Videography is one of the hobbies that young people love, but there are a few things you need to know to become a videographer
Created by: Hadinata Salim
2. PROFILE
Nama : Hadinata Salim
Umur : 21th
Gender : Pria
Contact : 081266423826
Pengalaman :
- Video Editing di C-work Production
- Video Editing di Phoenix
6. MOVEMENT
Zoom In/ Zoom Out
• kamera bergerak menjauh dan mendekati objek dengan
menggunakan tombol zooming yang ada di kamera.
Panning
• gerakan kamera menoleh ke kiri dan ke kanan dari atas tripod.
Tilting
• gerakan kamera ke atas dan ke bawah. Tilt Up jika kamera
mendongak dan tilt down jika kamera mengangguk.
Dolly
• kedudukan kamera di tripod dan di atas landasan
rodanya. Dolly In jika bergerak maju dan Dolly Out jika bergerak
menjauh.
Follow
• gerakan kamera mengikuti objek yang bergerak.
Crane sho
• gerakan kamera yang dipasang di atas roda crane.
Fading
• pergantian gambar secara perlahan. Fade in jika
gambar muncul dan fade out jika gambar menghilang
serta cross fade jika gambar 1 dan 2 saling
menggantikan secara bersamaan.
Framing
• objek berada dalam framing Shot. Frame In jika
memasuki bingkai dan frame out jika keluar bingkai.
8. ANGLE
Normal Angle / Eye Level
Pengambilan gambar dengan sudut
pandang yang normal atau sejajar dengan
mata manusia.
High Angle
Pengambilan gambar pada sudut pandang
yang tinggi.
Low Angle
Pengambilan Gambar pada sudut pandang
yang Rendah.
Frog Angle
Pengambilan gambar pada Sudut pandang
yang sangat rendah dan dekat dengan
objek.
10. SHOT
Extreme Long Shot / Extreme Wide Shot
Shot ini berkesan sangat jauh dan pandangan yang
sangat luas, teknik ini biasanya mengambil gambar
dengan keseluruhan.
Long Shot / Wide shot
Sama halnya seperti extreme long shot, tapi pada long
shot padangan lebih dekat.
Medium Long Shot / Medium Wide shot
Shot ini juga berkesan jauh dan luas, atau singkatnya
lebih dekat dari teknik long shot.
Close Up
Shot ini berkesan dekat, titik perhatian utama ialah objek,
dan biasnya latar sangat sedikit. Untuk objek manusia
biasanya shot dilakukan dari bahu sampai atas kepala.
Medium Close Up
Shot ini berkesan amat dekat, sama halnya dengan close
up tetapi pada medium close up objek sedikit lebih jauh,
untuk objek manusia biasanya shot dilakukan dari atas
kepala sampai dada atau pinggang.
Extreme Close Up
Shot ini berkesan sangat dekat dan detail, objek menjadi
fokus utama sehingga mengisi seluruh layar, biasanya
digunakan untuk menampilkan bagian bagian tertentu dati
tubuh manusia.
26. NTSC & PAL
NTSC (National Television System Committee)
- 525 baris, 60 Hz refresh rate
- Digunakan di Amerika, Korea, Jepang, dan Canada
- 30fps
- Menggunakan format YIQ
PAL (Phase Alternating Line)
- 625 baris, 50 Hz refresh rate
- Digunakan di sebagian besar Eropa Barat
- 25fps
- Menggunakan format YUV
30. PREMIERE PRO?
Dikarenakan mudah digunakan, semua esktensi Adobe didukung, dan
sering digunakan di dunia kerja dan industri film. Tetapi software ini
berlicense yang harus dibayar secara perbulan.
31. DAVINCI RESOLVE?
Cocok untuk pemula, dan mendukung esktensi Premiere Pro. Banyak
juga digunakan di industri film. Tetapi membutuhkan alat tambahan
yang tergolong mahal untung mendukung performa editing
36. CREATE NEW PROJECT
Saat muncul interface Adobe Premiere Pro, lalu tekan New Project atau melalui tab menu File > New > New
Project (Ctrl + Alt + N)
37. SETUP PROJECT
Setelah menekan tombol New Project, makan akan muncul setup project. Ikuti langkah yang pada digambar.
Ubah nama project
sesuai keinginan kalian. Lokasi file .pproj yang
bakal tersimpan
Mengganti DV menjadi
HDV
38. DV/HDV
Perbedaan HDV/ DV tidak terlalu signifikan, hal ini dikarenakan kualitas standart capture pada kamera berbeda-
beda.
41. IMPORT PROJECT
Pergi ke tab menu File > Import (Ctrl + I), lalu plilih file yang ingin di masukkan kedalam Premiere lalu tekan
Open. Maka file yang kita import bakal muncul di tab Project
42. IMPORT PROJECT
Lalu drop file yang kita import ke Timeline, lalu bakal muncul sebuah susunan Timeline dan video pada Tab
Timeline dan Preview
43. ALERT!!
Saat kamu selesai drag video ke Timeline, maka di Tab project bakal muncul sebuat file baru, yang ditandai warna merah pada Tab project itu ada file Sequence yang
berisi susunan video yang ada di Timeline.
“Jika kamu menghapus file Sequence? Maka susunan video yang di Timeline tersebut bakal hilang.”
45. POSITION, SCALE, ROTATE
Untuk mengatur posisi, ukuran video, dan rotasi video, ada di dalam Effect Control. Untuk memunculkan fitur tersebut
adalah select salah satu clip yang ingin di edit, lalu di Effect Control muncul fitur Position, Scale, Rotatio, dll.
48. SLOW MOTION
Pilih salah satu video pada Timeline, klik kanan lalu tekan Speed/Duration, lalu ubah Speed = 50%, Time
Interpolation = Optical Flow. Lalu tekan OK
51. TWIXTOR PRO
Pergi ke Tab Effect, lalu ketik di search “Twixtor”, lalu drag Twixtor Pro ke video yang bakal kita buat slow
motion. Maka di Tab Effect Control muncul sebuah pengaturan dari Effect “Twixtor Pro”
52. TWIXTOR PRO
Scroll kebawah dan cari pengaturan “Speed” pada Effect Twixtor Pro, setelah jumpa ubah Speed % = 50.000
54. TRIM/CUT VIDEO
Pergi ke Razor Tool pada di sebelah Timeline, klik dan pilih video yang ingin kita trim/cut. Setelah di tekan, maka
video tersebut terpotong menjad 2
58. STEP 1
Setelah menekan “Color”, maka Workspace pada Premiere berubah dan mengeluarkan beberapa fitur untuk
Color Grading. Di sebelah kanan terdapat Tab Lumetri Color, Creative, HSL Secondary, Curves, dan Vignette.
62. STEP 2
Ubah nama menjadi “sample”, format = “JPEG”, dan letakkan file foto didalam folder yang terdapat file .pproj.
Setelah tekan OK, maka akan muncul eksport gambar yang kita tentukan di Timeline.
63. STEP 2
Setelah Adobe Lightroom sudah terbuka, lalu drag sample 1.jpeg ke tengah Workspace Lightroom. Setelah drag,
maka akan muncul window seperti gambar yang dikanan. Lalu tekan Import
64. STEP 2
Gambar sudah terimport, lalu kita bakal pergi ke Mode Developer yang ada diatas, maka Mode Developer bakal muncul
Workspace seperti gambar bagian kanan. Di workspace Developer terdapat fitur editing foto pada bagian kiri workspace.
Maka lakukan color grading sesuai keinginan kalian
65. STEP 2
Jalankan LUT Generator, lalu tekan Generate a HALD, letakkan kedalam satu folder .pproj kalian. Lalu tekan
OK. Maka akan muncul seperti pada gambar sebelah kanan.
66. STEP 2
Setelah selesai import, gambar yang selesai color grading. Klik kanan pada gambar, pilih Develop Setting >
Copy Setting
68. STEP 2
Setelah itu HALD yang kita import ke Lightroom, masukkan kedalam Mode Develop, lalu klik kanan pada HALD
dan tekan Setting > Paste Setting
69. STEP 2
Setelah selesai paste setting, maka kita akan eksport HALD dengan cara pergi ke Tab menu File > Export (Ctrl + Shift +
E). Muncul windows Export Setting. Ubah pengaturannya menjadi Export to = “specific folder”, folder = tempat .pproj,
Rename to = “custome name (x of y)”, custom text = “color grading”, Quality = “100”. Lalu tekan Export.
70. STEP 2
File aka tereskport seperti pada gambar, lalu buka LUT Generator > Convert to Cube. Pilih file HALD yang
sudah tereksport dari Lightroom lalu tekan Open
71. STEP 2
Check di folder anda, akan ada sebuah file berformat .cube. Buka aplikasi Premiere Pro, lalu pergi ke Lumetri
Color pada Workspace Color, ada bagian Input LUT
76. REDUCE NOISE
Pilih salah satu video yang bernoise, lalu pergi ke Tab Effect lalu ketik di kolom search “Neat”. Selanjutnya drag
effect Reduce Noise ke video yang bernoise.
77. REDUCE NOISE
Selesai drag ke video yang bernoise, maka di Effect Control muncul setting Reduce Noise, lalu tekan ikon kecil di
sebelah ikon reset.
78. REDUCE NOISE
Muncul sebuah Window Neat. Dibagian gambar, drag bagian yang bernoise, lalu tekan Auto Profile. Setelah
muncul sebuah diagram RGB. Selajutnya tekan Apply.
84. TITLE
Dibagian kanan Workspace terdapat Tab Essential Graphic, guna tab ini untuk memodifikasi text/title dalam segi
bentuk, warna, gaya huruf, dll.
85. TITLE
Saat kita ingin membuat text/title baru lagi, tetapi tidak muncul clip baru pada Timeline. Hal itu dikarenakan garis
timeline posisinya di clip text/title sebelumnya. Sehingga menyatu dengan clip awal.
86. TITLE
Solusi: Pindahkan garis Timeline, aktifkan Type Tool lalu buat text/title baru. Maka akan muncul clip baru khusus
untuk text/title “NEW TITLE”
94. RENDERING
Pergi ke Tab Menu File > Export > Media (Ctrl + M), maka muncul sebuah Export Setting pada Premiere Pro
95. RENDERING
Di window tersebut terdapat setting export, yang kalian lakukan adalah ubah Ouput Name = “hasil.mp4” (lokasikan file
eksport kedalam satu file .pproj). Pada bagian Output memberikan informasi lokasi file akan tereksport
96. RENDERING
Ada dua pilihan eksport, yaitu “Queue” dan “Export”. Jikan tekan “Queue” file video bakal tereksport ke Adobe Media
Encorder untuk membuat list render secara bergiliran. Jika tekan “Export” file video bakal langsung eksport dari
Premiere Pro
98. ADOBE MEDIA ENCORDER
Sebuah aplikasi dari Adobe untuk membantu rendering secara bergiliran tanpa harus menunggu rendering selesai
satu persatu.
99. ADOBE MEDIA ENCORDER
Untuk eksport file video ke Adobe Media Encorder, di bagian Export Setting tekan tombol “Queue”, maka file eksport
dari Premiere bakal muncul di Adobe Media Encorder. Saat ingin memulai Rendering, tekan Play pada bagian kanan
atas.
Adobe Premiere Pro
(Export Setting)
Adobe Media Encorder
101. SAFE MARGIN
Safe Margin adalah garis bantu untuk memberikan batasan pada video agar tidak terlalu kebawah dan terlalu samping.
Hal itu berguna untuk menghindari dan melindungi suatu objek/text pada video jika meletekkan di berbeda Aspect Ratio
102. “Tidak cukup hanya sekali,
harus berulang kali untuk mengasah
kemampuan menjadi lebih baik”
QOTD : Hadi Respector