kegiatan diharapkan lebih kreatif (dalam arti tampilan lebih cantik dengan biaya yang lebih ekonomis), produknya menggunakan pola dan ragam hias budaya kita. Sesuatu yang menjadi kekhasan bangsa kita, di mata dunia.