konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
Program Indonesia Sehat Pendekatan Keluarga (PIS-PK)
1. Program
Indonesia
Sehat.
(PIS - PK)
Oleh Kelompok 5:
Fahrul rozi 2014471041
Fajri Bahtiar 2014471042
Febyla Putri Andini 2014471043
Fifin Indriyani 2014471044
Firly marhanda 2014471045
Fuji Antika 2014471046
Galuh Ramadhan 2014471047
Gema adelia Fitri 2014471048
Hamas Ugi Prayogi 2014471049
Hani Gusnia 2014471050
2. Apa itu
PIS?
Program Indonesia Sehat merupakan
salah satu program dari Agenda ke-5
Nawa Cita, yaitu Meningkatkan Kualitas
Hidup Manusia indonesia.
Program ini didukung oleh program sektor
lainnya yaitu Program Indonesia Pintar,
Program Indonesia Kerja dan Program
indonesia Sejahtera
Sasaran dari program Indonesia Sehat
adalah meningkatnya derajat kesehatan
dan status gizi masyarakat melalui upaya
kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat
3. Program Indonesia Sehat dilaksanakan
dengan menegakkan tiga pilar utama
yaitu :
1. Penerapan paradigma sehat,
2. Penguatan pelayanan kesehatan,
3 Pelaksanaann jaminan kesehatan
nasional ( JKN ).
4. Pendekatan kluarga adalah salah satu cara
puskesmas untuk meningkatkan jangkauan sasaran
dan mendekatkan/meningkatkan akses pelayanan
kesehatan diwilayah kerjanya dengan mendatangi
kluarga. Keluarga sebagai fokus dalam pendekatan
pelaksanaan program Indonesia Sehat.
A. Konsep keluarga
5. Menurut Friedman (1998), terdapat lima fungsi kluarga, yaitu :
1. Fungsi afektif (The Affe’tive Fun’tion) adalah fungsi kluarga yang utama
untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota kluarga
berhubungan dengan orang lain.
2. Fungsi sosialisasi yaitu proses perkembangan dan perubahan yang dilalui
individu yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam
lingkungan sosialnya.
3 Fungsii reproduktif (The Reprodu’tion Fun’tion) adalah fungsi untuk
mempertahan kan generasi dan menjaga kelansungan keluarga.
4. Fungsi ekonomi ( The E’onomi’ Fun’tion) yaitu keluarga berfungsi untuk
memenuhi kebutuhan kluarga secara ekonomi dan tempat untuk
mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi
kebutuhan kluarga.
5. Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan ( The Health Care Fun’tion)
adalah untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota kluarga agar tetap
memiliki produktifitas yang tinggi
6. B. Pelaksanaan
pendekatan
kluarga sehat
Yang dimaksud kluarga adalah satu kesatuan
kluarga inti (ayah, ibu, dan anak)
sebagaimana dinyatakan dalam Kartu
Keluarga.
Jika dalam satu rumah tangga terdapat
kakek dan atau nenek atau individu lain, maka
rumah tangga tersebut dianggap terdiri lebih
dari satu kluarga.
7. Dalam rangka pelaksanaan program Indonesia Sehat telah
disepakati adaanya 12 indikator utama untk penandaan status
kesehatan sebuah keluarga.
Kedua belas indikator utama tersebut adalah sebagai berikut:
1. Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana ( KB )
2. Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan.
3. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap.
4. Bayi mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif.
5. Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan.
6. Penderita tuberkolosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar.
7. Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur.
8. Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak di
terlantarkan.
9 .Anggota keluarga tidak ada yang merokok.
10 .Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
11. Keluarga mempunyai akses saran air bersih.
12. Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jambatan sehat.
8. C. Peran pemangku kepentingan
a. Peran Puskesmas
Pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Kluarga di
tingkat Puskesmas dilakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
1. Melakukan pendataan kesehatan kluarga menggunakan prokesga oleh
pembina.
2. Membuat dan mengelola pangkalan dan puskesmas oleh tenaga
pengelola data puskesmas.
3. Menganalisis, merumuskan intervensi masalah kesehatan, dan
menyusun rencana Puskesmas oleh Pimpinan puskesmas.
4. Melaksanakan pelayanan profesional (dalam gedung dan luar gedung
) oleh tenaga teknis/profesional Puskesmas.
5 Melaksanakann sistem informasi dan Pelaporan Puskesmas oleh
tenaga pengelola data Puskesmas.
9. B Perann Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Peran Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sebagai pemilik Unit Pelaksanaan
Teknik/Puskesmas adalah mengupayakn dengan sungguh-sungguh agar Peraturan
Mentri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 terpenuhi untuk semua Puskesmas
diwilayah kerjaannya. Dalam rangka pelaksanaan penekatan kluarga oleh
puskesmas, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota memiliki 3 peran utaa, yakni :
pengembangan sumber daya, koordinasi dan bimbingan, serta pemantauan dan
pengendalian.
10. c.. Peren Dinas Kesehatan Provinsi
Peran Dinas Kesehatan Provinsi dalam menyelenggarakan Puskesmas secara umum adalah memfasilitasi
dan mengoordinasikan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota di wilayah kerjaannya untuk berupaya dengan
sungguh-sungguh agar Peraturan Mentri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 terpenuhi di semua puskesmas.
Dalam rangka pelaksanaan pendekatan kluarga, Dinas Kesehatan Provinsi juga memiliki tiga peran utama,
yakni :
Pengembangan sumber daya, koordinasi dan bimbingan, serta memantau dan pengendalian.
d . Peran Kementrian Kesehatan
Kementrian Kesehatan sebagai Pemerintah Pusat dalam menyelenggarakan urusan pemerintah konkuren
sebagaimana UU No. 23 Tentang Pemerintah Daerah berwenang untuk :
Menetapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria dalam rangka penyelenggaraan urusan pemerintah
Melaksanakan pembinaan dan pengawasanterhadap penyelenggaraan urusan pemerintah yang menjadi
kewenangan daerah, selain juga mengembangkan sumber daya, koordinasi, dan bimbingan, serta pemantauan dan
evaluasi.
11. e. Peran dan Tanggung Jawab Lintas Sektor
Keberhasilan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Kluarga
diukur dengan Indeks Kluarga Sehat, yang merupakan komposit dari
12 indikator. Semakin banyak indikator yang dapat dipenuhi oleh suatu
kluarga, maka status kluarga tersebut akan mengarah kepada
Keluarga Sehat. Sementara itu, semakin banyak kluarga yang
mencapai status Kluarga Sehat, maka akan semakin dekat
tercapainnya Indonesia Sehat.
12. PROGRAM INDONESIA SEHAT, PENDEKATAN KELUARGA
(PIS-PK) DALAM PEMBANGUNAN KESEHATAN
INDONESIA adalah sebagai berikut:
A. Konsep Pelayanan Kesehatan Dasar Di Negara Maju.
Beberapa negara di dunia menerapkan konsep pelayanan
kesehatan dasar atau dikenal dengan istilah primacy
health care. Dinegara maju, seorang dokter kluarga harus
memiliki kompetensi khusus yang lebih baik dibandingkan
seorang dokter umum biasa.
Pendekatan dokter kluarga sebagai primary health care
merupakan suatu solusi dalam mewujudkan kualitas
kesehatan individu dan masyarakat yang lebih baik.
13. B. Program Kesehatan Dengan Pendekatan Kluarga
Kluarga adalah salah satu lembaga yang merupakan unit terkecil
dari masyarakat.
Sesuai amanat UU No.23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah,
pembangunan kluarga adalah upaya mewujudkan keluarga
berkualitas yang hidup dalam lingkungan yang sehat. Menurut
Friedman (1998), terdapat lima fungsi kluarga yang salah satunya
adalah fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan (The
Health Care Function). fungsi ini adalah untuk mempertahankan
keadaan kesehatan anggota kluarga agar tetap memiliki
produktivitas yang tinggi.
14. C. Puskesmas Sebagai Penentu Keberhasilan Program
Pendekatan Kluarga.
Dengan diterbitkannya Peraturan Mentri Kesehatan
(Permenkes) RI No. 39 Tahun 2016 tentang “ Pedoman
Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Kluarga”, pemerintah telah menetapkan bahwa
pelaksanaan dari program ini adalah pusat kesehatan
masyarakat (puskesmas).
Pendekatan kluarga dalah pendekatan pelayanan puskesmas
yang menggabungkan upaya kesehatan perorangan (UKP) dan
upaya kesehatan masyarakat (UKM) tingkat pertama secara
berkesinambungan dengan didasarkan kepada data dan
informasi dan profil kesehatan keluarga.
15. D. Hal Yang Mempengaruhi Keberhasilan Program Pendekatan
Keluarga
Salah satu bentuk dkungan dari Dinkes adalah melalui alokasi
anggaran berupa dana operasional puskesmas. Walaupun puskesmas
sudah memiliki dana kapasitas dari BPJS Kesehatan yang dapat
digunakan untuk pelaksanaan program ini, dukungan alokasi anggaran
dari Dinkes tentu juga diharapkan tetap didapatkan, terlebih
kegiatan kunjungan rumah yang memerlukan pengorbanan ekstra
dari petugas puskesmas.