Sistem dapat dibedakan menjadi sistem linier dan non linier. Sistem linier memenuhi hukum superposisi sehingga hubungan masukan dan keluarnya bersifat linier dan ditunjukkan oleh grafik garis lurus. Sementara itu, sistem non linier tidak memenuhi hukum superposisi sehingga hubungan masukan dan keluarnya tidak tetap dan ditunjukkan oleh grafik berbentuk kurva.
1. Perbedaan Sistem Linier dan Non Linier
Nama : El Gazza Yant Pratama
NPM : 1610501101
Semester : 5
2. Pengertian Sistem
Sistem dapat didefinisikan sebagai algoritma yang beroperasi pada sinyal
(waktu) yang dinamakan masukan (input) atau eksitasi, menurut beberapa
aturan yang terdefinisi dengan baik/jelas (biasanya berbentuk persamaan
matematis), untuk menghasilkan sinyal (waktu) yang dinamakan keluaran
(output) atau respons sistem. Kita biasa katakan sinyal x(t) ditransformasikan
oleh sistem menjadi y(t).
3. Pengertian Sistem
Hubungan x(t) dan y(t) ditulis dengan :
Dengan simbol Γ menunjukkan transformasi , atau pemrosesan dilakukan
oleh sistem pada x(t) untuk menghasilkan y(t).
Sistem yang ada di alam semesta ini terbagi menjadi 2 macam sistem, yaitu :
Suatu bentuk dari sistem linier dan sistem non linier. Sekitar lebih dari 80%
kejadian dan fenomena yang terjadi di alam semesta ini merupakan sistem non
linier.
4. Pengertian Sinyal
Menurut Huibert Kwakernaak, sinyal adalah suatu fenomena yang muncul
dari suatu lingkungan tertentu dan dapat dinyatakan secara kuantitatif.
Dikatakan sebagai suatu fenomena dapat diartikan bahwa sinyal itu membawa
informasi. Dikatakan secara kuantitatif karena dari sinyal kita bisa mendapatkan
persamaan matematikanya walaupun hanya berupa pendekatan.
Sedangkan menurut Willsky, sinyal adalah fungsi dari variabel bebas. Salah
satu variabel bebas untuk sinyal adalah waktu. Oleh karena itu, sering dikatakan
bahwa sinyal adalah fungsi waktu.
5. Pengertian Sinyal
Sinyal dapat diklasifikasikan menjadi 2 berdasarkan sumbu waktunya, yaitu:
1. Sinyal Diskrit
2. Sinyal Kontinyu
6. Sinyal Diskrit
Sinyal diskrit adalah sinyal yang hanya ada pada waktu tertentu. Misalnya
kita mengukur suhu dalam sebuah ruangan setiap 1 menit, dengan demikian
kita tidak bisa mengetahui suhu pada menit ke 1,5. Setiap komponen sinyal
diskrit diberi nomor sesuai dengan urutan pembacaan atau pengambilan
datanya. Jarak antar pembacaan ini disebut waktu sampling.
Sebutan diskrit dipergunakan untuk menunjukkan kondisi sumbu waktunya.
Artinya nomor komponen sinyal harus berupa bilangan bulat sedangkan nilai
dari sinyalnya bisa berupa bilangan riil.
7. Sinyal Diskrit
Contoh kasus sinyal diskrit dalam kehidupan sehari-hari :
1. Laporan jumlah produksi mesin per jam
2. Keluaran dari sebuah ADC
3. Catatan IHSG Bursa Efek Jakarta per minggu
4. Gambar digital dalam komputer
8. Sinyal Kontinyu
Sinyal kontinu menggunakan bilangan riil sebagaimana sinyal diskrit
menggunakan bilangan bulat. Karena menggunakan bilangan riil, maka kita bisa
mendapatkan nilai sinyal kapanpun.
Sinyal kontiim dinyatakan dalam bentuk garis yang utuh, bukan garis
vertikal seperti sinyal diskrit.
9. Sinyal Kontinyu
Contoh kasus sinyal kontinyu dalam kehidupan sehari-hari :
1. Rekaman suara manusia di pita magnetik
2. Pengukuran suhu ruangan yang tidak dilakukan secara sampling
10. Sistem Linier dan Non Linier
Sistem linier adalah sistem yang memenuhi hukum superposisi. Prinsip
superposisi adalah respons sistem (keluaran) terhadap jumlah bobot sinyal akan
sama dengan jumlah bobot yang sesuai dari respon (keluaran) sistem terhadap
masing-masing sinyal masukan individual. Sistem adalah linier jika dan hanya
jika :
Untuk setiap deret masukan x1(t) dan x2(t) yang berubah-ubah dan setiap
konstanta a1 dan a2 yang berubah-ubah. Sistem yang tidak memenuhi prinsip
superposisi seperti diberikan pada definisi diatas, dinamakan sistem non linier.
11. Pengertian Sistem Linier
Sistem linier adalah sistem dengan sifat khusus berupa linieritas. Artinya
hubungan masukan dan keluarannya bersifat linier. Jika digambar pada grafik
hubungan itu berupa garis lurus. Namun gambaran grafis berupa garis lurus
hanya berlaku pada saat sistem berada pada kondisi mantap (steady) dan bukan
pada kondisi transisi (transien).
Sistem linier juga merupakan suatu sistem yang sifatnya memiliki suatu
"ketetapan" atau bisa dibilang sebagai sistem yang fixed.
13. Pengertian Sistem Non Linier
Sistem non linier merupakan suatu sistem yang sifatnya tidak tetap, mudah
berubah, sulit dikontrol, dan sulit diprediksi. Sistem semacam ini memiliki
tingkat ke sensitifitas-an yang sangat tinggi. Sistem non linier ini dapat
digambarkan seperti kedua bagan berikut :
14. Pengertian Sistem Non Linier
Dalam kedua bagan tersebut dapat diamati 2 hal, yaitu yang pertama, bahwa
input-input yang berlainan dalam suatu proses dapat menghasilkan output yang
sama, dan yang kedua, bahwa satu input yang ada dalam suatu proses dapat
memberikan output yang sama. Di sinilah letak ke sensitif-an sistem.
Sistem non linier seperti ini dapat dimodelkan dengan non linier
programming, seperti jaringan saraf tiruan atau kecerdasan buatan.
15. Perbedaan Sistem Linier dan Non Linier
• Hubungan Input-Output
Secara umum, x dianggap menjadi masukan dari sebuah persamaan dan y
dianggap output. Dalam kasus sistem linier, setiap peningkatan dalam x akan
menyebabkan peningkatan y atau penurunan y sesuai dengan nilai lereng.
Sebaliknya, dalam sistem non linier, x mungkin tidak selalu menyebabkan
peningkatan pada y. Sebagai contoh, jika y = (5 – x)², nilai y mengalami
penurunan saat nilai x mendekati 5, tetapi meningkat sebaliknya.
16. Perbedaan Sistem Linier dan Non Linier
• Grafik
Sebuah grafik menampilkan set solusi untuk persamaan yang diberikan.
Dalam kasus sistem linier, grafik akan selalu garis. Sebaliknya, sistem non linier
mungkin terlihat seperti sebuah parabola jika derajat 2, x bentuk melengkung
jika derajat 3, atau variasi daripadanya melengkung. Sementara sistem linier
selalu lurus, sistem non linier sering menampilkan kurva.