SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
SIL, SIF, LOPA, DAN MAINTENANCE
Oleh :
Muizzudin Ahmad Budianto 10511810000022
Naufal Saifullah Kamal Al Majid 10511810000024
SIL(SAFETY INTEGERITY LEVEL) DAN SIF(SAFETY
INSTRUMENTED FUNCTION)
• SIL (Safety Integrity Level) adalah pengukur dari sistem safety dan bukan sebagai pengukur
resiko proses. berdasar analisa resiko dan bahaya, setiap individu SIF(sfety Instrumented
Function) diakses atau dikaji untuk kebutuhan level kinerja atau SIL. SIS(Safety Instrumented
System) mungkin dapat mempunyai SIL-SIL yang berbeda - beda untuk setiap SIF - SIF
individu.
• SIF (Safety Instrumented Function) adalah sebuah fungsi yang diterpakan dan
diimplementasikan oleh SIS(safety instrumented sistem) yang ditujukan untuk mencapai atau
menjaga kondisi aman proses dengan mengacu pada sebuah kejadian berbahaya (hazardous)
yang spesifik. Nantinya didalam SIS ini akan terdapat banyak SIF. Sedangkan sebuah SIF
sendiri terdiri dari berbagai tingkatan SIL. Setiap SIF dapat juga mempunyai arsitektur yag
sama ataupun berbeda antara satu dengan yang lainnya.
LEVEL SIL MENURUT IEC61508/IEC61511
IEC 61508 adalah standar
internasional dari IEC mengenai
cara menerapkan, merancang,
membuat, dan memelihara sistem
perlindungan otomatis yang
disebut safety-related systems.
PENENTUAN SIL
• Safety Instrumented System (SIS) merupakan kumpulan dari beberapa alat yang berfungsi
pengamanan atau Safety Instrumented Function (SIF), dimana 1 SIF mempunyai 1 sensor, 1
logic solver, dan 1 valve.
• Dalam 1 SIF inilah dikenal istilah SIL atau Safety Integrity Level. SIL sendiri merupakan ukuran
dari kemampuan SIF untuk menurunkan tingkat risiko. Dalam standar IEC 61508 terdapat 4
level SIL, yaitu:
• SIL 1 merupakan kemampuan SIF menurunkan risiko dari 0,1 sampai 0,01.
• SIL 2 memiliki kemampuan menurunkan risiko dari 0,01 hingga 0,001.
• SIL 3 memiliki rentang penurunan risiko sebesar 0,001 hingga 0,0001, dan
• SIL 4 memiliki kemampuan reduksi risiko 0,0001 hingga 0,00001.
• Ada banyak metode dalam menentukan SIL suatu SIF, namun yang lazim atau sering
dipergunakan oleh para praktisi functional safety ada 3, yaitu : Risk Matrix, Risk Graph, dan
LOPA.
RISK MATRIKS
• Matriks risiko kadang-kadang juga disebut Probability Matrix atau Impact Matrix adalah alat yang efektif yang dapat membantu
dalam evaluasi risiko dengan berfokus pada kemungkinan risiko potensial. Matriks penilaian risiko dapat membantu menghitung
risiko pekerjaan dengan cepat. Ini dilakukan dengan mengidentifikasi hal-hal yang mungkin terjadi dan menimbang potensi
kerugian. Ini memudahkan memprioritaskan masalah. Tindakan akan diperlukan untuk menjaga pekerjaan tetap pada jalurnya dan
berjalan aman. Manajemen harus memikirkan potensi risiko yang mungkin untuk menghindari terjadinya risiko tersebut.
• Berikut adalah beberapa manfaat membuat matrix risiko:
• Dapat memprioritaskan risiko dengan tingkat keparahan.
• Proses sederhana untuk pengelolaan risiko.
• Menemukan risiko potensial dengan upaya minimal.
• Informasi dicatat dan diaudit.
• Menetralisir konsekuensi yang mungkin terjadi.
• Cara membuat Risk Matrix :
• Identifikasi Bahaya
• Analisis Resiko
• Menentukan Dampak Resiko
• Prioritaskan Resiko
GRAPH RISK
• Grafik Risiko asli pada prinsipnya adalah metode
kualitatif. Itu pertama kali diterbitkan dalam standar DIN V
19250 [Ref. 6]. Metode ini selanjutnya dimasukkan dalam
IEC 60508 Bagian 5 Lampiran E [1] dan ISA 84.00.01
(IEC 61511) Bagian 3 Lampiran D dan E [2, 4]. Metode
Grafik Risiko dijelaskan oleh beberapa standar sebagai
kualitatif [1] dan lainnya sebagai semi-kuantitatif [4].
Namun, tidak ada modifikasi substansial antara kedua
grafik. Metode ini memungkinkan pemilihan tingkat SIL
dengan analisis yang disederhanakan berdasarkan
pengetahuan tentang faktor risiko yang terkait dengan
proses dan sistem kontrolnya [4]. Metode ini terdiri dari
grafik seperti pohon di mana setiap tahap mewakili satu
faktor risiko dan cabang-cabang nilai yang berbeda yang
dapat diambil oleh setiap faktor. Grafik Risiko bermaksud
untuk membuat penilaian berjenjang sebagai skenario
berbahaya berdasarkan serangkaian parameter yang
mewakili faktor risiko tersebut mengingat tidak ada SIF di
tempat. SIL dikerjakan dengan memilih setiap parameter
dari set nilai yang telah ditentukan sebelumnya.
LOPA (LAYER OF PROTECTION ANALYSIS)
• LOPA adalah metode kuantitatif yang meng-identifikasi dan meng-analisa efek lapisan
proteksi independen IPL (Independence Protection Level)- alat, sistem atau aksi yang mampu
mencegah adanya bahaya. LOPA adalah sangat detail dan perlu anggota-anggota dari
sebuah organisasi untuk menyetujui level toleransi resiko. Analisa kuantitatif akan
memberikan level kinerja yang diperlukan lebih rendah sehingga mengurangi biaya sistem
safety.
• Dalam LOPA sendiri memiliki beberapa lapisan yang disebut IPL(Independent Protection
Layer) adalah sebuah alat sistem, atau tindakan yang dapat mencegah scenario proses
menjadi yang tidak diinginkan dari initiating events. Perbedaan antara IPL dan safeguard
adalah penting. Safeguard adalah alat, sistem atau tindakan yang akan menghentikan rantai
kejadian setelah initiating events. Efektivitas IPL dihitung dengan istilah probability failure on
demang (PFD) yang merupakan kemungkinan suatu sistem akan gagal melaksanakan
fungsinya yang spesifik. PFD adalah angka tanpa dimensi antara 0 dan 1.
LAPISAN LOPA(LAYER OF PROTECTION
ANALYSIS)
LOPA(LAYER OF PROTECTION ANALYSIS)
1. Process Design
• Pada banyak perusahaan, diasumsikan
bahwa beberapa skenario tidak dapat
terjadi karena desain yang inherently
safer pada peralatan dan proses. Pada
perusahaan lainnya, beberapa fitur pada
desain proses yang inherently safer
dianggap nonzero PFD masih terjadi,
artinya masih mungkin mengalami
kegagalan industri. Desain proses harus
dianggap sebagai IPL, atau ditetapkan
sebagai metode untuk mengeliminasi.
2. BPCS(Basic Process Control System)
• BPCS meliputi kendali manual normal,
adalah level perlindungan pertama selama
operasi normal. BPCS didesain untuk
menjaga proses berada pada area aman.
Operasi normal dari BPCS control loop
dapat dimasukkan sebagai IPL jika sesuai
kriteria. Ketika memutuskan menggunakan
BPCS sebagai IPL, analis harus mengevaluasi
efektivitas akses kendali dan sistem
keamanan ketika kesalahan manusia dapat
menurunkan kemampuan BPCS.
LOPA(LAYER OF PROTECTION ANALYSIS)
3. Critical Alarms and Human Intervention
Sistem ini merupakan level perlindungan
kedua selama operasi normal dan harus
diaktifkan oleh BPCS. Tindakan operator,
diawali dengan alarm atau observasi, dapat
dimasukkan sebagai IPL ketika berbagai
kriteria telah dapat memastikan kefektifan
tindakan.
4. Automatic Action (SIS, SIF, SIL, ESD)
SIF adalah kombinasi sensor, logic solver, dan
final element dengan tingkat integritas
keselamatan spesifik yang mendeteksi
keadaan diluar batas dan membawa proses
berada pada fungsi yang aman. SIF
merupakan fungsi independent dari BPCS. SIF
normalnya ditetapkan sebagai IPL dan desain
dari suatu sistem, tingkat pengurangan, dan
jumlah dan tipe pengujian akan menentukan
PFD dari SIF yang diterima LOPA.
LOPA(LAYER OF PROTECTION ANALYSIS)
5. Active Protection/Physical Protection (Relief
Valves, Rupture Disc, dsb.)
Alat ini, ketika ukuran, desain, dan perawatannya
sesuai, adalah IPL yang dapat
menyediakan perlindungan tingkat
tinggi untuk mencegah tekanan berlebih.
Keefektifan alat ini dapat rusak akibat kotor dan
korosi, jika block valves dipasang di bawah relief
valve, atau jika aktivitas inspeksi dan perawatan
sangat memprihatinkan.
Passive Protection/Post Release Protection
(Dikes, Blast Walls, dsb)
IPL ini adalah alat pasif yang dapat menyediakan
perlindungan tingkat tinggi jika didesain dan
dirawat dengan benar walaupun laju kegagalan
rendah kemungkinan kegagalan tetap wajib
dimasukkan dalam skenario
6. Plant Emergency Respons
Fitur ini (Pemadam Kebakaran, Sistem
Pemadaman manual, fasilitas evakuasi, dsb)
secara normal tidak ditetapkan dalam IPLs
karena diaktifkan setelah pelepasan awal dan
terlalu banyak variabel yang mempengaruhi
efektivitas dalam mengurangi skenario.
7. Community Emergency Response
Pengukuran meliputi evakuasi komunitas dan
tempat perlindungan secara normal tidak
ditetapkan sebagai IPL karena diaktifkan setelah
pelepasan awal dan terlalu banyak variabel yang
mempengaruhi efektivitas dalam mengurangi
skenario. Hal ini tidak menyediakan perlindungan
terhadap personil plant.
MAINTENANCE
• Merupakan serangkaian kebijakan yang diperlukan untuk mempertahankan atau
mengembalikan suatu barang dalam keadaan operasional yang efektif. Terdapat beberapa
jenis maintenance yang diterapkan dalam dunia instrumentasi yaitu:
• Corrective Maintenance
• Preventive Maintenance
• Predictive Maintenance
CORRECTIVE MAINTENANCE
• Definisi : Merupakan kegiatan perawatan yang dilakukan setelah mesin atau fasilitas produksi mengalami kerusakan atau
gangguan sehingga tidak dapat berfungsi dan memproduksi dengan baik dan benar.
• Proses Kerja : Kegiatan corrective maintenance bersifat perbaikan yakni menunggu sampai kerusakan terjadi terlebih dahulu,
kemudian baru diperbaiki agar fasilitas produksi maupun peralatan yang ada dapat dipergunakan kembali dalam proses produksi
sehingga operasi dalam proses produksi dapat berjalan lancar dan kembali normal. Apabila suatu perusahaan hanya mengambil
tindakan untuk melakukan corrective maintenance saja, maka terdapat faktor ketidakpastian akan lancarnya fasilitas dalam proses
produksi maupun peralatannya sehingga akan menimbulkan efek-efek yang dapat menghambat kegiatan produksi Apabila Nanti
terjadi kerusakan maupun gangguan secara tiba-tiba pada fasilitas produksi yang dipakai perusahaan.Tindakan corrective
maintenance (CM) ini kelihatannya lebih murah biayanya dibandingkan tindakan preventive maintenance (PM). Namun, saat
kerusakan terjadi selama proses produksi berlangsung, maka biaya perawatan akan mengalami peningkatan akibat terhentinya
proses produksi. Selain itu, biaya-biaya perawatan dan pemeliharaan akan membengkak pada saat terjadinya kerusakan tersebut.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tindakan ini lebih memusatkan permasalahan setelah permasalahan itu terjadi, bukan
menganalisa masalah untuk mencegahnya agar tidak terjadi. Tindakan corrective maintenance jauh lebih mahal, maka sedapat
mungkin harus dicegah dengan mengintensifkan kegiatan preventive maintenance. Diperlukan juga adanya pertimbangan bahwa
dalam jangka panjang untuk mesin-mesin yang mahal dan termasuk dalam ”critical unit” dari proses produksi, PM akan jauh lebih
menguntungkan dibandingkan CM. Corrective Maintenance dapat dihitung dengan MTTR (mean time to repair) dimana time to
repair ini meliputi beberapa aktivitas yang biasanya dibagi ke dalam 3 grup, antara lain :
• Preparation time Waktu yang dibutuhkan untuk persiapan seperti mencari orang untuk pekerjaan, travel, peralatan sudah
dipenuhi atau belum dan tes perlengkapan.
• Active Maintenance time Waktu yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan tersebut. Meliputi waktu untuk mempelajari repair
charts sebelum actual repair dimulai dan waktu yang dihabiskan dalam menverifikasi bahwa kerusakan tersebut sudah
diperbaiki. Kemungkinan juga meliputi waktu untuk post-repair documentation ketika hal tersebut harus diselesaikan sebelum
perlengkapan tersedia. Contohnya Aircraft.
• Delay Time (Logistic time) Waktu yang dibutuhkan untuk menunggu komponen dalam mesin untuk diperbaiki.
PREVENTIVE MAINTENANCE
• Definisi : adalah pemeliharaan yang dilakukan secara terjadwal, umumnya secara periodik, dimana sejumlah tugas pemeliharaan
seperti inspeksi, perbaikan, penggantian, pembersihan, pelumasan dan penyesuaian dilaksanakan guna menghindari timbulnya
kerusakan mesin
• Proses Kerja :
• Melakukan pencatatan dan pengelolaan data tentang perawatan, kegagalan, dan penggunaan peralatan (dasar analisis peralatan)
• Semua jenis kegiatan predictive. Termasuk inspeksi, melakukan pengukuran,inspeksi part untuk kualitas, analisis pelumas, temperature, getaran,
kebisingan, pencatatan semua data dari kegiatan predictive untuk trend analysis
• Perbaikan minor (30 menit), dorongan yang besar kearah produktivitas
• Writing up setiap kondisi yang memerlukan perhatian khusus , yang berpotensial kearah kegagalan
• Penjadwalan dan pelaksanaan perbaikan yang dinstruksikan
• Menggunakan frekuensi dan severity kegagalan untuk meningkatkan PM task list
• Training dan upgrading kemampuan system PM.
• Macam – Macam Preventive :
• Routine maintenance. Kegiatan perawatan yang dilakukan secara rutin. Contohnya, yaitu pembersihan fasilitas atau peralatan, pelumasan
(lubrication) atau pengecekan oli, pengecekan isi bahan bakarnya dan apakah termasuk dalam pemanasan (warming up) dari mesin-mesin selama
beberapa menit sebelum dipakai beroperasi sepanjang hari.
• Periodic maintenance. Kegiatan perawatan yang dilakukan secara periodic atau dalam jangka waktu tertentu.
PREVENTIVE MAINTENANCE
• Tujuan :
• Memperpanjang umur produktif asset dengan mendeteksi bahwa sebuah asset memiliki titik kritis penggunaan (critical wear point) dan mungkin akan
mengalami kerusakan.
• Melakukan inspeksi secara efektif dan menjaga supaya kondisi peralatan selalu dalam keadaan sehat.
• Mengeliminir kerusakan peralatan dan hasil produksi yang cacat serta meningkatkan ketahanan mesin dan kemampuan proses
• Mengurangi waktu yang terbuang pada kerusakan peralatan dengan membuat aktivitas pemeliharan peralatan
• Menjaga biaya produksi seminimum mungkin.
• Manfaat :
• Memperkecil overhaul ( turun mesin ).
• Mengurangi kemungkinan reparasi berskala besar.
• Mengurangi biaya kerusakan / pergantian mesin.
• Memperkecil kemungkinan produk-produk yang rusak.
• Meminimalkan persediaan suku cadang.
• Memperkecil hilangnya gaji – gaji tambahan akibat penurunan mesin ( overhaul ).
• Menurunkan harga satuan dari produk pabrik.
PREDICTIVE MAINTENANCE
• Definisi : Maintenance jenis ini memiliki kesamaan dengan preventive maintenance tetapi tidak dijadwal secara teratur.Predictive
maintenance mengantisipasi kegagalan sebuah perlengkapan sebelum terjadi kehancuran total. Predictive maintenance
menganalisa suatu situasi peralatan dari trend perilaku peralatan. Trend ini dapat dipakai untuk menebak sampai kapan peralatan
dapat beroperasi secara normal. Sedangkan preventive maintenance adalahtindakan pemeliharaan yang terjadwal dan terencana.
Hal inidilaksanakan untuk mengantisipasi masalah-masalah yang bisa mengakibatkan kehancuran pada komponen atau perangkat
dan menjaganya tidak jarang kali tetap normal sekitar dalam operasi.
• Tujuan dan Fungsi :
• menangkal terjadinya kehancuran peralatan sekitar operasi berlangsung.
• mengeleminasi gangguan pada mesin dengan merealisasikan teknologi yang cocok untuk mengukur situasi dari suatu mesin, mengidentifikasi dan
mengadukan permasalahan segera mungkin serta menebak atau memperkirakan waktu pelaksanaan perbuatan korektif dilaksanakan
PREDICTIVE MAINTENANCE
• Metode – metode yang mempengaruhi Predictive Maintenance, Untuk membantu melaksanakan Predictive Maintenance terdapat
sesuatu diagram analis predictive yang sering digunakan yang mengacu pada kondisi peralatan produksi. Dalam Predictive
Maintenance terdapat metode metode dalam pemantauan atau monitoring kondisi dari suatu peralatan produksi, antara lain :
• Memonitoring minyak pelumas dengan cara mengambil sebuah sample oli dari peralatan produksi untuk mengecek tingkat kekentalannya / untuk
melihat kualitas oli yang tersimpan di tangki oli.
• Monitoring Visual Metode ini menggunakan pancaindra yang meliputi indra penglihatan, indra perasa, dan indra pendengaran guna mengetahui
kondisi mesin.
• Monitoring kinerja merupakan teknik dalam memonitoring kondisi mesin produksi dengan cara memeriksa dan mengukur parameter kinerja
kemudian dibandingkan dengan standardnya.
• Monitoring geometris diharapkan penyimpangan geometris yang terjadi pada peralatan produksi dapat kita ketahui dan dapat dilakukan kegiatan
pengukuran leveling dan pengukuran posisi (alignment)
• Monitoring getaran, pada monitoring ini memeriksa dan mengukur letak getaran secara rutin dan terus menerus.
TERIMA KASIH…

More Related Content

What's hot

Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasiContoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasiAli Hasimi Pane
 
06. Konsep Pola Umum Aliran Bahan, dan Peralatan Pemindahan Bahan
06. Konsep Pola Umum Aliran Bahan, dan Peralatan Pemindahan Bahan06. Konsep Pola Umum Aliran Bahan, dan Peralatan Pemindahan Bahan
06. Konsep Pola Umum Aliran Bahan, dan Peralatan Pemindahan BahanMercu Buana University
 
SNI 16-7062-2004 tentang Pengukuran Intensitas Penerangan di Tempat Kerja
SNI 16-7062-2004 tentang Pengukuran Intensitas Penerangan di Tempat KerjaSNI 16-7062-2004 tentang Pengukuran Intensitas Penerangan di Tempat Kerja
SNI 16-7062-2004 tentang Pengukuran Intensitas Penerangan di Tempat KerjaMuhamad Imam Khairy
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 3 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 3 okkMekanika fluida 2 pertemuan 3 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 3 okkMarfizal Marfizal
 
SNI 16-7063-2004 tentang Nilai Ambang Batas Iklim Kerja (Panas), Kebisingan, ...
SNI 16-7063-2004 tentang Nilai Ambang Batas Iklim Kerja (Panas), Kebisingan, ...SNI 16-7063-2004 tentang Nilai Ambang Batas Iklim Kerja (Panas), Kebisingan, ...
SNI 16-7063-2004 tentang Nilai Ambang Batas Iklim Kerja (Panas), Kebisingan, ...Muhamad Imam Khairy
 
5. alat pelindung diri
5. alat pelindung diri5. alat pelindung diri
5. alat pelindung diriWinarso Arso
 
SNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat Kerja
SNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat KerjaSNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat Kerja
SNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat KerjaMuhamad Imam Khairy
 
2 keselamatan kerja di pengecoran logam
2 keselamatan kerja di pengecoran logam2 keselamatan kerja di pengecoran logam
2 keselamatan kerja di pengecoran logamYudi Hartono
 
Tabel bunga pemajemukan diskrit
Tabel  bunga  pemajemukan  diskritTabel  bunga  pemajemukan  diskrit
Tabel bunga pemajemukan diskritRyry Rizky Asri
 
95652732 major-losses-adalah-kerugian-pada-aliran-dalam-pipa-yang-disebabkan-...
95652732 major-losses-adalah-kerugian-pada-aliran-dalam-pipa-yang-disebabkan-...95652732 major-losses-adalah-kerugian-pada-aliran-dalam-pipa-yang-disebabkan-...
95652732 major-losses-adalah-kerugian-pada-aliran-dalam-pipa-yang-disebabkan-...wahyuddin S.T
 
Makalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
Makalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3)Makalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
Makalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3)Lilis Suryani Arta
 
Proteksi sistem-tenaga-listrik
Proteksi sistem-tenaga-listrikProteksi sistem-tenaga-listrik
Proteksi sistem-tenaga-listrikJohari Zhou Hao Li
 
Tugas 1 ekonomi teknik
Tugas 1 ekonomi teknikTugas 1 ekonomi teknik
Tugas 1 ekonomi teknikirwan zulkifli
 
Fmea, definis dan konsep
Fmea, definis dan konsepFmea, definis dan konsep
Fmea, definis dan konsepdodi mulya
 

What's hot (20)

Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasiContoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
 
06. Konsep Pola Umum Aliran Bahan, dan Peralatan Pemindahan Bahan
06. Konsep Pola Umum Aliran Bahan, dan Peralatan Pemindahan Bahan06. Konsep Pola Umum Aliran Bahan, dan Peralatan Pemindahan Bahan
06. Konsep Pola Umum Aliran Bahan, dan Peralatan Pemindahan Bahan
 
Ekonomi teknik
Ekonomi teknikEkonomi teknik
Ekonomi teknik
 
SNI 16-7062-2004 tentang Pengukuran Intensitas Penerangan di Tempat Kerja
SNI 16-7062-2004 tentang Pengukuran Intensitas Penerangan di Tempat KerjaSNI 16-7062-2004 tentang Pengukuran Intensitas Penerangan di Tempat Kerja
SNI 16-7062-2004 tentang Pengukuran Intensitas Penerangan di Tempat Kerja
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 3 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 3 okkMekanika fluida 2 pertemuan 3 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 3 okk
 
Bab 9-cpm-pert
Bab 9-cpm-pertBab 9-cpm-pert
Bab 9-cpm-pert
 
SNI 16-7063-2004 tentang Nilai Ambang Batas Iklim Kerja (Panas), Kebisingan, ...
SNI 16-7063-2004 tentang Nilai Ambang Batas Iklim Kerja (Panas), Kebisingan, ...SNI 16-7063-2004 tentang Nilai Ambang Batas Iklim Kerja (Panas), Kebisingan, ...
SNI 16-7063-2004 tentang Nilai Ambang Batas Iklim Kerja (Panas), Kebisingan, ...
 
5. alat pelindung diri
5. alat pelindung diri5. alat pelindung diri
5. alat pelindung diri
 
Pencahayaan
PencahayaanPencahayaan
Pencahayaan
 
Pemeliharaan (Maintenance)
Pemeliharaan (Maintenance)Pemeliharaan (Maintenance)
Pemeliharaan (Maintenance)
 
SNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat Kerja
SNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat KerjaSNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat Kerja
SNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat Kerja
 
2 keselamatan kerja di pengecoran logam
2 keselamatan kerja di pengecoran logam2 keselamatan kerja di pengecoran logam
2 keselamatan kerja di pengecoran logam
 
Tabel bunga pemajemukan diskrit
Tabel  bunga  pemajemukan  diskritTabel  bunga  pemajemukan  diskrit
Tabel bunga pemajemukan diskrit
 
routh hurwitz
routh hurwitzrouth hurwitz
routh hurwitz
 
95652732 major-losses-adalah-kerugian-pada-aliran-dalam-pipa-yang-disebabkan-...
95652732 major-losses-adalah-kerugian-pada-aliran-dalam-pipa-yang-disebabkan-...95652732 major-losses-adalah-kerugian-pada-aliran-dalam-pipa-yang-disebabkan-...
95652732 major-losses-adalah-kerugian-pada-aliran-dalam-pipa-yang-disebabkan-...
 
Makalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
Makalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3)Makalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
Makalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
 
Proteksi sistem-tenaga-listrik
Proteksi sistem-tenaga-listrikProteksi sistem-tenaga-listrik
Proteksi sistem-tenaga-listrik
 
Kendali level air
Kendali level airKendali level air
Kendali level air
 
Tugas 1 ekonomi teknik
Tugas 1 ekonomi teknikTugas 1 ekonomi teknik
Tugas 1 ekonomi teknik
 
Fmea, definis dan konsep
Fmea, definis dan konsepFmea, definis dan konsep
Fmea, definis dan konsep
 

Similar to Sil, sif, lopa, dan maintenance

Manajemen Risiko Volatilitas Pasar dan Risiko Operasional
Manajemen Risiko Volatilitas Pasar dan Risiko Operasional Manajemen Risiko Volatilitas Pasar dan Risiko Operasional
Manajemen Risiko Volatilitas Pasar dan Risiko Operasional Eka Susi Utami
 
Presentasi Sosialisasi PM SMPI- Bandung 10 Mei 2017
Presentasi Sosialisasi PM SMPI-  Bandung 10 Mei 2017 Presentasi Sosialisasi PM SMPI-  Bandung 10 Mei 2017
Presentasi Sosialisasi PM SMPI- Bandung 10 Mei 2017 direktoratkaminfo
 
Sim keamanan sistem informasi
Sim keamanan sistem informasiSim keamanan sistem informasi
Sim keamanan sistem informasiSelfia Dewi
 
5-171004062344.pdf
5-171004062344.pdf5-171004062344.pdf
5-171004062344.pdfabysugara3
 
Materi V Sosialisasi Permen SMPI Serpong 4 Oktober 2017
Materi V Sosialisasi Permen SMPI Serpong 4 Oktober 2017Materi V Sosialisasi Permen SMPI Serpong 4 Oktober 2017
Materi V Sosialisasi Permen SMPI Serpong 4 Oktober 2017direktoratkaminfo
 
Materi V Sosialisasi Permen SMPI Makassar 3 Agustus 2017
Materi V Sosialisasi Permen SMPI Makassar 3 Agustus 2017Materi V Sosialisasi Permen SMPI Makassar 3 Agustus 2017
Materi V Sosialisasi Permen SMPI Makassar 3 Agustus 2017direktoratkaminfo
 
5.0 SAFETY AUDIT.pptx
5.0 SAFETY AUDIT.pptx5.0 SAFETY AUDIT.pptx
5.0 SAFETY AUDIT.pptxafiqahnasir8
 
Makalah jsa mesin bubut
Makalah jsa mesin bubutMakalah jsa mesin bubut
Makalah jsa mesin bubutMuhammad Arham
 
PRESENTASI AUDIT SISTEM INFORMASI
PRESENTASI AUDIT SISTEM INFORMASIPRESENTASI AUDIT SISTEM INFORMASI
PRESENTASI AUDIT SISTEM INFORMASIAditiaAyasy
 
Tugas3 kelompok 5 rpl(b)
Tugas3 kelompok 5 rpl(b)Tugas3 kelompok 5 rpl(b)
Tugas3 kelompok 5 rpl(b)Pande Narendra
 
Auditing 2 :: Chapter 2 by Afly Yessie
Auditing 2 :: Chapter 2 by Afly YessieAuditing 2 :: Chapter 2 by Afly Yessie
Auditing 2 :: Chapter 2 by Afly YessieAndreas Jiman
 
System development live_cicle
System development live_cicleSystem development live_cicle
System development live_cicleastri nurhidayah
 
PPT Memelihara Sistem Monitoring PLTS Fotovoltaik.pptx
PPT  Memelihara Sistem Monitoring PLTS Fotovoltaik.pptxPPT  Memelihara Sistem Monitoring PLTS Fotovoltaik.pptx
PPT Memelihara Sistem Monitoring PLTS Fotovoltaik.pptxAliceKuhurima1
 
PPT Memelihara Sistem Monitoring PLTS Fotovoltaik.pptx
PPT  Memelihara Sistem Monitoring PLTS Fotovoltaik.pptxPPT  Memelihara Sistem Monitoring PLTS Fotovoltaik.pptx
PPT Memelihara Sistem Monitoring PLTS Fotovoltaik.pptxAliceKuhurima1
 
1.Audit_Sistem informasi1111111111111111
1.Audit_Sistem informasi11111111111111111.Audit_Sistem informasi1111111111111111
1.Audit_Sistem informasi1111111111111111indrasunardi1
 
Manajemen Risiko
Manajemen RisikoManajemen Risiko
Manajemen Risikoulianiati
 

Similar to Sil, sif, lopa, dan maintenance (20)

Manajemen Risiko Volatilitas Pasar dan Risiko Operasional
Manajemen Risiko Volatilitas Pasar dan Risiko Operasional Manajemen Risiko Volatilitas Pasar dan Risiko Operasional
Manajemen Risiko Volatilitas Pasar dan Risiko Operasional
 
Presentasi Sosialisasi PM SMPI- Bandung 10 Mei 2017
Presentasi Sosialisasi PM SMPI-  Bandung 10 Mei 2017 Presentasi Sosialisasi PM SMPI-  Bandung 10 Mei 2017
Presentasi Sosialisasi PM SMPI- Bandung 10 Mei 2017
 
Sim keamanan sistem informasi
Sim keamanan sistem informasiSim keamanan sistem informasi
Sim keamanan sistem informasi
 
5-171004062344.pdf
5-171004062344.pdf5-171004062344.pdf
5-171004062344.pdf
 
Materi V Sosialisasi Permen SMPI Serpong 4 Oktober 2017
Materi V Sosialisasi Permen SMPI Serpong 4 Oktober 2017Materi V Sosialisasi Permen SMPI Serpong 4 Oktober 2017
Materi V Sosialisasi Permen SMPI Serpong 4 Oktober 2017
 
Perancangan SMKI Berdasarkan SNI ISO/IEC 27001:2013 dan SNI ISO/IEC 27005:201...
Perancangan SMKI Berdasarkan SNI ISO/IEC 27001:2013 dan SNI ISO/IEC 27005:201...Perancangan SMKI Berdasarkan SNI ISO/IEC 27001:2013 dan SNI ISO/IEC 27005:201...
Perancangan SMKI Berdasarkan SNI ISO/IEC 27001:2013 dan SNI ISO/IEC 27005:201...
 
Materi V Sosialisasi Permen SMPI Makassar 3 Agustus 2017
Materi V Sosialisasi Permen SMPI Makassar 3 Agustus 2017Materi V Sosialisasi Permen SMPI Makassar 3 Agustus 2017
Materi V Sosialisasi Permen SMPI Makassar 3 Agustus 2017
 
Kelompok 2 bab 17
Kelompok 2 bab 17Kelompok 2 bab 17
Kelompok 2 bab 17
 
5.0 SAFETY AUDIT.pptx
5.0 SAFETY AUDIT.pptx5.0 SAFETY AUDIT.pptx
5.0 SAFETY AUDIT.pptx
 
Bab i plc
Bab i plcBab i plc
Bab i plc
 
Makalah jsa mesin bubut
Makalah jsa mesin bubutMakalah jsa mesin bubut
Makalah jsa mesin bubut
 
PRESENTASI AUDIT SISTEM INFORMASI
PRESENTASI AUDIT SISTEM INFORMASIPRESENTASI AUDIT SISTEM INFORMASI
PRESENTASI AUDIT SISTEM INFORMASI
 
Tugas3 kelompok 5 rpl(b)
Tugas3 kelompok 5 rpl(b)Tugas3 kelompok 5 rpl(b)
Tugas3 kelompok 5 rpl(b)
 
Auditing 2 :: Chapter 2 by Afly Yessie
Auditing 2 :: Chapter 2 by Afly YessieAuditing 2 :: Chapter 2 by Afly Yessie
Auditing 2 :: Chapter 2 by Afly Yessie
 
System development live_cicle
System development live_cicleSystem development live_cicle
System development live_cicle
 
PPT Memelihara Sistem Monitoring PLTS Fotovoltaik.pptx
PPT  Memelihara Sistem Monitoring PLTS Fotovoltaik.pptxPPT  Memelihara Sistem Monitoring PLTS Fotovoltaik.pptx
PPT Memelihara Sistem Monitoring PLTS Fotovoltaik.pptx
 
PPT Memelihara Sistem Monitoring PLTS Fotovoltaik.pptx
PPT  Memelihara Sistem Monitoring PLTS Fotovoltaik.pptxPPT  Memelihara Sistem Monitoring PLTS Fotovoltaik.pptx
PPT Memelihara Sistem Monitoring PLTS Fotovoltaik.pptx
 
1._Audit_Si_.ppt
1._Audit_Si_.ppt1._Audit_Si_.ppt
1._Audit_Si_.ppt
 
1.Audit_Sistem informasi1111111111111111
1.Audit_Sistem informasi11111111111111111.Audit_Sistem informasi1111111111111111
1.Audit_Sistem informasi1111111111111111
 
Manajemen Risiko
Manajemen RisikoManajemen Risiko
Manajemen Risiko
 

Recently uploaded

Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan SOPHI.pptx
Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan SOPHI.pptxPetunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan SOPHI.pptx
Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan SOPHI.pptxpkmcipakudrive
 
tugas pelaksana lapangan pekerjaan saluran irigasi
tugas pelaksana lapangan pekerjaan saluran irigasitugas pelaksana lapangan pekerjaan saluran irigasi
tugas pelaksana lapangan pekerjaan saluran irigasifrenkytanzil5
 
Electrostatic Precipitator handbook manual
Electrostatic Precipitator handbook manualElectrostatic Precipitator handbook manual
Electrostatic Precipitator handbook manualdendranov19
 
PPT PELAKSANA LAPANGAN PERPIPAAN MADYA - IWAN SYAHRONI.pptx
PPT PELAKSANA LAPANGAN PERPIPAAN MADYA - IWAN SYAHRONI.pptxPPT PELAKSANA LAPANGAN PERPIPAAN MADYA - IWAN SYAHRONI.pptx
PPT PELAKSANA LAPANGAN PERPIPAAN MADYA - IWAN SYAHRONI.pptxHeruHadiSaputro
 
Representation Description_computer_enginering.pptx
Representation Description_computer_enginering.pptxRepresentation Description_computer_enginering.pptx
Representation Description_computer_enginering.pptxKrinesca
 
Pengukuran Topografi menggunakan GPS Geodetik
Pengukuran Topografi menggunakan GPS GeodetikPengukuran Topografi menggunakan GPS Geodetik
Pengukuran Topografi menggunakan GPS Geodetikzulmushawir2
 
Jual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasissupi412
 
Materi evaporasi untuk kuliah Teknik Kimia
Materi evaporasi untuk kuliah Teknik KimiaMateri evaporasi untuk kuliah Teknik Kimia
Materi evaporasi untuk kuliah Teknik KimiaadesaputraTanjung1
 
metode pengukuran waktu secaratidak langsung
metode pengukuran waktu secaratidak langsungmetode pengukuran waktu secaratidak langsung
metode pengukuran waktu secaratidak langsungssuser4cf36c
 
ESTIMASI BIAYA PEMELIHARAAN BANGUNAN BERDASARKAN PEDOMAN PEMELIHARAAN DAN.pptx
ESTIMASI BIAYA PEMELIHARAAN BANGUNAN BERDASARKAN PEDOMAN PEMELIHARAAN DAN.pptxESTIMASI BIAYA PEMELIHARAAN BANGUNAN BERDASARKAN PEDOMAN PEMELIHARAAN DAN.pptx
ESTIMASI BIAYA PEMELIHARAAN BANGUNAN BERDASARKAN PEDOMAN PEMELIHARAAN DAN.pptxadnijayautama
 
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Bangun air Limbah Permukiman Madya
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Bangun air Limbah Permukiman MadyaPelaksana Lapangan Pekerjaan Bangun air Limbah Permukiman Madya
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Bangun air Limbah Permukiman Madyadedekhendro370
 
Perencanaan Pelabuhan perikanan id.pptx
Perencanaan Pelabuhan perikanan  id.pptxPerencanaan Pelabuhan perikanan  id.pptx
Perencanaan Pelabuhan perikanan id.pptxNadhifMuhammad5
 

Recently uploaded (18)

Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan SOPHI.pptx
Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan SOPHI.pptxPetunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan SOPHI.pptx
Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan SOPHI.pptx
 
tugas pelaksana lapangan pekerjaan saluran irigasi
tugas pelaksana lapangan pekerjaan saluran irigasitugas pelaksana lapangan pekerjaan saluran irigasi
tugas pelaksana lapangan pekerjaan saluran irigasi
 
Electrostatic Precipitator handbook manual
Electrostatic Precipitator handbook manualElectrostatic Precipitator handbook manual
Electrostatic Precipitator handbook manual
 
Jual Obat Aborsi Batam ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jual Ob...
Jual Obat Aborsi Batam ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jual Ob...Jual Obat Aborsi Batam ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jual Ob...
Jual Obat Aborsi Batam ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jual Ob...
 
PPT PELAKSANA LAPANGAN PERPIPAAN MADYA - IWAN SYAHRONI.pptx
PPT PELAKSANA LAPANGAN PERPIPAAN MADYA - IWAN SYAHRONI.pptxPPT PELAKSANA LAPANGAN PERPIPAAN MADYA - IWAN SYAHRONI.pptx
PPT PELAKSANA LAPANGAN PERPIPAAN MADYA - IWAN SYAHRONI.pptx
 
Representation Description_computer_enginering.pptx
Representation Description_computer_enginering.pptxRepresentation Description_computer_enginering.pptx
Representation Description_computer_enginering.pptx
 
Pengukuran Topografi menggunakan GPS Geodetik
Pengukuran Topografi menggunakan GPS GeodetikPengukuran Topografi menggunakan GPS Geodetik
Pengukuran Topografi menggunakan GPS Geodetik
 
Jual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
 
Obat Aborsi Sungai Penuh 082223109953 Jual Cytotec Asli Di Sungai Penuh
Obat Aborsi Sungai Penuh 082223109953 Jual Cytotec Asli Di Sungai PenuhObat Aborsi Sungai Penuh 082223109953 Jual Cytotec Asli Di Sungai Penuh
Obat Aborsi Sungai Penuh 082223109953 Jual Cytotec Asli Di Sungai Penuh
 
Materi evaporasi untuk kuliah Teknik Kimia
Materi evaporasi untuk kuliah Teknik KimiaMateri evaporasi untuk kuliah Teknik Kimia
Materi evaporasi untuk kuliah Teknik Kimia
 
obat aborsi Pangkal pinang Wa 082223109953 Jual obat aborsi Cytotec asli Di P...
obat aborsi Pangkal pinang Wa 082223109953 Jual obat aborsi Cytotec asli Di P...obat aborsi Pangkal pinang Wa 082223109953 Jual obat aborsi Cytotec asli Di P...
obat aborsi Pangkal pinang Wa 082223109953 Jual obat aborsi Cytotec asli Di P...
 
Obat Aborsi jakarta WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di jakarta
Obat Aborsi jakarta WA 082223109953  Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di jakartaObat Aborsi jakarta WA 082223109953  Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di jakarta
Obat Aborsi jakarta WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di jakarta
 
metode pengukuran waktu secaratidak langsung
metode pengukuran waktu secaratidak langsungmetode pengukuran waktu secaratidak langsung
metode pengukuran waktu secaratidak langsung
 
ESTIMASI BIAYA PEMELIHARAAN BANGUNAN BERDASARKAN PEDOMAN PEMELIHARAAN DAN.pptx
ESTIMASI BIAYA PEMELIHARAAN BANGUNAN BERDASARKAN PEDOMAN PEMELIHARAAN DAN.pptxESTIMASI BIAYA PEMELIHARAAN BANGUNAN BERDASARKAN PEDOMAN PEMELIHARAAN DAN.pptx
ESTIMASI BIAYA PEMELIHARAAN BANGUNAN BERDASARKAN PEDOMAN PEMELIHARAAN DAN.pptx
 
Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...
Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...
Jual Obat Aborsi Denpasar Bali ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik...
 
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Bangun air Limbah Permukiman Madya
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Bangun air Limbah Permukiman MadyaPelaksana Lapangan Pekerjaan Bangun air Limbah Permukiman Madya
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Bangun air Limbah Permukiman Madya
 
Jual Obat Aborsi Samarinda ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jua...
Jual Obat Aborsi Samarinda ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jua...Jual Obat Aborsi Samarinda ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jua...
Jual Obat Aborsi Samarinda ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jua...
 
Perencanaan Pelabuhan perikanan id.pptx
Perencanaan Pelabuhan perikanan  id.pptxPerencanaan Pelabuhan perikanan  id.pptx
Perencanaan Pelabuhan perikanan id.pptx
 

Sil, sif, lopa, dan maintenance

  • 1. SIL, SIF, LOPA, DAN MAINTENANCE Oleh : Muizzudin Ahmad Budianto 10511810000022 Naufal Saifullah Kamal Al Majid 10511810000024
  • 2. SIL(SAFETY INTEGERITY LEVEL) DAN SIF(SAFETY INSTRUMENTED FUNCTION) • SIL (Safety Integrity Level) adalah pengukur dari sistem safety dan bukan sebagai pengukur resiko proses. berdasar analisa resiko dan bahaya, setiap individu SIF(sfety Instrumented Function) diakses atau dikaji untuk kebutuhan level kinerja atau SIL. SIS(Safety Instrumented System) mungkin dapat mempunyai SIL-SIL yang berbeda - beda untuk setiap SIF - SIF individu. • SIF (Safety Instrumented Function) adalah sebuah fungsi yang diterpakan dan diimplementasikan oleh SIS(safety instrumented sistem) yang ditujukan untuk mencapai atau menjaga kondisi aman proses dengan mengacu pada sebuah kejadian berbahaya (hazardous) yang spesifik. Nantinya didalam SIS ini akan terdapat banyak SIF. Sedangkan sebuah SIF sendiri terdiri dari berbagai tingkatan SIL. Setiap SIF dapat juga mempunyai arsitektur yag sama ataupun berbeda antara satu dengan yang lainnya.
  • 3. LEVEL SIL MENURUT IEC61508/IEC61511 IEC 61508 adalah standar internasional dari IEC mengenai cara menerapkan, merancang, membuat, dan memelihara sistem perlindungan otomatis yang disebut safety-related systems.
  • 4. PENENTUAN SIL • Safety Instrumented System (SIS) merupakan kumpulan dari beberapa alat yang berfungsi pengamanan atau Safety Instrumented Function (SIF), dimana 1 SIF mempunyai 1 sensor, 1 logic solver, dan 1 valve. • Dalam 1 SIF inilah dikenal istilah SIL atau Safety Integrity Level. SIL sendiri merupakan ukuran dari kemampuan SIF untuk menurunkan tingkat risiko. Dalam standar IEC 61508 terdapat 4 level SIL, yaitu: • SIL 1 merupakan kemampuan SIF menurunkan risiko dari 0,1 sampai 0,01. • SIL 2 memiliki kemampuan menurunkan risiko dari 0,01 hingga 0,001. • SIL 3 memiliki rentang penurunan risiko sebesar 0,001 hingga 0,0001, dan • SIL 4 memiliki kemampuan reduksi risiko 0,0001 hingga 0,00001. • Ada banyak metode dalam menentukan SIL suatu SIF, namun yang lazim atau sering dipergunakan oleh para praktisi functional safety ada 3, yaitu : Risk Matrix, Risk Graph, dan LOPA.
  • 5. RISK MATRIKS • Matriks risiko kadang-kadang juga disebut Probability Matrix atau Impact Matrix adalah alat yang efektif yang dapat membantu dalam evaluasi risiko dengan berfokus pada kemungkinan risiko potensial. Matriks penilaian risiko dapat membantu menghitung risiko pekerjaan dengan cepat. Ini dilakukan dengan mengidentifikasi hal-hal yang mungkin terjadi dan menimbang potensi kerugian. Ini memudahkan memprioritaskan masalah. Tindakan akan diperlukan untuk menjaga pekerjaan tetap pada jalurnya dan berjalan aman. Manajemen harus memikirkan potensi risiko yang mungkin untuk menghindari terjadinya risiko tersebut. • Berikut adalah beberapa manfaat membuat matrix risiko: • Dapat memprioritaskan risiko dengan tingkat keparahan. • Proses sederhana untuk pengelolaan risiko. • Menemukan risiko potensial dengan upaya minimal. • Informasi dicatat dan diaudit. • Menetralisir konsekuensi yang mungkin terjadi. • Cara membuat Risk Matrix : • Identifikasi Bahaya • Analisis Resiko • Menentukan Dampak Resiko • Prioritaskan Resiko
  • 6. GRAPH RISK • Grafik Risiko asli pada prinsipnya adalah metode kualitatif. Itu pertama kali diterbitkan dalam standar DIN V 19250 [Ref. 6]. Metode ini selanjutnya dimasukkan dalam IEC 60508 Bagian 5 Lampiran E [1] dan ISA 84.00.01 (IEC 61511) Bagian 3 Lampiran D dan E [2, 4]. Metode Grafik Risiko dijelaskan oleh beberapa standar sebagai kualitatif [1] dan lainnya sebagai semi-kuantitatif [4]. Namun, tidak ada modifikasi substansial antara kedua grafik. Metode ini memungkinkan pemilihan tingkat SIL dengan analisis yang disederhanakan berdasarkan pengetahuan tentang faktor risiko yang terkait dengan proses dan sistem kontrolnya [4]. Metode ini terdiri dari grafik seperti pohon di mana setiap tahap mewakili satu faktor risiko dan cabang-cabang nilai yang berbeda yang dapat diambil oleh setiap faktor. Grafik Risiko bermaksud untuk membuat penilaian berjenjang sebagai skenario berbahaya berdasarkan serangkaian parameter yang mewakili faktor risiko tersebut mengingat tidak ada SIF di tempat. SIL dikerjakan dengan memilih setiap parameter dari set nilai yang telah ditentukan sebelumnya.
  • 7. LOPA (LAYER OF PROTECTION ANALYSIS) • LOPA adalah metode kuantitatif yang meng-identifikasi dan meng-analisa efek lapisan proteksi independen IPL (Independence Protection Level)- alat, sistem atau aksi yang mampu mencegah adanya bahaya. LOPA adalah sangat detail dan perlu anggota-anggota dari sebuah organisasi untuk menyetujui level toleransi resiko. Analisa kuantitatif akan memberikan level kinerja yang diperlukan lebih rendah sehingga mengurangi biaya sistem safety. • Dalam LOPA sendiri memiliki beberapa lapisan yang disebut IPL(Independent Protection Layer) adalah sebuah alat sistem, atau tindakan yang dapat mencegah scenario proses menjadi yang tidak diinginkan dari initiating events. Perbedaan antara IPL dan safeguard adalah penting. Safeguard adalah alat, sistem atau tindakan yang akan menghentikan rantai kejadian setelah initiating events. Efektivitas IPL dihitung dengan istilah probability failure on demang (PFD) yang merupakan kemungkinan suatu sistem akan gagal melaksanakan fungsinya yang spesifik. PFD adalah angka tanpa dimensi antara 0 dan 1.
  • 8. LAPISAN LOPA(LAYER OF PROTECTION ANALYSIS)
  • 9. LOPA(LAYER OF PROTECTION ANALYSIS) 1. Process Design • Pada banyak perusahaan, diasumsikan bahwa beberapa skenario tidak dapat terjadi karena desain yang inherently safer pada peralatan dan proses. Pada perusahaan lainnya, beberapa fitur pada desain proses yang inherently safer dianggap nonzero PFD masih terjadi, artinya masih mungkin mengalami kegagalan industri. Desain proses harus dianggap sebagai IPL, atau ditetapkan sebagai metode untuk mengeliminasi. 2. BPCS(Basic Process Control System) • BPCS meliputi kendali manual normal, adalah level perlindungan pertama selama operasi normal. BPCS didesain untuk menjaga proses berada pada area aman. Operasi normal dari BPCS control loop dapat dimasukkan sebagai IPL jika sesuai kriteria. Ketika memutuskan menggunakan BPCS sebagai IPL, analis harus mengevaluasi efektivitas akses kendali dan sistem keamanan ketika kesalahan manusia dapat menurunkan kemampuan BPCS.
  • 10. LOPA(LAYER OF PROTECTION ANALYSIS) 3. Critical Alarms and Human Intervention Sistem ini merupakan level perlindungan kedua selama operasi normal dan harus diaktifkan oleh BPCS. Tindakan operator, diawali dengan alarm atau observasi, dapat dimasukkan sebagai IPL ketika berbagai kriteria telah dapat memastikan kefektifan tindakan. 4. Automatic Action (SIS, SIF, SIL, ESD) SIF adalah kombinasi sensor, logic solver, dan final element dengan tingkat integritas keselamatan spesifik yang mendeteksi keadaan diluar batas dan membawa proses berada pada fungsi yang aman. SIF merupakan fungsi independent dari BPCS. SIF normalnya ditetapkan sebagai IPL dan desain dari suatu sistem, tingkat pengurangan, dan jumlah dan tipe pengujian akan menentukan PFD dari SIF yang diterima LOPA.
  • 11. LOPA(LAYER OF PROTECTION ANALYSIS) 5. Active Protection/Physical Protection (Relief Valves, Rupture Disc, dsb.) Alat ini, ketika ukuran, desain, dan perawatannya sesuai, adalah IPL yang dapat menyediakan perlindungan tingkat tinggi untuk mencegah tekanan berlebih. Keefektifan alat ini dapat rusak akibat kotor dan korosi, jika block valves dipasang di bawah relief valve, atau jika aktivitas inspeksi dan perawatan sangat memprihatinkan. Passive Protection/Post Release Protection (Dikes, Blast Walls, dsb) IPL ini adalah alat pasif yang dapat menyediakan perlindungan tingkat tinggi jika didesain dan dirawat dengan benar walaupun laju kegagalan rendah kemungkinan kegagalan tetap wajib dimasukkan dalam skenario 6. Plant Emergency Respons Fitur ini (Pemadam Kebakaran, Sistem Pemadaman manual, fasilitas evakuasi, dsb) secara normal tidak ditetapkan dalam IPLs karena diaktifkan setelah pelepasan awal dan terlalu banyak variabel yang mempengaruhi efektivitas dalam mengurangi skenario. 7. Community Emergency Response Pengukuran meliputi evakuasi komunitas dan tempat perlindungan secara normal tidak ditetapkan sebagai IPL karena diaktifkan setelah pelepasan awal dan terlalu banyak variabel yang mempengaruhi efektivitas dalam mengurangi skenario. Hal ini tidak menyediakan perlindungan terhadap personil plant.
  • 12. MAINTENANCE • Merupakan serangkaian kebijakan yang diperlukan untuk mempertahankan atau mengembalikan suatu barang dalam keadaan operasional yang efektif. Terdapat beberapa jenis maintenance yang diterapkan dalam dunia instrumentasi yaitu: • Corrective Maintenance • Preventive Maintenance • Predictive Maintenance
  • 13. CORRECTIVE MAINTENANCE • Definisi : Merupakan kegiatan perawatan yang dilakukan setelah mesin atau fasilitas produksi mengalami kerusakan atau gangguan sehingga tidak dapat berfungsi dan memproduksi dengan baik dan benar. • Proses Kerja : Kegiatan corrective maintenance bersifat perbaikan yakni menunggu sampai kerusakan terjadi terlebih dahulu, kemudian baru diperbaiki agar fasilitas produksi maupun peralatan yang ada dapat dipergunakan kembali dalam proses produksi sehingga operasi dalam proses produksi dapat berjalan lancar dan kembali normal. Apabila suatu perusahaan hanya mengambil tindakan untuk melakukan corrective maintenance saja, maka terdapat faktor ketidakpastian akan lancarnya fasilitas dalam proses produksi maupun peralatannya sehingga akan menimbulkan efek-efek yang dapat menghambat kegiatan produksi Apabila Nanti terjadi kerusakan maupun gangguan secara tiba-tiba pada fasilitas produksi yang dipakai perusahaan.Tindakan corrective maintenance (CM) ini kelihatannya lebih murah biayanya dibandingkan tindakan preventive maintenance (PM). Namun, saat kerusakan terjadi selama proses produksi berlangsung, maka biaya perawatan akan mengalami peningkatan akibat terhentinya proses produksi. Selain itu, biaya-biaya perawatan dan pemeliharaan akan membengkak pada saat terjadinya kerusakan tersebut. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tindakan ini lebih memusatkan permasalahan setelah permasalahan itu terjadi, bukan menganalisa masalah untuk mencegahnya agar tidak terjadi. Tindakan corrective maintenance jauh lebih mahal, maka sedapat mungkin harus dicegah dengan mengintensifkan kegiatan preventive maintenance. Diperlukan juga adanya pertimbangan bahwa dalam jangka panjang untuk mesin-mesin yang mahal dan termasuk dalam ”critical unit” dari proses produksi, PM akan jauh lebih menguntungkan dibandingkan CM. Corrective Maintenance dapat dihitung dengan MTTR (mean time to repair) dimana time to repair ini meliputi beberapa aktivitas yang biasanya dibagi ke dalam 3 grup, antara lain : • Preparation time Waktu yang dibutuhkan untuk persiapan seperti mencari orang untuk pekerjaan, travel, peralatan sudah dipenuhi atau belum dan tes perlengkapan. • Active Maintenance time Waktu yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan tersebut. Meliputi waktu untuk mempelajari repair charts sebelum actual repair dimulai dan waktu yang dihabiskan dalam menverifikasi bahwa kerusakan tersebut sudah diperbaiki. Kemungkinan juga meliputi waktu untuk post-repair documentation ketika hal tersebut harus diselesaikan sebelum perlengkapan tersedia. Contohnya Aircraft. • Delay Time (Logistic time) Waktu yang dibutuhkan untuk menunggu komponen dalam mesin untuk diperbaiki.
  • 14. PREVENTIVE MAINTENANCE • Definisi : adalah pemeliharaan yang dilakukan secara terjadwal, umumnya secara periodik, dimana sejumlah tugas pemeliharaan seperti inspeksi, perbaikan, penggantian, pembersihan, pelumasan dan penyesuaian dilaksanakan guna menghindari timbulnya kerusakan mesin • Proses Kerja : • Melakukan pencatatan dan pengelolaan data tentang perawatan, kegagalan, dan penggunaan peralatan (dasar analisis peralatan) • Semua jenis kegiatan predictive. Termasuk inspeksi, melakukan pengukuran,inspeksi part untuk kualitas, analisis pelumas, temperature, getaran, kebisingan, pencatatan semua data dari kegiatan predictive untuk trend analysis • Perbaikan minor (30 menit), dorongan yang besar kearah produktivitas • Writing up setiap kondisi yang memerlukan perhatian khusus , yang berpotensial kearah kegagalan • Penjadwalan dan pelaksanaan perbaikan yang dinstruksikan • Menggunakan frekuensi dan severity kegagalan untuk meningkatkan PM task list • Training dan upgrading kemampuan system PM. • Macam – Macam Preventive : • Routine maintenance. Kegiatan perawatan yang dilakukan secara rutin. Contohnya, yaitu pembersihan fasilitas atau peralatan, pelumasan (lubrication) atau pengecekan oli, pengecekan isi bahan bakarnya dan apakah termasuk dalam pemanasan (warming up) dari mesin-mesin selama beberapa menit sebelum dipakai beroperasi sepanjang hari. • Periodic maintenance. Kegiatan perawatan yang dilakukan secara periodic atau dalam jangka waktu tertentu.
  • 15. PREVENTIVE MAINTENANCE • Tujuan : • Memperpanjang umur produktif asset dengan mendeteksi bahwa sebuah asset memiliki titik kritis penggunaan (critical wear point) dan mungkin akan mengalami kerusakan. • Melakukan inspeksi secara efektif dan menjaga supaya kondisi peralatan selalu dalam keadaan sehat. • Mengeliminir kerusakan peralatan dan hasil produksi yang cacat serta meningkatkan ketahanan mesin dan kemampuan proses • Mengurangi waktu yang terbuang pada kerusakan peralatan dengan membuat aktivitas pemeliharan peralatan • Menjaga biaya produksi seminimum mungkin. • Manfaat : • Memperkecil overhaul ( turun mesin ). • Mengurangi kemungkinan reparasi berskala besar. • Mengurangi biaya kerusakan / pergantian mesin. • Memperkecil kemungkinan produk-produk yang rusak. • Meminimalkan persediaan suku cadang. • Memperkecil hilangnya gaji – gaji tambahan akibat penurunan mesin ( overhaul ). • Menurunkan harga satuan dari produk pabrik.
  • 16. PREDICTIVE MAINTENANCE • Definisi : Maintenance jenis ini memiliki kesamaan dengan preventive maintenance tetapi tidak dijadwal secara teratur.Predictive maintenance mengantisipasi kegagalan sebuah perlengkapan sebelum terjadi kehancuran total. Predictive maintenance menganalisa suatu situasi peralatan dari trend perilaku peralatan. Trend ini dapat dipakai untuk menebak sampai kapan peralatan dapat beroperasi secara normal. Sedangkan preventive maintenance adalahtindakan pemeliharaan yang terjadwal dan terencana. Hal inidilaksanakan untuk mengantisipasi masalah-masalah yang bisa mengakibatkan kehancuran pada komponen atau perangkat dan menjaganya tidak jarang kali tetap normal sekitar dalam operasi. • Tujuan dan Fungsi : • menangkal terjadinya kehancuran peralatan sekitar operasi berlangsung. • mengeleminasi gangguan pada mesin dengan merealisasikan teknologi yang cocok untuk mengukur situasi dari suatu mesin, mengidentifikasi dan mengadukan permasalahan segera mungkin serta menebak atau memperkirakan waktu pelaksanaan perbuatan korektif dilaksanakan
  • 17. PREDICTIVE MAINTENANCE • Metode – metode yang mempengaruhi Predictive Maintenance, Untuk membantu melaksanakan Predictive Maintenance terdapat sesuatu diagram analis predictive yang sering digunakan yang mengacu pada kondisi peralatan produksi. Dalam Predictive Maintenance terdapat metode metode dalam pemantauan atau monitoring kondisi dari suatu peralatan produksi, antara lain : • Memonitoring minyak pelumas dengan cara mengambil sebuah sample oli dari peralatan produksi untuk mengecek tingkat kekentalannya / untuk melihat kualitas oli yang tersimpan di tangki oli. • Monitoring Visual Metode ini menggunakan pancaindra yang meliputi indra penglihatan, indra perasa, dan indra pendengaran guna mengetahui kondisi mesin. • Monitoring kinerja merupakan teknik dalam memonitoring kondisi mesin produksi dengan cara memeriksa dan mengukur parameter kinerja kemudian dibandingkan dengan standardnya. • Monitoring geometris diharapkan penyimpangan geometris yang terjadi pada peralatan produksi dapat kita ketahui dan dapat dilakukan kegiatan pengukuran leveling dan pengukuran posisi (alignment) • Monitoring getaran, pada monitoring ini memeriksa dan mengukur letak getaran secara rutin dan terus menerus.