Dokumen tersebut membahas tentang pengendalian menara telekomunikasi dengan menjelaskan konsep dasar telekomunikasi, perhitungan tinggi menara antena, jenis-jenis menara, isu kesehatan, keselamatan, dan tata ruang yang terkait dengan keberadaan menara telekomunikasi.
2. Tankertanker Design
Tankertanker Design
Tankertanker Design
Outlines
① Konsep Dasar Telekomunikasi
② Tinggi Menara Antena
③ Propagation
④ Jenis Menara
⑤ Keselamatan Ruang
⑥ Isu
⑦ Spektrum Frekuensi Radio
⑧ Perijinan
3. Tankertanker Design
Tankertanker Design
Tankertanker Design
Konsep Dasar Telekomunikasi
① Konsep dasar sistem seluler adalah pembagian pelayanan menjadi
daerah-daerah kecil yang disebut sel. Setiap sel mempunyai daerah
cakupannya masing-masing dan beroperasi secara khusus. Jumlah
sel pada suatu daerah geografis adalah berdasarkan pada jumlah
pelanggan yang beroperasi di daerah tersebut.
② Antena adalah Alat yang digunakan untuk menambahkan daya
pancar dari sinyal analog
③ Perhitungan Tinggi Antena Secara Teori
i. Untuk menghitung ketinggian antenna harus diperhitungkan
frekuensi yang digunakan, jarak antar alat, dan asumsi
ketinggian halangan rata-rata.
ii. Tinggi antenna dihitung dengan menambahkan : lebar 80%
freznel zone, tinggi halangan, dan tinggi kelengkungan bumi.
4. Tankertanker Design
Tankertanker Design
Tankertanker Design
Tinggi Menara Antena
① Bila Frekuensi yang digunakan adalah 2400 MHz, Jarak antar alat
10 Km, tinggi penghalang rata-rata (dapat pula menggunakan tinggi
penghalang tertinggi) 10 m, maka;
② Jari-jari Fresnel Zone : 17.68 meter 80 % fresnel zone : 14.14
meter Tinggi lengkung bumi : 1.96 meter Tinggi antena minimum
yang disarankan : 26.1 meter
7. Tankertanker Design
Tankertanker Design
Tankertanker Design
Jenis Menara
Menara Teregang (Guyed Tower)
Pemasangan Spanner/ Angkur
kawat, minimal memenuhi 2/3
dari tinggi menara
Menara Rooftop
• Tinggi menara di atas 60
meter, maka jarak bebas
bangunan menara terhadap
jaringan jalan adalah selebar
kaki menara atau pondasi;
dan
• Tinggi menara di bawah 60
meter, maka jarak bebas
bangunan menara terhadap
jaringan jalan adalah selebar
setengah kaki menara atau
pondasi.
9. Tankertanker Design
Tankertanker Design
Tankertanker Design
Jenis Menara
Menara Portabel (Portable Guyed Tower)
Menara Telekomunikasi
portable
• Menempatkan BTS
sementara untuk
menanggulangi kepadatan
kapasitas jalur komunikasi
• Regulasi : jangka waktu 6
bulan (3 bulan perpanjang
sekali) dengan ketinggian 32
meter
10. Tankertanker Design
Tankertanker Design
Tankertanker Design
Keselamatan Ruang
Keselamatan ruang, dihitung
minimal 125% dari tinggi
menara yang dipasang, bila
menggunakan menara
terenggang maka
keselamatan ruang ditambah
luasan renggangan spanner
atau angkur kawat terpasang
minimal 50% panjang Angkur
Perlu memberikan pagar
sebagai batas / area steril
bagi menara
12. Tankertanker Design
Tankertanker Design
Tankertanker Design
Isu Kesehatan
① Pancaran radiasi dari gelombang radio elektromagnetik dari
transmitter pada menara telekomunikasi.
② Penelitian WHO, pada pancaran gelombang dari BTS tidak terdapat
radiasi yang membahayakan kesehatan manusia. Level batas
standar yang dikeluarkan WHO 4,5 Watt/m2 untuk perangkat yang
menggunakan frekuensi 900 MHz dan 9 Watt/m2 untuk 1.800 MHz.
③ Standar yang dikeluarkan IEEE C95.1-, yakni 6 Watt/m2 untuk
frekuensi 900 MHz dan 12 watt/m2 untuk perangkat berfrekuensi
1.800 MHz.
13. Tankertanker Design
Tankertanker Design
Tankertanker Design
Isu Kesehatan
① Protes dan kekhawatiran masyarakat terhadap dampak radiasi
gelombang elektromagnetik yang dihasilkan perangkat
telekomunikasi seluler lebih banyak dari mereka yang tinggal di
sekitar tower BTS (base transceiver station).
② Belum ada satu pun keluhan atau kekhawatiran akan dampak
radiasi yang datang dari para pengguna telepon seluler.
③ Jika dihitung, besarnya daya radiasi yang dihasilkan pesawat
telepon seluler jauh lebih besar daripada radiasi tower BTS.
Memang betul, daya dari frekuensi pesawat handphone sangat
kecil, tapi karena jaraknya demikian dekat dengan tubuh kita,
dampaknya jauh lebih besar.
14. Tankertanker Design
Tankertanker Design
Tankertanker Design
Isu Kesehatan
① Misalnya saja, pada tower BTS dengan frekuensi 1800 MHz daya
yang digunakan rata-rata 20 Watt dan pada frekuensi 900 MHz 40
Watt, sedangkan pesawat handphone dengan frekuensi 1.800 MHz
menggunakan daya sebesar 1 Watt dan yang 900 MHz dayanya 2
Watt.
② Pada kasus antenna isotropis, besarnya radiasi pada jarak r dapat
dihitung dengan rumus.
15. Tankertanker Design
Tankertanker Design
Tankertanker Design
Isu Kesehatan
① Berdasarkan hasil perhitungan, pada jarak 1 meter (jalur pita pancar
utama), tower BTS dengan frekuensi 1.800 MHz mengasilkan total
daya radiasi sebesar 9,5 W/m2 dan pada jarak 12 meter akan
menghasilkan total radiasi sebesar 0,55 W/m2. Untuk kasus tower
yang memiliki tinggi 52 meter, berdasarkan hasil perhitungan, akan
menghasilkan total radiasi sebesar 0,029 W/m2.
② Jadi, kalau melihat hasil perhitungan demikian, sebenarnya
angkanya sangat kecil sehingga orang yang tinggal di sekitar tower
BTS cukup aman. Lagipula kalau tidak aman, bisnis sektor
telekomunikasi pasti akan ditinggalkan konsumen
16. Tankertanker Design
Tankertanker Design
Tankertanker Design
Isu Kesehatan
Radio Frekuensi
① Stasiun Radio FM mengirimkan 6 – 100 kWatt
② Microwave ovens mengirimkan 700-1000 Watt
③ Telefon seluler mengirimkan 1/10 – 1 Watt
④ Wireless 802.11 mengirimkan 1-200 milliWatt
Frekuensi 900
MHz
Frekuensi 1800
MHz
Standar WHO 4,5 Watt/m2 9 Watt/m2
Standar IEEE
C95.1-1991
6 Watt/m2 12 Watt/m2
Radiasi BTS pada
jarak 12 m
+ 0,75 Watt/m2 0,55 Watt/m2
17. Tankertanker Design
Tankertanker Design
Tankertanker Design
Isu Keselamatan
① Masyarakat dan binatang yang berada di area bawah tower beresiko
tertimpa runtuhan tower apabila tumbang. Hal ini menjadi perhatian
pemerintah dan penyelenggara dengan melakukan pengurusan Izin
(IMB) terlebih dahulu dengan memperhitungkan resiko tersebut.
② Biasanya tower dibangun pada area/lahan kosong yang pada radius
jatuhnya tower tidak ada penduduknya. Kalau tower dibangun di
area pemukiman, maka persyaratan pendirian tower harus terlebih
dahulu diproses dan di penuhi, seperti izin dari masyarakat sekitar
(yang berada pada area radius tower) dan jaminan keselamatan
pemilik tower terhadap penduduk.
18. Tankertanker Design
Tankertanker Design
Tankertanker Design
Isu Keselamatan
① Resiko tertimpa runtuhan tower bagi masyarakat sekitar menjadi isu
yang menjadi perhatian pemerintah dalam membuat peraturan
pembangunan tower di pemukiman.
② Isu radiasi dan robohnya tower harus masuk dalam salah satu pasal
dalam peraturan daerah.
③ Rasa aman dan nyaman masyarakat harus menjadi hal utama yang
dipertimbangkan.
④ Peraturan eksisting dalam Peraturan Pemerintah, pemerintah telah
mematok jarak aman untuk radiasi, jarak minimum menara BTS dari
perumahan, luas minimum lahan, standar kontruksi dan hal-hal
teknis maupun non teknis lainnya.
19. Tankertanker Design
Tankertanker Design
Tankertanker Design
Isu Keselamatan
① Secara teori, jarak aman terdekat dengan BTS adalah sama dengan
tinggi tower tersebut.
② Direktorat Jendral Pos dan Telekomunikasi telah mengadakan
pertemuan dengan Dinas Pekerjaan Umum, Pemerintah Daerah,
Operator dan Vendor untuk menyepakati rancangan draft Peraturan
tentang menara.
20. Tankertanker Design
Tankertanker Design
Tankertanker Design
Isu Keselamatan
① Pemerintah memaparkan jarak aman menara, dimana untuk tinggi
menara maksimun 45 meter jarak dari pemukiman publik adalah 20
meter.
② Bila peletakan dan pembangunan menara BTS di tempat komersial
jarak peletakannya ialah 10 meter dan 5 meter bila di daerah
industri.
③ Untuk menara BTS dengan tinggi di atas 45 meter, jarak dari
pemukiman minimum 30 meter, 15 meter bila di daerah komersial
dan 10 meter bila di daerah industri.
21. Tankertanker Design
Tankertanker Design
Tankertanker Design
Isu Tata Ruang
① Dengan semakin menjamurnya tower, maka cenderung berubah
menjadi hutan-hutan tower yang membuat tata ruang kelihatan
semrawut.
② Perluasan coverage area yang dilakukan oleh operator-operator
baru membawa dampak tercemarnya tata ruang wilayah di daerah-
daerah urban.
③ Hal ini perlu diantisipasi oleh pemerintah daerah setempat dengan
mencari titik optimal antara pembatasan jumlah menara di satu sisi
dengan pemenuhan kualitas layanan telekomunikasi kepada
masyarakat daerahnya.
④ Oleh karena itu perlu dipertimbangkan dalam peraturan daerah
mengenai pengaturan optimal jarak ideal dengan memperhitungkan
link budget minimal kualitas layanan dan pengaturan penggunaan
menata telekomunikasi bersama antara operator penyelenggara
jasa telekomunikasi.
22. Tankertanker Design
Tankertanker Design
Tankertanker Design
Isu Tata Ruang
① Jarak antar BTS perlu dibatasi agar penempatan BTS dapat
dilakukan secara optimal agar dapat memanfaatkan fungsi BTS
secara maksimal.
② Untuk optimalisasi jaringan, operator perlu memberikan jarak yang
konsisten antar BTS, misalnya per 1,5 kilometer. Umumnya di
perkotaan yang padat pemukiman, operator lebih sulit untuk
menciptakan jarak yang konsisten antar BTS. Ini disebabkan tingkat
kesulitan untuk mendapat lahan tanah (green filed) yang pas.
③ Untuk menyiasati persoalan lahan, solusinya adalah gelar menara
BTS di atas gedung bertingkat (roof top).
23. Tankertanker Design
Tankertanker Design
Tankertanker Design
Isu Tata Ruang
① Tower Telekomunikasi baik untuk pemancar Gelombang Micro
Digital (GMD) maupun untuk BTS (Base Transceiver System)
pemancar HP.
② Untuk GMD biasanya memancarkan gelombang elektromagnetik
dengan frekuensi 4-7 Ghz, dimana antara antena pemancar dengan
antena penerima berjarak sekitar maksimum 60 Km dan harus LOS
(Line Of Sight).
24. Tankertanker Design
Tankertanker Design
Tankertanker Design
Isu Tata Ruang
① Jarak antar BTS biasanya bergantung terhadap kepadatan
penduduk, pengguna potensial dan kapasitas BTS tersebut. Faktor
ini yang biasanya mempengaruhi jarak antar BTS.
② Di daerah pinggiran kota, BTS biasanya berjarak 1-2 mil (2-3 km),
sedangkan di daerah perkotaan yang padat, BTS berjarak ¼ – ½ mil
(400-800 m).
③ Teknologi GSM biasanya memiliki jangkauan maksimum 35
kilometer tetap (22 mil). Jika menggunakan ponsel bertenaga
rendah dalam medan datar berjarak 50-70 km, namun dengan
medan berbukit-bukit jarak maksimumnya bervariasi dari 5-8 km.
④ Tower GSM dapat menggantikan 3-80 km kabel jaringan nirkabel
tetap.
25. Tankertanker Design
Tankertanker Design
Tankertanker Design
Isu Tata Ruang
① Penghitungan jarak antar BTS dengan menggunakan persamaan
rugi-rugi ruang bebas (free space loss, Lfs) dalam dB.
Lfs = 32.5 + 20 log(jarak (km)) + 20 log(frekuensi (MHz))
Misalnya untuk frekuensi 1800 MHz pada jarak 7 km, path loss yang
terjadi adalah sebesar
L = 32.5 + 20 log 7 + 20 log 1800 = 114.5 dB
① Penentuan Jarak antara BTS ini perlu DIATUR dengan lebih
memperhatikan tata ruang di wilayah yang bersangkutan. Begitu
juga dengan jumlah tower, perlu di batasi dengan mengoptimalkan
penggunaan menara bersama dengan kesepakatan antar operator.
27. Tankertanker Design
Tankertanker Design
Tankertanker Design
Isu Tata Ruang
① Penghitungan jarak antar BTS dengan menggunakan persamaan
rugi-rugi ruang bebas (free space loss, Lfs) dalam dB.
Lfs = 32.5 + 20 log(jarak (km)) + 20 log(frekuensi (MHz))
Misalnya untuk frekuensi 1800 MHz pada jarak 7 km, path loss yang
terjadi adalah sebesar
L = 32.5 + 20 log 7 + 20 log 1800 = 114.5 dB
② Penentuan Jarak antara BTS ini perlu DIATUR dengan lebih
memperhatikan tata ruang di wilayah yang bersangkutan. Begitu
juga dengan jumlah tower, perlu di batasi dengan mengoptimalkan
penggunaan menara bersama dengan kesepakatan antar operator.
28. Tankertanker Design
Tankertanker Design
Tankertanker Design
Isu Tata Ruang
① Banyaknya tower/menara telekomunikasi yang didirikan tanpa izin
dan atau dengan memiliki izin palsu alias bodong.
② Hal ini menyebabkan kerugian daerah atas hak pendapatan asli
daerah (PAD) yang seharusnya diperoleh dari biaya izin dan pajak.
③ Penyelesaian masalah ini perlu ditindaklanjuti dengan dituangkan
dalam peraturan pemerintah daerah sehingga dampak pada
kerugian Negara dan daerah atas PAD bisa di cegah.
29. Tankertanker Design
Tankertanker Design
Tankertanker Design
Spektrum Frekuensi Radio
Gelombang radio:
① Bagian dari gelombang elektromagnetik
② Frekuensi lebih rendah dari 3000 GHz
③ Merambat dalam ruang angkasa tanpa sarana penghantar buatan
(Radio Regulation ITU)
SPEKTRUM FREKUENSI RADIO SPEKTRUM FREKUENSI CAHAYA
SONAR
Infra
Red
Ultra
Violet
X ray Alpha Betha
Gam
ma
SPEKTRUM FREKUENSI
RADIO
SONAR
Ca
haya
tam
pak
cos
mic
Spektrum gelombang elektromagnetik
SUDAH DIALOKASIKAN UNTUK 37 JENIS JASA (TERESTRIAL DAN
SATELIT)
VLF LF MF HF VHF UHF SHF EHF
275 GHz
9 KHz
TIDAK
DIALOKASI-
KAN
400 GHz
0
30 kHz 300 kHz 3MHz 30 MHz 300MHz 3 GHz 30 GHz 300 GHz
30. Tankertanker Design
Tankertanker Design
Tankertanker Design
Pembagian Pita Spektrum Frekuensi
Frequency Band Prinsip mode propagasi
3kHz – 30kHz Very Low Frequency (VLF) Waveguide/Groundwave
30kHz – 300kHz Low Frequency (LF) Waveguide/Groundwave
300kHz – 3MHz Medium Frequency (MF) Waveguide/Sky-wave/
Groundwave
3MHz – 30MHz High Frequency (HF) Sky-wave/Groundwave
30MHz – 300MHz Very High Frequency (VHF) Sky-wave
300MHz – 3GHz Ultra High Frequency (UHF) Line of sight
3GHz – 30GHz Super High Frequency (SHF) Line of sight
30GHz – 300GHz Extremely High Frequency (EHF) Line of sight
31. Tankertanker Design
Tankertanker Design
Tankertanker Design
Perijinan
① Setiap penggunaan spektrum frekuensi radio untuk
penyelenggaraan telekomunikasi wajib mendapatkan ijin dari
Menteri.
Ref: PP No.53/2000 pasal 17 ayat 1
Ijin Pita Spektrum
Frekuensi Radio
(IPSFR)
Jenis ijin
frekuensi
Ijin Stasiun
Radio (ISR)
Ijin Kelas
32. Tankertanker Design
Tankertanker Design
Tankertanker Design
Perijinan Telekomunikasi
Referensi: Kepmenhub No.32 tahun 1999, PP.52/2000, Permen 1/2010, Kepmenhub 21/2001 dan
perubahannya, Permen No. 18 tahun 2005
33. Tankertanker Design
Tankertanker Design
Tankertanker Design
Ijin Frekuensi Telekomunikasi
① Perizinan telekomunikasi yang menggunakan akses frekuensi
dikelompokkan berdasarkan jenis teknologi (jaringan bergerak
selular, FWA, BWA, jaringan bergerak terrestrial trunking, jaringan
bergerak satelit (GMPCS), radio paging, dsb).
② Dalam izin penyelenggaraan telekomunikasi disebutkan alokasi
frekuensi dan teknologi yang digunakan.
③ Komitmen pembangunan dalam izin penyelenggaraan
telekomunikasi diwajibkan untuk setiap teknologi yang digunakan.
Misal kewajiban pembangunan BTS untuk teknologi 2G, 3G, dsb.
④ Ketika perubahan teknologi yang cepat terjadi, perlu dilakukan
perubahan perizinan telekomunikasi.
⑤ Diperlukan perubahan perizinan telekomunikasi yang lebih fleksibel.
34. Tankertanker Design
Tankertanker Design
Tankertanker Design
Jenis Ijin Frekuensi
① Ijin Pita Spektrum Frekuensi Radio (IPSFR) diberikan untuk
mengoperasikan setiap perangkat komunikasi radio dalam suatu bagian
dari pita frekuensi tertentu pada setiap lokasi di dalam suatu wilayah
tertentu dan sesuai batasan teknis yang ada dalam izin pita frekuensi
radio(Ref: PP.76/2010, PP 53/2000 pasal 17 ayat 2, PM.17/2005 pasal 1
butir 6 dan 9, pasal 4 ayat 1 )
② Ijin Stasiun Radio (ISR) diberikan untuk mengoperasikan perangkat
pemancar atau penerima yang dioperasikan pada kanal frekuensi radio
tertentu dengan beberapa parameter teknis yaitu lebar pita, daya pancar
dan kelas emisi. (Ref: PP 53/2000 pasal 17 ayat 2, PM.17/2005 pasal 1
butir 7 dan 10, pasal 5 ayat 1)
③ Ijin Kelas diberikan untuk mengoperasikan perangkat komunikasi radio
pada frekuensi tertentu yang digunakan secara bersama dengan tidak
boleh menimbulkan gangguan yang merugikan dan tidak mendapatkan
proteksi. (Ref: PP 53/2000 pasal 17 ayat 2, PM.17/2005 pasal 11, pasal 6
ayat 2)
35. Tankertanker Design
Tankertanker Design
Tankertanker Design
Perijinan Frekuensi
NO KATEGORI JENIS IZIN
JANGKA
WAKTU
PERPANJANGAN
1 Ijin Frekuensi Radio Ijin sementara 1 tahun -
Ijin Pita Frekuensi 10 tahun dapat diperpanjang 1
kali selama 10 tahun
Ijin Kanal Frekuensi (Ijin
Stasiun Radio/ISR)
5 tahun dapat diperpanjang 1
kali selama 5 tahun
2 Ijin Penyelenggaraan
Telekomunikasi
Izin Penyelenggaraan
Telekomunikasi
tanpa
batas
waktu
evalusi setiap 5 tahun
3 Ijin Penyelenggaraan
Penyiaran
IPP Radio Siaran 5 tahun dapat diperpanjang
(jangka waktunya tidak
ditentukan secara
spesifik) dan dapat
dicabut apabila
melanggar ketentuan
IPP Televisi Siaran 10 tahun
Referensi: UU 36/1999 tentang Telekomunikasi, UU 32/2002 tentang Penyiaran dan PP 53/2000
tentang Penggunaan Frekuensi
36. Tankertanker Design
Tankertanker Design
Tankertanker Design
Perijinan
① Ijin penggunaan spektrum frekuensi radio ditetapkan melalui mekanisme:
- Evaluasi ketersediaan spektrum frekuensi radio;
- atau seleksi.
② Mekanisme seleksi sebagaimana dilakukan untuk pita frekuensi radio
tertentu, apabila peminat melebihi ketersediaan spektrum frekuensi radio.
37. Tankertanker Design
Tankertanker Design
Tankertanker Design
Penghentian Ijin Frekuensi
① Ijin Pita Frekuensi Radio atau ISR dapat dicabut apabila :
a. atas permintaan sendiri;
b. melanggar ketentuan penggunaan spektrum frekuensi radio;
c. mengalihkan Izin Pita Frekuensi Radio, tanpa persetujuan Menteri;
d. mengalihkan ISR, tanpa persetujuan Direktur Jenderal;
e. melanggar ketentuan dalam izin penyelenggaraan telekomunikasi;
f. tidak melakukan pembayaran BHP Frekuensi Radio tahunan sesuai
waktu yang telah ditentukan; atau
g. tidak melaksanakan kegiatan operasional pemancaran selama 1 (satu)
tahun sejak ISR diterbitkan.
Ref: PM.17/2005 tentang Tata Cara Perijinan Frekuensi
38. Tankertanker Design
Tankertanker Design
Tankertanker Design
BHP Frekuensi Radio
3
4
BHP
FREKUENSI
BHP ditentukan berdasarkan jenis
frekuensi radio, lebar pita dan/atau
kanal frekuensi radio, luas cakupan,
lokasi,dan minat pasar.
Hanya Ijin Kelas yang tidak
dikenakan BHP Frekuensi
(seluruhnya dikenakan BHP
Frekuensi tidak terkecuali
penggunaan frekuensi untuk
pertahanan dan keamanan)
2
1
Pengguna spektrum frekuensi radio wajib
membayar biaya hak penggunaan
spektrum frekuensi radio (BHP Frekuensi
Radio).
Keterlambatan pembayaran
dikenakan sanksi
39. Tankertanker Design
Tankertanker Design
Tankertanker Design
Pembangunan Nirkabel broadband
Revisi Peraturan terkait
Spektrum (Freq sharing,
MVNO, flexible use)
Penguatan Kelembagaan
(Kominfo, DeTIKnas, BP3TI)
Pendanaan untuk
“Penggusuran” pendudukan
frekuensi
Revisi Peraturan Terkait TIK –
konvergensi, backbone dan
konten
Kondisi Wireless Broadband
di Indonesia
Permintaan
Spektrum
Ketersediaan
Spektrum
Regulasi
Penggunaan
Spektrum
kurang
mendukung*
Pasar jenuh
dan
kesulitan
refarming
Kriminali-
sasi
Kebijakan
Spektrum
Jangka pendek Jangka panjang
Target PNBP
terus naik
1 2 4 5
KRISIS
SPEKTRUM
3
4 PILAR SOLUSI