3. Pengertian Logika
Logika berasal dari kata Yunani kuno “logos” yang berarti hasil pertimbangan akal
pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. Logika adalah salah satu
cabang filsafat. Sebagai ilmu, logika disebut dengan logike episteme (bahasa Latin: logica
scientia) atau ilmu logika (ilmu pengetahuan) yang mempelajari kecakapan untuk berpikir secara
lurus, tepat, dan teratur. Ilmu di sini mengacu pada kemampuan rasional untuk mengetahui dan
kecakapan mengacu pada kesanggupan akal budi untuk mewujudkan pengetahuan ke dalam
tindakan.
Kata logis yang dipergunakan tersebut bisa diartikan dengan masuk akal. Logika
merupakan sebuah ilmu pengetahuan yang objek materialnya adalah berpikir dengan penalaran,
dan objek formal logika adalah penalaran yang ditinjau dari segi ketepatannya.
Logika ialah sebuah inti dari sebuah konsep bentuk logis. Konsep itu menyatakan
bahwa kesahihan (validitas) sebuah argumen ditentukan oleh bentuk logisnya, bukan oleh
isinya. Dalam hal ini logika menjadi alat untuk menganalisis argumen, yakni hubungan antara
kesimpulan dan bukti atau bukti-bukti yang diberikan (premis).
4. Logika alamiah adalah kinerja akal budi manusia
yang berpikir secara tepat dan lurus sebelum dipengaruhi oleh
keinginan-keinginan dan kecenderungan-kecenderungan yang
subjektif. Kemampuan logika alamiah manusia ada sejak lahir.
Logika ini bisa dipelajari dengan memberi contoh penerapan
dalam kehidupan nyata.
Logika ilmiah memperhalus, mempertajam pikiran
serta akal budi. Logika ilmiah menjadi ilmu khusus yang
merumuskan asas-asas yang harus ditepati dalam setiap
pemikiran. Berkat pertolongan logika ilmiah inilah akal budi
dapat bekerja dengan lebih tepat, lebih teliti, lebih mudah, dan
lebih aman. Logika ilmiah dimaksudkan untuk menghindarkan
kesesatan atau, paling tidak, dikurangi.
5. Dasar penalaran dalam logika ada dua, yaitu :
• Penalaran deduktif, kadang disebut logika deduktif, adalah
penalaran yang membangun atau mengevaluasi argumen
deduktif. Argumen dinyatakan deduktif jika kebenaran dari
kesimpulan ditarik atau merupakan konsekuensi logis dari
premis-premisnya. Argumen deduktif dinyatakan valid atau
tidak valid, bukan benar atau salah. Sebuah argumen
deduktif dinyatakan valid jika dan hanya jika kesimpulannya
merupakan konsekuensi logis dari premis-premisnya.
• Penalaran induktif, kadang disebut logika induktif, adalah
penalaran yang berangkat dari serangkaian fakta-fakta
khusus untuk mencapai kesimpulan umum.
7. Etika adalah ilmu yang mempelajari baik dan buruknya
serta kewajiban, hak, dan tanggung jawab, baik itu secara
sosial maupun moral, pada setiap individu di dalam kehidupan
bermasyarakatnya. Atau bisa dikatakan juga bahwa etika
mencakup nilai yang berhubungan dengan akhlak individu
terkait benar dan salahnya.
Pengertian Etika
8. • Aristoteles merupakan seorang filsuf asal Yunani dan murid dari Plato berpendapat dengan membagi etika
menjadi 2 pengertian, yakni terminius technicus dan manner and cutom. Terminius technicus merupakan
etika sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari problema tingkah laku atau perbuatan individu
(manusia), sedangkan Manner and Cutom merupakan pengkajian etika berkaitan dengan tata cara dan
adat yang melekat dalam diri individu, serta terkait dengan baik dan buruknya tingkah laku, perbuatan,
ataupun perilaku individu tersebut.
• Menurut K. Bertens, pengertian etika, yakni: Etika adalah nilai moral dan norma yang menjadi pedoman,
baik bagi suatu individu maupun suatu kelompok, dalam mengatur tindakan atau perilaku. Dengan kata
lain, pengertian ini disebut juga sebagai sistem nilai di dalam hidup manusia, baik perorangan maupun
bermasyarakat. Etika berarti ilmu mengenai baik dan buruknya manusia (moral). Kemudian, etika juga
diartikan sebagai kumpulan nilai moral dan asas (kode etik).
• Sumaryono mendefinisikan etika sebagai studi yang membahas mengenai suatu kebenaran dari tindakan
atau perilaku manusia atas kodrat atau fitrah yang memang sudah melekat pada diri manusia itu.
Menurut Para Ahli
9. Etika mempunyai sifat mutlak atau absolut berarti sebuah etika berlaku untuk
siapa saja, di mana saja, dan kapan saja. Etika sebagai prinsip yang tidak dapat
dinegosiasikan dan tidak pula tergantung dengan dasar moral yang berubah-ubah. Cara
perspektif batin yang berhubungan dengan baik dan buruknya suatu perbuatan yang
dilakukan oleh manusia atau individu. Pada hakikat, setiap manusia tentu diajarkan
berbagai hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Maka lambat laun manusia akan
mengetahui perkara yang baik dan buruk sehingga akan terbentuk dan tertanam di
hatinya.
Adapun banyak jenis etika yang dapat kita jumpai di lingkungan sekitar,
misalnya, etika berteman, etika profesi atau kerja, etika dalam rumah tangga, etika
dalam melakukan bisnis, dan semacamnya. Etika tentunya harus dimiliki oleh setiap
individu dan sangat dibutuhkan dalam bersosialisasi yang mana hal itu menjadi
jembatan agar terciptanya suatu kondisi yang baik di dalam kehidupan bermasyarakat.
11. Logika adalah bagian filsafat yang mempersoalkan bentuk susunan atau cara penyusun
pikiran. Logika berbicara mengenai hal “benar” dan “salah”. Benar dan salah akan memiliki
impact yang cepat dan langsung terasa, dapat dihitung, dibuktikan, dan lebih eksplisit.
Etika adalah bagian filsafat nilai dan penilaian yang membicarakan perilaku seseorang
dari sudut baik dan jahat. Semua perilaku mempunyai nilai, jadi tidak benar suatu perilaku
dikatakan tidak etis dan etis. Lebih tepatnya adalah perilaku beretika baik atau perilaku beretika
tidak baik, sejalan dengan perkembangan penggunaan bahasa yang berlaku sekarang. Istilah
etis dan tidak etis, tidak baik untuk hal yang sama. Demikian juga etis baik dan baik dan etis
tidak baik. Dalam hal perilaku digunakan istilah baik dan jahat untuk etika karena perbuatan
manusia yang tidak baik berarti merusak sedangkan perbuatan yang baik berarti membangun.
12. Hubungan antara logika, etika dalam sehari-hari adalah
bagaimana kita dapat menjalankan keduanya dalam
setiap pemikiran dan tindakan sehari-hari. Logika
membicarakan tentang pandangan benar dan salah
yang dapat dihitung, dibuktikan, dan berdampak secara
langsung dan cepat. Etika membicarakan tentang
pandangan baik dan buruk yang setiap pribadi dan
lingkungan dapat memandangnya secara berbeda-beda
(abstrak). Sehingga, dalam kehidupan sehari-hari
hubungannya adalah dengan menyatukan kedua
pandangan ini dalam setiap tindakan.
13. CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics
& images by Freepik
Veuillez conserver cette diapositive pour l'attribution
Terima
Kasih