Dapat kita ketahui bahwa ada dua macam cara dalam hal menarik suatu kesimpulan atau konklusi yaitu: Pertama, Istidlal Qiyas (Deductive Inference) yaitu mengambil suatu kesimpulan yang belum diketahui dan lebih khusus dari sesuatu yang telah diketahui dan bersifat lebih umum. Kedua, Istinbathy (Istiqra-iy, Inductive Inference) yaitu menarik suatu kesimpulan yang lebih umum dari sesuatu dengan cara mengumpulkan data yang lebih khusus (partial) dari unsur-unsur sesuatu itu.
Kedua cara tersebut biasa dilakukan secara langsung dan secara tidak langsung. Penarikan deduktif secara langsung ada beberapa macam yaitu pertama, Tanaqudh (Contradiction), ialah perlawanan antara dua Qodhyah (Proposition) yang masing-masing dalam susunan mujabah dan salibah, sehingga salah satunya mengandung kebenaran dan yang lainnya mengandung ketidak benaran, proposition (Qodliyah) yang kedua merupakan kesimpulan dari qodliyah yang pertama. Benar atau salahnya konklusi tergantung kualitas qodliyah pertama (Machendrawaty,2019:87).
Ketika seseorang mendiskusikan munculnya satu dalil, terkadang harus bersusah payah, terkadang harus dengan jalan qiyas untuk menetapkan suatu qadliyah benar atau tidak. Akal yang sedang mencari kebenaran terkadang harus melalui yang berkaitan dengan Tanaqudh atau Tadadud ataupun Al-‘Aks, karena mencari kebenaran qadhiyah dengan tidak langsung (Djalil,2009:54).
2. TANAQUDH WA ‘AKS MUSTAWY
(KONTRADIKTIF DAN PEMBALIKAN)
Tanaqudh (Kontradiktif)(Kontradiktif)
Secara bahasa adalah menetapkan sesuatu dan
menghilangkannya.Tanaqudh ialahperbedaan dua qadhiyyah di
dalam ijabdan salbnya,Perbedaan yang mana mengakibatkan
salahsatu qadhiyyah itu benar dan yang lainnya salah
3. Contohnya:
TIap besi adalah logam. Naqidhnya
(kebalikannya) sebagian besi bukan logam
.
Tiap-tiap manusia itu binatang naqidhnya
(kebalikannya) sebagian manusia bukan
binatang.
4. Metode Pembuatan Tanaqudh
Sama-sama Maudlu’ (subjek)
Sama-sama Mahmul (predikat)
Sama-sama Zaman (waktu)
Sama-sama Makan (tempat)
Bil quwwah wa-bil fi’li (kemungkinan dan kenyataan)
Al-Juz-u Wal-Kullu (sebagian dan atau seluruhnya
satuan subjek)
Syarath (kondisi)
Idhafah (sandaran)
5. Tanaqudh Qadhiyyah Hamliyyah
dan Syarthiyyah
Qadhiyyah hamliyyah apabila syakhshiyyah, demikian pula
syarthiyyah apabila makhshushah cukup untuk menyatakan
adanya tanaqudl itu dengan berlainan dalam kaifnya saja
(ijab dan salb), yaitu salah satu dari dua qadhiyyah itu yang
satu mujabah dan yang lainnya salibah.
7. AKS MUSTAWY(Pembalikan)
Aks Mustawy adalah memindahkan bagian qadhiyah
pertama kepada qadhiyah bagian kedua, dan bagian
qadhiyah kedua dipindahkan pada qadhiyah bagian
pertama. Sedangkan mustawy, berarti sama.
8. Aks Mustawy memiliki beberapa
ketentuan, antara lain:
Tetapnya kebenaran.
Tetapnya kaifiyah (ijab-salb)
Tetapnya kamm (kulliyah-juz’iyyah).
Setiap qadhiyah memiliki kelaziman ‘aks mustawy,
kecuali dalam juz’iyyah salibah dan muhmalah salibah.
Aks mustawy hanya terdapat dalam qadhiyah yang
diurutkan secara thab’iy, yakni yang urutan didalamnya
menentukan makna
9. Metode Pembuatan ‘Aks
Mustawy
Qaidah Kaef,
Qaidah Istigra’
Metode Pembuatan ‘Aks Mustawy
Dilihat dari sisi kam dan kaef-nya, maka qadhiyah ada 4
bentuk:
Qadhiyah Kulliyah Mujabah.
Qadhiyah Juz’iyah Mujabah.
Qadhiyah Kulliyah Salibah.
Qadhiyah Juz’iyah Salibah.