11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
pengaruh budaya terhadap perikalu prososial
1. TUGAS ELEARNING
PSIKOLOGI SOSIAL II
Disusun Oleh :
NAMA : Agustin Ayu Indriyanti
NIM : (13081034)
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2014
2. 1. Apakah budaya mempegaruhi perilaku prososial? Jelaskan disertai contoh nyata yang ada di
kultur tertentu!
Pengaruh budaya terhadap perilak prososial
Masyarakat menciptakan aturan tentang pemberian bantuan, yang meliputi tanggung jawab
sosial prinsip timbal balik dan keadilan sosial
a. Bickman (Sears dkk,1994). Besarnya tangung jawab, hal ini berkaitan dengan kesadaran
dalam diri seseorang bahwa dirinya adalah bagian dari sebuah komunitas masyarakat
yang mengharuskan dirinya untuk berkerja sama dengan orang lain.
b. Teori norma sosial bersumber dari pola hubungan masyarakat yang dilihat dari beberapa
aspek, diantaranya:
Norma timbal balik, membalas pertolongan dengan pertolongan
Norma tanggung jawab sosial, menolong orang lain tanpa mengharapkan balasan.
Norma keseimbangan, bahwa manusia memiliki perilaku menolong karena untuk
mempertahankan keseimbangan.
Munculnya Perilaku Menolong Masyarakat Suku Kajang, Bulukumba, Makasar,
Sulawesi Selatan
Masyarakat yang masih memegang teguh adat-istiadat akan selalu kita jumpai
perilaku ini. Masyarakat Suku Kajang, menganggap hidup yang individualis adalah hidup
yang menyimpang dan antisosial dan dalam pergaulan dimasyarakat akan dikucilkan karena
dianggap melanggar norma dan tatanam adat yang ada.
Teori munculnya perilaku menolong, ataupun faktor-faktor yang mempengaruhi
perilaku menolong, menjadikan lingkungan sebagai alat utama pembentuk sikap menolong
ini. Walaupun ada beberapa pandangan lain yang menganggap bahwa sikap altruis itu sudah
dibawah sejak lahir (Pandangan Islam), tetapi masih membutuhkan lingkungan sebagai
tempat sosialisasi dalam mengembangkan fitrah/potensi altruis ini. Masyarakat Suku Kajang
sebagai suku yang menjunjung tinggi sikap menolong (rera) dan merupakan suatu norma
dalam hubungan antar anggota suku (masyarakat) membuat perilaku menolong tidak asing
bagi masyarakat Kajang. Keadaan alam yang masih sukar untuk ditaklukkan sendiri,
sehingga masih membutuhkan bantuan orang lain. Lingkungan Suku/daerah yang
mendukung munculnya perilaku altruis memupuk tumbuh suburnya sikap ini. Suku Kajang
3. yang terkesan tertutup membuat suku ini jauh dari pengaruh budaya-budaya lain yang
bersifat negatif.
2. Bagaimana pegaruh jenis kelamin terhadap prilaku prososial?jelaskan!
Pengaruh jenis kelamin terhadap perilaku prososial
a. Adanya perbedaan jenis kelamin membawa konsekuensi perbedaan perkembangan fisik,
dan psikis pada pria dan wanita (Daniel, 1965)
b. Dalam penelitian Denmark dan Watere menunjukan, bahwa Stereotipe peran sex yang
tredisional msih tetap dipegang sampai sekarang ini, yaitu wanita harus pasif, tergantung,
merendahkan diri, dan dijaga. Sedangan pria harus domina, agresif dan tidaak tergantung
(Bonang, 1968)
c. Menurut Sadil (1980) dalam lingkungan masyarakat Jawa, wanita cenderung lebih
dilindungi diharapkan bersikap lembut, dan dituntut tingkah laku konfrom terhadap
aturan – aturan dalam masyarakat. Pendapat diatas didukung oleh Kartini – Kartono
(1977) bahwa wanita diharapkan bersikap lembut, ramah, rendah hati, cinta kasih, lebih
memusatkan pada kepentingan orang lain dan bersikap memelihara. Hal ini berlaku bagi
semua suku bangsa.
Oleh karena itu, secara stereotip dalam budaya indonesia wanita dianggap sebagai insane
yang lemah daripada pria. Dengan adanya stereotip tersebut pria lebih dahulu diharapkan
membantu. Dengan demikian, wanita akan cenderung lebih banyak menerima pertolongan
daripada pria.